Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIGITAL

DI LINGKUNGAN AKADEMIK

Disusun oleh :
1. MUHAMMAD HAFIZ :2022203010013
2. MUHAMMAD NAUFAL :2022203010041
3. AL HAFIZA :2022203010003
4. FATURRAHMAN :2022203010007

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PRODI TEKNOLOGI REKAYASA INSTRUMENTASI DAN
KONTROL POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kepada Allah S.W.T karena berkah dan
rahmat-Nya, makalah judul “PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIGITAL DI
LINGKUNGAN AKADEMIK” dapat di selesaikan tepat waktu. Terima kasih juga
penulis mengucapkan kepada Ibu Sri Dinanta ,M.Pd karena telah memberikan tugas
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang mendukung
dalam penyelesaian makalah ini.

Lhokseumawe, 27 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2

2.2.1 Manfaat Teoritis......................................................................................2

2.2.2 Manfaat Praktis........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Pengertian Teknologi Digital..........................................................................3

2.2 Teknologi Digital Yang Dapat Dimanfaatkan Dalam Akademik...................5

2.2.1 Interactive Whiteboard (IWB).................................................................6

2.2.2 Aplikasi Perangkat Lunak.......................................................................6

2.2.3 Web 2.0....................................................................................................7

2.2.4 Media Sosial............................................................................................7

2.3 Manfaat Teknologi Digital Dalam Akademik................................................7

BAB III PENUTUP.....................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................10

3.2 Saran.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan kebutuhan masyarakat di bidang Pendidikan dan perkembangan
teknologi menuntut perguruan tinggi untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi
informasi dan media digital.Namun sering terjadi kegagapan dalam hal ini sehingga
pemanfaatan teknologi informasi dipandang hanya sebagai tren. Misalnya, kadang
perguruan tinggi terjebak membangun website seadanya atau menyediakan Wi-Fi
gratis untuk mahasiswa tanpa menyediakan konten khusus yang relevan dengan
pembelajaran.Pengadaan sarana dan prasarana teknologi informasi bukan sekadar
prestise atau standar minimal yang memang harus ada tanpa mempertimbangkan
tujuannya.

Idealnya, perguruan tinggi benar-benar memahami problematika pendidikan


saat ini dan menghadirkan teknologi sebagai solusi sehingga dapat melakukan
transformasi digital.Transformasi digital dalam lingkup pendidikan tinggi bukan
hanya berarti membangun infrastruktur digital. Namun lebih dari itu, transformasi
digital adalah pembangunan sarana dan pengubahan mindset yang ditujukan untuk
memenuhi berkembangnya kebutuhan mahasiswa serta sivitas akademik lainnya
dalam membangun lingkungan pembelajaran yang saling terhubung.Ini dilakukan
dengan menggabungkan teknologi, layanan, dan sistem keamanan, yang dapat
menciptakan pengalaman belajar kolaboratif, interaktif, dan dipersonalisasi.
Transformasi digital adalah proses berkelanjutan yang mengedepankan inovasi dalam
mengembangkan lingkungan akademik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :

1. Apa fungsi pemanfaatan teknologi digital di lingkungan akademik?


2. Bagaimana perkembangan teknologi digital di lingkungan akademik?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang teknologi digital yang ada di lingkungan akademik.
2. Untuk menjelaskan perkembangan teknologi digital di lingkungan akademik

1.4 Manfaat Penulisan


2.2.1 Manfaat Teoritis
1. Memberikan wawasan tentang pemahaman teknologi digital sebagai sarana
pembelajaran di lingkungan kampus.

2.2.2 Manfaat Praktis


1. Membantu lembaga akademik untuk pemanfaatan teknologi digital di
lingkungan kampus.
2. Manfaat bagi penulis untuk dapat mengembangkan pemanfaatan teknologi
digital di dalam masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Digital


Teknologi digital adalah suatu alat yang tidak lagi menggunakan tenaga
manusia secara manual, tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan
sistem komputerisasi atau format yang dapat terbaca oleh komputer.Teknologi digital
pada dasarnya hanyalah sistem penghitung sangat cepat yang memproses semua
bentuk-bentuk informasi sebagai nilai-nilai numerik (kode digital).Sedangkan,
teknologi komunikasi digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer,
sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan
biner akan membentuk kode digital (1 dan 0 berdasarkan adanya arus listrik atau
tidak yang transistor atur).Kode digital tersebut nantinya akan terolah di komputer.

