Anda di halaman 1dari 32

PL2151

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG


COMMUTING-TELECOMMUTING

Y U D H A R A H M A N , S . T, . M . T
Yu d h a . r a h m a n @ p w k . i t e r a . a c . i d
@yudha_rahman

P R O G R A M S T U D I P E R E N C A N A A N W I L AYA H D A N K O TA
J U R U S A N T E K N O L O G I I N F R A S T R U K T U R K E W I L AYA H A N
I N S T I T U T T E K N O L O G I S U M AT E R A - 2 0 2 0
COMMUTING

 Komuter (berasal dari bahasa Inggris commuter)


 Dalam Bahasa Indonesia juga disebut penglaju)
  seseorang yang bepergian ke suatu kota untuk bekerja
dan kembali ke kota tempat tinggalnya setiap hari, biasanya
dari tempat tinggal yang cukup jauh dari tempat bekerjanya
 Commuting merupakan suatu bentuk migrasi tidak tetap yang
dilakukan oleh penglaju secara ulang alik dalam satu hari. Pada
umumnya commuting terjadi berupa pergerakan penduduk wilayah
pinggiran kota ke tempat-tempat kerjanya di pusat kota melalui
lintasan yang tetap.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


COMMUTING

 Perilaku komuter ini tergolong dalam mobilitas penduduk


horizontal/geografis non-permanen/mobilitas sirkuler yang
melintas batas wilayah tertentu dalam periode waktu
tertentu.
 Sebagai contoh, orang yang bekerja di Jakarta namun
bertempat tinggal di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Mereka disebut komuter jika mereka melakukan perjalanan
dari tempat tinggal mereka ke tempat kerja mereka hampir
setiap hari pulang-pergi
 Komuter di kota besar seperti Jakarta banyak menghabiskan waktu
mereka di perjalanan. Berangkat di pagi buta dan pulang setelah
matahari terbenam. Hal ini disebabkan kemacetan yang menjadi
langganan di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


PERMASALAHAN COMMUTER (TAMIN, 2008)

 Para komuter biasanya menghadapi masalah mahalnya


harga sewa rumah atau tanah di dekat tempat bekerja
mereka, sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain
kecuali tinggal di tempat yang cukup jauh dari tempat kerja
mereka.
 Daerah di sekeliling pusat pertumbuhan seperti Jakarta yang
merupakan daerah tempat tinggal para komuter yang
bekerja di pusat pertumbuhan tersebut secara demografis
disebut sabuk komuter (commuter belt) atau daerah
penyangga

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


SOLUSI PERGERAKKAN COMMUTER

 Para komuter memerlukan sarana transportasi umum yang


efisien.
 Kemudahan perpindahan dari satu moda transportasi ke
moda yang lain merupakan salah satu ukuran penataan kota
yang penting.
 Suatu kota dengan manajemen yang baik memiliki jaringan
transportasi umum cepat yang bergerak cepat yang biasa
disebut Mass Rapid Transportation (MRT). Ke dalam MRT
biasa termasuk kereta komuter, bus komuter, bus kota,
kereta dalam kota, bus kota, dan trem

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


PERMASALAHAN AKIBAT PERGERAKKAN
COMMUTER

 Harga sewa lahan yang semakin tinggi di kawasan


pusat aktivitas kerja para Komuter
 Arus pergerakkan yang padat
 Kapasitas penyediaan Transportasi Umum yang
masih terbatas
 Permasalahan kemacetan tidak dapat diselesaikan
selalu dengan cara menambah sediaan jaringan
jalan untuk mengurangi permintaan guna
melakukan pergerakan.
 Lama waktu perjalanan Bolak-Balik
 Berangkat pagi pulang malam

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


DARI PERMASALAHAN TERSEBUT MUNCUL
SOLUSI UNTUK MENGURANGI PERGERAKKAN
PARA COMMUTER

TELECOMMUTING

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


LATAR BELAKANG MUNCULNYA
TELECOMMUTING PERKOTAAN

 Kota merupakan lingkungan binaan yang terus tumbuh dan


berkembang sehingga membutuhkan suatu kebijakan
terhadap perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian
ruangnya
 Kota besar memang selalu dikaitkan dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi, variasi kegiatan ekonomi dan
lapangan tenaga kerja yang beragam, tetapi memiliki
permasalahan tersendiri dengan keterbatasan lahan untuk
pembangunan, permasalahan transportasi, serta masalah
pembangunan berkelanjutan

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


LATAR BELAKANG MUNCULNYA
TELECOMMUTING PERKOTAAN

 Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk


memecahkan masalah transportasi perkotaan, baik dengan
meningkatkan kapasitas jaringan jalanyang ada, maupun
pembangunan jalan baru.
 Hal tersebut belum mampu mengatasi persoalan karena
pertumbuhan jalan-jalan baru tidak mampu mengejar
pesatnya pertumbuhan kendaraan, terutama kendaraan
pribadi. Permasalahan kemacetan tidak dapat diselesaikan
selalu dengan cara menambah sediaan jaringan jalan untuk
mengurangi permintaan guna melakukan pergerakan. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan lahan di kawasan
perkotaan. Alternatif pemecahannya kemudian mulai dilihat
dari sisi permintaan melalui Manajemen Kebutuhan
Transportasi

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


LATAR BELAKANG MUNCULNYA
TELECOMMUTING PERKOTAAN

 Terkait dengan pembahasan pada ranah teori di bidang


perencanaan wilayah dan kota, teknologi informasi dan
komunikasi selalu dikaitkan dengan alternatif solusi bagi
permasalahan ketidaksesuaian antara lokasi tempat tinggal
dan tempat kerja (job housing mismatch), serta manfaat
teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu alat
untuk memberikan opsi guna meningkatkan aksesibilitas
dan produktivitas pada era daya saing global, khususnya
bagi daya saing kota dan wilayah metropolitan

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


SEJARAH TELECOMMUTING

 Istilah telecommuting dan telework sendiri digagas oleh


seorang bernama Jack Nilles dan mulai berkembang pada
tahun 1973.
 Jack Nilles adalah seorang yang telah mengembangkan dan
mengevaluasi ratusan proyek telecommuting di Amerika
Serikat dan telah membuat beberapa buku tentang
telecommuting.
 Saat ini semakin banyak dunia bisnis yang membuktikan
bahwa telecommuting menguntungkan baik bagi
perusahaan maupun karyawan. Ketika sebuah perusahaan
semakin tidak membutuhkan kehadiran karyawan untuk
hadir di kantor untuk melakukan pekerjannya, atau ketika
ruangan atau tempat kerja terbatas sehingga menjadi
masalah, maka telecommuting adalah jawabannya.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


SEJARAH TELECOMMUTING

 Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi apabila


telecommuting akan digunakan.
 Implementasi telecommuting sangat dipengaruhi oleh kultur
masyarakat itu sendiri.
 Lalu timbulah pertanyaan, mungkinkah telecommuting dapat
diimplementasikan secara optimal di Indonesia,  melihat
realita bahwasannya masyarakat Indonesia masih kuat
menganut budaya kerja sama dan gotong royong dan lebih
mengutamakan komunikasi secara langsung (face to face).
 Telecommuting dapat dijadikan sebagai alternatif di dalam
penyelesaian permasalahan kota besar tetapi dengan berbagai
persyaratan.
 Pada dasarnya wacana telecommuting merupakan bagian dari
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang
pada dasarnya dapat berdampak positif di era sekarang ini

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


PRINSIP TELECOMMUTING

 Transportasi yang berbasis teknologi informasi dan


komunikasi (ICT-based transportation);
 Outsourcing dari layanan dan produksi (services and
production outsourcing);
 Perjalanan yang diakibatkan dengan adanya
teknologi informasi dan komunikasi (ICT-induced
travel)
 Pengembangan kawasan berbasis teknologi informasi
dan komunikasi (ICT-intensive districts).

