Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

GOOD GOVERNANCE
Dosen Pengajar : Zulkifli SH,MH

Disusun Oleh :

Nama: Nanang Setiawan


Nim: 180120055
Kelas: A2

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada
bapak Zulkifli,SH,MH yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “GOOD GOVERNANCE” karena telah
menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan,
“Bahwa tidak ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak retak” oleh kaarena
itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.

Lhokseumawe , 3 Januari 2019

i
Daftar Isi
1. Kata Pengantar ..................................................................................... i
2. Daftar Isi .............................................................................................. ii
3. BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang .................................................................... 1
4. BAB II Pembahasan
a. Pengertian Good Governance ....................................................... 2
b. Urgensi Good Governance ............................................................ 6
c. Prinsip-prinsip Good Governance ................................................. 8
d. Implementasinya di Indonesia ....................................................... 11
5. BAB III Penutup
a. Kesimpulan .................................................................................... 13
6. Daftar Pustaka ...................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat di hindarkan dalam
hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka, secara perorangan atau secara
bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang
sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki oleh
warganegara. Pada sisi lain pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara
terutama ketika pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu masyarakat
tanpa pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia beradab di
perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya dan kekuatan untuk
menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.

Harapan lain yang ingn di wujudkan oleh setiap warganegara melalui proses
pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua bidang dan
ukuran kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama di harapkan dapat membentuk
kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses kehidupan kolektif
warganegara. Dengan demikian, kebutuhan akan kehidupan yang wajar mensyaratkan
kewajiban pemerintah untuk membentuk hokum yang adil dan melakukan penegakkan
hokum demi rasa keadilan tersebut pada semua warganegara. Untuk mewujudkan tujuan dan
harapan tersebut, maka di perlukan suatu system pemerintahan yang baik dan efektif yang
sesuai dengan prinsip-prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di
sebut dengan good governance.

Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance, urgensi good
governance, prinsip-prinsip good governance, dan implementasinya di Indonesia. Diharapkan
juga dengan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang good governance
secara lebih mendalam. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran semua lapisan untuk
menjalankan tata pemerintahan yang baik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari bahasa
inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata  pemerintahan. Dari
pengertian tersebut good governance dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik,
atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik secara umum. Arti good dalam good governance mengandung
pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan
pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance (tata pemerintahan) mencakup seluruh
mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta),
dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga
domain ini merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan government


(pemerintah), dimana government (pemerintah) lebih berkaitan dengan lembaga yang
mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi
pemerintahan. Kalau Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola
hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan tata
Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan Pemerintah (Government),
karena unsur yang terlibat dalam Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang
didalamnya ada unsur Pemerintah (Government).

2
Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance)
bisa diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya rumput yang ditanam,
maka padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau padi yang ditanam maka rumput dengan sendirinya
akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin menciptakan pemerintah (Government)  yang
baik, maka tata pemerintahan (Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita
menciptakan Tata Pemerintahan (Governance)  yang baik, maka pemerintah
(Government) yang baik juga akan tercipta.

Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi atau
menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam meningkatkan
nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dunia
usaha maka semakin maju juga perekonomian negara. Sedangkan peran negara disini sebagai
pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri dalam melakukan kebijakan-kebijakan.
Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah dan tertinggi suatu barang tertentu.

Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good


government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk mengetahui
apakah suatu negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol
pemerintah apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan
pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan
kebijakan-kebijakan yang lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat  dari aktivitas pasar,
dimana disitu saling ketergantunagan antara keduanya. Dunia usaha membutuhkan konsumen
(masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan mengembangkan usahanya. Begitu juga
dengan masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha untuk dapat melangsungkan dan
memenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga pembentuk governance saling terkait
antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang tidak melaksanakan
perannya dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.