Teknologi digital dapat dianggap sebagai konsep multi-faceted yang muncul


dari beberapa latar belakang. Teknologi digital dianggap sebagai Teknologi inti
dalam makalah kebijakan tetapi belum merupakan konsep yang stabil. Pendapat
berbeda ini berarti masih belum ada panduan penilaian yang jelas untuk Teknologi
digital. Sementara beberapa merasakan Teknologi digital sebagai penggunaan teknis
ICT, yang lain mendefinisikannya secara lebih luas sebagai aplikasi pengetahuan atau
keterampilan abad ke-21 Literasi digital merupakan sebuah konsep yang terkait erat
dengan Teknologi digital. Konsep ini dipahami sebagai kombinasi keterampilan
teknisprosedural, kognitif dan emosional-sosial.Literasi digital adalah kemampuan
untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari berbagai
sumber ketika disajikan melalui komputer.

Literasi digital mewakili kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara


efektif dalam lingkungan digital, di mana "digital" berarti informasi yang
direpresentasikan dalam bentuk angka dan terutama untuk digunakan oleh komputer.
Perhatian utama literasi digital adalah membaca dan menulis dengan teknologi baru -
teknologi yang melibatkan semiotik representasi tertulis - mengakui bahwa teks di

3
layar selalu menggabungkan penulisan dengan mode representasi lainnya”.Literasi
Digital adalah "kesadaran, sikap, dan kemampuan individu untuk secara tepat
menggunakan alat dan fasilitas digital untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola,
mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan menyintesis sumber daya digital,
membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan
orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan
sosial yang konstruktif dan merenungkan proses ini”. Kemudian, tiga "level" atau
tahapan untuk pengembangan literasi, yaitu: Level I Teknologi digital yang
memcakup keterampilan, konsep, pendekatan, sikap, dan lainnya; Level II
penggunaan digital yang mencakup aplikasi profesional/disiplin; dan Level III
tansformasi digital yaitu inovasi/kreativitas.

Definisi ini menyarankan mendiskusikan literasi digital hanya pada level II


atau III, Teknologi digital adalah persyaratan dan pendahulu literasi digital tetapi
tidak dapat digambarkan sebagai literasi digital.Teknologi digital melibatkan "mampu
mengeksplorasi dan menghadapi situasi teknologi baru dengan cara yang fleksibel,
untuk menganalisis, memilih dan secara kritis mengevaluasi data dan informasi,
untuk memanfaatkan potensi teknologi untuk mewakili dan memecahkan masalah
dan membangun pengetahuan bersama dan kolaboratif, sambil menumbuhkan
kesadaran akan tanggung jawab pribadi seseorang dan menghormati hak/kewajiban
timbal balik ”. Juga, definisi yang diusulkan meraka menekankan pada ko-eksistensi
dimensi yang dicirikan baik pada tingkat teknologi, kognitif, dan etika, serta integrasi
ketiganya. Sebuah penelitian terbaru yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memilih
dan menganalisis kerangka kerja saat ini, mengidentifikasi Teknologi berikut:
Manajemen informasi, kolaborasi, komunikasi dan berbagi, penciptaan konten dan
pengetahuan, etika dan tanggung jawab, evaluasi dan pemecahan masalah, dan
operasi teknis.Teknologi digital adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap
(termasuk kemampuan, strategi, nilai dan kesadaran) yang diperlukan saat
menggunakan TIK dan media digital untuk melakukan tugas; menyelesaikan
masalah; menyampaikan; mengelola informasi; berkolaborasi; buat dan bagikan

4
konten; dan membangun pengetahuan secara efektif, efisien, tepat, kritis, kreatif,
mandiri, fleksibel, etis, reflektif untuk bekerja, bersantai, partisipasi, belajar,
bersosialisasi, mengkonsumsi, dan memberdayakan diri.

2.2 Teknologi Digital Yang Dapat Dimanfaatkan Dalam Akademik


Dalam perkembangan teknologi global, e-learning merupakan bentuk
teknologi informasi yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. e-Learning
merupakan suatu transformasi proses belajar mengajar yang ada di akademik ke
dalam bentuk digital. Dengan menggunakan teknologi e-Learning proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara live ataupun virtual. Ada pula yang menafsirkan
e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
internet. Berbagai inovasi dalam pembelajaran berbasis media digital menunjang
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologoi digital dalam
pembelajaran memungkinkan peserta didik mengalami pengalaman pembelajaran
nyata dan dapat berinteraksi dengan individu lain tanpa perlu bertatap muka. Para
reformis pendidikan menunjukkan bahwa munculnya teknologi digital sebagai
teknologi baru akan secara radikal mengubah apa yang orang pelajari, bagaimana
mereka belajar, dan di mana mereka belajar.

Sifat pembelajaran digital dipengaruhi oleh peran sosial, budaya, dan faktor
ekonomi dalam membentuk dan menghambat transformasi pendidikan di era digital.
Pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran merupakan langkah berani
menunju dunia baru. Langkah berani ini membutuhkan inovasi, kreativitas, dan
keuletan, dan keberanian untuk menerima bahwa sifat pengetahuan telah berevolusi
dalam lanskap digital.Hasil studi internasional menunjukkan bahwa strategi
pengajaran untuk kompetensi abad ke-21 sering tidak dilaksanakan dengan baik
dalam praktik pendidikan yang sebenarnya. Alasan untuk ini termasuk kurangnya
integrasi kompetensi abad 21 dalam kurikulum dan penilaian, persiapan pengajar
yang tidak memadai dan tidak adanya perhatian sistematis untuk strategi mengadopsi
praktik pengajaran dan pembelajaran inovatif. Untuk itu, para pengajar harus “literasi
digital” dan berupaya untuk meningkatkan kompetensi digitalnya, serta

5
mengimplementasikannya dalam praktik pembelajaran. Berikut adalah sejumlah
teknologi digital yang dapat dimanfaatkan pengajar dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran yang dicirikan oleh adanya pembelajaran aktif, konstruksi
pengetahuan, inquiri, dan eksplorasi pada pada diri peserta didik baik saat berada di
dalam kelas secara fisik maupun sedang berada jauh dari jangkauan pengajar.

2.2.1 Interactive Whiteboard (IWB)


Teknologi ini memungkinkan gambar dari komputer untuk
ditampilkan melalui proyektor digital, ke papan besar atau bisa juga ke
dinding. Pengguna dapat berinteraksi dengan konten di papan
menggunakan jari atau stylus. Selama dekade terakhir, papan tulis
interaktif telah menjadi alat pengajaran dan pembelajaran yang populer,
terutama di ruang kelas. Studi penelitian dari laporan literatur terbaru
tentang tingkat motivasi siswa yang tinggi, antusiasme pengajar dan
dukungan akademik yang terkait dengan alat-alat teknologi ini. Banyak
penelitian hingga saat ini telah melaporkan potensi papan tulis interaktif
untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan
meningkatkan tingkat interaksi, komunikasi dan kolaborasi.

2.2.1 Aplikasi Perangkat Lunak


Beragam aplikasi yang sudah tersedia maupun mengembangkan
sendiri untuk keperluan pembelajaran. Aplikasi tersebut dirancang untuk
beroperasi di perangkat seluler seperti ponsel cerdas dan komputer tablet.
Pemanfaatan aplikasi perangkat lunak dapat memfasilitasi lingkungan
belajar pribadi yang berguna atau memang penting untuk pembelajaran di
masa depan. Pemanfaatan aplikasi perangkat lunak akan mendorong
perubahan wajah pendidikan dan berbagai cara di mana yang disebut
peserta didik saat ini yang sering juga disebut generasi net atau milenial
menggunakan teknologi untuk belajar. Aplikasi perangkat lunak jika
digunakan dalam pembelajaran dapat mendukung pembelajaran tersebut
yang memungkinkan peran individu dalam mengatur pembelajarannya

6
sendiri. Selain itu, pembelajaran akan berlangsung dalam konteks dan
situasi yang berbeda dan tidak mampu disediakan oleh penyedia
pembelajaran tunggal. Terkait dengan ini adalah pengakuan yang semakin
meningkat akan pentingnya pembelajaran informal.

2.2.2 Web 2.0


Teknologi yang mengacu pada generasi kedua dari World Wide
Web. Web 2.0 mencakup fitur dan fungsionalitas yang sebelumnya tidak
tersedia, misalnya. podcast, blog, wiki, RSS ((Rich Site Summary). RSS
digunakan untuk memperbarui konten web yang berubah secara berkala),
jejaring sosial dan penandaan.

2.2.3 Media Sosial


Di era digital saat ini, jejaring sosial mengambil peran sentral
dalam pembelajaran di lingkungan informal. Media sosial menawarkan
peserta didik untuk mengeksplorasi tanggapan kompleks dan partisipasi
dengan konten budaya. Tentu saja dalam penerapannya perlu
dipertimbangkan transformasi dalam literasi digital dan proses di mana
peserta didik dapat terhubung dengan pengetahuan di lingkungan
pembelajaran informal untuk menjadi peserta budaya yang aktif.

2.3 Manfaat Teknologi Digital Dalam Akademik


Manfaat potensial dari teknologi digital dalam proses pembelajaran
diantaranya adalah penggunaannya yang dapat mendorong praktik dialogis dan
emansipatori peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bahkan mendorong mereka
menjadi proaktif dalam belajar. E-learning sekarang merupakan komponen penting
dari pendidikan. Dengan menggunakan contoh dari seluruh dunia e-learning
memperkaya pengalaman belajar; pembelajaran diperpanjang; memberdayakan
pembelajaran; teori belajar yang berkembang; pembelajaran emansipatif; dan
penciptaan komunitas. Penggunaan teknologi digital memungkinkan peserta didik

7
lebih dahulu mendapat informasi baru terkait dengan konten bahan ajar ketimbang
pengajar.

Praktik dialogis adalah proses pembelajaran dimana siswa aktif, terlibat


belajar secara intens, dan memberdayakan peserta didik dalam percakapan dari mana
pembelajaran muncul. Misalnya, pelajar yang bekerja pada program pemodelan
matematika dapat mulai melakukan percakapan tentang apa yang mereka lihat di
layar komputer atau ponsel cerdas mereka tanpa harus bergantung pada terminologi
yang mungkin belum mereka miliki. Pengajar kemudian dapat menambahkan bahasa
yang sesuai ke dalam percakapan ketika proyek berkembang. Praktik emansipatori
pada prinsipnya adalah upaya mengakomodasi ide-ide individu peserta didik yang
melampaui pembelajaran yang ditentukan oleh pengajar/silabus saat mereka
memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh di luar konten pendidikan secra formal
untuk membangun pemahamannya. Misalnya, dalam pelajaran musik, pelajar dapat
menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka sendiri dalam memainkan alat musik
atau menggunakan teknologi untuk merekamannya sendiri (mungkin menggunakan
ponsel mereka). Mereka kemudian dapat membawa ide-ide yang telah mereka buat di
rumah atau di tempat kurusus musik yang diikutinya. Dalam hal ini, pengajar
memanfaatkan inisiatif tersebut untuk memperkaya konten pembelajaran sehingga
menjadi kontekstual.

Teknologi yang berbeda dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran


dengan menambah dan menghubungkan kegiatan belajar dengan kegiatan belajar
yang terjadi di kelas atau lingkungan. Sebagai contoh, dalam pelajaran geografi, dua
kelas yang berbeda dapat terhubung melalui internet untuk mengeksplorasi perbedaan
budaya terkait dengan masalah global tertentu seperti polusi atau pasokan energi.
Kelompok-kelompok dapat bekerja sama untuk memahami bukan hanya masalah itu
sendiri tetapi dampaknya terhadap masyarakat dan individu dengan berbicara kepada
orang orang secara langsung dan nyata. Hubungan dalam situasi terbatas seperti ini
dapat dilakukan di seluruh tingkat kelas melalui video atau bahkan melalui pesan
email, wa, atau pesan singkat.

8
Teknologi digital dapat menarik minat belajar peserta didik dan menawarkan
alternatif yang berpotensi lebih menarik. Pada saat yang sama penting untuk
menyadari bahwa beberapa pelajar mungkin kurang percaya diri dalam belajar
dengan teknologi digital atau sebaliknya menggunakannya secara berlebihan,
sehingga langkah-langkah tertentu perlu diambil untuk memastikan kesetaraan akses.
Pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran menawarkan umpan balik
langsung baik untuk peserta didik maupun pengajar.Umpan balik dalam proses
pembelajaran sangat penting bagi pengajar untuk memperbaiki kualitas arah kegiatan
pembelajaran, dan bagi peserta didik dapat memediasi hasil belajar untuk
memperbaiki cara, gaya, dan arah belajarnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Literasi digital adalah kesadaran, sikap, dan kemampuan individu untuk
secara tepat menggunakan alat dan fasilitas digital untuk mengidentifikasi,
mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan
menyintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi
media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan
tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif. Kompetensi digital
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap (termasuk kemampuan, strategi,
nilai dan kesadaran) yang diperlukan saat menggunakan TIK dan media digital untuk
melakukan tugas; menyelesaikan masalah; menyampaikan; mengelola informasi;
berkolaborasi; buat dan bagikan konten; dan membangun pengetahuan secara efektif,
efisien, tepat, kritis, kreatif, mandiri, fleksibel, etis, reflektif untuk bekerja, bersantai,
partisipasi, belajar, bersosialisasi, mengkonsumsi, dan memberdayakan diri. Sesuai
dengan kemampuan sumber daya yang ada, teknologi digital yang dapat
dimanfaatkan akademik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran
diantaranya adalah interactive whiteboards (IWB), aplikasi perangkat lunak, Web 2.0,
dan media sosial. Pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, kualitas proses belajar, dan
hasil belajar, namun perlu memperhatikan bebagai aspek kemampuan sumber daya
manusia maupun keamanan dan kesehatan pengajar dan peserta didik.

3.2 Saran
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran pada revolusi industri 4.0 sangat
diperlukan. Teknologi berperan penting dalam kegiatan pembelajaran pada era serba
digital. Pembelajaran tidak hanya dilakukan secara tatap muka langsung, namun
dapat dilakukan secara daring (online). Teknologi dan informasi dalam pembelajaran
bukan hanya sekedar pelengkap pembelajaran, namun menjadi hal utama dalam

10
proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Pembelajaran menggunakan
teknologi dan informasi membuat pembelajaran menjadi lebih efektif karena selalu
update dengan informasi terkini. Mahasiswa dapat mempelajari materi lebih luas lagi
dengan berbagai referensi yang ada. Teknologi dan informasi sebagai salah satu
media pembelajaran dapat menjadi sumber utama dalam kegiatan
pembelajaran.Namun pemanfaatan teknologi pada akademika pembelajaran masih
kurang signifikan.

Sebagai salah satu kaum intelek muda mahasiswa hendaknya juga turut ambil
bagian dalam menyebarkan ilmu pengetahuan yang dalam hal ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi misalnya dengan mempublikasikan
website pribadi atau menulis dalam blog. Selain itu, pihak akademik khususnya
politeknik negeri lhokseumawe sendiri diharapkan dapat memberikan pelatihan atau
seminar mengenai pentingnya memanfaatkan teknologi secara aktif dalam konteks
pembelajaran. Pelatihan atau seminar tersebut bisa berupa pelatihan tentang menulis
artikel atau bahkan jika memungkinkan diadakan unit kegiatan mahasiswa tentang
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini dapat memacu kreativitas
mahasiswa dalam menulis dan menyebarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam
perkuliahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Ferrari, “Digital Competence in Practice: An Analysis of Frameworks,” 2012.


C. Amiama-Espaillat and C. Mayor-Ruiz, “Digital reading and reading competence:
The influence in the Z generation from the Dominican Republic,”Comunicar,
2017.
H. Beetham and R. Sharpe, **** appendix for prompts taxonomy: Rethinking
Pedagogy for a Digital Age: Designing for 21st Century Learning. 2007.
M. Sofwan Nugraha and U. Supriadi dan Saepul Anwar, “Pembelajaran PAI Berbasis
Media Digital (Studi Deskriptip terhadap Pembelajaran PAI di SMA Alfa
Centauri Bandung),” J. Pendidik. Agama Islam -Ta’lim, 2014.
M. Warschauer, “The paradoxical future of digital learning,” in Learning Inquiry,
2007.
S. Noor-Ul-Amin, “An Effective use of ICT for Education and Learning by Drawing
on Worldwide Knowledge, Research, and Experience: ICT as a Change Agent for
Education,” Sch. J. Educ., 2013.
Z. B. Kassim, A. Razaq, and B. Ahmad, “EPembelajaran: Evolusi Internet Dalam
Pembelajaran Sepanjang Hayat,” 2010.

Anda mungkin juga menyukai