Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GOOD GOVERNANCE DALAM BINGKAI NKRI

Disusun Oleh :

Tanzila Mahdi (202232065)


Unit/Semester : Unit 3/Semester 1
Mata Kuliah : PPKn

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
IAIN LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2022-2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Good Governance......................................................................................4

2.2 Tujuan Good Governance.........................................................................5

2.3 Implementasi Good Governance di NKRI................................................6

2.4 Permasalahan Good Governance di NKRI................................................7

2.5 Contoh Good Governance di NKRI..........................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Good governance merupakan wujud dari penerimaan akan penting suatu

perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan,

fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun

pelayanan publik. Prinsip dari Good governance ini menjadi sangat penting

dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Berawal dari arti good

governance maka perlu penyediaan informasi yang relevan dan

menggambarkan kinerja sektor publik yang sangat penting dalam

memberikan pertanggungjawaban akan segala aktivitas kepada semua pihak

yang berkepentingan.

Good governance berkaitan dengan bagaimana pemerintah daerah baik itu

Kabupaten maupun Kota sebagai pelaksana kebijakan baik kebijakan yang

berlaku secara nasional maupun lokal. Ketika good governance berkaitan

dengan bagaimana pemerintah daerah melaksanankan kebijakan di tingkat

lokal hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kinerja legislatif daerah dalam

membuat kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah

daerah.Dengan demikian Penyelenggaraan prinsip Good governance di

Indonesia juga telah diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemberian informasi mengenai

kinerja pegawai pemerintah daerah kepada masyarakat merupakan cara untuk

mengurangi informasi asimetrik di sektor publik . 1 Menurut Jafar

1
Pamudji, 1992. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.
1
mengungkapkan bahwa pentingnya pengukuran sektor publik yang terdiri

dari tiga pengukuran yaitu :

1. Sebagai fasilitas pembelajaran untuk perbaikan layanan,

2. Sebagai pembelajaran memperbaiki praktek manajemen, dan

3. Sebagai alat pelaporan akuntabilitas dan transparansi.2

Partisipasi masyarakat di dalam setiap proses pembuatan kebijakan publik

merupakan hal penting sebagai cermin asas demokrasi di suatu negara. Hal

ini menjadi sangat tepat ketika partisipasi publik kemudian diangkat menjadi

salah satu prinsip yang harus dijalankan oleh pemerintah dalam upaya

mewujudkan good governance (Tata kelola pemerintahan yang baik). Prinsip

partisipasi dalam upaya mewujudkan good governance yang dilakukan

melalui pelayanan publik sangat sejalan dengan pandangan baru yang

berkembang di dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan cara

melihat masyarakat tidak hanya sebagai pelanggan melainkan sebagai warga

negara yang memiliki negara sekaligus pemerintahan yang ada di dalamnya.

Good Governance dalam tinjauan otonomi daerah merupakan bahasa

strategi karena, erat relevansinya dengan berkembangnya operasionalisasi

manajemen dan administrasi publik, selaras dengan berbagai perubahan

kemasyarakatan, baik pada skala domestic maupun skala internasional.

Pertimbangan kedua adalah relevansinya yang nyata dengan upaya kita untuk

membangun sistem nasional yang berdaya saing tinggi dan adaptif dalam

memasuki era globalisasi dan liberalisasi ekonomi, pertimbagnan ketiga

2
M Jafar Aw.,Perwujudan Good Governance Dalam Pelaksanaan Pemerintah Daerah Di Era
Otonomi Daerah(Vol 14 No.8 Tahun 2019)Hal.2
2
adalah relevansinya dengan organisasi sector public saat ini tengah

menghadapi tekanan untuk lebih efisien. Memperhitungkan biaya ekonomi

dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan.

Pertimbangan keempat relevansinya dengan perubahan paradigma

pembangunan, yakni dari paradigma rule governance menjadi paradigma

good governance.3

3
M Agussalim M,Good Governance Dalam Tinjauan Otonomi Daerah(Vol 5 No.2 Tahun
2015)Hal.3
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Good Governance


Hukum Sejak era reformasi hingga saat ini, tugas serta tanggung jawab
pemerintah semakin meningkat seiring dengan tuntutan dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, dan baik. Namun untuk
mewujudkannya, diperlukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat.Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen menerapkan
pemerintahan yang baik atau good governance untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan yang ada di Indonesia. Good governance, diharapkan
dapat membantu mengintegrasikan peran pemerintah, sektor pemerintah, dan
masyarakat agar pelaksanaannya bisa menjadi lebih efektif, efisien, dan bisa
dipertanggung jawabkan.