3
Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan korupsi, kolusi dan
nepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase sejarah politik bangasa indonesia dengan
semangat reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur menjadi populer baik di
kalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia, istilah ini
secara umum di terjemahkan dengan pemerintahan yang baik.

Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan


peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan pemerintahan, saat sekarang di
kembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan pemerintahan yang di sebut good
governance. Sebagai suatu konsep yang banyak di populerkan pada era 1990-an, good
governance di artikan dan di definisikan secara beraneka ragam. Ada yang
menghubungkannya dengan pelaksanaan hak asasi manusia dan ada pula yang melihatnya
sebagai bagian dari prasyarat pembangunan berkelanjutan. Namun suatu hal yang mendasar,
good governance hanya akan di jumpai pada system politik yang bersifat demokaratis.

Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu perubahan


dalam makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses pemerintahan yang baru atau
suatu kondisi yang berubah dari penguasaan yang tertata atau metode baru dengan mana
masyarakat di perintah. Levefre (1998) menyatakan bahwa governance memaparkan sistem
aktor dan bentuk baru tindakan publik yang di dasarkan pada fleksibilitas, kemitraan, dan
partisipasi sukarela.

Istilah Good Governance pertama kali di populerkan oleh lembaga dana international,
seperti Word Bank, UNDP dan IMF karena berpandangan bahwa setiap bantuan international
untuk pembangunan negara-negara di dunia, terutama negara berkembang, sulit berhasil
tanpa adanya Good Governance di negara sasaran tersebut. Good Governance dapat di
artikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang di didasarkan kepada nilai-nilai yang bersifat
mengarahkan. Dengan demikian ranah Good Governance tidak terbatas kepada negara dan
birokrasi pemerintahan saja, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang di presentasikan
oleh organisasi non-pemerintah sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan juga sektor
swasta.

4
Singkatnya, tujuan terhadap Good Governance tidak selayaknya hanya di tujukan
kepada penyelanggara negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luar
struktur birokrasi pemerintahan yang secara getol dan bersemangat menurut penyelenggaran
Good governance pada negara.

Sisi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari Demokrasi.
Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan demokratis seperti yang di
praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di Eropa Barat dan Amerika misalnya.
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan
yang baik karena paling merefleksikan sifat-sifat Good Governance yang secara normatif di
tuntut kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan
alternatif dari sistem pemerintahan yang lain seperti totalitarinisme komunis atau militer yang
sempat populer di negara-negara dunia ketiga di masa perang dingin.

5
B. Urgensi Good Governance

Good gavernance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan maupun
hasil-hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling
berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-gerakan anarkis
yang dapat menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika
pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita
kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan
ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator
masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.

Pada era sekarang ini Indonesia terasa sangat perlu untuk menerapkan konsep-konsep
good governance dalam segala aspek kepemerintahannya. Menurut  Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) yang melakukan survei pada saat peringatan satu tahun pemerintahan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan
dua rapor biru dan empat rapor merah. 

Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional, kinerja
ekonomi, kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY dalam hubungan
internasional dinilai sangat buruk karena konflik antara Indonesia-Malaysia yang
penangananya yang sangat buruk. Sedangkan dua angka biru didapat dalam bidang keamanan
dan sosial, bidang keamanan contohnya penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam
bidang sosial tanggap menghadapi bencana.

Dengan fakta survei tersebut good governance seyogyanya diterapkan di negara


Indonesia ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang makmur segera
terwujud. Good governance ini harus di dukung oleh semua lembaga yang menyusun
governance itu sendiri.