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


TELECOMMUTING

 Telecommuting, sebuah istilah yang diciptakan oleh Nilles


et al (1973) yang mengacu pada penggunaan teknologi
informasi untuk sebagian atau seluruhnya mengganti
perjalanan harian ke dan dari tempat kerja.
 Telecommuting adalah model atau perjanjian kerja dimana
karyawan memperoleh fleksibilitas kerja dalam hal tempat
dan waktu bekerja dengan bantuan teknologi komunikasi.
Pekerjaan dapat dilakukan di rumah, kafe, pesawat, hotel
atau tempat manapun yang dimana pekerja merasa
nyaman berada
 Telecommuting atau Telework merupakan model atau
perjanjian kerja dimana karyawan memperoleh fleksibilitas
bekerja dalam hal tempat dan waktu dengan bantuan
teknologi telekomunikasi.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


TELECOMMUTING

 Biasanya model pekerjaan yang paling dapat dikerjakan


dengan model ini adalah pekerjaan yang berkaitan dengan
pengembangan teknologi informasi.
 Hampir sebagian besar perusahaan teknologi informasi
berlevel internasional telah mengaplikasikan model
telecommuting ini, contohnya Cisco, Apple, IBM, Intel,
Compaq, Xerox termasuk PT Telkom
 Jadi, dalam hal ini kegiatan bepergian ke kantor atau
tempat kerja digantikan dengan hubungan telekomunikasi.
Dengan sistem ini, banyak karyawan yang pada akhirnya
bekerja di rumah, sementara lainnya, yang sering disebut
pekerja nomaden atau web commuters menggunakan
teknologi komunikasi untuk bekerja dari kafe atau tempat
lain yang nyaman bagi mereka

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


TELECOMMUTING

 Metode kerja online telecommuter di adopsi dari sebuah


perusahaan internet online terkemuka yang berlokasi di Kanada.
Perushaan tersebut merupakan perusahaan yang telah
mendapatkan sertiffikat resmi sebagai member kebanggaan dari
www.directfraud.com sebagai perusahaan internet yang
berkualitas dan terpercaya. Disamping itu juga member dari The
Web Chamber of Commerce dan juga telah bersertifikat resmi
dari The Internet Bureau of Trust (Inc), The Scam Free Zone and
Direct Fraud Prevention Systems.
 Lembaga-lembaga tersebut merupakan satu perusahaan internet
online independent yang diantaranya menangani kasus penipuan
via internet dari perusahaan yang tidak bertanggungjawab
dengan anggota di seluruh dunia dan juga mempromosikan
peluang bisnis internet yang penuh integritas, fair,jujur dan
mendedikasikannya untuk mewujudkan Internet Marketplace.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


TELECOMMUTING dan TRANSPORTASI

 Dalam beberapa tahun terakhir, telecommuting telah


dikenal luas sebagai strategi manajemen permintaan
transportasi (TDM) karena potensinya untuk mengurangi
kemacetan lalu lintas, menghemat bahan bakar,
mengurangi gas rumah kaca, dan memperbaiki kualitas
udara di daerah perkotaan.
 Hal ini diharapkan dapat mengurangi jumlah perjalanan
puncak jam sibuk dengan mengurangi komuter.
 Telecommuting juga menawarkan banyak manfaat bagi
pekerja perorangan. Ini mencakup produktivitas yang lebih
besar, kurang stres, lebih fleksibel untuk menyeimbangkan
kerja dengan komitmen keluarga, kepuasan kerja yang
lebih besar, dan biaya perjalanan, pakaian, dan perawatan
anak yang lebih rendah.
 Kota Daerah Ottawa-Carleton di Ontario, Kanada telah
memasukkan telecommuting sebagai ukuran manajemen
permintaan transportasi dalam rencana induk transportasi
POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)
INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

 Intelligent Transportation Systems (ITS) - mikroelektronika,


pergerakkankomunikasi, informatika komputer, dan teknologi
maju lainnya digunakan untuk memperbaiki mobilitas (dengan
mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan keandalan),
keamanan, keamanan, dan produktivitas di sektor transportasi.
 ITS juga dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi
gas rumah kaca, serta meningkatkan aksesibilitas transportasi.
 ITS dapat diterapkan pada semua moda transportasi permukaan
seperti mobil pribadi, van, truk, dan bus transit.
 Aspek yang paling signifikan dari ITS, yang membuatnya berbeda
dengan strategi peningkatan transportasi lainnya, adalah
penggunaan teknologi informasi untuk membantu komponen
transportasi permukaan bekerja sama sebagai sistem integral.
 Lebih dari 400 inisiatif ITS (yaitu, eksperimen, proyek) sedang
berlangsung di tahun 1997 di seluruh Amerika Serikat dan Puerto
Riko

