Anda di halaman 1dari 30

Nama : Candra Manik Maheyeti

NIM : 2229031009

TUGAS 1
MATRIKS PERBANDINGAN KURIKULUM KTSP (2006), KUR 2013, DAN KUR MERDEKA (2022)

STANDAR KUR KTSP KURIKULUM KURIKULUM


2006 2013 MERDEKA
2022
(1) (2) (3) (4)
1. SKL  Permen 23/2006 Permen 20/2016 Permen 5/2022
 Banyak 6 Bab o Banyak Bab 6  Banyak Bab 6
 Bab 1 tentang Pendahuluan: Bab 1: Kognitif Bab 1: Literasi Bahasa dan
Bab ini berisi pengantar  Memahami konsep, prinsip, dan hukum yang Sastra Indonesia
tentang tujuan pembuatan berkaitan dengan sains, matematika, dan  Memahami konsep,
SKL dan peraturan- teknologi. fungsi, dan jenis teks
peraturan yang harus dalam Bahasa Indonesia
 Menyelesaikan masalah dengan
dipenuhi oleh SKL
menggunakan konsep, prinsip, dan hukum dan sastra Indonesia.
yang berkaitan dengan sains, matematika,  Mampu membaca,
dan teknologi. menulis, dan berbicara
 Menerapkan konsep, prinsip, dan hukum dalam Bahasa Indonesia
yang berkaitan dengan sains, matematika, dengan baik dan benar.
dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.  Mampu mengapresiasi
karya sastra Indonesia
dan budaya Indonesia.

 Bab 2 tentang Standar Bab 2: Sosial Bab 2: Literasi Sains dan


Kompetensi Lulusan: Bab  Memahami hubungan antara individu Teknologi
ini menjelaskan tentang dengan kelompok, masyarakat, dan  Memahami konsep,
standar kompetensi lulusan lingkungan. prinsip, dan aplikasi
yang harus dikuasai oleh  Menghargai perbedaan individu dan sains dan teknologi.
siswa pada akhir jenjang
1
pendidikan dasar dan kelompok dalam kehidupan sosial.  Mampu melakukan
menengah. Standar  Berperan aktif dalam membangun hubungan pengamatan,
kompetensi lulusan dibagi sosial yang harmonis dan damai. eksperimen, dan
menjadi dua jenis, yaitu
penalaran sains dan
SKL mata pelajaran dan
SKL kelompok mata teknologi.
pelajaran  Mampu memanfaatkan
sains dan teknologi
untuk memecahkan
masalah dan
mengembangkan
kehidupan
bermasyarakat.

 Bab 3 SKL Mata Pelajaran: Bab 3: Emosional Bab 2: Literasi Sains dan
Bab ini berisi rincian  Meningkatkan kesadaran diri dan Teknologi
tentang SKL untuk setiap kemampuan untuk mengendalikan diri.  Memahami konsep,
mata pelajaran yang  Meningkatkan kemampuan untuk prinsip, dan aplikasi
diajarkan pada jenjang memahami dan mengelola emosi. sains dan teknologi.
pendidikan dasar dan  Mengembangkan kemampuan untuk  Mampu melakukan
menengah. SKL mata mengambil keputusan yang tepat dan pengamatan,
pelajaran terdiri dari bertanggung jawab. eksperimen, dan
beberapa kompetensi penalaran sains dan
dasar yang harus dikuasai teknologi.
siswa pada setiap mata  Mampu memanfaatkan
pelajaran. sains dan teknologi
 Bab 4 SKL Kelompok Mata untuk memecahkan
Pelajaran: Bab ini masalah dan
menjelaskan tentang SKL mengembangkan
kelompok mata pelajaran kehidupan
yang mencakup bermasyarakat.

2
kemampuan yang harus
dikuasai siswa dalam
kategori tertentu, seperti
kompetensi sosial,
spiritual, keterampilan
hidup, dan sebagainya

 Bab 5 Pelaksanaan SKL: Bab 4: Fisik dan Kesehatan Bab 3: Literasi Humaniora
Bab ini menjelaskan tentang  Mengembangkan kesadaran tentang dan Sosial
cara pelaksanaan SKL pentingnya kesehatan fisik dan mental.  Memahami konsep,
dalam pembelajaran dan  Meningkatkan kemampuan untuk fungsi, dan metode
evaluasi hasil belajar siswa. humaniora dan sosial.
memelihara kesehatan fisik dan mental.
SKL menjadi acuan bagi
 Meningkatkan kemampuan untuk  Mampu menganalisis
guru dalam
mengembangkan dan melakukan kegiatan fisik dan olahraga dan menjelaskan
menyusun Rencana secara teratur dan bermanfaat. fenomena sosial dan
Pelaksanaan Pembelajaran budaya.
(RPP) serta dalam  Mampu mengapresiasi
mengevaluasi hasil belajar dan mengembangkan
siswa kebudayaan dan
kemanusiaan

 Bab 6 Penutup: Bab ini Bab 5: Seni dan Budaya Bab 4: Literasi
berisi tentang penegasan  Menyadari peran seni dan budaya dalam Kewirausahaan
bahwa SKL menjadi acuan kehidupan dan masyarakat.  Memahami konsep dan
bagi lembaga sertifikasi  Meningkatkan kemampuan untuk prinsip kewirausahaan.
untuk menetapkan standar  Mampu
menghargai dan menginterpretasikan karya
kelulusan pada jenjang
seni dan budaya. mengembangkan ide
pendidikan yang
bersangkutan  Mengembangkan kemampuan untuk bisnis dan mengelola
menghasilkan karya seni dan budaya. usaha kecil dan
menengah.
 Mampu memanfaatkan

3
teknologi informasi dan
komunikasi untuk
mendukung
pengembangan bisnis.

Bab 6: Spiritual Bab 5: Literasi Seni dan


 Menyadari pentingnya nilai-nilai spiritual Budaya
dalam kehidupan.  Memahami konsep,
 Meningkatkan kesadaran dan kemampuan fungsi, dan nilai seni dan
untuk menghargai dan menerapkan nilai- budaya.
nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.  Mampu mengapresiasi
 Menunjukkan sikap toleransi dan dan menginterpretasi
menghargai perbedaan dalam hal karya seni dan budaya.
kepercayaan dan keyakinan.  Mampu menghasilkan
karya seni dan budaya.

o Bab 6: Literasi Kesehatan


dan Lingkungan
 Memahami konsep,
prinsip, dan aplikasi
kesehatan dan
lingkungan.
 Mampu menjaga
kesehatan dan
lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mampu memanfaatkan
ilmu kesehatan dan
lingkungan untuk
meningkatkan kualitas

4
hidup.

2. ISI Permen 22/2006 Permen 21/2016 Permen 7/2022


 Banyak 7 Bab  Memuat Standar isi dikembangkan
 Bab 1, Pendahuluan: Bab tentang  Tingkat Kompetensi dan Kompetensi melaluiperumusan ruang
ini berisi pengantar Inti sesuai dengan jenjang dan jenis lingkup yang sesuai dengan
mengenai tujuan, landasan pendidikan tertentu. Kompetensi Inti kompetensi lulusan. Ryang
hukum, lingkup dan definisi meliputi sikap spiritual, sikap sosial, lingkup materi dirumuskan
berdasarkan: a) muatan
istilah pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup
wajib sesuai dengan
materi yang spesifik untuk setiap mata
ketentuan peraturan
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat
perundang-undangan. b)
Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk konsep keilmuan dan c)
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jalur, jenis dan jenjang
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. pendidikan.
 Bab 2, Prinsip-Prinsip
Umum: Bab ini
menjelaskan prinsip-
prinsip umum yang
menjadi dasar
penyusunan Standar Isi
(SI) pada Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Prinsip-prinsip ini
mencakup prinsip
pembelajaran, prinsip
interdisipliner, prinsip
kontekstual, prinsip
relevansi, prinsip
5
keseimbangan dan
prinsip
keberlanjutan.Standar Isi
Pendidikan Dasar: Bab ini
berisi rincian Standar Isi
(SI) untuk jenjang
pendidikan dasar, yang
mencakup Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI). SI untuk
pendidikan dasar ini yang
digunakan dalam Permen
22/2006. terdiri dari mata
pelajaran seperti agama
dan moral, bahasa dan
sastra Indonesia,
matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan
sejarah

 Bab 3, Standar Isi


Pendidikan Dasar: Bab ini
berisi rincian Standar Isi
(SI) untuk jenjang
pendidikan dasar, yang
mencakup Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI). SI untuk
pendidikan dasar ini terdiri
dari mata pelajaran seperti

6
agama dan moral, bahasa
dan sastra Indonesia,
matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan
sejarah.

 Bab 4, Standar Isi


Pendidikan Menengah
Pertama: Bab ini
menjelaskan rincian
Standar Isi (SI) untuk
jenjang pendidikan
menengah pertama, yang
mencakup Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs). SI untuk pendidikan
menengah pertama ini
mencakup mata pelajaran
seperti agama dan moral,
bahasa dan sastra
Indonesia, matematika,
ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial,
seni budaya dan
keterampilan, dan
pendidikan jasmani dan
olahraga.

 Bab 5, Standar Isi


Pendidikan Menengah
Atas: Bab ini berisi rincian
7
Standar Isi (SI) untuk
jenjang pendidikan
menengah atas, yang
mencakup Sekolah
Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK). SI untuk pendidikan
menengah atas ini
mencakup mata pelajaran
seperti agama dan moral,
bahasa dan sastra
Indonesia, bahasa dan
sastra asing, matematika,
ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial,
seni budaya dan
keterampilan, dan
pendidikan jasmani dan
olahraga.

 Bab 6, Implementasi dan


Penilaian: Bab ini
menjelaskan tentang
strategi dan tahapan
implementasi SI pada KTSP
serta evaluasi dan penilaian
terhadap pencapaian

8
kompetensi yang diatur
dalam SI.

 Bab 7, Penutup: Bab ini


berisi penegasan tentang
implementasi dan evaluasi
Standar Isi pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) serta larangan untuk
mengubah isi dan
kandungan SI tanpa
persetujuan dari
Kementerian Pendidikan
Nasional.