6
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian dari Good
governance di Indonesia yaitu:

a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih banyaknya korupsi dan
penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia memicu munculnya
reformasi dengan salahsatu issue reformasi yang fundamental yaitu recovery
economy dari unsur KKN dengan cara menjalankan Goodgovernace di Indonesia.
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini bobrok dan
di gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu pemerintahan yang bersih yang
sesuai dengan keinginan warganegara indonesia.
c. Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah memberikan
pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat. Pelayanan publik ini
tidak hanya di tekankan kepada pemerintah, tetapi juga pada sektor swasta guna
memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat.
d. Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan harapan besar
bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan kegagalan program tersebut.
Alas an lain adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi pemerintahan dan
juga sektor swasta dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi
salah satu sebab utama mengapa Goodgovernance mendapatnya relevansinya di
Indonesia.
e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham Demokrasi
pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Goodgovernance mampu merefleksikan
nilai-nilai demokrasi karena dalam konsep goodgovernance pada dasarnya
menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga negara, baik di tingkat pusat
maupun daerah sektor swasta dan msyarakat madani.
f. Terselenggarahnya good governance merupakan prasyarat utama mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.
g. Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dirumruskan bersama
oleh pemerintah dan komponen masyarakat.

7
C.Prinsip – Prinsip Good Governance
1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat
bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan
sebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya
kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya adalah untuk
mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN. Indikator
minimal akuntabilitas antara lain :
 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.
 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksnakan
tugas.
 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan (transparasi)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme pengelolaan
negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang
harus di lakukan secara terbuka adalah:
 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
 Keamanan dan ketertiban
 Kebijakan dan ketertiban
 Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat

8
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi
dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak
langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rule of law)


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan
publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil dan
dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses
mewujudkan cita good governance, harus di imbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif)


Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-
persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya
jangan menunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara
proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk
kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan
umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh
pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

9
1. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan
yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau sekelompok
orangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola
pengelolaan pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari
public dan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.

2. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)


Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan efesiensi,
yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas biasanya di ukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat
dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur
dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat.

3. Visi strategis (strategic vision)

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan
datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan goodgovernance, karena
perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu cepat.

10
E. Implementasinya Di Indonesia

Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai dengan
saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan bangsa Indonesia,
sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi yang diwacanakan oleh
para elit politik adalah good gavernance. Konsep good gavernance secara bertahap menjadi
semboyan yang populer di kalangan pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya.
Sehingga jadilah ide good gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh
semua lapisan masyarakat umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita smua,
apakah konsep good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini, seandainya
indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa good
governance sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya indikator ini adalah tugas dari
domain/lembaga yang pembentuk good governance itu sendiri. Indikator  tersebut antara lain:

a) Pemerintah
 Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.   
 Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
 Menyediakan public service yang efektif dan accountable.      
 Menegakkan HAM.
 Melindungi lingkungan hidup.                                           
 Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
b) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
 Menjalankan industri
 Menciptakan lapangan kerja    
 Menyediakan insentif bagi karyawan
 Meningkatkan standar hidup masyarakat                         
 Memelihara lingkungan hidup                   
 Menaati peraturan
 Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat           
 Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

11
c) Masyarakat Madani
 Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi               
 Mempengaruhi kebijakan publik
 Sebagai sarana cheks and balances pemerintah                       
 Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH
 Mengembangkan SDM                                                        
 Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik
sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah
(government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian
dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang
saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan
biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan
hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya
meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan
kedamaian.

13
Daftar Pustaka

http://www.banyumaskab.go.id/berita-378-pelaksanaan-good-governance--di-indonesia.html

http://khafidsociality.blogspot.com/2011/07/penerepan-prinsip-prinsip-good.html

http://www.inkindo-jateng.web.id/?feed=rss2&p=779

http://www.transparansi.or.id/tentang/good-governance/

http://hardiyansyah-ahmad.blogspot.com/2009/01/pelaksanaan-prinsip-prinsip-good.html

http://blog.umy.ac.id/stratasatu/2012/06/30/penerapan-konsep-good-governance-dalam-
proses-manajemen-perkotaan/

http://lismaaja.blogspot.com/2011/12/jurnal-penerapan-prinsip-prinsip-good.html

http://beritagratis.blogspot.com/2009/10/penerapan-good-governance-di-indonesia.html

14

Anda mungkin juga menyukai