Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN

INDUSTRIAL
DISUSUN OLEH :

Eka Ratna Damayanti 110404010027


Fondy Isfanjaya 110404010058
Ignes Pricilia 110404010057
Jeli Dwi Kurniawati 110404010055
Nisanatun Munawaroh 110404010007
Rahmawati 110404010032
Yuni I Mustika Gani 110404010025
PENGERTIAN
Menurut Mondy & Noe(2005), hubungan ketenaga-
kerjaan internal adalah kegiatan sumber daya manusia
yang terkait dengan gerakan pekerja dalam organisasi.
Employee relations mencakup semua praktek yang
mengimplementasikan filosofi dan kebijakan organisasi
yang berkaitan dengan pekerja. Para manajer dan
departemen SDM secara langsung mempengaruhi
hubungan ketenagakerjaan melalui aktivitas
komunikasi, penyuluhan dan penerapan disiplin. Di
samping para manajer lini dan departemen SDM, Serikat
Pekerja juga berperan penting dalam praktek-praktek
hubungan industrial, meskipun kehadirannya tidak
selalu dikehendaki oleh pihak manajemen
Menurut UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan,
Hubungan Industrial Pancasila adalah suatu sistem
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
ALL ABOUT INDUSTRIAL
RELATION

TEORI HUBUNGAN INDUSTRIAL

KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL

PELAKSANAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
TEORI HUBUNGAN INDUSTRIAL

Teori Unitarism Teori Pluralism


Dalam teori unitarism, Dalam pluralism organisasi
Organisasi dianggap dianggap sebagai terdiri
sebagai sesuatu yang dari bagian-bagian
terintegrasi harmoni secara kelompok yang kuat dan
keseluruhan dengan berbeda , masing-masing
idealnya sebagai satu dengan loyalitas sendiri
keluarga yang bahagia, yang sah dan dengan
dimana manajemen dan menetapkan tujuan
anggota lainnya dari staff
mereka sendiri dan para
kesemuanya memiliki satu
pemimpin masing-masing.
tujuan yang sama,
menekankan kerjasama
yang saling
menguntungkan.
Teori Radikal
Pandangan ini terhadap hubungan industrial melihat pada
sifat dari masyarakat kapitalis, di mana ada pembagian
mendasar kepentingan antara modal dan tenaga kerja,
dan melihat hubungan kerja terhadap sejarahnya.

Sedangkan di Indonesia sendiri, tidak menganut sistem


sebagaimana yang dianut oleh Negara ekonomi liberal,
sosialis maupun negara ekonomi baru di ASIA. Sistem
hubungan industrial di Indonesia telah dikembangkan
menjadi hubungan industrial Pancasila karena setiap
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara harus ditata
sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 45.
KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL

Aspek Pembentukan Aspek Penyelesaian


Pengetahuan Masalah
Hubungan industrial Hubungan industrial
merupakan bagian dari bertujuan untuk
ilmu sosial, dan hal itu merancang kebijakan-
bertujuan untuk kebijakan dan institusi-
memahami hubungan institusi untuk
ketenagakerjaan dan membantu hubungan
institusi-institusinya ketenagakerjaan berjalan
melalui penelitian dengan lebih baik.
dengan kualitas yang
tinggi dan ketat
Aspek Etika
IR mengandung prisip-prinsip norma
yang kentara mengenai pekerja-
pekerja dan hubungan
ketenagakerjaannya, khususnya
mengenai penolakan atas perlakuan
kepada pekerja sebagai komoditi yang
mengedepankan pandangan bahwa
pekerja-pekerja sebagai manusia di
dalam masyarakat demokrasi yang
patut atas hak asasi manusia.
PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

a. Serikat Pekerja

Ialah suatu organisasi yang dibentuk oleh pekerja,


dari pekerja dan untuk pekerja yang bertujuan untuk
melindungi pekerja, memperjuangkan kepentingan
pekerja serta merupakan salah satu pihak dalam bekerja
sama dengan perusahaan.
Tujuan Serikat Pekerja (Mondy, 2008)antara lain
:
Menjamin dan meningkatkan standar hidup
dan status ekonomi dari para anggotanya.
Meningkatkan dan menjamin keamanan
individual dari ancaman-ancaman dan situasi-
situasi yang bisa muncul karena fluktuasi
pasar, perubahan teknologi, atau keputusan
manajemen.
Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam
sistem sosial dalam cara-cara yang
mendukung dan tidak merugikan
perkembangan dan tujuan serikat pekerja.
Memajukan kesejahteraan semua pihak yang
bekerja untuk kehidupan, baik itu anggota
serikat pekerja atau bukan.
Menciptakan mekanisme untuk menangkal
penggunaan kebijakan-kebijakan dan praktik-
praktik yang subyektif dan sewenang-wenang
di tempat kerja.
b. Organisasi Pengusaha

Sama halnya dengan pekerja, para pengusaha juga


mempunyai hak dan kebebasan untuk membentuk atau
menjadi anggota organisasi atau asosiasi pengusaha.
Asosiasi pengusaha sebagai organisasi atau perhimpunan
wakil pimpinan perusahaan-perusahaan merupakan mitra
kerja serikat pekerja dan Pemerintah dalam penanganan
masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan
industrial. Asosiasi pengusaha dapat dibentuk menurut
sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat lokal
sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat
pusat atau tingkat nasional.
c. Lembaga Kerjasama Bipartit

Lembaga kerja sama bipartit adalah


forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
industrial di satu perusahaan yang
anggotanya terdiri dari pengusaha dan
serikat pekerja/serikat buruh yang sudah
tercatat instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan atau unsur
pekerja/buruh. Setiap perusahaan yang
mempekerjakan 50 (lima puluh) orang
pekerja/buruh atau lebih wajib membentuk
lembaga kerja sama bipartit.
d. Lembaga kerja sama tripartit

Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi,


konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan
yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh dan pemerintah. Lembaga Kerja sama
Tripartit terdiri dari:
Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi dan
Kabupataen/Kota; dan
Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara
tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan
tata tertib perusahaan. Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib
membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah
disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.
f. Peraturan
e. Perjanjian Kerja Bersama Perundang-undang
Ketenagakerjaan
Adalah perjanjian Pada dasarnya
yang merupakan hasil mencakup ketentuan
perundingan antara serikat sebelum bekerja, selama
pekerja/serikat buruh atau bekerja dan sesudah
beberapa serikat bekerja. Peraturan selama
pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bekerja mencakup
bertanggung jawab di ketentuan jam kerja dan
bidang ketenagakerjaan istirahat, pengupahan,
dengan pengusaha, atau perlindungan, penyelesaian
beberapa pengusaha atau perselisihan industrial dan
perkumpulan pengusaha lain-lain
yang memuat syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak.
g. Lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial

Perselisihan hubungan industrial


diharapkan dapat diselesaikan melalui
perundingan bipartit, Dalam hal
perundingan bipartit gagal, maka
penyelesaian dilakukan melalui
mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila
mediasi dan konsiliasi gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat
dimintakan untuk diselesaikan di
Pengadilan Hubungan Industrial.
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Adalah perbedaan pendapat yang


mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha
atau gabungan Pengusaha dengan Pekerja/Buruh
atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
Buruh dalam satu perusahaan.
*Penyebab Terjadinya Perselisihan Hubungan
Industrial

Perselisihan Hak yaitu perselisihan yang timbul karena


tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Perselisihan Kepentingan yaitu perselisihan yang timbul


dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai perbuatan dan/atau perubahan
syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
`
Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja yaitu
perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan
kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam


Satu Perusahaan yaitu perselisihan antar Serikat
Pekerja/Serikat Buruh dengan Serikat Pekerja/Serikat
Buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak
adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan,
pelaksanaan hak dan kewajiban keserikatpekerjaan.
*Model Penyelesaian Perselisihan Hubungan Indutrial

Mediasi Hubungan Industrial yaitu penyelesaian


perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar Serikat
Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
Mediator yang netral.

Konsiliasi Hubungan Industrial yaitu penyelesaian


perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja atau perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh
hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang
ditengahi oleh seorang atau lebih Konsiliator yang netral.
Arbitrase Hubungan Industrial yaitu
penyelesaian suatu perselisihan
kepentingan dan perselisihan antar
Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya
dalam satu perusahaan, di luar
Pengadilan Hubungan Industrial
melalui kesepakatan tertulis dari para
pihak yang berselisih untuk
menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang
putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.

Pengadilan Hubungan Industrial yaitu


pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan pengadilan negeri yang
berwenang memeriksa, mengadili dan
memberi putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial.
THANKS FOR YOUR
ATTENTION

^-^
End Of
Industrial
Relation
Topic

Anda mungkin juga menyukai