10. PROSES Permen 41/2007 Permen 22/2016 Permen 16/2022


 Perencanaan pembelajaran  Pembelajaran harus diarahkan untuk  Pembelajaran harus
mencapai tujuan pembelajaran dan dilaksanakan secara aktif,
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kreatif, dan inovatif,
kurikulum. sehingga dapat
membangun
keterampilan dan
kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan
kolaboratif peserta didik

 Pelaksanaan pembelajaran  Guru harus membuat rencana pembelajaran  Guru harus mampu
yang memuat kompetensi yang akan dicapai, merancang pembelajaran
metode pembelajaran yang akan digunakan, yang sesuai dengan
dan evaluasi hasil belajar peserta didik. karakteristik peserta didik

9
dan konteks lingkungan
sekitar, sehingga
pembelajaran dapat
relevan dengan
kehidupan sehari-hari.

 Evaluasi Pembelajaran  Pembelajaran harus memperhatikan prinsip  Pembelajaran harus


kesetaraan, keadilan, keberagaman, dan dilaksanakan dalam
keberlanjutan. lingkungan yang kondusif,
aman, dan nyaman,
sehingga peserta didik
dapat belajar dengan
baik.

 Pembelajaran harus berbasis pengalaman  Guru harus mampu


peserta didik dan lingkungan sekitarnya, memilih dan
sehingga relevan dengan kehidupan sehari- mengintegrasikan
hari dan mampu membangun keterampilan berbagai sumber belajar
sosial dan kewirausahaan. yang relevan dengan
tema pembelajaran,
termasuk teknologi
informasi dan komunikasi
(TIK).

 Guru harus mampu memilih metode  Pembelajaran harus


pembelajaran yang tepat sesuai dengan memperhatikan prinsip
tujuan pembelajaran, karakteristik peserta inklusif, sehingga semua
didik, dan konteks pembelajaran. peserta didik memiliki
kesempatan yang sama

10
untuk belajar.

 Pembelajaran harus melibatkan peserta  Evaluasi pembelajaran


didik secara aktif, termasuk dalam proses harus dilakukan secara
pengembangan sikap, keterampilan, dan berkelanjutan dan
pengetahuan. holistik, meliputi berbagai
aspek pembelajaran, dan
dilakukan secara formatif
dan sumatif.

 Evaluasi hasil pembelajaran harus dilakukan  Pembelajaran harus


secara berkelanjutan dan holistik, meliputi dilaksanakan dengan
berbagai aspek pembelajaran, dan dilakukan memperhatikan tata nilai,
secara formatif dan sumatif. etika, dan moral yang
berlaku dalam
masyarakat.

19. PENILAIAN Permen 20/2007 Permen 23/2016 Permen 21/2022


 Prinsip Penilaian (obyektif,  Penilaian dalam Kurikulum 2013  Penilaian dalam
jujur, adil, akurat, dan menggunakan dua jenis penilaian, yaitu Kurikulum Merdeka juga
bermanfaat dan mengacu penilaian formatif dan penilaian sumatif. akan berbasis
pada SK, IPK) Penilaian formatif dilakukan secara terus- kompetensi, di mana
menerus dalam proses pembelajaran untuk penilaian akan dilakukan
memberikan umpan balik kepada siswa dan berdasarkan
guru mengenai kemajuan belajar siswa serta kemampuan siswa dalam
untuk menentukan strategi pembelajaran menguasai kompetensi
yang lebih efektif. Sedangkan penilaian dasar yang telah
sumatif dilakukan pada akhir periode atau ditetapkan. Penilaian
semester untuk menilai pencapaian siswa juga akan menggunakan
11
terhadap kompetensi dasar yang telah dua jenis penilaian, yaitu
ditetapkan. penilaian formatif dan
penilaian sumatif.
Penilaian formatif akan
dilakukan secara terus-
menerus selama proses
pembelajaran untuk
memberikan umpan
balik kepada siswa dan
guru mengenai
kemajuan belajar siswa,
serta menentukan
strategi pembelajaran
yang lebih efektif.
Sedangkan penilaian
sumatif akan dilakukan
pada akhir periode atau
semester untuk menilai
pencapaian siswa
terhadap kompetensi
dasar yang telah
ditetapkan.

 Jenis Penilaian (formatif,  Dalam Permen 23/2016, penilaian  Penilaian dalam


penilaian sumatif, dan kompetensi meliputi tiga aspek, yaitu Kurikulum Merdeka akan
penilaian remedial) pengetahuan (cognitive), keterampilan memperhatikan
(psychomotor), dan sikap (affective). keberagaman budaya,
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes agama, dan latar
tertulis, lisan, atau praktikum. Sedangkan belakang sosial siswa.
penilaian keterampilan dilakukan melalui Instrumen penilaian yang
observasi langsung atau pengamatan digunakan harus valid,

12
terhadap produk atau karya siswa. Penilaian reliabel, dan adil bagi
sikap dilakukan melalui observasi perilaku semua siswa. Penilaian
siswa dalam kegiatan pembelajaran sehari- juga harus memberikan
hari. umpan balik yang jelas
dan konstruktif kepada
siswa untuk membantu
mereka dalam
meningkatkan prestasi
belajar mereka. Di dalam
penilaian, kemungkinan
akan ditekankan pada
pengukuran
keterampilan hidup,
kearifan lokal, dan nilai-
nilai budaya sebagai
bagian dari penilaian
sikap siswa.

