Anda di halaman 1dari 13

GOOD GOVERNANCE

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Kewarganegaraan”
Dosen pengampu: Dwi Kurnia Hayati, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9

1. Alicia Puspita Maharani (1901082002)


2. Dela Aprilia (1901081017)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat Allah


SWT. serta hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah tentang “Good
Governance”. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
namun kami berharap agar makalah ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di
dalam kampus atau diluar kampus.
Dalam melaksanakan makalah ini banyak pihak yang terlibat dan membantu
sehingga dapat menjadi satu makalah yang dapat di baca dan dimanfaatkan. Akhirnya
kritik yang membangun dan saran sangat kami harapkan. Akhir kata semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca. Sekian dan kami
mengucapkan banyak terima kasih.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Good Governance......................................................................5
B. Prinsip-prinsip Good Governance ...............................................................7
C. Implementasi di Indonesia ........................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Good governance merupakan wujud dari penerimaan akan penting suatu


perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan,
fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan
publik.Prinsip – prinsip Good governance menjadi sangat penting dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik. Berawal dari arti good governance maka
perlu penyediaan informasi yang relevan dan menggambarkan kinerja
(performance) sektor publik yang sangat penting dalam memberikan
pertanggungjawaban akan segala aktivitas kepada semua pihak yang
berkepentingan. Dengan demikian Penyelenggaraan prinsip Good governance
di Indonesia juga telah diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemberian informasi mengenai kinerja
pegawai pemerintah daerah kepada masyarakat merupakan cara untuk
mengurangi informasi asimetrik di sektor publik (Mahmudi,2010:8). Menurut
Robinson (dalam Harun, 2009: 73) mengungkapkan bahwa pentingnya
pengukuran sektor publik yang terdiri dari tiga pengukuran yaitu : a). Sebagai
fasilitas pembelajaran untuk perbaikan layanan, b). Sebagai pembelajaran
memperbaiki praktek manajemen, dan c). Sebagai alat pelaporan akuntabilitas
dan transparansi.
Pemerintahan yang baik secara konseptual, mempunyai pengertian bahwa kata
baik atau good dalam istilah kepemerintahan yang baik yang memiliki makna
bahwa good governance telah mengandung dua pemahaman: Pertama, nilai
yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional)
kemandirian, pembangunan, berkelanjutan, dan keadilan sosial. Kedua, aspek
fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut (Sedarmayanti, 2009:275).
Secara teoritis good governance mengandung arti bahwa pengelolaan
kekuasaan yang didasarkan pada aturan-aturan hukum yang berlaku,

3
pengambilan kebijakan secara transparan, serta pertanggung jawaban kepada
masyarakat (Kaloh, 2010:172). Sebagai organisasi sektor publik, pegawai
dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat
dan mendorong pemerintah agar senantiasa tanggap akan tuntutan
lingkungannya, dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik secara
transparan dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada
pemerintahan. Kinerja pegawai yang mencermin pada prinsip good governance
dapat mendukung terlaksananya pemerintahan yang demokratis dan
masyarakat dapat memiliki kepercayaannya terhadap kinerja pegawai, bahwa
disetiap kinerja pegawai yang mencerminkan pada prinsip-prinsip good
governance diharapakan dapat memberikan pelayanan publik yang lebih baik
kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian good governance?
2. Apa prinsip-prinsip good governance?
3. Bagaimana good governance di Indonesia?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian good governance.
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip good governance.
3. Dapat mengkritisi good governance di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Good Governance
Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil
dari bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang
berarti tata pemerintahan. Dari pengertian tersebut good governance dapat
diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan
menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,
masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik
secara umum. Arti good dalam good governance mengandung pengertian
nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek
fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance (tata
pemerintahan) mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-
lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung
dari ketiga lembagayang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah
(government), dunia usaha (swasta),dan masyarakat. Ketiga domain itu
harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga
ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena
ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan
dan tidak dapat dipisahkan.
Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan
government (pemerintah), dimana government (pemerintah) lebih
berkaitan dengan lembaga yang mengemban fungsimemerintah dan
mengemban fungsi mengelola administrasi pemerintahan. Kalau Tata
Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan
yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan
tata Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan
Pemerintah (Government), karena unsur yang terlibat dalam Tata

5
Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada unsur
Pemerintah (Government).
Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata
Pemerintahan (Governance) bisa diibaratkan hubungan antara rumput
dengan padi. Jika hanya rumput yang ditanam, maka padi tidak akan
tumbuh. Tapi kalau padi yang ditanam maka rumput dengan sendirinya
akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin menciptakan pemerintah
(Government) yang baik,maka tata pemerintahan (Governance) yang baik
tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata Pemerintahan (Governance)
yang baik, maka pemerintah (Government) yang baik juga akan tercipta.
Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu
mempengaruhi atau menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik.
Dunia usaha berperan dalam meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi
dalam suatu negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi duniausaha
maka semakin maju juga perekonomian negara. Sedangkan peran negara
disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri dalam
melakukan kebijakan-kebijakan.Misalnya pemerintah menetapkan nilai
jual terendah dan tertinggi suatu barang tertentu.
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep
good government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata
untuk mengetahui apakah suatu negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat
berperan sebagai pengontrol pemerintah apabila terjadi penyelewengan-
penyelewengan dalam melaksanakan pemerintahanya. Sedangkan
pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas
umum dan kebijakan-kebijakan yang lainnya,yang berhubungan dengan
kepentingan umum.
Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari
aktivitas pasar,dimana disitu saling ketergantunagan antara keduanya.
Dunia usaha membutuhkan konsumen(masyarakat) untuk tetap dapat
melangsungkan dan mengembangkan usahanya. Begitu jugadengan
masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha untuk dapat

6
melangsungkan danmemenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga
pembentuk governance saling terkaitantara yang satu dengan yang lainnya.
Apabila ada salah satu yang tidak melaksanakan perannya dengan baik
maka good governance sulit untuk diwujudkan.
Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan
korupsi, kolusi dannepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase
sejarah politik bangasa indonesia dengan semangat reformasi. Istilah Good
Governance secara berangsur menjadi populer baik dikalangan
pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia,
istilah inisecara umum di terjemahkan dengan pemerintahan yang baik.

B. Prinsip-Prinsip Good Governance


1. Akuntabilitas (Bertanggung Jawab)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga
stakeholders. Atau bisa dikatakan sebagai pertanggung jawaban
pejabat publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan sebagai
pertanggung jawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.
Gunanya adalah untuk mengontrol dan menutup peluang terjadinya
penyimpangan seperti KKN. Indikator minimal akuntabilitas antara
lain :
 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar
prosedur pelaksanaan.
 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian
dalam melaksnakantugas.
 Adanya output dan income yang terukur
2. Keterbukaan (transparasi )
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance
seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan secara

7
terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus di lakukan
secara terbuka adalah:
 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan
kehidupan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
 Keamanan dan ketertiban
 Kebijakan dan ketertiban
 Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat

3. Partisipasi

Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,


serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat
secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi
masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rule of law )

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-


perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan
hukum, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan
terutama hukum hak asasi manusia. Proses mewujudkan cita good
governance, harus di imbangi dengan komitmen untukmenegakkan
rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :

a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )

b. Kepastian hukum (legal certainly)

8
c. Hukum yang responsifd.

d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatife.

e. Indenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif )

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap


persoaalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami
kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu mereka
menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara proaktif
mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat,
untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna
memenuhi kepentingan umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk


memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

7. Kesetaraan keadilan (equity)

Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang,


kesempatan, pelayananyang sama dalam koridor kejujuran dan
keadilan. Tidak seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya
dan tidak memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan
pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari
publicdan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari
rakyat.

8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)

Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan


efesiensi, yakni berdayaguna dan berhasil guna. Kriteria efektivitas
biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau

9
sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok
dan lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan
rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat.

9. Visi strategis (strategic vision )

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk


menghadapi masa yangakan datang. Kualifikasi ini menjadi penting
dalam kerangka perwujudan good governance, karena perubahan
dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu cepat.

C. Implementasi di Indonesia
Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan
ditandai dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam
kehidupan perpolitikan bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya
munculah reformasi. Di antara isu reformasi yang diwacanakan oleh
para elit politik adalah good gavernance. Konsep good gavernance
secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan
pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya. Sehingga
jadilah ide good gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang
diusung oleh semua lapisan masyarakat umum di republik ini. Namun
yang menjadi pertanyaan kita semua, apakah konsep good governance
sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini? Untuk
menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini,
seandainya indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka
dapat dipastikan bahwa good governance sudah terlaksana di indonesia
ini. Sebenarnya indikator ini adalah tugas dari domain/lembaga yang
pembentuk good governance itu sendiri. Indikator tersebut antara lain:
a) Pemerintah
 Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil
 Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
 Menyediakan public service yang efektif dan accountable.

10
 Menegakkan HAM.
 Melindungi lingkungan hidup.
 Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
b) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
 Menjalankan industri
 Menciptakan lapangan kerja
 Menyediakan insentif bagi karyawan
 Meningkatkan standar hidup masyarakat
 Memelihara lingkungan hidup
 Menaati peraturan
 Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
 Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
c) Masyarakat Madani
 Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindung
 Mempengaruhi kebijakan publik
 Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
 Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH
 Mengembangkan SDM
 Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam
menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga
lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government),
dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus
menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini

11
merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat
dipisahkan.
Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan
dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan
kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi
rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator
masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.

DAFTAR PUSTAKA

Lembanas. 2001. Pendidikan Kewaranegaraan. Jakarta: PT Granmedia Pustaka


Umum.

Kansil, C.S.T. 2001. Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: PT Pradiya
Paramita.

https://www.academia.edu/6869198/
MAKALAH_GOOD_GOVERNANCE_Disusun_untuk_memenuhi_salah_satu_tugas_m
ata_kuliah_KEWARGANEGARAAN

https://www.academia.edu ›MAKALAH GOOD GOVERNANCE

12

Anda mungkin juga menyukai