Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkat rahmat Beliau Buku Pedoman Penyusunan Tarif
Layanan Non-Akademik Universitas Udayana ini dapat terwujud
untuk pertama kalinya.

Buku Pedoman Penyusunan Tarif Layanan Non-Akademik


berlaku sebagai pedoman untuk seluruh aktivitas yang berkaitan
dengan penyusunan tarif layanan non-akademik Universitas
Udayana dan dengan harapan dapat dipahami dan dijadikan acuan
oleh semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tarif layanan non-
akademik di Universitas Udayana.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor dan Wakil


Rektor Bidang Umum dan Keuangan atas arahan yang telah
diberikan. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Tim Penyusun
atas kerjasamanya dalam mewujudkan buku pedoman ini.

Walaupun telah diupayakan sedemikian rupa, kami yakin


perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan buku pedoman ini perlu
dilakukan terus-menerus di masa mendatang. Kritik dan saran untuk
perbaikannya sangat diharapkan.

Denpasar, Desember 2021


Direktur Badan Pengelola Usaha
Universitas Udayana,

Sayu Ketut Sutrisna Dewi


NIP. 196311271992032003

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………………………………………… 1

Daftar Isi ………………………………………………… 2

I. Pendahuluan ………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang …………………………. 3
1.2 Maksud dan Tujuan…………………… 5
1.3 Dasar Hukum ………………………….. 6
1.4 Ruang lingkup …………………………. 8
II. Tarif Layanan Non-Akademik………………….. 9
2.1 Jenis Layanan Non-Akademik………. 9
2.2 Pendekatan Perhitungan Tarif ……… 10
2.3 Aspek-aspek yang dipertimbangkan 12
2.4 Besaran Tarif……….………………….… 13
2.5 Format Tarif……………………………… 14
2.6 Pengaturan Waktu Penyusunan Tarif 14
2.7 Prosedur Penyusunan Tarif…………. 15
2.8 Dokumen Usulan Tarif……………….. 16
III. Penutup ……………………………………………. 18

2
I
PENDAHULUAN

sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) secara penuh melalui
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 441/KMK.05/2011 tanggal 27
Desember 2011. Sebagai PK-BLU, Universitas Udayana dikelola
secara otonomBelakang
1.1 Latar dengan prinsip efisiensi dan produktivitas seperti
korporasi dan berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan
Menteri
lembaga Keuangan
induknya. telah menetapkan
Pola PK-BLU Universitas
dimaksudkan agar Universitas
Udayana sebagai instansi pemerintah dapat meningkatkan
pelayanannya kepada pelanggan, dalam hal ini mahasiswa,
masyarakat, dan stakeholder lainnya. Seluruh dana Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang didapatkan dari mahasiswa,
masyarakat, pemberdayaan fasilitas, dan sumber lainnya dapat
dikelola secara langsung tanpa harus disetor terlebih dahulu ke kas
Negara.

BLU diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun


2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PP
23/2005) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor

3
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PP 74/2012). BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat

Selain menjalankan tugas pokok di bidang akademik, BLU


menyelenggarakan pula kegiatan atau tugas non-akademik tanpa
mengutamakan perolehan keuntungan. Meskipun demikian, BLU
dapat memungut biaya kepada masyarakat atas layanan non-
akademik yang diberikan, baik itu berupa barang ataupun
jasa. Besaran biaya yang ditagihkan atas layanan tersebut
ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan


Pendidikan Tinggi Nomor 30 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Universitas Udayana (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 748), Badan Pengelola Usaha (BPU) Universitas
Udayana mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan
unit usaha dan mengoptimalkan perolehan sumber-sumber
pendanaan universitas untuk mendukung pelaksanaan penerapan
pengelolaan keuangan BLU Universitas Udayana. Dengan demikian
Universitas Udayana mempunyai tugas pokok tambahan yaitu
melaksanakan pengembangan unit usaha dan mengoptimalkan
perolehan sumber- sumber pendanaan universitas dari luar UKT
untuk mendukung pelaksanaan penerapan pengelolaan keuangan.
Dalam upaya memaksimalkan pelaksanaan tugas pokok yang efektif
dan efisien, serta memberikan pelayanan berkualitas kepada
masyarakat, selain menetapkan tarif layanan akademik, BLU
Universitas Udayana juga telah menetapkan tarif layanan non-

4
akademik sebagai dasar

5
pengenaan biaya atas pelayanan di luar kegiatan akademik yang
dikenakan kepada masyarakat.

Perubahan lingkungan yang semakin dinamis menuntut


fleksibilitas layanan dan kreativitas untuk memanfaatan berbagai
fasilitas yang ada (idle capacity) secara optimal dengan harapan dapat
meningkatkan penerimaan lembaga dari layanan non-akademik.
Dalam menetapkan tarif layanan non-akademik ini, diperlukan
pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan tarif layanan tersebut.
Menurut Trim (2018: 34-35), buku panduan atau pedoman (manual
book) berisikan sekumpulan informasi yang menjadi rujukan atau
berupa instruksi-instruksi untuk melakukan sesuatu. Pedoman
dapat berupa buku yang menyajikan informasi untuk memandu atau
memberikan tuntunan kepada pembacanya untuk melakukan apa
yang disampaikan, agar pekerjaan bias berjalan dengan lancar.

1.2 Maksud dan Tujuan

Pedoman Penyusunan Tarif Layanan Non-Akademik


Universitas Udayana adalah acuan yang berisi tata cara untuk
melaksanakan tugas penyusunan tarif layanan non-akademik
Universitas Udayana, berdasarkan indikator-indikator teknis,
administratif, dan prosedural yang sesuai dengan tata kerja,
prosedur kerja, dan sistem kerja di Universitas Udayana.

Pedoman Penyusunan Tarif Layanan Non-Akademik Universitas


Udayana ini bertujuan untuk:
1) Menjelaskan perincian mengenai aktivitas penyusunan tarif
layanan non-akademik yang dilaksanakan secara berulang;
2) Menciptakan arus kerja yang lebih baik dan memudahkan
koordinasi antara bagian-bagian yang terlibat;

5
3) Menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan penyusunan tarif
layanan non-akademik;
4) Menciptakan komitmen kerja di lingkungan Universitas Udayana
untuk mewujudkan pelayanan prima dengan mengutamakan
kualitas (quality first) kepada konsumen dan stakeholder, baik
internal (civitas akademik Universitas Udayana) maupun
eksternal (masyarakat umum);
5) Memastikan bahwa kegiatan penyusunan tarif layanan non-
akademik di Universitas Udayana dilakukan secara efisien, efektif,
konsisten, standar, dan sistematis menuju good governance.

1.3 Dasar Hukum


Dasar hukum dalam penyusunan tarif layanan non-akademik
adalah:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5 Tahun 2004
Tambahan Lembaran Negara No. 4355);
3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 74 Tahun 2
Badan Layanan Umum;

6
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
6) Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor-50/PB/2007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) oleh Satuan Kerja Instansi Pemerintah yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-
BLU);
7) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/02/M.PAN/1/2007 tentang pedoman Organisai Satuan
Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan
PPK- BLU;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU;
9) Peratura Pemerintah No. 66/2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Perintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
10) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 441/KMK.05/2011
tanggal 27 Desember 2011 tentang Penetapan Universitas
Udayana sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).
11) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 30 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Udayana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 748);
12) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 Tentang Statuta
Universitas Udayana;
13) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 100/PMK.05/2016
tentang Pedoman Umum Penyusunan Tarif Layanan Badan
Layanan Umum;

7
14) Peraturan Menteri Keuangan (PNK) Nomor 57/PMK.06/2016
Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara;
15) Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor
543/UN14/KU/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Tarif
Layanan Non Akademik BLU Universitas Udayana
16) Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor
714/UN14/KP/2017 tentang Pengangkatan Direktur Badan
Pengelola Usaha Universitas Udayana;
17) Peraturan Rektor Universitas Udayana Nomor 7 Tahun 2018
tentang Prosedur Operasional Baku Kerjasama Akademik dan
Non-Akademik;
18) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 129/PMK.05/2020
tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum.

1.4 Ruang lingkup

Layanan non-akademik adalah layanan BLU Universitas


Udayana kepada civitas akademika dan masyarakat umum yang
dilakukan oleh unit-unit usaha di lingkungan Universitas Udayana.
Layanan tersebut berupa penyediaan barang dan/atau jasa tanpa
mengutamakan perolehan keuntungan dan dalam pelaksanaannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Daftar tarif
Layanan Non-Akademik Universitas Udayana yang dituangkan ke
dalam Surat Keputusan Rektor merupakan daftar tarif layanan
terendah atas berbagai jenis barang dan/atau jasa yang ditawarkan.
Pelaksanaan penyusunan tarif layanan non-akademik dan
dikoordinir oleh Badan Pengelola Usaha (BPU).

8
II
TARIF LAYANAN
NON-AKADEMIK
besar dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Layanan Perdagangan
Layanan perdagangan merupakan suatu kegiatan usaha berupa
penjualan barang dagangan berwujud. Barang dagangan
tersebut dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi, atau
barang jadi. Barang yang diperdagangkan dapat berupa
2.1 Jenis Layanan Non-Akademik
barang habis pakai, hasil perkebunan, pertanian, industri
Layanan non-akademik di Universitas Udayana secara
pengolahan, dan hasil hutan. Contoh: souvenir, ATK, pakaian,
makanan/minuman, dan buah atau sayuran hasil pertanian.
2) Layanan Jasa
Layanan jasa adalah bentuk usaha yang menawarkan produk
kepada konsumen dalam bentuk barang tidak berwujud berupa
jasa. Layanan yang ditawarkan adalah pelayanan yang memberi
manfaat berupa kepuasan atau kesenangan kepada para
konsumen. Jadi dalam transaksinya sama sekali tidak
mengakibatkan perpindahan kepemilikan aset/barang. Contoh:

9
uji produk di laboratorium, pelatihan, kursus, analisis, sewa
alat, penyuntingan dan layanan kesehatan.

2.2 Pendekatan Perhitungan Tarif

Dalam menentukan tarif layanan BLU, penghitungan terlebih


dahulu terhadap biaya pokok penyediaan layanan merupakan syarat
wajib yang harus dipenuhi BLU, sebagaimana diamanahkan dalam
Peraturan Pemerintah 23 2005 jo PP 74 2012 dan PMK
100/PMK.05.2016 tentang Pedoman Umum Penyusunan Tarif
Layanan BLU. Penentuan biaya pokok penyediaan layanan dijadikan
sebagai dasar dalam penentuan besaran tarif layanan. Metode
perhitungan biaya penyediaan layanan sangat bergantung kepada
karakteristik layanan masing-masing unit usaha, sehingga tidak
terdapat metode baku yang wajib digunakan.
Tarif yang layak merupakan tarif yang mampu mengakomodir
kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, dalam
penentuan tarif perlu dilakukan analisis kelayakan tarif. Analisis
kelayakan tarif tersebut setidaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan tarif pasar dan kemampuan/kelayakan dari
bisnis yang dijalankan atas pemanfaatan aset.
Terdapat 2 (dua) pendekatan yang digunakan dalam
menentukan tarif layanan , yaitu:

1) Pendekatan Nilai Aset (Asset Value Based)


Pendekatan nilai aset merupakan pendekatan yang dilakukan
dalam menentukan tarif pemanfaatan aset yang di dasarkan
pada penggunaan/pemanfaatan aset. Pendekatan nilai aset dilakukan berdasarkan konse
konsep investasi, pendapatan potensial yang dapat diperoleh

10
atas penggunaan aset dapat ditentukan dengan metode
kapitalisasi dan tingkat pengembalian aset (return on asset).
Metode kapitalisasi aset menyatakan bahwa nilai suatu aset
merupakan kapitalisasi dari pendapatan potensial yang dapat
diperolehnya sehingga potensi suatu aset dalam menghasilkan
pendapatan tercermin dari nilai asetnya. Metode tingkat
pengembalian aset menyatakan bahwa pendapatan potensial
aset sebesar tingkat pengembalian yang diharapkan atas
pemanfaatan aset. Berdasarkan konsep sewa, pendapatan
potensial yang dapat diperoleh dari suatu aset dapat ditentukan
berdasarkan nilai sewa wajar yang terbentuk akibat kekuatan
permintaan dan penawaran yang berlaku di pasar. Nilai sewa
wajar atas aset ditentukan berdasarkan perbandingan nilai
sewa aset atau properti sejenis.

2) Pendekatan nilai bisnis (Business Value Based)


Pendekatan nilai bisnis merupakan pendekatan yang dilakukan
dalam menentukan tarif pemanfaatan aset dengan
mempertimbangkan kemampuan aset untuk menghasilkan
pendapatan. Berbeda dengan pendekatan nilai aset yang
membebankan tarif atas penggunaan/pemanfaatan aset,
pendekatan nilai bisnis membebankan tarif atas pendapatan
yang diperoleh atau akan diperoleh dari penggunaan/
pemanfaatan aset. Penentuan tarif dengan pendekatan nilai
bisnis dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi
hasil dalam penentuan tarif pemanfaatan aset ditentukan
berdasarkan proporsi tertentu yang disepakati kedua belah
pihak atas pendapatan yang dihasilkan atas penggunaan/
pemanfaatan aset. Proporsi bagi hasil ditentukan dengan mempertimbangkan kemampu
pendapatan dan kelayakannya bagi masing-masing pihak.

11
Perhitungan tarif yang lebih sederhana akan membutuhkan
proses persetujuan yang lebih singkat, sehingga pemanfaatan
asset atau Barang Milik Negara (BMN) diharapkan dapat
dilakukan lebih optimal. Perhitungan tarif yang lebih obyektif
memberi kemudahan dalam menentukan besaran tarif dan
memberikan pertimbangan yang lebih baik dalam pengambilan
keputusan. Pengenaan tarif berdasarkan harga pasar dan rata-
rata industri dianggap lebih obyektif dibanding hasil proyeksi
berdasarkan asumsi dan estimasi. Perhitungan tarif
berdasarkan praktik bisnis yang berlaku dapat menghasilkan
besaran tarif yang layak bagi mitra. Tarif yang layak bagi mitra
dan tidak merugikan pemerintah merupakan kunci
keberhasilan pemanfaatan aset sebagai alternatif sumber
penerimaan negara yang dapat diharapkan.

Penetapan tarif layanan non-akademik dapat berupa:


1) Cost plus
Tarif layanan lebih besar dari seluruh biaya yang telah
dikeluarkan untuk menghasilkan barang/ jasa layanan;
2) Cost recovery
Tarif layanan sama dengan seluruh biaya yang telah
dikeluarkan untuk menghasilkan barang/ jasa layanan; dan/
atau;
3) Cost minus
Tarif layanan lebih kecil dari seluruh biaya yang telah
dikeluarkan untuk menghasilkan barang/ jasa layanan, khusus
bagi kalangan civitas akademika.

2.3 Aspek-aspek dalam penentuan tarif

Sebagai BLU, Universitas Udayana dapat memungut biaya dari


masyarakat atas pelaksanaan layanan non-akademik dalam bentuk

12
tarif layanan. Dalam penentuan tarif layanan non-akademik, aspek-
aspek yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1) Kontinuitas dan pengembangan layanan, yaitu tarif layanan
dapat meningkatkan kemampuan BLU Universitas Udayana
dalam memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
biaya dalam penyediaan barang/jasa layanan dan mendorong
kesinambungan serta pengembangan bisnis BLU Universitas
Udayana;
2) Daya beli masyarakat, yaitu tarif layanan memperhitungkan
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membeli
barang/jasa layanan yang dihasilkan oleh BLU Universitas
Udayana, berdasarkan pendapatan masyarakat, perubahan
harga barang/jasa layanan, dan nilai mata uang;
3) Asas keadilan dan kepatutan, yaitu tarif layanan menjamin
bahwa setiap orang/pelanggan memperoleh pelayanan yang
sama sesuai dengan hak dan manfaat yang diterima, dan tarif
layanan memperhitungkan situasi dan kondisi sosial
masyarakat; dan
4) Kompetisi yang sehat, yaitu tarif layanan mampu menjami dan
menjaga praktik bisnis yang sehat tanpa menimbulkan
gangguan pada industri dan bisnis sejenis yang lain.

2.4 Besaran tarif

Besaran tarif merupakan nilai tarif layanan non-akademik, yang


realisasinya dibedakan dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/ atau
2) Persentase dari harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/ atau penjualan kotor/bersih

13
2.5 Format Daftar Tarif
Untuk keseragaman dan kemudahan penyusunan daftar tarif,
maka tarif layanan disusun dalam format berikut ini:

No Uraian Satuan Besaran


(Rp)

2.6 Pengaturan Waktu Penyusunan Tarif

Waktu penyusunan tarif layanan non-akademik sejak


pangajuan usulan sampai terbitnya SK Rektor diatur maksimal 2 kali
dalam 1 (satu) tahun dengan pengaturan siklus waktu sebagai
berikut:

Pengaturan Waktu Penyusunan Tarif Layanan Non-Akademik

Periode
No Keterangan
I. Nov-Jan II. Mei-Juli
Workshop penyusunan usulan tarif layanan
1 1-25 November 1-25 Mei
non-akademik oleh unit usaha KP/fakultas
Pengajuan usulan tarif layanan non-akademik
2 26-30 November 26-31 Mei
oleh unit usaha KP/fakultas kepada rektor
Evaluasi usulan tarif oleh Tim Evaluasi Tarif
3 1-26 Desember 1-26 Juni
Layanan Non-Akademik
Rekomendasi Tim Evaluasi Tarif Layanan Non-
4 27-31 Desember 27-30 Juni
Akademik kepada rektor

5 Penerbitan SK Tarif 1-5 Januari 1-5 Juli

Apabila tidak terdapat usulan baru atas tarif layanan non-akademik,


maka SK Tarif Layanan Non-Akademik yang terakhir akan tetap
berlaku sampai ada pembaharuan.

14
2.7 Prosedur Penyusunan Tarif
Prosedur pengajuan Usulan Tarif Layanan Non-Akademik
sebagai berikut:
1) Tim Pengelola Unit Usaha Kantor Pusat dan Unit Usaha Fakultas
melakukan workshop penyusunan usulan tarif layanan non-
akademik pada unit usaha masing-masing;
2) Tim Pengelola Unit Usaha Kantor Pusat maupun Fakultas
mengajukan Usulan tarif layanan non-akademik kepada Rektor
melalui Pimpinan Unit Usaha atau Dekan dan ditembuskan
kepada Direktur BPU;
3) Rektor mendisposisikan tindak lanjut atas Usulan Tarif Layanan
kepada Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan;
4) Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan meneruskan
disposisi kepada Direktur BPU;
5) Direktur BPU meminta Tim Evaluasi Tarif Layanan Non-
Akademik untuk melakukan evaluasi usulan tarif yang meliputi:
dasar perhitungan tarif, kewajaran besaran tarif, dan format
penyajian tarif;
6) Apabila usulan telah sesuai, maka Tim Evaluasi Tarif Layanan
Non-Akademik menyampaikan persetujuan kepada Rektor
untuk diterbitkan SK Rektor tentang Tarif Layanan Non-
Akademik;
7) Rektor menginstrusikan kepada HTL untuk menindaklanjuti
usulan tarif yang telah disetujui hingga terbit SK Rektor tentang
Tarif Layanan non-Akademik;
8) HTL mendsitribusikan SK Rektor tentang Tarif Layanan Non-
Akademik kepada Direktur BPU untuk diteruskan ke Unit Usaha
dan stakeholder;
9) Pengelola Unit Usaha mengimplementasikan SK Tarif Layanan
Non-Akademik tersebut.

15
2.8 Dokumen Usulan Tarif
Dokumen Usulan Tarif Layanan Non-Akademik secara
menyeluruh berisi:
1) Surat pengantar dari Ketua Unit Usaha (untuk unit usaha
kantor pusat) atau Dekan (untuk unit usaha di fakutas)
ditujukan kepada Rektor. Dalam surat pengantar dicantumkan
link google drive yang berisi dokumen usulan tarif.
2) Dokumen usulan tarif
Dokumen usulan tarif dibuat per unit usaha untuk unit usaha
yang berada di bawah koordinasi kantor pusat atau per fakultas
bagi unit usaha yang berada di bawah koordinasi fakultas.
Dokumen usulan tarif meliputi:
a. Identitas Unit Usaha (PDF)

IDENTITAS UNIT USAHA

Nama Unit Usaha: Lembaga Atasan: Kantor Pusat/Fakultas Ketua Pengelola: No HP Pengelola: Sub Unit B
2.
3. Dst

………………………, …………………………………….

Mengetahui, Pengelola Unit Usaha

(Dekan) (Ketua)
NIP NIP.

16
b. Penjelasan Dasar Perhitungan Tarif (PDF)
c. Daftar usulan tarif (Ms. Word) dengan format tabel
sebagai berikut:

Nama Sub Unit Bisnis


No Uraian Satuan Besaran
(Rp)

Dst sesuai dengan banyaknya sub unit bisnis/layanan


yang ada. Untuk perubahan tarif, cukup diajukan
usulan atas tarif yang mengalami perubahan saja.

17
III
PENUTUP

dalam penyusunan tarif layanan non-akademik. Pedoman ini akan


terus dievaluasi dan diperbaharui kembali di masa yang akan datang
agar keberadaannya bukan hanya sekedar dokumen tetulis yang
kaku, tetapi dapat mengikuti perubahan peraturan dan lingkungan
bisnis.Pedoman Penyusunan Tarif Layanan Non-Akademik
Universitas Udayana ini telah diupayakan disusun dengan tata
bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami oleh semua

18
19

Anda mungkin juga menyukai