 Instrumen Penilaian (Aspek  Permen 23/2016 juga menekankan


pengetahuan, pentingnya penggunaan instrumen penilaian
keterampilan, sikap, dan yang valid dan reliabel serta adil bagi semua
nilai-nilai; berupa tes siswa. Selain itu, peraturan ini juga
tertulis, tes lisan, tes menekankan bahwa penilaian harus
praktik, observasi, dan memperhatikan keberagaman budaya,
portofolio) agama, dan latar belakang sosial siswa.
Penilaian juga harus dilakukan dengan
memperhatikan standar yang telah
ditetapkan dan harus memberikan umpan
balik yang jelas dan konstruktif kepada siswa
untuk membantu mereka dalam
meningkatkan prestasi belajar mereka.

13
 Pelaksanaan Penilaian
(memperhatikan aspek
waktu, suasana, dan
kondisi)

 Pengolahan dan Pelaporan


Hasil Penilaian (Akurat,
tepat dan trasnparan)

26. PTK Permen 16/2007 Permen 16/2007 Permen 16/2007


 Definisi PTK PTK adalah  Dalam Permen 16/2007, PTK didefinisikan  Dalam Permen 16/2007,
kegiatan penelitian yang sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan PTK dijelaskan sebagai
dilakukan oleh guru dalam oleh guru untuk meningkatkan kualitas suatu upaya guru dalam
rangka memperbaiki pembelajaran di kelas. PTK dilakukan dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran di melakukan refleksi dan analisis terhadap profesionalisme dan
kelas, melalui praktik pembelajaran yang dilakukan di mengembangkan
perencanaan, pelaksanaan, kelas, serta merancang dan melaksanakan kualitas pembelajaran di
pengamatan, dan refleksi. tindakan yang berdampak pada peningkatan kelas melalui refleksi,
kualitas pembelajaran. analisis, dan tindakan
yang dilakukan secara
terus-menerus. PTK
dalam kurikulum
Merdeka juga
melibatkan empat
tahapan yang sama
dengan PTK dalam
Kurikulum 2013, yaitu
perencanaan,
pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.

14
 Tujuan PTK PTK bertujuan  Dalam konteks Kurikulum 2013, PTK sangat  kurikulum Merdeka
untuk memperbaiki penting dilakukan sebagai upaya untuk menekankan pada
kualitas pembelajaran di mengembangkan kompetensi guru dalam pendekatan yang
kelas, mengembangkan mengelola pembelajaran sesuai dengan berbasis kearifan lokal
kreativitas dan inovasi, pendekatan dan prinsip yang diusung oleh dan nilai-nilai budaya
serta meningkatkan kurikulum tersebut. PTK juga dapat serta keterampilan hidup
profesionalisme guru. membantu guru dalam memperbaiki dan sebagai bagian dari
meningkatkan kualitas pembelajaran di tujuan pembelajaran.
kelas, sehingga dapat memperbaiki Dalam hal ini, guru perlu
pencapaian kompetensi siswa. memahami kearifan lokal
dan nilai-nilai budaya
yang ada di lingkungan
sekitar sekolah, serta
bagaimana hal tersebut
dapat dikaitkan dengan
materi pembelajaran
yang diajarkan.

 Persyaratan PTK Guru yang  PTK dalam Kurikulum 2013 dilakukan dengan  PTK dalam kurikulum
melakukan PTK harus mengikuti prosedur yang diatur dalam Merdeka juga
memenuhi persyaratan Permen 16/2007, yaitu melalui empat menekankan pada
kompetensi dan memiliki tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penggunaan media dan
keterampilan dalam observasi, dan refleksi. Pada tahap teknologi yang relevan
melaksanakan penelitian. perencanaan, guru merancang tindakan dan efektif dalam
PTK juga harus dilakukan yang akan dilakukan berdasarkan hasil pembelajaran. Selain itu,
dalam konteks refleksi dan analisis terhadap praktik guru juga diharapkan
pembelajaran di kelas, pembelajaran di kelas. Pada tahap dapat melakukan
dengan melibatkan peserta pelaksanaan, tindakan yang telah kolaborasi dengan
didik dan memperhatikan direncanakan dilaksanakan di kelas. Pada sesama guru, orangtua
kondisi lingkungan sekolah. tahap observasi, guru mengamati dan siswa, dan masyarakat
mencatat hasil dari tindakan yang telah untuk meningkatkan

15
dilaksanakan. Pada tahap refleksi, guru kualitas pembelajaran di
melakukan evaluasi terhadap hasil observasi, kelas.
serta merencanakan tindakan selanjutnya
yang perlu dilakukan.

 Tahapan PTK PTK meliputi  Dalam pelaksanaan PTK, guru perlu


empat tahapan, yaitu memperhatikan prinsip-prinsip penelitian
perencanaan, pelaksanaan, yang baik, seperti validitas, reliabilitas, dan
pengamatan, dan refleksi. objektivitas. Selain itu, guru juga perlu
Pada tahap perencanaan, memperhatikan etika penelitian, seperti
guru harus merumuskan memperoleh izin dari pihak sekolah dan
masalah pembelajaran, orangtua siswa, serta menjaga kerahasiaan
merencanakan kegiatan data siswa yang diperoleh dalam penelitian.
pembelajaran, serta
menyusun instrumen
penilaian. Pada tahap
pelaksanaan, guru harus
melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan rencana dan
menggunakan instrumen
penilaian yang telah
disusun. Pada tahap
pengamatan, guru harus
mengumpulkan data dan
menganalisis hasil belajar
peserta didik. Pada tahap
refleksi, guru harus
merumuskan kesimpulan,
menyusun rekomendasi,
dan merencanakan

16
tindakan perbaikan.

 Pelaporan PTK Hasil PTK


harus dilaporkan secara
tertulis dan disajikan
dengan jelas dan
sistematis, sesuai dengan
format yang telah
ditetapkan. Laporan PTK
juga harus mencakup
informasi tentang masalah
pembelajaran, rencana
kegiatan pembelajaran,
hasil pengamatan,
kesimpulan, rekomendasi,
serta refleksi guru.

33. SARPRAS Permen 24/2007 Permen 24/2007 Permen 24/2007


 Definisi SARPRAS SARPRAS  Penyediaan fasilitas kelas yang memadai,  Memperhatikan
adalah standar yang seperti meja dan kursi yang nyaman, kebutuhan dan kondisi
mengatur tentang fasilitas ventilasi yang baik, serta pencahayaan yang setempat dalam
dan infrastruktur memadai. penyediaan sarana dan
pendidikan yang prasarana pendidikan,
diperlukan untuk sehingga sarpras yang
mendukung proses disediakan dapat
pembelajaran di satuan memenuhi kebutuhan
pendidikan. dan karakteristik daerah
setempat.

 Tujuan SARPRAS SARPRAS  Penyediaan fasilitas laboratorium dan  Memperhatikan


17
bertujuan untuk menjamin perpustakaan yang memadai dan sesuai keberlanjutan dan
tersedianya sarana dan dengan kebutuhan kurikulum. keterjangkauan sarana
prasarana pendidikan yang dan prasarana
memadai untuk pendidikan, sehingga
mendukung proses dapat diakses oleh
pembelajaran, serta semua siswa dengan
meningkatkan kualitas baik.
pendidikan di Indonesia.

 Komponen SARPRAS  Penyediaan sarana dan prasarana olahraga  Mempertimbangkan


Komponen SARPRAS yang memadai. penggunaan teknologi
meliputi ruang kelas, ruang informasi dan
laboratorium, ruang komunikasi (TIK) sebagai
perpustakaan, ruang sarana pembelajaran,
kepala sekolah dan guru, sehingga perlu
ruang UKS, ruang olahraga, disediakan fasilitas TIK
toilet, air minum, listrik, yang memadai
jaringan telepon dan
internet, serta fasilitas
transportasi.

 Persyaratan SARPRAS  Penyediaan sarana dan prasarana teknologi  Menyediakan ruang


Setiap satuan pendidikan informasi dan komunikasi (TIK) yang terbuka yang dapat
harus memenuhi memadai. digunakan sebagai
persyaratan SARPRAS tempat belajar, seperti
sesuai dengan tingkat taman sekolah atau
pendidikan yang ruang terbuka hijau.
diselenggarakan.
Persyaratan SARPRAS
meliputi ukuran ruang,
18
jumlah meja dan kursi,
sarana dan prasarana
pembelajaran, serta
standar kesehatan dan
keselamatan.

 Pemeliharaan SARPRAS  Penyediaan fasilitas kesehatan dan sanitasi  Memperhatikan aspek


Setiap satuan pendidikan yang memadai, seperti toilet dan fasilitas keselamatan dan
harus melakukan cuci tangan yang memadai. kesehatan siswa dan
pemeliharaan dan tenaga pendidik dalam
perawatan terhadap penyediaan sarpras,
sarana dan prasarana seperti tata letak
pendidikan yang bangunan yang aman,
dimilikinya, agar selalu fasilitas sanitasi yang
dalam kondisi yang baik memadai, dan tata kelola
dan siap digunakan. kebersihan lingkungan
sekolah.

 Pengawasan SARPRAS  Pemeliharaan dan perawatan sarana dan  Mempertimbangkan


Pengawasan terhadap prasarana pendidikan secara rutin dan kebutuhan dan
implementasi SARPRAS berkala. keterjangkauan dalam
dilakukan oleh Dinas pemeliharaan dan
Pendidikan dan perawatan sarpras,
Kebudayaan setempat, sehingga pengelolaan
dengan melakukan inspeksi sarpras dapat
dan verifikasi terhadap berkelanjutan dan
kondisi sarana dan memenuhi standar yang
prasarana pendidikan di diatur oleh Permen
satuan pendidikan. 24/2007.

19
41. PENGELOLA Permen 19/2007 Permen 19/2007 Permen 19/2007
AN  Tujuan penilaian  Penyusunan rencana pembelajaran yang  Penyusunan rencana
pendidikan Penilaian terintegrasi dan berorientasi pada pembelajaran yang
pendidikan bertujuan pengembangan kompetensi. fleksibel dan responsif
untuk mengukur sejauh terhadap kebutuhan dan
mana pencapaian kondisi setempat.
kompetensi peserta didik,
memberikan umpan balik
pada proses pembelajaran,
serta sebagai dasar
pengambilan keputusan
terkait kelulusan, promosi,
dan seleksi.

 Prinsip penilaian  Pengembangan bahan ajar yang relevan  Peningkatan kualitas


pendidikan Penilaian dengan kurikulum. guru dan tenaga
pendidikan harus dilakukan pendidik untuk
dengan objektif, adil, mengembangkan
transparan, dan akuntabel. kemampuan dalam
Selain itu, penilaian menyusun dan
pendidikan harus mengacu melaksanakan kurikulum
pada kompetensi yang
telah ditetapkan dalam
kurikulum.

 Komponen penilaian  Peningkatan kualitas pendidikan melalui  Penguatan peran kepala


pendidikan Komponen pelatihan dan pengembangan kemampuan sekolah dalam
penilaian pendidikan guru dan tenaga pendidik lainnya. pengambilan keputusan
meliputi penilaian kognitif, terkait kurikulum yang
afektif, dan psikomotorik. sesuai dengan
20
Penilaian kognitif meliputi kebutuhan dan kondisi
penilaian terhadap sekolah.
pengetahuan, pemahaman,
dan aplikasi. Penilaian
afektif meliputi penilaian
terhadap sikap, minat, dan
nilai. Penilaian
psikomotorik meliputi
penilaian terhadap
keterampilan motorik dan
non-motorik.

 Teknik penilaian Teknik  Pengembangan sistem evaluasi yang tepat  Pemberdayaan


penilaian yang dapat untuk mengukur pencapaian kompetensi masyarakat dalam
digunakan meliputi tes siswa. pengambilan keputusan
tertulis, tes lisan, tes terkait kurikulum dan
praktik, portofolio, dan penyelenggaraan
observasi. pendidikan.

 Instrumen penilaian  Peningkatan kualitas sarana dan prasarana  Peningkatan partisipasi


Instrumen penilaian harus pendidikan. siswa dan orang tua
valid dan reliabel, serta dalam proses
harus disesuaikan dengan pembelajaran
kompetensi yang akan
dinilai. Instrumen penilaian
dapat berupa soal tes,
daftar observasi, atau
rubrik penilaian

 Pengolahan nilai Nilai hasil  Pembentukan tim pengembang kurikulum  Pengembangan sistem

21
penilaian harus diolah untuk memastikan keberhasilan evaluasi yang sesuai
dengan menggunakan implementasi. dengan tujuan kurikulum
rumus yang telah dan memperhatikan
ditetapkan oleh satuan karakteristik setiap
pendidikan. Selain itu, nilai daerah
hasil penilaian harus
dilaporkan secara periodik
kepada orang tua/wali
siswa dan dapat diakses
oleh siswa dan orang
tua/wali siswa

 Pengawasan penilaian
Pengawasan terhadap
pelaksanaan penilaian
dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaan setempat,
dengan melakukan
verifikasi terhadap
pengolahan nilai dan
instrumen penilaian

49. PEMBIAYAA Permen 69/2009 Permen 69/2009 Permen 18/2023


N  Besaran BOP Permen  Pembiayaan dari pemerintah Pemerintah
69/2009 menetapkan memberikan bantuan operasional sekolah
besaran BOP berdasarkan (BOS) kepada sekolah-sekolah yang
jenis dan jenjang menerapkan K-13. BOS ini diberikan dalam
pendidikan, serta status bentuk dana tunai yang dapat digunakan
sekolah (negeri atau untuk membiayai operasional sekolah,
swasta). Besaran BOP yang seperti kebutuhan administrasi, peralatan,
ditetapkan meliputi bahan ajar, pengadaan buku, dan lain
22
komponen biaya sebagainya.
operasional, biaya
peningkatan mutu, dan
biaya bantuan operasional
sekolah.

 Sumber dana BOP Sumber  Penggunaan dana BOS Dana BOS harus
dana BOP dapat berasal digunakan sesuai dengan kebutuhan
dari anggaran pendapatan operasional sekolah dan tidak boleh
dan belanja daerah, digunakan untuk kepentingan pribadi atau
anggaran pendapatan dan kelompok tertentu. Sekolah wajib menyusun
belanja negara, dana rencana penggunaan dana BOS dan
alokasi khusus, serta melaporkan penggunaannya secara
sumber dana lain yang sah. transparan kepada pihak-pihak yang
Selain itu, Permen 69/2009 berkepentingan.
juga menyebutkan bahwa
pemerintah daerah dan
pemerintah pusat harus
memastikan bahwa dana
BOP yang disalurkan sesuai
dengan kebutuhan dan
memenuhi standar kualitas
pendidikan.

 Penggunaan dana BOP  Mekanisme pengelolaan dan pengawasan


Dana BOP dapat digunakan dana BOS Dalam pengelolaan dana BOS,
untuk pembiayaan kegiatan sekolah wajib melibatkan komite sekolah
operasional sekolah, dan komite pengelola BOS yang ditunjuk
seperti biaya listrik, air, oleh kepala sekolah. Pemerintah melalui
bahan habis pakai, gaji dinas pendidikan setempat juga melakukan
pegawai, dan lain pengawasan dan evaluasi terhadap
23
sebagainya. Selain itu, dana penggunaan dana BOS untuk memastikan
BOP juga dapat digunakan penggunaannya sesuai dengan ketentuan
untuk peningkatan mutu yang berlaku.
pendidikan, seperti
penyediaan buku dan alat
peraga, pelatihan guru, dan
lain sebagainya.

 Pengelolaan dana BOP  Penyelesaian penggunaan dana BOS Sekolah


Pengelolaan dana BOP yang menerima dana BOS wajib menyimpan
harus dilakukan secara bukti-bukti pengeluaran dan melaporkannya
transparan, akuntabel, dan secara berkala kepada dinas pendidikan
bertanggung jawab. Satuan setempat. Jika terjadi penyimpangan dalam
pendidikan harus penggunaan dana BOS, maka pihak-pihak
menyusun rencana yang terlibat akan dikenai sanksi atau
penggunaan dana BOP, tindakan hukum yang berlaku.
melaksanakan kegiatan
sesuai dengan rencana
tersebut, serta melaporkan
penggunaan dana BOP
secara periodik.

54. Pengertian  Kurikulum Tingkat Satuan  Kurikulum 2013 atau disingkat K-13 adalah  Kurikulum Merdeka
Pendidikan, yaitu suatu kurikulum nasional yang digunakan di adalah sebuah inisiatif
sistem kurikulum yang Indonesia sejak tahun 2013 untuk pendidikan baru di
dirancang dan disusun oleh pendidikan dasar dan menengah. K-13 Indonesia yang
setiap satuan pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan peserta diperkenalkan oleh
(sekolah) sendiri, baik itu didik dengan keterampilan, pengetahuan, Kementerian Pendidikan
Sekolah Dasar (SD), Sekolah dan karakter yang diperlukan untuk dan Kebudayaan
Menengah Pertama (SMP), memasuki dunia kerja atau melanjutkan (Kemendikbud) pada
24
maupun Sekolah pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. tahun 2021. Kurikulum
Menengah Atas (SMA). Kurikulum ini didesain berbasis kompetensi Merdeka bertujuan
Dalam KTSP, satuan yang mengutamakan pengembangan sikap, untuk memberikan
pendidikan berhak keterampilan, dan pengetahuan yang kebebasan bagi sekolah
menentukan kurikulum relevan dengan dunia kerja serta kebutuhan dan guru untuk
yang akan diterapkan hidup sehari-hari. mengembangkan
sesuai dengan kebutuhan  Dalam K-13, terdapat tujuh kompetensi kurikulum yang lebih
dan karakteristik peserta dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik, relevan dan kontekstual
didik di satuan pendidikan yaitu kompetensi sosial, kompetensi dengan kondisi lokal
tersebut. spiritual, kompetensi pengetahuan, serta kebutuhan peserta
 Dalam sistem KTSP, satuan kompetensi keterampilan, kompetensi didik.
pendidikan menetapkan berpikir tingkat tinggi, kompetensi mencipta,  Dalam Kurikulum
standar kompetensi dan kompetensi mengekspresikan diri. Merdeka, pendekatan
lulusan, tujuan Setiap kompetensi dasar terbagi lagi menjadi pembelajaran yang
pembelajaran, bahan ajar, beberapa indikator yang dijabarkan menjadi digunakan adalah
metode pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang disusun secara berbasis proyek atau
penilaian yang berbeda- bertingkat dan bertahap. project-based learning
beda tergantung pada  K-13 memiliki beberapa karakteristik yang (PBL) yang menekankan
kebutuhan dan membedakannya dengan kurikulum pada keterampilan
karakteristik masing- sebelumnya, yaitu penekanan pada berpikir kritis, kreativitas,
masing satuan pendidikan. pengembangan karakter dan kepribadian dan kolaborasi. PBL juga
Dalam hal ini, kurikulum peserta didik, pengintegrasian ilmu menggabungkan
tidak lagi diatur dan pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
ditetapkan secara nasional sumber daya lokal, serta penilaian yang lebih dan mengarahkan
oleh pemerintah, holistik dan berbasis kompetensi. Kurikulum peserta didik untuk
melainkan dikelola dan ini juga mengedepankan pengembangan memecahkan masalah
dikembangkan oleh satuan kemampuan berbahasa Indonesia, nyata yang relevan
pendidikan dengan tetap matematika, sains, serta teknologi informasi dengan kondisi
mengacu pada standar dan komunikasi (TIK) yang penting untuk lingkungan sekitar.
nasional yang telah masa depan peserta didik.  Kurikulum Merdeka
memberikan kebebasan
25
ditetapkan. bagi sekolah untuk
menentukan mata
pelajaran yang diajarkan,
metode pembelajaran
yang digunakan, serta
bentuk penilaian yang
sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan peserta didik.
Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan minat dan
motivasi peserta didik
dalam proses
pembelajaran.
 Kurikulum Merdeka juga
menekankan pada
pengembangan karakter
peserta didik yang
mencakup aspek
kejujuran, toleransi,
kerjasama, disiplin, serta
tanggung jawab sosial.
Kurikulum ini diharapkan
dapat mempersiapkan
peserta didik untuk
menghadapi tantangan
global yang semakin
kompleks dan
meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di

26
Indonesia.

55. Perbedaan  Tahun pelaksanaan: 2006-  Tahun pelaksanaan: 2013-sekarang  Tahun pelaksanaan:
2013  Fokus: Kompetensi 2021-sekarang
 Fokus: Kompetensi  Pembelajaran: Terintegrasi antar mata  Fokus: Proyek
 Pembelajaran: Berorientasi pelajaran  Pembelajaran:
pada mata pelajaran  Metode pembelajaran: Menggunakan RPP Terintegrasi antar
 Metode pembelajaran:  Jenis penilaian: Penilaian formatif dan disiplin ilmu
Menggunakan silabus sumatif  Metode pembelajaran:
 Jenis penilaian: Penilaian  Kebebasan sekolah: Lebih luas Berbasis proyek
harian, ulangan, dan Ujian  Karakter peserta didik: Diintegrasikan dalam  Jenis penilaian: Penilaian
Nasional kurikulum formatif dan sumatif
 Kebebasan sekolah:  Pengembangan kurikulum: Berbasis nasional  Kebebasan sekolah:
Terbatas Sangat luas
 Karakter peserta didik:  Karakter peserta didik:
Tidak diakomodasi secara Diutamakan dalam
khusus kurikulum
 Pengembangan kurikulum:  Pengembangan
Berbasis nasional kurikulum: Berbasis lokal

56. Persamaan  Fokus pada pengembangan kompetensi peserta didik


KTSP, K-13, dan Kurikulum Merdeka memiliki fokus utama pada pengembangan kompetensi peserta didik
sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman.
 Menerapkan penilaian formatif dan sumatif
Ketiga kurikulum ini menerapkan penilaian formatif dan sumatif sebagai bentuk evaluasi terhadap
kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran.
 Memperhatikan pengembangan karakter peserta didik
Ketiga kurikulum ini juga memperhatikan pengembangan karakter peserta didik sehingga mampu menjadi
individu yang bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang baik.

27
 Menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Ketiga kurikulum ini menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar dapat
membantu peserta didik untuk belajar dengan cara yang lebih efektif.
 Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Ketiga kurikulum ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum di Indonesia.

57. Kelebihan  Fleksibel dan dapat  Fokus pada pengembangan kompetensi  Memberikan kebebasan
disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang berkelanjutan dan pada sekolah dan guru
sekolah dan peserta didik berkesinambungan untuk menentukan
 Lebih mudah  Lebih menekankan pembelajaran yang konten dan materi
diimplementasikan karena berbasis pada masalah sehingga mampu pembelajaran sesuai
sudah teruji dan terbukti membantu peserta didik untuk dengan kebutuhan lokal
berhasil di beberapa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan nasional
sekolah dan kreatif  Lebih mampu
 Memberikan kebebasan  Lebih mampu menjawab tantangan mengakomodasi
pada guru untuk pendidikan di era digital dan teknologi keanekaragaman budaya
merancang pembelajaran karena lebih menekankan pada penggunaan dan kebiasaan belajar
dan menyesuaikan dengan teknologi dalam pembelajaran peserta didik di setiap
karakteristik peserta didik wilayah Indonesia
 Mendorong
pengembangan
keterampilan sosial dan
kepribadian peserta didik
agar mampu bersaing di
era globalisasi

58. Kelemahan  Tidak memiliki standar  Masih dalam tahap pengembangan dan  Tidak memiliki standar
penilaian yang jelas dan implementasi yang belum merata di seluruh nasional yang jelas
terstandarisasi sehingga sehingga sulit untuk
28
bisa berbeda-beda di setiap Indonesia membandingkan hasil
sekolah  Kurang mampu mengakomodasi perbedaan pembelajaran antar
 Kurang mampu budaya dan kebiasaan belajar peserta didik sekolah atau wilayah
mengakomodasi di seluruh Indonesia  Kurang mampu
perkembangan peserta  Kurangnya persiapan dan pelatihan bagi mengakomodasi
didik secara menyeluruh guru dalam mengimplementasikan kebutuhan peserta didik
dan tidak berkelanjutan kurikulum ini secara efektif dalam persiapan
 Terlalu banyak muatan menghadapi ujian
atau materi sehingga sulit nasional atau seleksi
untuk diimplementasikan masuk perguruan tinggi
dengan baik  Kurangnya pengawasan
dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum
ini di setiap sekolah

59. Analisis kritis  Perlu adanya standar  Perlu disediakan pelatihan dan  Perlu adanya standar
atau saran nasional yang jelas untuk pengembangan kompetensi bagi guru agar nasional yang jelas untuk
untuk penilaian yang dapat mengimplementasikan kurikulum ini membandingkan hasil
perbaikan terstandarisasi sehingga dengan lebih efektif pembelajaran antar
tidak terjadi perbedaan  Perlu adanya evaluasi dan pengawasan yang sekolah atau wilayah
nilai antar sekolah lebih intensif terhadap pelaksanaan  Kurikulum ini perlu
 Muatan atau materi yang kurikulum ini di setiap sekolah dioptimalkan agar lebih
terlalu banyak perlu  Kurikulum ini perlu disesuaikan agar mampu mampu mengakomodasi
disederhanakan sehingga mengakomodasi perbedaan budaya dan kebutuhan peserta didik
guru dapat mengajar kebiasaan belajar peserta didik di seluruh dalam persiapan
dengan lebih efektif Indonesia menghadapi ujian
 Kurikulum ini perlu nasional atau seleksi
dioptimalkan agar lebih masuk perguruan tinggi
mampu mengakomodasi  Perlu adanya
perbedaan kemampuan pengawasan dan

29
dan kebutuhan peserta evaluasi yang lebih
didik intensif terhadap
pelaksanaan kurikulum
ini di setiap sekolah

30

Anda mungkin juga menyukai