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

Intelligent Transportation Systems dapat dikategorikan menjadi 7


layanan pengguna:
 Manajemen Perjalanan dan Transportasi  mencakup fungsi
seperti informasi driver dan rute, panduan rute, pengendalian
lalu lintas, manajemen rekayasa perjalanan, dan informasi
layanan perjalanan.
 Manajemen Permintaan Perjalanan  mencakup operasi
permintaan manajemen, informasi perjalanan pra-perjalanan
 Operasi Angkutan Umum  Paket layanan ini terdiri dari
manajemen transportasi umum, informasi transit antar-jemput,
angkutan umum pribadi, dan keamanan perjalanan umum.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

Intelligent Transportation Systems dapat dikategorikan menjadi 7


layanan pengguna:
 Pembayaran Elektronik  termasuk fungsi di bidang layanan
pembayaran elektronik seperti electronic toll collection (ETC)
dan electronic parking payment.
 Operasi Kendaraan Komersial  mencakup layanan seperti
clearance kendaraan komersial, inspeksi keselamatan di pinggir
jalan otomatis, pemantauan keselamatan, dan mobilitas
angkutan barang.
 Manajemen Darurat  termasuk pemberitahuan darurat,
keamanan pribadi dan manajemen kendaraan darurat.
 Sistem Pengendalian dan Keselamatan Kendaraan Tingkat
Lanjut  mencakup fungsi : penghindaran tabrakan longitudinal
dan lateral, penghindaran tabrakan interseksi, kesiapan
keselamatan, dan sistem jalan raya otomatis

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

Kemungkinan skenario bagaimana ITS akan mempengaruhi


keputusan penggunaan lahan :
 Dalam hal ini menjanjikan peningkatan throughput sistem
secara substansial dengan membuat sistem yang jauh lebih
efisien dan lancar dioperasikan, tanpa ekspansi fisik (minimal)
dari sistem yang ada.
 Perkembangan historis kota-kota Amerika telah menjadi bukti
bahwa, dalam jangka panjang, perbaikan transportasi (terutama
untuk pengendara motor) telah menyebabkan daerah perkotaan
berkembang ke arah perbaikan ini.
 Dalam kasus ITS, telah diperkirakan bahwa perbaikan
transportasi tersebut dapat menyebabkan pengembangan lahan
baru lebih jauh dari kota-kota.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

 Perkembangan historis kota-kota Amerika telah menjadi bukti


bahwa dalam jangka panjang, perbaikan transportasi (terutama
untuk pengendara motor) telah menyebabkan daerah perkotaan
berkembang ke arah perbaikan
 Dalam kasus ITS, telah diperkirakan bahwa perbaikan
transportasi tersebut dapat menyebabkan pengembangan lahan
baru lebih jauh dari kota-kota.
 ITS mampu mengurangi waktu tempuh antara asal dan tujuan
(misalnya dengan meningkatkan kecepatan perjalanan atau
dengan mengoptimalkan sinyal lalu lintas sehingga
meminimalkan penundaan pengendara) serta meningkatkan
waktu perjalanan dengan memberikan informasi real-time ke
pengendara.
 Kemampuan ini dapat mendorong individu untuk pindah ke
daerah yang kurang berkembang dimana perumahan lebih
melimpah dan lebih murah, tanpa harus meluangkan lebih
banyak waktu bepergian. Ini akan menghasilkan perkembangan
kota satelit terpencil.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEMS
(ITS)

 Operasi lalu lintas yang lebih halus yang disediakan oleh ITS
juga dapat menimbulkan permintaan baru (atau yang
disebabkan).
 Artinya, karena ada sistem yang lebih efisien, orang-orang yang
sebelumnya telah menunda perjalanan mereka (karena sistem
yang padat dan mahal, misalnya) sekarang dapat melakukan
perjalanan tersebut, yang menyebabkan konsumsi lebih banyak
layanan transportasi, sehingga mengimbangi manfaat yang ada
yang diakumulasikan dari ITS.
 Isu-isu ini telah dibahas oleh, misalnya, Shladover, Mokhtarian,
Ostria dan Lawrence, dan Grovdahl and Hill.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI KANTOR/PERUSAHAAH

 Karena kemajuan teknologi informasi, logistik, dan transportasi,


banyak perusahaan memiliki kapasitas untuk mendistribusikan karya
dan memulai telecommuting dan program berbasis teknologi canggih
lainnya.
 Oleh karena itu, mereka bebas untuk (kembali) mencari ke tempat
manapun dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Sebuah studi awal tentang penentuan posisi di Jepang mengakui
bahwa modifikasi pola kerja melalui pengenalan telecommuting
merupakan faktor pendukung untuk merelokasi kantor-kantor dari
pusat kota Tokyo yang padat.
 Faktor-faktor yang cenderung mempengaruhi keputusan lokasi kantor
di era teknologi informasi menggabungkan faktor tradisional serta
informasi baru. Pandangan tradisional tentang faktor-faktor penting
dalam keputusan lokasi perusahaan mencakup biaya dan
ketersediaan lahan, transportasi, aksesibilitas kepada konsumen dan
pemasok, ketersediaan tenaga kerja, upah, pajak, ukuran ekonomi
aglomerasi, dan kualitas hidup

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI KANTOR/PERUSAHAAH

 Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa


kemampuan untuk mentransfer informasi menggunakan
saluran komunikasi menjadi faktor penting dalam
keputusan relokasi perusahaan.
 Hal ini meningkatkan fleksibilitas dalam lokasi aktivitas
kantor. Hasil Studi menunjukkan bahwa kemajuan
teknologi telekomunikasi cenderung menyebabkan
penyebaran perusahaan berbasis informasi ke berbagai
bagian kota dan mengubah daerah perkotaan menjadi
bentuk multicentrik.
 Studi yang sama menemukan penurunan rata-rata
kunjungan kerja sehari-hari untuk telecommuters, oleh
karena itu memberi kesan efek substitusi telekomunikasi.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI KANTOR/PERUSAHAAH

 Dari perspektif perusahaan, kemajuan teknologi informasi akan


menguntungkan karena memungkinkan perusahaan untuk,
misalnya, membuat kantor satelit di daerah terpencil dimana
biaya real estat dan tenaga kerja murah.
 Selain itu, perusahaan dapat mengurangi konsumsi ruang fisik
mereka di lokasi yang ada. Terlepas dari efek teknologi informasi,
yang jelas pada keputusan lokasi kantor (dan tempat tinggal),
model penggunaan lahan dan transportasi yang saat ini
digunakan tidak mencakup variabel untuk memperhitungkan
dampak telekomunikasi.
 Jelas, ini adalah kekurangan serius untuk menyingkirkan faktor
potensial yang berpotensi menjadi prediksi bentuk kota.
Misalnya, ulasan model perkotaan oleh Wagner dan oleh Anas et
al. menunjukkan bahwa transportasi merupakan satu-satunya
faktor interaksi spasial yang secara eksplisit dipertimbangkan

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI HUNIAN

 Faktor kunci yang cenderung mempengaruhi pilihan lokasi hunian di era


teknologi informasi adalah telecommuting dan ITS.
 Efek desentralisasi pada bentuk perkotaan dari program telecommuting
yang didukung teknologi informasi
 Menurut sebuah laporan Administrasi Transit Transit A.S., telecommuting
dapat mendorong peserta program untuk mencari pekerjaan lebih jauh
daripada yang mereka lakukan tanpa melakukan telecommuting.
 Informasi yang tersedia berdasarkan Survei Transportasi Pribadi A.S. 1995
menunjukkan bahwa telecommuters menempuh jarak yang jauh lebih jauh
daripada yang dilakukan oleh non-telecommuter.
 Panjang perjalanan rata-rata untuk telecommuters ditemukan 25,6 km vs
20,5 km untuk penumpang komuter tradisional.
 Simposium telework diadakan di Toronto pada pertengahan tahun 1990an
untuk mempromosikan kesadaran dan pendidikan tentang telecommuting.
Ada dampak spasial dari telework karena berkisar dari tidak atau sedikit
relokasi yang berdampak pada dampak relokasi yang tinggi dalam hal
bergerak menuju daerah pinggiran kota dan pedesaan

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI HUNIAN

 Kenyataannya, dalam simposium ini hasil sebuah studi nasional


yang didanai oleh Canada Mortgage and Housing Corporation
(CMHC) yang dipresentasikan bertujuan untuk memberikan
beberapa wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja telework dan pekerjaan berbasis rumah.
 Beberapa temuan penting mereka terkait dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
 80% responden merasa sangat puas dengan bekerja di rumah
 Mayoritas pekerja telegram tinggal di rumah terpisah keluarga di
daerah pinggiran kota
 Sekitar 20 persen pekerja telegram telah pindah atau berencana
untuk pindah ke luar kota

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KEPUTUSAN LOKASI HUNIAN

 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran


telecommuting dan ITS merupakan faktor yang sangat signifikan
dalam keputusan lokasi perumahan.
 Akibatnya, langkah-langkah ini mendukung desentralisasi pola
penggunaan lahan.
 Dasar kesimpulannya adalah bahwa penggunaan telecommuting
dan perjalanan dengan bantuan ITS akan menyebabkan pilihan
lokasi perumahan di kota satelit terpencil.
 Kesimpulan yang diambil dari studi kuantitatif ini memperkuat
kesimpulan yang dicapai oleh sejumlah penelitian lain (walaupun
bersifat kualitatif) bahwa telecommuting dan ITS cenderung
mengarah pada desentralisasi pola penggunaan lahan.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


DAMPAK POSITIF TELECOMMUTING

 Fleksibilitas yang diberikan dalam menjadwalkan tugas-tugas


pekerjaan sehingga tugas pribadi juga akan dapat diakomodasi.
Perusahaan biasanya akan memberikan perhatian yang lebih besar
pada kebutuhan komunikasi para telecommuter jika dibandingkan
dengan lingkungan kantor biasa, dimana sebagian besar informasi
dikomunikasikan dalam percakapan informal dan melalui observasi
 Penghematan biaya kantor. Capital expenditure dan biaya harian
kantor otomatis akan dihemat. Dapat dibayangkan seandainya
biaya kantor di Jakarta yang sangat besar itu ditambah biaya
listrik, air dan keamanan dapat dikurangi secara signifikan.
 Ketika para pekerja bisa mengerjakan pekerjaannya dari rumah,
secara tak langsung akan mengurangi jumlah kendaraan di jalan
raya. Akibatnya, akan membantu mengurangi kemacetan, polusi
udara, dan konsumsi bahan bakar kendaraan
 Wilayah Hinterland perkotaan yang sebelumnya hanya kawasan
penyangga berkembang menjadi kota satelit

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


KERUGIAN / DAMPAK NEGATIF
TELECOMMUTING

 Karena sifatnya yang terisolasi, karyawan yang melakukan


telecommuting dapat merasa menjadi aggota organisasi yang
kurang dianggap penting.
 Kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan atau terganggunya
karir.
 Meningkatnya ketegangan keluarga.
 Pegawai dapat menghindar dari pengawasan pihak manajemen.
 Pegawai akan beranggapan telecommuting menyebabkan mereka
terkucil dari rekan-rekan kerjanya.
 Pegawai akan kehilangan interaksi sosial.
 Pegawai kemungkinan besar beranggapan bahwa telecommuting
menambah tingkat stres dalam rumah tangganya.
 Pegawai mungkin mempunyai anggapan bahwa telecommuting
berdampak kurang menguntungkan pada kariernya di masa yang
akan datang.

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)


TERIMA KASIH

POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG (PL 2131)

Anda mungkin juga menyukai