Anda di halaman 1dari 24

Program Samisake

Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program SAMISAKE (Satu Milyar Satu Kecamatan), pada dasarnya
merupakan sebuah program yang ditujukan untuk mengakselerasikan percepatan
pembangunan di Provinsi Jambi. Dimana, setiap kecamatan akan dialokasikan dana
sebesar Rp1 milyar, yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan
antar wilayah, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan
denyut perekonomian di Desa.
Program SAMISAKE ini, diarahkan dalam berbagai upaya, diantaranya
yakni untuk akselerasi pemerataan pembangunan, menciptakan keadilan ekonomi,
akselerasi percepatan daya saing daerah, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Program tersebut, dilaksanakan sebagai bentuk perwujudan yang
berorientasi pada pro-poor, pro-growth dan pro-environment yang sejalan dengan
strategi pembangunan Nasional.
Adapun penyusunan program dan kegiatan-kegiatan SAMISAKE
mengacu pada aturan yang ada, salah satunya adalah Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor.13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah dan perubahannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
tersebut, maka program SAMISAKE tidak menyimpang, baik dalam tataran
penyusunan program dan kegiatannya, maupun pada tataran pertangung jawabannya.
Oleh karena itu, secara umum Program SAMISAKE ini, dapat dibedakan
menjadi 2 program pokok atau program besar, yakni program umum dan program
khusus.
1 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Program umum, merupakan program yang ditetapkan oleh Pemerintah


Provinsi Jambi, atau bisa disebut sebagai top down planning. Sedangkan program
khususnya, merupakan program yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
daerah (kecamatan) yang disusun berdasarkan perencanaan partisipatif, atau bisa
disebut juga sebagai bottom up planning. Sehingga dengan demikian, diharapkan
melalui program SAMISAKE tersebut, tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian
sasaran rencana pembangunan daerah.
Untuk program yang bersifat top down planning pada program
SAMISAKE, kegiatannya meliputi; bedah rumah, sertifikasi rumah, pemberian
beasiswa, bantuan modal untuk UMKM, bantuan bagi para penyuluh, dan bantuan
kesehatan melalui JAMKESMASDA.
Bertitik tolak dari uraian tersebut, maka program SAMISAKE ini,
merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program dan kegiatan-kegiatan
yang bermuara untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan 5 tahun kedepan, baik
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek
pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan daya saing daerah,
maupun dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia, atau HDI (Human
Development Index).
Untuk menyamakan persepsi dalam upaya melaksanakan Program
SAMISAKE kepada seluruh pemangku kepentingan, baik yang terlibat langsung
maupun tidak langsung. Berikut dibawah ini, pengertian-pengertian dalam kegiatan
Program SAMISAKE di Povinsi Jambi sebagai program unggulan duet
kepemimpinan Gubernur Jambi saat ini, Hasan Basri Agus dan Wakil Gubernur
Jambi, Fachrori Umar Periode (2011-2015), yaitu sebagai berikut:

2 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

1. Program SAMISAKE; bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan baik oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
lingkup Pemerintah Provinsi Jambi, atau SKPD lingkup pemerintah
kabupaten/kota atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi Jambi melalui SKPD terkait, dengan program dan kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
2. Efektif; merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang
dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal.
3. Bedah Rumah; bantuan untuk memperbaiki kualitas rumah tinggal kepada
masyarakat sangat miskin di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
4. Sertifikasi Rumah; bantuan untuk kepengurusan sertifikasi atas rumah tinggal
kepada masyarakat sangat miskin di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
5. Beasiswa; bantuan untuk pembiayaan pendidikan, baik pada jenjang
pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi kepada masyarakat miskin di
kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
6. Bantuan UMKM; bantuan modal kerja untuk meningkatkan usaha atau
produksi bagi UMKM kepada masyarakat sangat miskin di kabupaten/kota
dalam Provinsi Jambi.
7. Bantuan Penyuluh; bantuan untuk tambahan honor penyuluh di Provinsi Jambi.
8. JAMKESMASDA; bantuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sangat
miskin di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
9. Masyarakat Sangat Miskin, adalah penduduk yang tidak mempunyai
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupan yang layak,
baik kebutuhan dasar makanan maupun kebutuhan dasar bukan makanan.
Dasar Hukum
1. NOMOR 26 TAHUN 2011 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Tahun Anggaran 2011

3 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

2. NOMOR 14 TAHUN 2012 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer


Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake)
3. NOMOR 21 TAHUN 2012 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jambi
Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (SAMISAKE) Provinsi Jambi Tahun
Anggaran 2012
4. NOMOR 49 TAHUN 2012 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jambi
Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Provinsi Jambi Tahun 2012
5. NOMOR 4 TAHUN 2013 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Provinsi Jambi Tahun
Anggaran 2013
6. NOMOR 31 TAHUN 2013 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jambi Nomor
4 Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer Program
Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2013
7. NOMOR 4 TAHUN 2014 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Provinsi Jambi Tahun
Anggaran 2014
8. NOMOR 4 TAHUN 2015 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer
Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) Provinsi Jambi Tahun
Anggaran 2015

Pelaksanaan Program SAMISAKE


Sejalan dengan arah pembangunan yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi 2010-2015, maka
program SAMISAKE seyogyanya juga dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun di
seluruh kecamatan di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.

4 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Pendanaan Program SAMISAKE


Dalam pelaksanaannya, program SAMISAKE tersebut bertumpu pada pendanaan
yang bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi
Jambi. Namun demikian, untuk menggali dan memobilisasi sumber-sumber lainnya,
maka pendanaan pada program ini, dapat juga berasal dari Corporate Social
Responsibility (CSR), APBD kabupaten/kota, atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), serta sumber-sumber lainnya, yang bersifat tidak mengikat.
Untuk diketahui, program SAMISAKE pada dasarnya merupakan program
yang lintas sektoral, yang harus terintegrasi antara satu program dengan program
lainnya. Begitu juga, antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Untuk itu, fungsi
koordinasi memegang peranan penting dalam pencapaian suksesnya pelaksanaan
program SAMISAKE ini.
Alur koordinasi program SAMISAKE, sesuai tugas dan fungsi yang
diemban oleh Bappeda Provinsi Jambi, maka fungsi koordinasi pelaksanaan program
tersebut ditempatkan pada Bappeda dan jajarannya. Alur koordinasinya sebagai
berikut; kepala Bappeda Provinsi Jambi sebagai koordinator, ketua harian dijabat
oleh kepala UPT- Bappeda Provinsi Jambi, kelompok kerja oleh kabid-kabid
Bappeda Provinsi Jambi. Kemudian pelaksana teknis oleh masing-masing SKPD
Teknis Pemerintah Provinsi Jambi, dan pelaksana teknis oleh instansi vertikal.
Program SAMISAKE ini pada dasarnya merupakan sebuah program yang
ditujukan untuk percepatan pembangunan di Provinsi Jambi. Dimana setiap
kecamatan dialokasikan dana sebesar Rp1 milyar, yang terakumulasi dalam program
dan kegiatan-kegiatan, dengan tujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan

5 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

antar wilayah, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan


denyut perekonomian di desa.
Program Samisake diarahkan dalam upaya percepatan pembangunan,
menciptakan keadilan ekonomi, percepatan daya saing daerah, meningkatkan
kualitas pendidikan dan kesehatan. Program SAMISAKE dilaksanakan sebagai
bentuk perwujudan pembangunan yang berorientasi pada pro-poor, pro-job, progrowth dan pro-environment, yang sejalan dengan strategi pembangunan nasional.
Program SAMISAKE tahun 2011 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan
program ini, yang dilaksanakan di 50 kecamatan sebagai pilot project, selanjutnya
pada tahun 2012 program ini dilanjutkan di 81 kecamatan.
Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur No.14 tahun 2012 tentang
Pedoman Umum dan Alokasi dana Transfer Program SAMISAKE dan Peraturan
Gubernur No.21 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Gubenrur No.14 tahun
2012. Kegiatan Program SAMISAKE tahun 2012 meliputi; bedah rumah, beasiswa,
sertifikat gratis, pengadaan kendaraan roda tiga, pengadaan alat mesin pertanian
(alsintan), penguatan UMKM dan kegiatan prioritas lainnya, dengan sasaran keluarga
miskin guna meningkatkan ekonominya. Sedangkan alokasi dana tranfer
SAMISAKE 2012 ditetapkan sebesar Rp72.021.000.000 untuk 81 ecamatan dalam
Provinsi Jambi, masing-masing kecamatan mendapatkan Rp889,148 juta.
Kemudian program SAMISAKE untuk kegiatan Jamkesmas Provinsi Jambi
ditetapkan sebesar Rp7.642.500.000 untuk 131 kecamatan, pada SKPD Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi, dan untuk alokasi dana SAMISAKE kegiatan pelatihan
tenaga kerja pada sebesar Rp1.336.500.000 dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan
untuk 81 kecamatan dalam Provinsi Jambi.

6 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1. Bagaimanakah implementasi atau pelaksanaan kebijakan/program
SAMISAKE ?
2. Apa saja permasalahan yang ada dalam pelaksanaan program SAMISAKE ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari kebijakan/program SAMISAKE saat
sekarang dan masa depan ?
4. Apa saja rekomendasi untuk perbaikan program SAMISAKE dimasa yang akan
datang ?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi atau pelaksanaan kebijakan/program
SAMISAKE.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pelaksanaan program
SAMISAKE.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kebijakan/program
SAMISAKE saat sekarang dan masa depan.
4. Untuk memberikan rekomendasi kepada aktor utama pemilik kebijakan untuk
perbaikan program SAMISAKE yang akan datang.

7 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pelaksanaan Program SAMISAKE


Penyaluran Dana Samisake Hingga Tahun 2015 Mencapai Rp. 546 Miliar
Program Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake) yang dicanangkan Pemerintah
Provinsi Jambi sejak dipimpin pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H
Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar (HBA-FU) Agustus 2010 hingga 2015 ini
membuat (HBA) merakyat. Program Samisake juga menjadi program pro rakyat
yang harus terus berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010 hingga
2015 telah menyalurkan dana Samisake sebesar Rp 546 Miliar.
Program Samisake juga dinilai banyak kalangan menjadi program
percontohan secara nasional. Bahkan program Samisake merupakan program
unggulan Provinsi Jambi dalam pengentasan rakyat miskin yang telah berjalan lima
tahun berjalan. Bahkan para Dekan Universitas Padjajaran Bandung baru-baru ini
melakukan studi banding di Jambi soal program Samisake tersebut.
Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010 hingga 2015 telah menyalurkan
dana Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake) sebesar Rp Rp546 Miliar. Sementara

8 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

target bedah rumah hingga tahun 2015, sebanyak 25 ribu unit rumah yang akan
dibedah. Sedangkan pada akhir Desember 2014 lalu telah melebihi target atau
sebanyak 25.688 rumah.
Disebutkan, Pemprov Jambi telah melaksanakan Program Samisake dengan
sasaran Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), yang pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 34.180 RTSM. Kemudian diinventarisir by name by address menjadi 25
ribu RTSM. Menurut data BPS pada September 2013, RTSM Provinsi Jambi
menurun menjadi 14.600 RTSM. Dana yang telah dan akan disalurkan oleh
Pemerintah Provinsi Jambi untuk Samisake sampai tahun 2015 Rp546 miliar.
Sementara Pemprov Jambi telah mengeluarkan bantuan pengobatan
(Jamkesmasprov) sebanyak 51.078 kasus. Bantuan beasiswa bagi murid mulai dari
tingkat Sekolah Dasar sampai dengan perguruan Tinggi sebanyak 43.935 siswa,
bantuan UMKM senilai Rp. 5 Juta per KK, serta sarana dan prasarana kebersihan
lingkungan sebanyak 302 unit.
Pada tahun 2011 lalu, Presiden RI H Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
dan Wakil Presiden RI H Boediono telah mengapresiasi program Samisake yang
digagas Gubernur Jambi HBA sejak menjabat Gubernur Jambi. Bahkan program
Samisake merupakan program percontohan di Indonesia guna mensejahterakan
perekonomian masyarakat.
SBY dan Boediono memberikan nilai positif terhadap program Samisake
Provinsi Jambi dalam mengentaskan kemiskinan di Provinsi Jambi, khususnya bedah
rumah keluarga miskin. Menurut Wapres Boediono, program Samisake yang digagas
Gubernur Jambi juga sebagai motivasi untuk mendongkrak kreatifitas masyarakat
dalam membuka usaha kecil menengah (UKM).

9 | STIE Muhammadiyah Jambi

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Provinsi Jambi juga bekerja sama dengan Kodam Sriwijaya II dan BUMD
di Provinsi Jambi dalam program Samisake tersebut. Saat itu sudah 1117 rumah yang
dibedah dari target 2802 rumah yang akan diperbaiki.
Gubernur Jambi Drs H Hasan Basri Agus mengatakan penanggulangan
kemiskinan merupakan program prioritas Provinsi Jambi sejak 2010 hingga 2015 ini.
Provinsi Jambi memiliki penduduk lebih dari 3 juta jiwa, sekitar 133.137 kepala
keluarga (KK) masuk dalam kategori kurang mampu (miskin), sementara katagori
sangat miskin 34.180 kk. Guna menanggulangai kemiskinan tersebut Pemerintah
Provinsi Jambi melaksanakan strategi pembangunan melalui membuka lapangan
pekerjaan, menurunkan angka kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Berbagai program penanggulangan
kemiskinan terus dilaksanakan dan dilanjutkan. Program tersebut dilaksanakan baik
melalui bantuan sosial terpadu bagi masyarakat miskin berbasis keluarga melalui
peningkatan akses usaha mikro dan kecil terhadap sumber daya produktif.
Peningkatan akses usaha mikro itu melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang
disalurkan oleh Bank BRI, Mandiri, BNI, BUKOPIN, BTN dan Bank Muamalat.
Pada tahun 2010 telah disalurkan berjumlah Rp 283 milliar lebih atau sekitar 47,59
% dari Rp 596 milliar lebih.Guna mendukung program pemerintah dalam
penanggulangan kemiskinan, mulai tahun 2011 Pemprov Jambi melaksanakan
program Samisake dengan sasaran sebanyak 34.180 rumah tangga sangat miskin.
Diharapkan rumah tangga sangat miskin dapat dikurangi secara bertahap
dengan dilaksanakannya bedah rumah, bantuan sertifikasi, bantuan pendidikan bagi
keluarga miskin. Hal tersebut dilaksanakan dengan penguatan peran koordinasi

10 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

melalui kelembagaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan Prov Jambi dengan


kabupaten dan kota.
Salah satu bentuk kegiatan dari program Samisake yaitu Bedah Rumah.
Bahkan HBA yakin Provinsi Jambi satu-satunya daerah yang melaksanakan Bedah
Rumah bagi rakyat yang sangat miskin lebih dari 5000 dalam satu tahun. Program
Samisake mendapat respons yang baik dari Menteri Perumahan Rakyat, hal ini
terbukti dengan bantuan tambahan 5000 rumah pada tahun 2011 lalu.
Rumah yang menjadi target untuk direnovasi pada kegiatan Bedah Rumah
Samisake adalah rumah yang tidak layak huni. Berdasarkan paparan Menteri Negara
Perumahan Rakyat, yang disebut dengan rumah tidak layak huni memiliki sejumlah
kriteria.
Pertama, luas lantai per kapita kota kurang dari empat meter persegi (m2),
desa kurang dari 10 m2. Kedua, sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih
terbatas. Ketiga, tidak ada akses MCK. Keempat, bahan bangunan tidak permanen
atau atap/dinding dari bambu, rumbia. Kelima, tidak memiliki pencahayaan matahari
dan ventilasi udara. Keenam, tidak memiliki pembagian ruangan. Ketujuh, lantai dari
tanah. Kedelapan, letak rumah tidak teratur dan berdempetan. Kesembilan, kondisi
rusak.
Disebutkan, menurut Depkes RI (2002), rumah harus memenuhi empat
kriteria agar bisa dikatakan sehat, yaitu; pertama, dapat memenuhi kebutuhan
fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,
terhidar dari kebisingan yang mengganggu. Kedua, dapat memenuhi kebutuhan
psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan peghuni rumah, ketiga, memenuhi persyaratan pencegahan penularan

11 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga. Kemudian bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian
yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup,
dan yang keempat, memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. Dalam petunjuk pelaksanaan
Bedah Rumah Samisake, rumah yang menjadi target calon penerima bantuan adalah
rumah yang tidak layak huni yaitu rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
keamanan, dan sosial, dengan kondisi sebagai berikut: tidak permanen dan/atau
rusak, dinding dan atap dibuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk (seperti papan
ilalang, bambu yang dianyam/gedeg,dsb), dinding dan atap sudah rusak/bocor
sehingga membahayakan, mengganggu keselamatan penghuninya, rumah tidak
memiliki sekat ruangan, tidak memiliki ventilasi dan jendela, lantai tanah, kayu,
semen dalam kondisi rusak, tidak memiliki sumber air bersih, serta tidak memiliki
fasilitas MCK. Untuk Bedah Rumah Samisake dengan sumber dana CSR, tim
monitoring Bidang Perumahan terdiri dari; pertama, Pembina yang bertugas
membina, mengarahkan, memberi petunjuk dan mengevaluasi kegiatan Bantuan
Bedah Rumah, serta memonitoring dan mengevaluasi kegiatan Bedah Rumah secara
keseluruhan. Kedua, Tim Teknis, yang bertugas mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan. Ketiga, Koordinator Lapangan, yang memantau
berjalannya kegiatan Bedah Rumah Samisake agar sesuai dengan ketentuan,
memberikan solusi terhadap permasalahan teknis di lapangan (berkoordinasi dengan

12 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

tim teknis), dan merekap laporan pelaksanaan yang telah diisi dalam wilayah
Kabupaten/Kota sesuai yang ditugaskan.
Dana bedah rumah disebutkan, sumber dana bedah rumah ini selain berasal
dari APBD Provinsi Jambi, ada juga yang berasal dari dana CSR (Corporate Social
Responsibility). Pada tahun 2011 lalu dialokasikan dana APBD Provinsi Jambi
sebesar Rp 23.820.000.000,- untuk kegiatan Bedah Rumah Samisake yang
diperuntukkan bagi 3.176 unit rumah yang berlokasi di 11 (sebelas) Kabupaten/Kota,
50 Kecamatan di Provinsi Jambi. Masing-masing unit memperoleh dana sebesar Rp
7.500.000,- tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012 anggaran untuk masing-masing
unit naik menjadi Rp 10.000.000,-.
Kaidah pelaksanaan program sebagian besar mengacu pada pedoman dan
ketentuan-ketentuan teknis yang telah ditetapkan, dan dengan lebih menekankan
partisipasi aktif dari masyarakat secara langsung. Hal ini akan meningkatkan rasa
kepemilikan masyarakat serta mendorong penyelarasan dengan program/kegiatan
lain.
Guna mensukseskan program Samisake Bedah Rumah ini, Pemerintah
Provinsi Jambi juga menggandeng pihak BUMN dan BUMD yang usahanya
berdomisili di Provinsi jambi untuk turut serta ambil bagian dalam memberikan
bantuan pendanaan dalam bentuk bantuan langsung CSR. Hal ini merupakan
implementasi dari kesepakatan MOU yang telah ditandatangani oleh pihak Pemda
dan masing-masing BUMN dan BUMD.
Kegiatan bedah rumah yang bersumber dari dana CSR ini sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 lalu terdapat 10 perusahaan yang
terdiri dari BPD (10 unit), BTN (10 unit), PTPN VI (10 unit), BNI (20 unit), Bank

13 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Mandiri (10 unit), PT. Pertamina EP UBEB (30 unit), BRI Syariah (2 unit),
Petrochina (107 unit), Bank Indonesia (7 unit), dan MondDor (6 unit). Total unit
rumah yang dibedah pada tahun 2011 lalu sebanyak 212 unit. Kemudian pada tahun
2012 lalu melibatkan 4 perusahaan, yaitu PTPN VI (5 unit), PT. Telkom (10 unit),
Jamsostek (tahap I : 20 unit, tahap II : 15 unit), dan Talisman.
Selanjutnya pada tahun 2013 lalu, bedah rumah dengan sumber dana CSR
melibatkan BPD sebanyak 10 unit dan Petrochina merencanakan sebanyak 130 unit,
yang saat ini masih dalam proses pencairan.Masing-masing unit mendapatkan dana
Rp 10.000.000,-.
Kegiatan Program Bedah Rumah Samisake bergerak dengan prinsip;
kesetiakawanan, dilandasi oleh kepedulian sosial untuk membantu masyarakat.
Keadilan, menekankan pada aspek pemerataan, tidak diskriminatif dan seimbang
antara hak dan kewajiban. Kemanfaatan, dilaksanakan dengan memperhatikan
kegunaan atau fungsi dari barang/ruang/kondisi yang diperbaiki/direnovasi.
Keterpaduan, mengintegrasikan berbagai komponen terkait sehingga dapat berjalan
secara terkoordinir dan sinergis. Kemitraan, dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan MBR dan masyarakat pada umumnya dibutuhkan kemitraan dengan
berbagai pihak. Keterbukaan, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini berhak
mendapatkan informasi yang benar dan bersedia menerima masukan bagi
keberhasilan pelaksanaan kegiatan Bedah Rumah. Akuntabilitas, berbagai sumber
daya digunakan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis maupun administratif. Partisipasi, pelaksanaan kegiatan bedah rumah
dilaksanakan dengan melibatkan unsur masyarakat termasuk dunia usaha dengan
mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimilikinya. Profesional, dilaksanakan

14 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

dengan menggunakan manajemen yang baik dan pendekatan/konsep yang dapat


dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Keberlanjutan, dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui
peningkatan kualitas rumah tinggal dari rumah yang tidak layak huni menjadi rumah
layak huni. Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan
penghuninya . (Asenk Lee Saragih)

2.2. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Program SAMISAKE


Permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan Program SAMISAKE di
beberapa kabupaten, menunjukkan bahwa peran yang dijalankan pemerintah provinsi
relatif masih terbatas. Meskipun demikian, inisiatif Pemerintah Provinsi Jambi dalam
menggagas Program SAMISAKE untuk membantu percepatan pembangunan dan
pengentasan kemiskinan di wilayah Jambi harus diapresiasi dengan baik dan perlu
terus didukung karena melalui Program SAMISAKE ini terjalin hubungan kerjasama
yang kompak dan sinergis dimana program ini dipastikan menjadi agenda pemerintah
daerah karena juga termasuk ke dalam APBD masing-masing kabupaten/kota dalam
hal dana pendukungnya. Program SAMISAKE ini menjadi program bersama, yang
digagas oleh pihak provinsi, dikoordinasikan pelaksanaannya, bahkan ikut dalam
pendanaannya. Melalui kesepakatan pelaksanaan Program SAMISAKE melahirkan
kesadaran bagi pemerintah kabupaten / kota untuk menjadikan program ini sebagai
suatu prioritas kebijakan pemerintah daerah di semua level baik kesadaran aparatur
maupun institusional. Keterbatasan peran pemerintah provinsi Jambi dalam urusan

15 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

pelaksanaan program SAMISAKE ini dikarenakan oleh beberapa faktor,


diantaranya :
1) Dari sisi regulasi, Peraturan Gubernur tentang pedoman pelaksanaan program
SAMISAKE tidak menjelaskan secara eksplisit peran dan kewenangan
pemerintah provinsi untuk urusan tertentu. Pemerintah Provinsi dikatakan hanya
melaksanakan koordinasi, monitoring dan evaluasi. Namun peran-peran lainnya
seperti mengatasi konflik dan masalah, mediasi antara pemerintah
kabupaten/kota dan kecamatan tidak dirinci secara jelas. Pedoman Umum yang
dituangkan dalam bentuk Pergub hanya sebatas peraturan teknis normatif namun
tidak menyentuh aspek-aspek praktis yang terjadi dilapangan dalam pelaksanaan
kerjasama program.
2) Masih belum optimalnya koordinasi antar level pemerintah (pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah kecamatan). Koordinasi
pemerintahan memang menjadi masalah klasik hampir setiap pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah, tidak terkecuali di Provinsi Jambi. Lemahnya
koordinasi ini bukan disebabkan oleh adanya sikap egosentrisme yang
menghinggapi masing-masing pemerintah daerah, namun lebih disebabkan
karena tidak adanya kesadaran bahwa program SAMISAKE merupakan urusan
bersama, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama. Pemerintah Provinsi
telah berkali-kali mengadakan rapat koordinasi ataupun rapat lain terkait
program SAMISAKE, namun kenyataannya realisasi program masih harus terus
digenjot dengan upaya lain tidak hanya dengan rapat koordinasi belaka.

Kondisi tersebut di atas telah menyebabkan munculnya kesan bahwa


pemerintah kecamatan mendapat beban yang terberat dalam pelaksanaan

16 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

SAMISAKE. Camat bertanggungjawab atas pelaksanaan di lapangan sekaligus


bertanggungjawab atas penggunaan anggaran. Sementara, pemerintah provinsi dan
kabupaten /kota tidak selalu mendampingi seluruh proses pelaksanaan. Pemerintah
provinsi sebatas memberikan pedoman umum dan menyediakan SP3 Pendamping
yang kinerjanya belum pernah dievaluasi. Pemerintah kabupaten/kota sebatas
memberikan petunjuk teknis dan rekapitulasi laporan. Dengan adanya pedoman dan
petunjuk teknis yang disusun pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, maka
kecamatan menjadi ujung tombak implementasi lapangan dengan segala situasi
kondisi yang berbeda satu sama lain. Disini dapat kita lihat bahwa realisasi di
lapangan sangat ditentukan bagaimana dinamika yang terjadi di kecamatan seperti
komitmen dan kapasitas Camat beserta aparaturnya. Selain itu juga dipengaruhi
lingkungan interaksi yang terjadi di wilayah kecamatan. Beban pelaksanaan di
kecamatan juga membawa resiko dan konsekuensi. Tidak jarang Camat mengeluh
atas berbagai tantangan yang dihadapi, seperti pengawasan dari LSM, wartawan, dan
Kejaksaan. Hal tersebut telah terjadi di kabupaten Batanghari dimana program
SAMISAKE terancam dihentikan karena adanya penyelidikan dugaan kasus
penyelewengan dana SAMISAKE 2013/2014 oleh pihak Kejari Muarabulian
terhadap delapan orang Camat. Dengan adanya panggilan terhadap Camat sebagai
pengguna anggaran dianggap sudah membuat tidak nyaman sehingga para Camat
mengeluh dan khawatir menjadi korban dari pelaksanaan program SAMISAKE
(Posmetro Jambi, 23/02/2015). Pemerintah Provinsi sejauh ini belum
mengembangkan peran yang lebih luas dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
dihadapi kabupaten/kota dan kecamatan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jambi
perlu mulai merintis pengembangan peran baru bukan hanya peran regulatif dan

17 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

monitoring dan evaluasi semata, melainkan juga melaksanakan peran inisiatif,


fasilitatif, mediatif dan arbitratif. Peran-peran seperti ini sepatutnya dijadikan bahan
pemikiran dan dasar pijakan dengan tetap memperhatikan tingkat kebutuhan masingmasing pemerintah daerah yang akan merealisasikan program provinsi. Sehingga
Pemerintah Provinsi Jambi bukan hanya penyedia dana anggaran bagi terlaksananya
program SAMISAKE, tetapi juga turut memberikan solusi bagi setiap persoalanpersoalan yang dihadapi pemerintah kabupaten/kota dan kecamatan yang dikukuhkan
dalam bentuk Perda Provinsi.
Dilihat dari perspektif hubungan kelembagaan dan kerjasama antar
pemerintah daerah, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah kabupaten
merupakan subsistem dari pemerintah provinsi. Pemerintah provinsi juga merupakan
subsistem dari pemerintahan nasional. Efektivitas pemerintahan sangat bergantung
kepada efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Keberhasilan
pembangunan di daerah kabupaten juga dapat merefleksikan kesuksesan
kepemimpinan provinsi. Sedangkan ketidakmampuan pemerintah kabupaten dalam
mensukseskan pembangunan daerah berimplikasi pada rendah atau berkurangnya
kinerja dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan wilayah provinsi. Begitupula
halnya dengan Provinsi Jambi. Pemerintah kabupaten merupakan subsistem dari
pemerintah provinsi, dan Pemerintah Provinsi Jambi merupakan subsistem dari
pemerintah nasional. Program SAMISAKE bagaimanapun dapat dikatakan program
yang mendukung kebijakan nasional dalam melakukan upaya pengentasan
kemiskinan dan pemerataan pembangunan di wilayah pedesaan. Untuk itu,
keberhasilan program SAMISAKE yang dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten/kota juga mencerminkan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jambi.

18 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Mengingat pelaksanaan Program SAMISAKE sudah diserahkan ke daerah kabupaten


/ kota (didaerahkan) maka Pemerintah Provinsi Jambi tidak dapat mengabaikan
pentingnya pembinaan, monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan Program
SAMISAKE yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten/kota dapat berjalan baik,
tepat, akurat dan optimal.
2.3. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Program SAMISAKE
Sejumlah keberhasilan program bantuan 'Satu Miliar Satu Kecamatan'
(Samisake) yang telah diluncurkan sejak tahun 2010 untuk mengurangi kemiskinan
di daerah itu. Program Samisake antara lain mencakup rehabilitasi (bedah) rumah
warga miskin, bantuan beasiswa, sertifikat gratis dan masalah lingkungan yang
tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, kata Gubernur saat membuka acara
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dalam rangka penguatan kelembagaan
partisipatif menuju kemandirian masyarakat se-Provinsi Jambi di Jambi, Senin. Di
bidang bedah rumah, sampai saat ini telah dibedah 19.026 rumah yang tidak layak
huni menjadi layak huni. Di bidang pendidikan, Pemprov Jambi juga membantu
pembiayaan atau beasiswa bagi masyarakat mulai dari SD, SMP, SMA, S1, S2 dan
S3.
Target pemerintah Provinsi Jambi ada 310 orang yang bergelar doktor pada
tahun 2015, ternyata saat ini sudah mencapai 345 orang. Program ini merupakan
lanjutan dari Sarolangun. Selain itu, Pemprov Jambi juga memberikan bantuan yang
menyentuh langsung kepentingan masyarakat seperti pembangunan dan perbaikan
jalan menuju sentra produksi, Jamkesmas, alat mesin pertanian bagi petani dan
program peningkatan kesejahteraan masyarakat lainnya.

19 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

Melihat ada beberapa keberhasilan dalam program SAMISAKE pemerintah


akan menambah anggaran dana SAMISAKE dari awalnya sebesar Rp. 1 Milyar
menjadi Rp. 2 Milyar setiap satu kecamatan di Provinsi Jambi.

2.4. Rekomendasi Untuk Perbaikan Program SAMISAKE Kedepan


Dalam kajian ini telah mengantarkan penulis untuk menyimpulkan bahwa
hubungan antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
ditinjau dari aspek kompleksitas pada pelaksanaan program SAMISAKE masih perlu
ditingkatkan terutama optimalisasi peran dan fungsi masing-masing. Meskipun telah
dilaksanakan koordinasi, konsultasi, dan supervisi, namun dukungan dan peran
pemerintah provinsi beserta pemerintah kabupaten/kota terhadap kecamatan sebagai
ujung tombak realisasi program masih belum signifikan. Dalam kompleksitas
hubungan antar pemerintahan dibutuhkan kesatuan pedoman dan kesatuan tindakan
disertai saling mendukung satu sama lain. Sejauh ini faktor komitmen Camat dan
kapasitas kecamatan yang justru paling menentukan realisasi program. Tingkat
realisasi program yang berbeda antar kecamatan dalam Provinsi Jambi menunjukkan
bahwa meskipun sudah ada Pedoman Umum, Petunjuk Teknis, dan Dana Transfer
disertai berbagai koordinasi yang sejauh ini telah dilakukan, ternyata masih belum
mampu mendorong akselerasi program SAMISAKE di tingkat kecamatan secara
lebih merata. Oleh karena itu kedepan Pemerintah Provinsi Jambi perlu memperkuat
perannya selain peran regulatif dan pengawasan, seperti peran intervensi berupa
mediasi dan fasilitasi, sehingga dapat mendampingi pemerintah kabupaten/kota dan

20 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

kecamatan dalam merealisasikan program SAMISAKE secara lebih terarah dan


merata. Pemerintah kabupaten/kota perlu meningkatkan fungsi pengawasan dan
pendampingan terhadap kecamatan dalam pelaksanaan program SAMISAKE karena
pada dasarnya program provinsi ini penting untuk terus didukung sebagai upaya
sinergis penanggulangan kemiskinan di daerah kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi
Jambi perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota dalam
melakukan bimbingan dan pembinaan kecamatan dalam rangka mendongkrak
motivasi dan komitmen Camat, serta meningkatkan kapasitas aparatur kecamatan
sebagai ujung tombak realisasi program SAMISAKE.

21 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Program SAMISAKE (Satu Milyar Satu Kecamatan), pada dasarnya
merupakan sebuah program yang ditujukan untuk mengakselerasikan percepatan
pembangunan di Provinsi Jambi. Dimana, setiap kecamatan akan dialokasikan dana
sebesar Rp1 milyar, yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan
antar wilayah, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan
denyut perekonomian di Desa. Penyaluran Dana Samisake Hingga Tahun 2015
Mencapai Rp. 546 Miliar. Program Samisake juga dinilai banyak kalangan menjadi
program percontohan secara nasional. Bahkan program Samisake merupakan
program unggulan Provinsi Jambi dalam pengentasan rakyat miskin yang telah
berjalan lima tahun berjalan.
Akan tetapi masih terdapat permasalahan dari program SAMISAKE
diantaranya bahwa pola Samisake yang diterapkan menyerupai pola Tugas
Pembantuan padahal bukan kewenangan provinsi. Sehingga terkesan menerapkan
uniformisasi (penyeragaman) kegiatan, padahal tiap kabupaten/kota berbeda

22 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

karakteristiknya. Seperti Kota Jambi yang sebenarnya lebih membutuhkan penataan


kawasan permukiman, bukan Bedah Rumah yang hanya merubah tampilan luar
saja.Semestinya provinsi lebih banyak berperan di aspek kelembagaan, bukan
eksekusi di bidang kewenangan yang juga dimiliki kabupaten/kota. Namun
kabupaten/kota tetap terbuka dan menerima program Samisake, karena termasuk
bantuan pembangunan.
3.2. Saran
Dari kesimpulan diatas maka saran saya dalam menanggapi program
SAMISAKE, pertama Program ini cukup bagus untuk mendukung percepatan
pembangunan khususnya di Provinsi Jambi, akan tetapi dalam pelaksanaanya perlu
ditingkatkan terutama dalam bidang pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan
anggaran atau dana SAMISAKE itu sendiri. Kemudian untuk kedepan diharapkan
program ini bisa difokuskan pada perbaikan atau peningkatan mutu pendidikan,
perbaikan Gizi masyarakat dan infrastruktur di pedesaan.

23 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Program Samisake
Upaya Meningkatkan Percepatan Pembangunan Di Provinsi Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Berita21.com.2011. Gambaran Umum Program Unggulan Jambi EMAS Satu


Milyar Satu Kecamatan. https://berita21.wordpress.com/2011/10/09/gambaranumum-program-unggulan-%E2%80%98jambi-emas%E2%80%99-satu-milyar

satu-kecamatan/ (diakses tanggal 9 November 2015)


PasirPutih.BuletinOline.2015.Program Samisake Membawa HBA Merakyat.
http://www.pasirputih-jbi.com/program-samisake-membawa-hba-merakyat/
(diakses tanggal 11 November 2015)
CiputraNews.2014. Gubernur Jambi Jelaskan Keberhasilan Program 'Samisake.

http://www.ciputranews.com/kesra/gubernur-jambi-jelaskan-keberhasilan

program-samisake (Diakses tanggal 11 November 2015)


SubhanAhmad.2015. Hubungan Antara Pemerintah Provinsi Jambi Dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Pelaksanaan Program Samisake Ditinjau
Dari Aspek Kompleksitas litbang.jambiprov.go.id/download/file/146 (Diakses
tanggal 11 November 2015)

24 | S T I E M u h a m m a d i y a h J a m b i

Anda mungkin juga menyukai