Anda di halaman 1dari 15

Modul 4

LOGIKA & PROSES PERENCANAAN

Teguh Widodo
Logika
Reformasi
Perencanaan
Analisis Pembelajaran Mobilisasi
Sosial Kebijakan Sosial Sosial
Planner sebagai Masyarakat adlh Nilai kelas elit Tradisi besar
Teknokrat obyek rekayasa mengalami perlawanan
oleh negara ekstensifikasi
Berpikir
Mempertanyaka
Posivistik
Menekankan n yg tdk punya
proses dialogis, power
Masyarakat
relasi non hirarkis,
Ilmiah sbg
komitmen, ruang Mencari cara utk
Pemandu
transaksi sosial meningkatkan
Perencana ada harkat
dalam Aparat
Negara
Empat Aliran Teori Perencanaan dan Isu-isu Moral yang
Melandasinya
Isu-isu Moral-etika
Aliran Contoh Landasan
Perencanaan Praktek moral-etika Kesejahteraa Peran
Keadilan Kekuasaan
n Perencana
Universalis,
Masterplan, Kesejahteraan
Absolutism, Hirarkis, Memusat di Birokrat,
1.Social Land use, Kurang bersama yang
Rationality, pemerintah, Pemerintah Teknokrat,
Reforms City Beautiful/ peka dirumuskan
Penekanan pada Sebagai penyedia /penjamin Designer
Garden City oleh negara
hasil/output
Universalism,
System Approach, Utilitarianism, Prakmatis,
2.Policy Kurang Pemerintah
Incrementalism, Rationality, Kurang peka Teknokrat,
Anaysis peka sebagai regulator
Mixed scanning Penekanan Analis,
pada proses
Relativism,
Egalitarian, Translator,
Transactive Culturalism,
3.Social Reciprocal, Komunikator,
planning, Penekanan pada Utama Utama
Learning Konsensus/ Mediator,
Communitarian perbedaan/
negosiasi Aktivis sosial
Keragaman

Radikal
Konfrontasi thdp
Planning, Radicalist
pemerintah
4.Social Advocacy, Dekonstruksi Advocacy
Utama Utama Emansipasi,
Mobilization Feminism, Postmodernism Mobilisator
Penegasian thdp
Environmental Subjectivism
pemerintah
Planning

Sumber: Setiawan, 1996 disarikan dari berbagai sumber, khususnya Hendler (1995); Friedmann (1987) dan Harper dan Stein (1992, 1995)
Advocacy Pluralism dan Transactive Planning based on The Live of
Dialogue

Karakteristik
Filsafat Teori Perencanaan Kategori Teori
Perencanaan
Utopian Planning
Utopianisme Urban Design
Romantic Planning Theory “in” Planning
Idealisme Rural Design
Authoritarian Planning
Urban Design
Positive Planning Urban Engineering
Positivisme Normative Planning Urban Planning Theory “in” Planning
Blue Print Planning Land Use Planning
Development Planning
Procedural Planning
Policy Analysis
Rasionalisme Rational Comprehensive Theory “of” Planning
Scientific Analysis
Planning
Plural Planning
Politics of Planning
Social Planning
Implementation and Policy Social Learning Theory “in” Planning
Fenomenologi
Pragmatisme Planning Social Mobilization Theory “for” Planning
The New Humanism
Political Economy
Empowerment
Sumber : Dr. Ir. Uton Rustan Harun Msc. “Proyek Akhir Sebagai Alternatif Tugas Akhir bagi Program S1 Pendidikan Planologi”, Makalah Seminar Intern, 1997
PERAN PERENCANA DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Fungsi

Profesionalisme Engineer Birokrat Advokate Politicus


/skill
Engineer Memposisikan Mengartikulasikan Mengkomunikasikan
rasionalitas yang kepentingan umum kepada rasionalitas dan
hendak dibuat sebagai rasionalitas yang acceptable kepentingan yang dibuat
pemenuhan kepentingan kepada aktor lain
publik
Birokrat Menggunakan rasionalitas Memperlakukan Memberi informasi
sebagai landasan dlm masyarakat sebagai kepada masyarakat
membuat kebijakan konsultan dan pihak yang tentang kebijakan yang
terkena kebijakan. dibuat. Melakukan
Mengartikulasikan komunikasi dengan
kepentingan publik dlm legislatif
kegiatan yang dibuat
Advokate Mengajukan rasionalitas Menggunakan Menggunakan tindakan-
sebagai argumen dlm infrastruktur tindakan politik sebagai
memobilisasikan dan kelembagaan yang ada upaya memberi tekanan
menarik keberpihakan sebagai media dalam publik dan menarik
masyarakat. Menjembatani melakukan advokasi dukungan dari kelompok
pemahaman rasionalitas lain. Melakukan
masyarakat komunikasi dengan pihak
lain

Politicus Menjadikan rasionalitas Melaksanakan fungsi Menjembatani kepentingan


lebih dari sekedar perwakilan untuk masyarakat dengan para
legitimator kepentingan memperjuangkan pengambil kebijakan
politik kepentingan rakyat
PLANNING AS
PLANNING AS PLANNING AS PLANNING AS
SOCIAL
SOCIAL REFORM POLICY ANALYSIS SOCIAL LEARNING MOBILIZATION

• Reformasi sosial yang • Para penganut logika • Kritik terhadap


dimaksud ini meyakini bahwa hakikat ilmu
menempatkan solusi yang tepat akan pengetahuan,
perencanaan sebagai muncul dari analisis pengetahuan justru
bagian dari aparatur data yang ilmiah. akan diperoleh
negara. • Perencana diposisikan lewat pengalaman
• Perhatian utama sebagai seorang analis dan disempurnakan
terhadap upaya dan teknisi yang lewat praktek
menemukan cara melayani pusat (learning by doing).
paling efektif bagi kekuasaan • Terdapat proses
negara dalam • Masyarakat juga dialogis, komitmen
membuat rencana.
Perencana diposisikan
diposisikan sebagai
obyek dari
untuk melakukan
eksperimentasi •Dasar ideologi
sebagai teknokrat perencanaan. sosial, toleransi •Peran perencana
• Masyarakat sebagai terhadap perbedaan, •Posisi masyarakat
obyek perencanaan dan mengutamakan •Tujuan
yang tidak cukup transaksi sosial.
tahu untuk terlibat • Masyarakat coba
dalam perencanaan. untuk dilibatkan
dalam perencanaan
HERBERG HOOVER
 Kekuatan pemerintah digunakan untuk berbagai tujuan
dalam pengembangan masyarakat.
Tanpa mengorbankan usaha individu, keterlibatan penduduk asli,
perusahaan swasta

Menyimpulkan bahwa sistim AS akan menonjol di dunia


Karena :

Akan menaikan standar hidup Kemajuan
Sosial
• Memajukan industri Masyarakat
• Mengintegrasikan konflik sosial ke dalam minat masyarakat
yang harmonis

Kuncinya, kerjasama pemerintah dengan :


• Masyarakat
• Asosiasi Pedagang
• Masyarakat yang Profesional
• Organisasi petani, pekerja dan sejenisnya
Tradisi Social Learning

• SOCIAL LEARNING  METAFORA YANG MENUNJUKKAN


HUBUNGAN KNOWLEDGE DAN ACTION

• SOCIAL LEARNING DIMULAI DAN DIAKHIRI DENGAN


ACTION (KEGIATAN YANG MEMPUNYAI
TUJUAN) DAN MELIBATKAN :

(1) ACTION  DILAKSANAKAN DENGAN TUJUAN


PERU-
BAHAN REALITAS
(2) POLITICAL STRATEGY & TACTICS  UNTUK PEMECAHAN
MASALAH
(3) VALUE  MEMBERIKAN INSPIRASI DAN
ARAH
KEGIATAN
(4) THEORIES OF REALITY  GAMBARAN KONDISI DUNIA
YANG SEBENARNYA
PENDEKATAN SOCIAL LEARNING
BEKERJA DENGAN SUATU KONSEP
PROSES PENGETAHUAN :
ASUMSI INTINYA ADALAH SEMUA
PEMBELAJARAN EFEKTIF DATANG
DARI PENGALAMAN MENGUBAH
REALITAS
C = actor’s cognitive aspects of
MODEL SIMPLE learning
I1 A = actor’s experiential aspects of
learning
d = actor’s decision process
I1 = learning process 1 : problems &
C d A intentions
I2 = learning process 2 : actual
change in
action, strategy, theory, and
I2 values

PEMBAHASAN SOCIAL LEARNING :

SURVEY SOCIAL LEARNING BERDASARKAN HISTORY


PENGEMBANGANNYA (ASPEK FILOSOFI DAN TEKNIS)[[[
Peran perencana menurut Friedman (1987) dalam Analisis
Kebijakan:

Sebagai teknokrat yang menyediakan data dan


informasi, membentuk model-model penjelasan dan
memberikan alternatif-alternatif cara untuk mencapai
tujuan.

Perencana cenderung bekerja untuk kepentingan


pemegang kekuasaan, baik kapital ataupun pemerintah.

Tujuan utama perencanaan bukanlah tujuan utama,


tetapi efisiensi pasar dan maksimalisasi hasil
Mobilisasi: 1. Membuat sesuatu/seseorang siap untuk bertugas
atau bertindak
2. Mengatur/mengorganisir seseorang/sesuatu untuk
tujuan tertentu
Mobilisasi sosial adalah suatu ideologi dari pencabutan hak milik, yang
kekuatannya berasal dari solidaritas sosial, dari keseriusan analisa politik
yang mereka miliki, dan dari keinginan berusaha terus menerus untuk
merubah status quo (Friedmann, 1987).
Mobilisasi sosial merupakan suatu proses dari suatu kesatuan sosial (social
integrated) dalam rangka memperjuangkan setiap hak-nya dalam proses
pembangunan. Hak tersebut berupa akses yang sama terhadap berbagai jenis
pelayanan sebagaimana orang lain memperoleh services tersebut.
SM itu sendiri yang mana muncul dipengaruhi oleh pergerakan tiga
bentuk perlawanan, yaitu kelompok yang berpahamkan:
• UTOPIAN (U)
• SOCIAL ANARCHISM (SA)
• HISTORICAL MATERIALISM (HM)

Para pendukung dari tradisi perlawanan diatas (U, SA dan HM) didasari
pada keberadaan moralitas yang kejam yang banyak bermunculan di
awal era industri kapitalis. Mereka berorientasi dalam peyelidikannya
untuk mendapatkan kehidupan sosial yang lebih baik sesuai dengan
keyakinan mereka terhadap kemungkinan adanya emansipasi
(kesederajatan) sosial.
Masing-masing dari ke-3 tradisi perlawanan tersebut memiliki kontribusi
berupa elemen-elemen yang penting terhadap SM secara keseluruhan.
Proses Perencanaan
•Proses Politikada kepentingan politik yg sejalan dengan birokratis

•Proses teknokratikdilakukan oleh perencana profesional

•Proses partisipatifproses dengan melibatkan masyarakat

•Bottom-up & top-down proses yang berdasarkan aspirasi aliran proses


dalam hirarki pemerintahan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai