Teguh Widodo
Pengertian teori
Kata teori sering dipakai dalam pengertian yang berhubungan dengan rumus-rumus,
biasanya bersifat abstrak (tidak terpegang) termasuk juga
(1) konsep atau gambaran yang masih samar-samar
Teori didefinisikan Tan (1981) sebagai sejumlah aturan yang saling memiliki
keterkaitan. Teori terbangun dari berbagai realitas yang telah dibuktikan dan
sebagian besar mengakuinya sebagai kebenaran umum. Kebenaran ini mengandung
tiga pengertian yaitu: (1) konsep yang digunakan untuk menelaah persoalan (2)
Perubah yang dapat dipercaya sebagai sumber yang dapat menggambarkan
problema (3) gagasan dan asumsi yang dipilih juga dapat menentukan kebenaran.
TEORI
Week 2 4
PENGGOLONGAN TEORI
Teori dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan dasar karakteristiknya.
Teori positif. Brooks (2002) menyebutnya teori empirik atau teori deskriptif. Teori
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel—konsep, tindakan, objek,
kejadian, kualitas dan sebagainya--dalam rangka menggeneralisasi prediksi
fenomena yang belum teruji. Sekali waktu, hipotesa dalam teori positif telah diuji
sebelumnya, kemudian teori ini diverifikasi, ditolak atau dimodifikasi. Teori dalam
konteks ini berperan sebagai alat investigasi.
Teori normatif. Teori ini menentukan apa hubungan antara variabel-variabel dalam
pertanyaan yang seharusnya ada supaya menghasilkan hal-hal yang dianggap sesuai.
Pendeknya, teori positif mencoba menjelaskan bagaimana sesuatu itu berjalan, dan
teori normatif mencoba memberikan pemahaman kepada kita tentang bagaimana
sesuatu itu seharusnya berjalan.
TEORI PERENCANAAN
Teori, menurut Mullin (1971), adalah kelompok ide yang memiliki hubungan dan
mengandung tiga kebenaran:
Konsep-konsep yang digunakan untuk membahan daerah permasalahan.
Peubah apa yang dipercaya sebagai sumber potensial untuk menggambarkan
masalah.
Mengapa memili ide dan asumsi tertentu untuk membahas masalah.
Teori Perencanaan:
Perencanaan seringkali dipandang sebagai suatu bentuk kesepakatan tindak kolektif.
Teori Perencanaan mengartikulasikan kerangka integrasi antara pengetahuan dan
kesepakatan tindak
STRUKTUR TEORI PERENCANAAN
Praksis Tindakan
CONTOH STRUKTUR TEORI PERENCANAAN
Rasional Komprehensif
Berdasarkan Disjoined/Incremental
Pemanfaatan Rasio
Post-Modern
Berdasarkan
Hubungan Pengetahuan Planing as Social Analysis
dan Tindakan
Planning as Social V
Reform
Planning as Policy V
Analysis
Planning as Social V
Learning
Planning as Social V
Mobilization
Post-Modern V V
IDEAL TYPE .[1]
Alternatif lain: Gunakan kategorisasi ‘dialektik’. Hubungan antar kategori tidak deskrit
melainkan ada irisan. Irisan adalah arena produk dari dialog.
PERBANDINGAN DAN SINTESA TEORI
Pertanyaan:
Bagaimana perencanaan mengetahui atau memprediksi masa depan?
Planning as Social Ideologi politik dan nilai-nilai yang dianut oleh perencana (elit politik) telah
Reform menggambarkan arah ke depan. Yang harus dilakukan adalah bagaimana agar
masa kini diarahkan berdasarkan ideologi dan nilai-nilai tersebut.
Planning as Policy Masa depat dilihar berdasarkan kecenderungan-kecenderungan di masa lalu.
Analysis
Planning as Social Masa depan sangat ditentukan oleh jumlah pengetahuan yang dipelajari
Learning secara sosial saat ini.
Planning as Socail Masa depan sangat ditentukan oleh konstelasi dan persaingan antar kelas
Mobilization dalam masyarakat.
Post-Modern Pengetahuan yang dimiliki manusia tidak pernah lengkap untuk mengetahui
masa depan.
PERBANDINGAN TEORI DALAM MENJAWAB
PERTANYAAN (Tindakan)
Pertanyaan:
Apakah perencana memiliki tanggung jawab untuk memaksakan pengetahuan
dan nilai-nilai pada para aktor?
Planning as Social Perencana (kelompok elit dan teknokrat) memproduksi nilai-nilai dan
Reform mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tatanan sosial yang dianggap baik. Aktor
yang melanggar nilai dihukum melalui mekanisme kontrol sosial/mekanisme
hukum
Planning as Policy Perencana tidak berurusan dengan nilai. Prencana hanya berurusan dengan
Analysis memberikan berbagai alternatif pilihan kebijakan yang telah diuji secara
rasional. Keputusan yang sesungguhnya dibuat oleh pengambil kebijakan
(politisi)
Planning as Social Nilai-nilai diproduksi oleh kelompok elit dan teknokrat. Untuk memungkinkan
Learning nilai itu diterima maka harus dilakukan melalui proses pembelajaran sosial
(social learning)
Planning as Socail Dalam masyarakat, ada nilai-nilai yang bertabrakan. Dalam kerangka kelas
Mobilization nilai yang bertabrakan teruatama adalah nilai kelompok elit (kapitalis dan
birokrat) dengan grassroot. Planner harus memperjuangkan nilai-nilai
emansipatori yang berpihak pada grassroot.
Post-Modern Tidak ada sistem nilai yang valid. Nilai-nilai tercipta lewat interaksi dalam
sejarah dan ruang tertentu. Karena itu biarkanlah masyarakat sendiri yang
membuat nilai-nilai.
KESIMPULAN UMUM