Good governance, pada dasarnya merupakan suatu konsep pemerintahan


yang membangun serta menerapkan prinsip profesionalitas, demokrasi,
transparansi, efisiensi, akuntabilitas, efektivitas, pelayanan prima, serta bisa
diterima oleh seluruh masyarakat.Sementara itu, World Bank mengartikan
good governance sebagai manajemen pemerintah yang solid, akuntabel,
berdasarkan pada prinsip pasar yang efisien, mampu mencegah korupsi baik
secara politis maupun administratif. Good governance juga dapat diartikan
sebagai nilai yang menjunjung keinginan rakyat dan mampu meningkatkan
kemampuan rakyat untuk mencapai keadilan sosial, tujuan kemandirian, dan
pembangunan berkelanjutan.Dengan kata lain, good governance dapat
dianggap sebagai pemerintahan yang profesional, efektif, efisien,
mendahulukan kepentingan masyarakat, dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik serta bersih dari praktik korupsi.

2.2 Tujuan Good Governance


Pada dasarnya, setiap pemerintah dari negara manapun pasti ingin

mempunyai sistem pemerintahan yang baik demi memastikan negara tetap

4
aman dan damai. Pemerintah Indonesia mengatur penerapan konsep

pemerintahan yang baik melalui Permenpan Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008

tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara. Dalam permenpan tersebut, dijelaskan

tentang tujuan dari good governance, yaitu:4

1. Menciptakan Birokrasi yang Bersih

Tujuan pertama adalah untuk menciptakan birokrasi yang bersih,

artinya bebas dari korupsi, kolusi, dan juga nepotisme.

2. Menciptakan Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Produktif

Tujuan kedua adalah untuk menciptakan birokrasi yang efektif,

efisien, dan produktif agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

Contohnya seperti proses pengurusan administrasi yang lebih praktis,

bersih dari pungutan liar, dan tidak berbelit-belit.

3. Menciptakan Birokrasi yang Transparan

Tujuan good governance yang ketiga yaitu untuk menciptakan

birokrasi yang transparan dengan tetap melindungi berbagai informasi

yang sifatnya rahasia.

4. Membangun Birokrasi yang Melayani Masyarakat

Pemerintah berkomitmen untuk melayani segala kebutuhan

masyarakat sebaik-baiknya. Seperti memberikan akses yang mudah

bagi semua masyarakat dan sebagainya. Dengan begitu, pelayanan

masyarakat dapat dilakukan dengan prima dan cepat.

5. Mewujudkan Birokrasi yang Akuntabel


4
Wibawa, Samodra, Good Governance dan Otonomi Daerah. (Yogyakarta. Gajah Mada University
Press.2005)
5
Terakhir adalah mewujudkan birokrasi yang akuntabel atau

bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan. Ini

berarti pemerintah akan bekerja keras untuk menjalankan setiap

kebijakan atau program. Jika kemudian terjadi kesalahan, pemerintah

tidak akan mencari kambing hitam.

2.3 Implementasi Good Governance di NKRI


Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai penyelenggara negara,

sementara sektor swasta menjadi penggerak di bidang perekonomian, dan

masyarakat sipil bertugas sebagai pihak penyesuai.Ketiga pihak ini

mempunyai perannya masing-masing dalam penyelenggaran pemerintahan

yang baik. Maka dari itu, harmonisasi dari ketiganya akan menjadi kekuatan

yang besar.5 Dengan kata lain, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat

sipil harus bekerja sama dalam mengelola ekonomi, sumber daya alam,

lingkungan, dan juga sektor sosial.

2.4 Permasalahan Good Governance di NKRI


Munculnya tindakan korupsi, manipulasi, kesewenang-wenangan,

penyalahgunaan kedudukan, kepentingan politik, pungutan liar,

ketidakadilan, dan tindakan lain yang merugikan negara dan masyarakat

sebenarnya adalah wujud dari sikap mental dari pelakunya. Tindakan tersebut

lebih merupakan wujud dari adanya hambatan bagi upaya menciptakan good

5
Widjaja HAW. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. (PT. RajaGrafindo
Persada,Jakarta,2005.)
6
governance. Ibarat pusing, demam, dan sakit kepala sebenarnya bukan

merupakan penyakit tetapi gejala yang muncul akibat adanya penyakit.6

Oleh karena itu apabila dicermati lebih mendalam maka dapat diambil

suatu pengertian bahwa hambatan bagi upaya menciptakan good governance

adalah sikap mental dari sebagian rakyat Indonesia lebih khusus dari para

pengelola negara dan mitra yang terkait. Dalam hal ini sikap mental dan

kultural dari pengelola negara, corporate, dan masyarakat. Secara lebih rinci

ada beberapa penyebab munculnya tindakan tersebut antara lain ialah :7

2.3 Mengendornya dimensi kerohanian dalam pola hidup ‘modern’ yang

materialistik;

2.4 ‘Pengkawulaan’ rakyat kepada penguasa;

2.5 Tradisi upeti, baik secara paksa oleh penguasa; dan

2.6 Gengsi dan harga diri.

6
Hadi Supeno, Korupsi di Daerah, Kesaksian, Pengalaman, dan Pengakuan, (Yogyakarta, Total
Media, 2009.)
7
Ancok, Djamaluddin., “Membangun Masyarakat Indonesia yang Unggul dalam Kehidupan
Global dalam Millenium Ketiga” (makalah yang tidak diterbitkan, Yogyakarta, 2001)
7
2.5 Contoh Good Governance di NKRI
Demi mewujudkan good governance di Indonesia, pemerintah sudah

banyak melakukan inovasi dan gebrakan, sejak era reformasi dimulai hingga

saat ini. Berikut merupakan contoh contoh good governance yang ada di

NKRI yaitu:8

1. Masa jabatan diubah dari yang awalnya bisa sampai seumur hidup,

sekarang dibatasi hanya sampai 5 tahun dengan maksimal 2 periode.

Artinya, setelah dua kali terpilih menjadi Presiden, sudah tidak dapat

mencalonkan diri untuk periode yang ketiga.

2. Membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas

memberantas korupsi di lembaga eksekutif dan legislatif, baik pusat

maupun daerah. KPK menjadi lini pertahanan sekaligus penyerangan

negara dalam memerangi praktik korupsi di negara ini.

3. Mengubah sistem penerimaan Pegawai Negeri Sipil menjadi terbuka

dengan Tes CPNS. Tes ini dapat diikuti oleh seluruh warga negara

Indonesia yang memenuhi persyaratan. Jaman dulu, PNS sangat kental

dengan praktik nepotisme sehingga jika ada satu anggota keluarga

yang menjadi PNS, anggota keluarga yang lain bisa ikut jadi PNS.

4. Pemilihan umum untuk legislatif dan eksekutif melibatkan rakyat sejak

masa kampanye hingga pemungutan suara di TPS. Ini berbeda dengan

jaman dulu dimana pemilu diwakilkan oleh anggota DPR.

8
Islamy, M. Irfan.Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. (Bumi Aksara.Jakarta,2000)
8
5. APBN dibuat transparan untuk mencegah terjadinya korupsi pada dana

APBN. Dengan begini, masyarakat serta semua pihak dapat

mengawasi serta melakukan audit terhadap penggunaan APBN oleh

pemerintah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Good Governance merupakan bagian, hingga menjadi salah satu dari
faktor penentu utama dari siklus ekologi pemerintahan yang diharapkan di
NKRI. Pengaruh Good Governance dalam memahami bagaimana integrasi
peran antara pemerintah daerah (birokrasi), sektor swasta dan masyarakat
sipil dalam suatu aturan main yang disepakati bersama, yakni lembaga
pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan ekonomi, politik, sosial
budaya, hukum dan keamanan yang kondusif, sektor swasta berperan aktif
dalam menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan memperluas
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Tata pemerintahan
yang baik merupakan pelaksanaan poitik, ekonomi, dan administratif dalam
mengelola masalah-masalah bangsa untuk mencapai pembangunan yang
stabil dan relatif merata sesuai prinsip-prinsip good governance.

3.2 Saran
Adapun saran yang penulis paparkan pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dengan pengetahuan dan wawasan tentang tata kelola yang baik (good
governance) diharapkan pada pemerintahan di indonesia agar dapat
menerapkan prinsip-prinsip good governance di indonesia agar terwujud
tata pemerintahan yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan dan adil.

2. Pemerintah indonesia seharusnya lebih adil dalam menegakkan hukum di


negara ini, tanpa memandang ikatan kekerabatan yang ada di suatu
wilayah, seperti marga. Sebaiknya pemerintah lebih mengutamakan
kesamaan hukum dibandingkan dengan ikatan kekerabatan yang ada di
suatu wilayah, sehingga tercipta keadilan di desa ini dan hal ini diharapkan
dapat membawa kemajuan terhadap negara ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaluddin., “Membangun Masyarakat Indonesia yang Unggul


dalam Kehidupan

Global dalam Millenium Ketiga” makalah yang tidak diterbitkan,


Yogyakarta, 2001

Hadi Supeno, Korupsi di Daerah, Kesaksian, Pengalaman, dan Pengakuan,


Yogyakarta, Total Media, 2009.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-good-governance/ Diakses
tanggal 30 desember tahun 2022

Islamy, M. Irfan. 2000. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara.


Jakarta :Bumi Aksara.

M Jafar Aw.(2019)"Perwujudan Good Governance Dalam Pelaksanaan


Pemerintah Daerah Di Era Otonomi Daerah"Vol 14 No 8,Banten:Sekolah
Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

11
Pamudji, 1992. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta : Bina
Aksara.

Safrijal, M. Nasir Basyah, Hasbi Ali (2016), Penerapan Prinsip-Prinsip Good


Governance Oleh Aparatur Pelayanan Publik Di Kecamatan Kluet Utara
Kabupaten Aceh Selatan

Wibawa, Samodra,(2005) "Good Governance dan Otonomi


Daerah."Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Widjaja HAW. 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. PT.


RajaGrafindo Persada, Jakarta

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai