Anda di halaman 1dari 4

ISU DAN PERMASALAHAN KELURAHAN BAROS KOTA CIMAHI

Kota Cimahi memiliki peran sebagai kota penyangga bagi Kota Bandung, terutama menjadi
tempat bermukimnya para pekerja yang mencari nafkah di kota Bandung. Hal tersebut
mengakibatkan pertumbuhan penduduk di Kota Cimahi dari tahun ke tahun semakin meningkat,
ditambahnya dengan migrasi masyarakat dari desa ke kota (urbanisasi). Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik pada tahun 2010 terdapat jumlah penduduk 541.177 jiwa, kemudian bertambah
37.838 jiwa hingga tahun 2014. Sehingga dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi
setiap tahunnya sebesar 2,12 %.

Pola penggunaan lahan di Kota Cimahi secara umum didominasi oleh kawasan terbangun
yang terdiri dari 36% kawasan permukiman serta sarana dan prasarana pendukung fasilitasnya,
kemudian 9% digunakan untuk sektor industry. 12% digunakan untuk kawasan militer dan 34 %
didominasi oleh lahan tegalan dan pertanian. Meskipun relatif luas sebagian besar lahan pertanian
di Kota Cimahi berada pada daerah perbukitan sehingga kawasan tersebut dipertahankan sebagai
kantong resapan air. Namun pada kenyataannya daerah ini terdesak dan mulai dialih fungsikan
salah satunya menjadi lahan permukiman karena kebutuhan akan ruang untuk permukiman yang
semakin tinggi.

Ketimpangan antara terjadinya perluasan kawasan permukiman dengan kurangnya


penyediaan sarana dan prasarana permukiman mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan
permukiman kumuh. Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lingkungan permukiman kumuh dan
permukiman liar yang cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, kondisi permukiman
kumuh di Kecamatan Cimahi Tengah tercatat sebanyak 11.098 rumah di 6 kelurahan dengan luas
100,44 Ha. 56 unit rumah berada dibawah tegangan arus tinggi, dan 393 unit rumah berada di
bantaran sungai. Selain itu permasalahan permukiman lainnya adalah jumlah kepala keluarga
dengan jumlah rumah sangat timpang, jumlah kepala keluarga di Kecamatan Cimahi Tengah adalah
52.002 KK 3 sedangkan jumlah rumah yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah adalah 26.858
sehingga dapat disimpulkan bahwa 25.164 kepala keluarga belum memiliki rumah atau tempat
tinggal.

Kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari lima Kelurahan, yaitu Kelurahan, Baros, Kelurahan
Cigugur Tengah, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Karangmekar, Kelurahan Padasuka dan Kelurahan
Setiamanah dengan luas wilayah 1010.23 Ha dan jumlah penduduk 172,258 jiwa. ( Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi Tahun 2015) Berdasarkan perhitungan jumlah
penduduk dibagi luas wilayah Kecamatan Cimahi Selatan diperoleh angka kepadatan penduduk
yaitu 102 jiwa/km2. Fakta tersebut dapat dilihat dari tabel 1.1 kepadatan penduduk tahun 2015

Tabel 1.1 Kepadatan Penduduk Kasar Kecamatan Cimahi Tengah Tahun 2015

No Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan


Wilayah Penduduk Penduduk per
(km2) (km2)
1. Baros 2,25 23,174 10
2. Cigugur Tengah 2,36 51,003 22
3. Cimahi 0,84 13,776 16
4. Karangmekar 1,32 18,173 14
5. Padasuka 1,98 40,799 21
6. Setiaamanah 1,37 25,363 19
Cimahi Tengah 1010,23 172,258 102

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah
merupakan Kecamatan yang diperuntukan untuk permukiman, akan tetapi luas lahan yang ada
berbanding terbalik dengan tingginya jumlah penduduk. Kecamatan Cimahi Tengah memiliki luas
lahan paling sedikit diantara Kecamatan yang ada di Kota Cimahi namun memiliki jumlah
penduduk paling tinggi. Sehingga pada kondisi dilapangan daerah Kecamatan Cimahi Tengah
merupakan daerah yang paling disoroti mengenai kualitas lingkungan permukimannya.

Perluasan kawasan permukiman di Kota Cimahi merupakan fenomena yang mengakibatkan


timbulnya beberapa permasalahan kualitas lingkungan permukiman. Ditambah dengan data spasial
yang tidak memadai dan kurang 4 akuratnya data oleh karena itu peneliti mengambil penelitian
yang berjudul “Evaluasi Kualitas Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi” guna
mendapatkan informasi terbaru tentang kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi
Tengah dan mengetahui pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi
Tengah.

Ada tiga permasalahan merosotnya kualitas lingkungan permukiman didaerah perkotaan antara
lain:

1. adanya lingkungan permukiman yang kondisinya amat jelek dan dihuni oleh masyarakat
berpenghasilan rendah;
2. terdapat perkampungan yang tidak ditata dengan teratur, dengan kondisi fisik sosial
ekonomi dan kesehatan yang tidak memadai;
3. terdapatnya kampung – kampung dengan prasarana lingkungan yang sangat minim.
Sumunar (2002, hlm 1).

Kota Cimahi memiliki peran sebagai kota penyangga bagi Kota Bandung, terutama menjadi
tempat bermukimnya para pekerja yang mencari nafkah di kota Bandung.

Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk di Kota Cimahi dari tahun ke tahun
semakin meningkat, ditambahnya dengan migrasi masyarakat dari desa ke kota (urbanisasi).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 terdapat jumlah penduduk 541.177 jiwa,
kemudian bertambah 37.838 jiwa hingga tahun 2014. Sehingga dapat dihitung laju pertumbuhan
penduduk Kota Cimahi setiap tahunnya sebesar 2,12 %. Ketimpangan antara terjadinya perluasan
kawasan permukiman dengan kurangnya penyediaan sarana dan prasarana permukiman
mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh. Kecamatan Cimahi Tengah
memiliki lingkungan permukiman kumuh dan permukiman liar yang cukup tinggi. Berdasarkan
data Dinas Pekerjaan Umum, kondisi permukiman kumuh di Kecamatan Cimahi Tengah tercatat
sebanyak 11.098 rumah di 6 kelurahan dengan luas 100,44 Ha. 56 unit rumah berada dibawah
tegangan arus tinggi, dan 393 unit rumah berada di bantaran sungai.

Selain itu permasalahan permukiman lainnya adalah jumlah kepala keluarga dengan jumlah
rumah sangat timpang, jumlah kepala keluarga di Kecamatan Cimahi Tengah adalah 52.002 KK
sedangkan jumlah rumah yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah adalah 26.858 sehingga dapat
disimpulkan bahwa 25.164 kepala keluarga belum memiliki rumah atau tempat tinggal.

Perluasan kawasan permukiman di Kota Cimahi merupakan fenomena yang mengakibatkan


timbulnya beberapa permasalahan kualitas lingkungan permukiman. Ditambah dengan data spasial
yang tidak memadai dan kurang akuratnya data oleh karena itu penulis tertarik untuk mengukur
dan mengevaluasi kualitas lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hal
ini dimaksud untuk mengetahui kondisi kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi
Tengah Kota Cimahi berdasarkan parameter – parameter kualitas lingkungan permukiman dan
Mengetahui permukiman liar yang cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, kondisi
permukiman kumuh di Kecamatan Cimahi Tengah tercatat sebanyak 11.098 rumah di 6 kelurahan
dengan luas 100,44 Ha. 56 unit rumah berada dibawah tegangan arus tinggi, dan 393 unit rumah
berada di bantaran sungai. Selain itu permasalahan permukiman lainnya adalah jumlah kepala
keluarga dengan jumlah rumah sangat timpang, jumlah kepala keluarga di Kecamatan Cimahi
Tengah adalah 52.002 KK sedangkan jumlah rumah yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah adalah
26.858 sehingga dapat disimpulkan bahwa 25.164 kepala keluarga belum memiliki rumah atau
tempat tinggal. Perluasan kawasan permukiman di Kota Cimahi merupakan fenomena yang
mengakibatkan timbulnya beberapa permasalahan kualitas lingkungan permukiman. Ditambah
dengan data spasial yang tidak memadai dan kurang akuratnya data oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi. Hal ini dimaksud untuk mengetahui kondisi kualitas lingkungan permukiman di
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi berdasarkan parameter – parameter kualitas lingkungan
permukiman dan Mengetahui pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamtan
Cimahi Tengah Kota Cimahi.

1. Kualitas Lingkungan

Permukiman Kualitas lingkungan permukiman kota yang baik akan memperhatikan


kelengkapan sarana dan prasarana pendukung seperti yang tercantum dalam UU Nomer 1
Tahun 2011 bahwa sarana.

2. Kepadatan Bangunan

Dan fasilitas dalam lingkungan kehidupan yang berfungsi untuk mendudkung penyelenggaraan
dan pengembangan kehidupan social, budaya dan ekonomi. sedangkan prasana adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan
bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. Jadi kualitas lingkungan permukiman
merupakan sebuah keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi
kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah.

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa Kelurahan Baros memiliki kepadatan bangunan
Jarang / Baik yaitu <20% (17 rumah/Ha) dengan nilai 9, kemudian Kelurahan Cigugur Tengah
memiliki kepadatan bangunan Padat/Buruk yaitu >40% (<50 rumah /Ha) dengan nilai 3.
dikarenakan Kelurahan Cigugur Tengah merupakan Kelurahan yang paling dekat pusat industri
sehingga tidak salah jika kepadatan bangunan di Kelurahan Cigugur Tengah sangat padat,
selanjutnya Kelurahan Cimahi, Kelurahan Padasuka dan Kelurahan Setiamanah sama halnya
dengan Kelurahan Cigugur Tengah memiliki kepadatan bangunan padat, yaitu >40% atau (<50
rumah/Ha) dengan nilai 3 Karena letak kelurahan –kelurahan tersebut dekat dengan pusat kota.
Kemudian Kelurahan Karangmekar memiliki kepadatan bangunan sedang atau 30-40% (25
rumah/Ha) dengan nilai 6, meskipun Kelurahan Karangmekar didominasi oleh kawasan
terbangun dari mulai pertokoan sampai pusat pendidikan. Namun kepadatan bangunan yang
disoroti disini adalah kepadatan bangunan permukiman atau rumah, Sehingga tidak salah jika
Kelurahsn Karangmekar memiliki kepadatan bangunan yang sedang.

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter


ukuran bangunan memiliki kualitas yang berbeda yaitu kelurahan Cigugur Tengah tergolong dalam
kualitas sedang karena memiliki 30-50% ukuran bangunan dengan luas 30-60 m2 sedangkan
Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Karangmekar, Kelurahan Padasuka,dan Kelurahan
Setiamanah tergolong dalam kualitas baik karena memiliki >60% permukiman dengan luas 60 m2.
Sehingga dapat dirata-ratakan bahwa Kecamatan Cimahi Tengah memiliki kualitas lingkungan yang
baik.

Kualitas lingkungan Permukiman dilihat dari aspek pola bangunan setiap kelurahannya rata
– rata tergolong. dalam kualitas buruk dengan <40% bangunan teratur yaitu Kelurahan Cigugut
Tengah, Cimahi, Padasuka, dan Setiamanah .hal tersebut sangat wajar karena keempat kelurahan
tersebut memiliki lokasi dekat dengan pusat kota.

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter


aksesibilitas memiliki kualitas yang berbeda disetiap kelurahannya yaitu Kelurahan Baros dan
Kelurahan Karangmekar tergolong dalam kualitas baik karena memiliki >50% lebar jalan rata-rata
6 m, kemudian untuk Kelurahan Cigugur Tengah dan Kelurahan Setiamanah tergolong dalam
kualitas Buruk karena jalan rata-rata tidak dapat terlihat pada Citra Landsat. Selanjutnya Kelurahan
Cimahi dan Kelurahan Padasuka tergolong dalam kualitas sedang karena memiliki 35-35%.
Lebar jalan rata-rata 3-6 m. berdasarkan analisis perkelurahannya kualitas lingkungan
permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dari segi aksesibilitas tergolong beragam dari baik,
sedang, dan buruk. Hal ini diakibatkan karena banyaknya bangunan yang tidak memperhatikan
persyaratan mendirikan bangunan khususnya untuk aksesibilitas menuju permukiman. Seperti
yang diungkapkan Bintarto (1988, hlm 118 ) bahwa aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari
suatu tempat ke tempat lain dalam suatu wilayah. kondisi ini terjadi pula dikota-kota besar lainnya
khusnya Indonesia karena kebutuhan lahan yang luas berbanding terbalik dengan jumlah
penduduk yang ada, sehingga tidak dapat terpasilitasi dengan baik.

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter lokasi
permukiman memiliki kualitas yang berbeda disetiap kelurahannya yaitu, Kelurahan Cigugur
Tengah tergolong dalam kualitas buruk karena memiliki kedekatan dengan sumber polusi udara
dari pabrik yang berada didekat lingkungan permukiman serta bencana banjir yang selalu menjadi
masalah pada musim hujan karena debit air dari banjir tersebut bisa mencapai lutut manusia,
sedangkan untuk Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Karangmekar, Kelurahan
Padasuka dan Kelurahan Setiamanah tergolong dalam kualitas baik karena jauh dari sumber polusi
dan bencana. Berdasarkan analisis lokasi permukiman dari setiap kelurahan di rata- rata memiliki
kualitas lingkungan permukiman baik.

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu daerah persatuan luas. Sedangkan
kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter kepadaan
penduduk tergolong sedang karena memiliki kepadatan penduduk 102 jiwa/km2 atau dapat
digolongkan cukup padat karena memiliki jumlah penduduk 51-250 jiwa/km2. Hal ini diakibatkan
karena Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lokasi yang strategis berada ditengah Kota Cimahi yang
memiliki pusat kegiaatan ekonomi khususnya industry - insustri besar yang menyedikan lapangan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai