Anda di halaman 1dari 7

WORK FROM HOME [survei di kalangan tendik UAJY]

P endapat tenaga kependidikan UAJY terkait WFH dikumpulkan oleh KSDM melalui kuesioner
online. Kuesioner disebar ke semua tendik melalui WA grup di masing-masing unit dengan
meminta bantuan kepala bagian TU fakultas/pimpinan unit. Pengumpulan pendapat yang
dilakukan selama 5 hari ini berhasil menarik kembali kuesioner yang telah diisi sebanyak 113
orang (responden). Jumlah pengembalian ini berarti hanya bisa mencapai sekitar 50% jumlah
keseluruhan tendik. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner sebanyak 30 butir pertanyaan baik
bersifat tertutup maupun terbuka.Terlampir disampaikan diagram yang belum ada dalam teks ini.

1. Umum
Responden yang paling antusias mengembalikan kuisioner adalah dari kelompok usia 45-55
tahun sebanyak 40% mengatasi kelompok usia 25-35 tahun (33%) dan 35-45 tahun (16%),
sisanya dibagi rata antara kelompok usia yang kurang dari 25 tahun dan lebih dari 55 tahun.
Namun dari sisi jenis kelamin antara responden pria dan wanita hampir imbang.

Melalui penelitian ini juga ingin mengetahui tingkat penggunaan email akun @uajy sebagai
salah satu modal kelancaran melaksanakan WFH. Email dengan akun@ uajy telah diberikan
kepada semua pegawai (dosen dan tendik). Hasilnya memang perlu mendapat perhatian,
karena cukup banyak tendik yang jarang menggunakan akun ini, dengan alasan masih
menggunakan akun lain, yaitu sebanyak 25% (29 orang), bahkan ada juga yang belum
mengaktifannya sejak diberikan, meski hanya beberapa tendik (2%). Tendik yang selalu
menggunakan akun uajy sebagai email utama sudah cukup tinggi sebanyak 62% (70 orang).

2. Pemahaman WFH

Diagram 1. Persandingan Pemahaman WFH


42 40
30
23 Pikiran awal tentang WFH Pendpt stlh menjalani WFH
19 18
12 14
10
3 4 2 4 3
1 1

Banyak variasi pendapat yang disampaikan tendik, namun karena kedekatan dan kemiripan
satu dengan yang lain, bisa dikelompokkan menjadi 8 pendapat utama. Terdapat kenaikan
jumlah yang signifikan atas pendapat tendik pada pemikiran awal tentang WFH dibandingkan
dengan pendapat setelah menjalani WFH menyangkut 4 hal, yaitu bahwa 1) WFH adalah
pekerjaan kantor yang dikerjakan di rumah (45%); 2) WFH adalah pekerjaan kantor yang
dikerjakan di rumah secara online (53%); 3) WFH adalah bekerja di rumah sesuai jam kantor
1
selama ini (67%) dan 4) WFH adalah bekerja sebagian waktu di rumah, sebagian lainnya di
kantor (60%). Namun sebaliknya terdapat penurunan jumlah pendapat yang semula dipikirkan
kemudian dijalani, terkait WFH adalah pekerjaan yang ribet, rumit, menambah
biaya/prasarana dan meragukan hasil WFH (60%); WFH adalah cara kerja yang aman di saat
pandemi (89%); WFH adalah seperti hari libur di rumah dan dapat mengerjakan pekerjaan lain
(79%) dan lain-lain menyangkut bahwa WFH adalah cara bekerja yang mencemaskan,
membingungkan, patuh pada aturan (79%).

Secara keseluruhan, pendapat setelah tendik menjalani WFH, bahwa WFH adalah
mengerjakan tugas kantor di rumah mencapai 37%, disusul pendapat bahwa WFH adalah
mengerjakan tugas kantor di rumah secara online dengan menggunakan perlengkapan
teknologi informasi dan prasarana pendukung mencapai 35%. Pada sisi lain tendik yang
berpendapat bahwa WFH adalah cara bekerja yang rumit, ribet, menyulitkan atau menambah
biaya angkanya turun tinggal 11% yang semula mencapai 27%.

3. Pelaksanaan WFH
Terkait pelaksanaan WFH ini yang diteliti adalah perasaan tendik setelah sebulan lebih
menjalani WFH, prasarana pendukung, aplikasi, koneksi WFH yang digunakan tendik beserta
kendala-kendalanya, jam-jam tendik mengerjakan tugas kantor dan kehadirannya di kantor
selama WFH. Hasilnya sebagai berikut:

a. Setelah sebulan lebih menjalani WFH, diperoleh data bahwa 41 orang menyatakan bosan
(36%), 29 orang menyatakan biasa-biasa saja (16%), yang menyatakan nyaman dengan
WFH mencapai 18 orang (18%), sedang yang merasa cemas dengan WFH mencapai 9
orang (8%).
b. Hampir setengah jumlah responden (47%) mengaku tidak mempersiapkan tempat kerja
khusus untuk pelaksanaan WFH. Sisanya 53% menyatakan mempersiapkan tempat kerja.
Namun penelitian ini tidak menjangkau bagaimana tendik selama WFH menjalankan tugas
kalau mereka tidak mempersiapkan tempat kerja khusus.
c. Terkait prasarana pendukung WFH, tendik paling banyak menggunakan laptop 43% atau
49 orang, handphone (26%), disusul PC (22%) dan lain-lain (13%)
d. Terkait aplikasi, diperoleh data tendik paling banyak menggunakan whatsapp (58%).
Microsoft team sebagai fasilitas yang disediakan Universitas hanya digunakan15% atau 17
orang.
e. Ketika ditanyakan kendala apa saja yang ditemu tendik saat menjalani WFH, sebagian
besar atau 67 orang (59%) menyatakan kendalanya ada pada jaringan sinyal internet yang
tidak stabil. Saat dikonfirmasi yang dimaksud tidak stabil adalah sinyal yang putus
sambung, bahkan pada saat tertentu tidak ada sinyal ama sekali. Kendalan terbanyak
kedua adalah kurang memadainya ketersediaan prasarana berupa laptop yang dialami 44
orang (39%) di antaranya mengaku berbagi laptop dengan anggota keluarga lainnya.
Kendala lain yang terjadi adalah suasana sekitar rumah yang kurang mendukung
sebanyak 18 orang (16%). Terdapat pula tendik yang punya kendala pribadi di antaranya
kurang bisa mengatur manajemen diri sebanyak 13 orang (12%).
f. Meskipun WFH, banyak tendik yang tetap datang ke kantor 1 hari dalam 1 minggunya,
yaitu 71 orang (63%), tetapi ada juga 15 orang (13%) yang sama sekali tidak pernah
datang ke kantor dan hanya 1 orang yang masih datang ke kantor 4-5 harinya dalam
seminggu. Dari sejumlah tendik yang tetap datang ke kantor, 58 orang (51%) datang atas
inisiatif sendiri tetapi dengan sepengetahuan pimpinan unit, sedang yang datang atas
inisitaif sendiri tanpa sepengetahuan pimpinan unit ada 16 orang, sisanya 31 orang (27%)
datang ke kantor sesuai jadwal yang diatur unit.

2
g. Saat pagi dan siang hari adalah waktu yang paling sering digunakan untuk menjalankan
tugas selama WFH. Sebanyak 46 orang (41%) menggunakan waktu pagi hari dan 52
orang (46%) mengambil waktu siang hari. Sementara yang menggunakan waktu sore
hanya 3 orang, lebih sedikit dari yang menggunakan waktu malam hari sebanyak 12 orang
(11%). Sedangkan opsi yang disediakan untuk pengerjaan dini hari tidak ada yang
memilih.
h. Mengikuti pertemuan secara online (video conference) adalah satu ciri kegiatan untuk
mendukung kelancaran WFH. Data survei memperlihatkan sebagian besar responden
sebanyak 79% menyatakan pernah mengikuti pertemuan online yang diselenggarakan
unit, sisanya 21% atau 24 orang belum ada pengalaman mengikuti pertemuan online yang
diadakan unit (angka yang sebenarnya cukup banyak). Dari angka 79% (89 orang) yang
pernah mengikuti pertemuan online tersebut, 40 orang di antaranya mengaku pernah
mengikuti pertemuan lebih dari 3 kali dan 21 orang mengaku hanya mengikuti sekali.

4. Perbandingan kualitas dan kemudahan pekerjaan


a. Saat diberikan pertanyaan bagaimana kemudahan bekerja selama WFH dibandingkan
sebelum WFH, 56 orang atau 50% responden menyatakan lebih sulit, 31 orang (27%)
menyatakan sama saja, hanya 15 orang (13%) yang mengatakan lebih mudah, sisanya
dalam jumlah yang lebih sedikit mengatakan jauh lebih sulit dan jauh lebih mudah.

Terkait dengan pernyataan LEBIH SULIT tersebut di atas, jika dihubungkan dengan data
lain dapat dinformasikan sebagai berikut:
1) apabila dihubungkan dengan kelompok (rentang) usia responden terungkap paling
banyak oleh responden yang berada pada kelompok usia 25-35 tahun, yaitu 21 orang
dan 45-55 tahun, yaitu 20 orang

Diagram 2. Pernyataan lebih sulit


saat WFH dari sisi rentang usia

Orang

21 20
10
3 2
un n n n n
ah ahu ahu ahu ahu
t t t t t
5 5 5 5 5
<2 25
-3
35
-4
45
-5 >5

2) apabila dihubungkan dengan ijazah yang dimiliki, maka di antara 56 orang responden
yang menyatakan lebih sulit itu ternyata paling banyak dinyatakan oleh responden
yang memiliki ijazah D4/S1, yaitu sebanyak 29 orang, disusul yang berijazah SLTA/D1/
S2 sebanyak 16 orang, kemudian yang berijazah D3 9 orang dan 2 orang berijazah S2
(Diagram 3)
3) apabila dihubungkan dengan kendala saat WFH, maka di antara 56 orang responden
yang menyatakan lebih sulit itu paling banyak mengemukakan alasannya karena
jaringan internet yang tidak stabil, yaitu 38 orang atau 68%, alasan prasarana11%,
alasan suasana lingkungan (rumah) 9% dan alasan manajemen diri 4% (Diagram 4)

3
Diagram 3. Pernyataan lebih sulit saat WFH
dari sisi latar belakang pendidikan

SLTA/D1/D2 D3
D4/S1 S2

3.57%
28.57%

51.79%
16.07%

Diagram 4. Pernyataan lebih sulit saat WFH


dari sisi kendala yang dihadapi

8.93%
Jaringan internet
8.93% 3.57% Ketersediaan prasarana
Suasana lingkungan tempat
10.71% bekerja
Faktor67.86%
pribadi
Lainnya

b. Ketika diminta untuk membandingkan, 73 orang (65%) menyatakan kualitas kerja yang
sama antara sebelum WFH dengan setelah menjalani WFH. Namun kalau
membandingkan dari sisa data mana yang lebih baik atau lebih jelak, 28 orang (25%)
mengatakan lebih jelek setelah menjalani WFH dibandingkan 11 orang (10%) mengatakan
lebih baik setelah menjalani WFH.
c. Sementara itu kalau melihat tingkat kesibukannya, 40 orang mengatakan tingkat
kesibukan yang sama saat sebelum WFH ataupun setelah menjalani WFH, 27 orang
mengatakan lebih sibuk ketika WFH, 21 orang mengatakan tingkat kesibukannya menurun
hingga 50% saat WFH, namun ada yang mengatakan selama WFH menjadi lebih santai
(20 orang), ada juga yang mengatakan jauh lebih sibuk dengan WFH ini yang mencapai 5
orang.

5. Kesiapan WFH jangka panjang dan usulan-usulan


a. Penting juga untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan tendik selama WFH untuk
pengembangan diri dan peningkatan kualitas hasil pekerjaan. Kiranya data ini juag bisa
menjadi gambaran apa saja yang perlu dipersiapkan untuk WFH selanjutnya. Sebanyak
32 responden (28%) menyatakan telah berupaya belajar berbagai aplikasi terutama
Microsoft 365, mendalami pengetahuan tentang internet dan hal-hal terkait teknologi
informasi. Urutan selanjutnya yang paling banyak dilakukan responden sebanyak 25 orang
(22%) adalah upaya meningkatkan kualitas hasil pekerjaan dengan meningkatkan
koordinasi dengan pimpinan dan rekan kerja termasuk mengintensifkan komunikasi dan
kontrol pekerjaan.

4
Diagram 5. Upaya peningkatan diri selama WFH
1.77% Belajar aplikasi (mic
365), internet, IT
Ikut webinar
4.42% Mengadakan prasarana
pendukung
18.58% 28.32%
Mencari sumber
informasi dari internet
Mengadakan
koordinasi, komunikasi
Meningkatkan
4.42%
manajemen diri
22.12% Menjaga kesehatan
12.39%Tidak tahu

7.96%

Kemudian diikuti upaya meningkatkan manajemen diri di antaranya kedisiplinan,


kemandirian, ketelitian, responsif dan pembuatan catatan pekerjaan yang dilakukan 21
orang (19%). Upaya peningkatan diri melalui keikutsertaan dalam webinar ternyata hanya
diikuti 5 orang (4%); angka yang sama dikatakan oleh tendik yang mengupayakan jaga
kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas diri. Sementara itu ada pula responden
(9 orang atau 8%) untuk mendukung kelancaran dan meningkatkan kualitas hasil
pekerjaan dilakukan dengan pengadaan prasarana pendukung seperti upgrade komputer,
penyediaan kuota/paket data/wifi. Namun yang perlu mendapat perhatian juga adalah
adanya tendik yang menyatakan tidak tahu apa yang perlu diupayakan untuk
pengingkatan hasil pekerjaan yang dimaksud meskipun jumlah sedikit 2 orang.

b. Bagaimana dengan upaya tendik mencari atau mengakses sumber informasi atau bacaan
yang terkait dengan tugasnya? Ternyata hanya 18 orang (16%) yang setiap hari mencari
atau mengakses sumber informasi yang dimaksud, dalam hal ini hanya selisih sedikit
dengan responden yang tidak pernah mengakses informasi sebanyak 13 orang.
Terbanyak adalah responden yang tidak setiap hari mengakses atau mencari informasi
guna mendukung tugasnya, yaitu sebanyak 82 orang (73%).

c. Melalui penelitian ini juga ingin diketahui bagaimana kesiapan tendik, apabila Universitas
nantinya menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan, seminar, pembekalan,
penyegaran atau kegiatan sejenis secara online untuk intern tendik. Lebih dari setengah
responden atau sebanyak 60 orang menyatakan kesiapannya, namun jawaban yang
hanya ‘cukup siap’ pun juga terhitung cukup banyak yang mencapai 42 orang (37%),
bahkan yang menyatakan tidak siap pun ada sejumlah 11 orang (10%).

Terkait dengan kesiapan tendik ini, apabila diamati lebih jauh, yang menyatakan
kesiapannya justru paling banyak diutarakan oleh responden yang berusia dalam rentang
45-55 tahun sebanyak 25 orang atau 41% dari semua kelompok usia yang menyatakan
SIAP. Responden yang menyatakan cukup siap paling banyak datang dari kelompok usia
25-35 tahun sebanyak 19 orang atau 45% dari semua kelompok usia yang menyatakan
CUKUP SIAP. Sementara itu yang menyatakan TIDAK SIAP rata-rata 3 orang untuk
semua kelompok usia, namun untuk kelompok usia di bawah 25 tahun tidak ada yang
menyatakan TIDAK SIAP.

5
Diagram 6. Kesiapan mengikuti pengembangan online
30

25

20

15

10

0
< 25 tahun 25-35 tahun 35-45 tahun 45-55 tahun > 55 tahun

d. Berikut dirangkumkan dukungan apa saja yang perlu dipersiapkan pegawai dan institusi
agar WFH dapat berjalan dengan baik menurut responden beserta usulan-usulannya.

No Dukungan Pegawai Institusi

1 Prasarana  Pengadaan  Peminjaman komputer


komputer/laptop yang  Kredit laptop
memadai
 Penyediaan kuota Tunjangan kuota
internet/ wifi
 Tempat/meja kerja untuk
WFH
 Menjaga kesehatan
2 Skill (hard & soft)  Perlu memotivasi diri  Mengadakan berbagai
untuk memperdalam pelatihan yang mendukung,
teknologi informasi misal teknologi informasi,
kapasitas sdm
 Menjaga komitmen dan  Kegiatan pengembangan diri
mental bekerja, serta siap  Rekoleksi/retret
dengan perubahan
 Antusiasme mengem-
bangkan diri/kompetensi
3 Manajemen  Unit perlu mengadakan
pekerjaan/organisasi koordinasi berkala (vicon)
 Sapaan dari Pimpinan
 Unit perlu pembagian kerja
yang jelas (fairness) juga
terkait dengan penyusunan
job des yang sesuai
 Penyusunan prosedur
 Pengaturan waktu kerja yang
pasti
 Evaluasi per bagian oleh Unit
4 Sistem informasi  Penyempurnaan sistem di
Universitas: Sikeu, Siatma,
SPKP dll
 Perbaikan Open VPN
 Tersedia aplikasi online (surat
menyurat)

6
Demikian laporan ini disampaikan. Data hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih jauh
untuk mengungkapkan situasi yang ada, misalnya seberapa jauh jenis pekerjaan dari tendik
(adminisitrasi/laboran/teknisi lapangan) bisa berpengaruh pada kualitas dan tingkat kemudahan
menjalankan tugas. Semoga laporan ini bisa bermanfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam menetapkan kebijakan Yayasan/Universitas di kemudian hari.

KSDM-Akhir Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai