Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
memberkati kami dalam menyelesaikan makalah ini, Sehingga kami bisa
menyelesaikannya tepat pada waktunya. Dan semua pihak yang telah memberi
bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah
ini. Khususnya terima kasih kepada Ibu Munawarah Noor, Sebagai Dosen mata
kuliah Keuangan Negara yang membimbing dan mengarahkan kami dalam
membuat dan menyelesaikan makalah ini.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah
selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya di mata kuliah Bahasa Indonesia ini.
Windi Gunawan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2003, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara merupakan aspek terpenting dalam proses
penyelenggaraan negara. Proses pembangunan tidak akan berjalan lancar
apabila keuangan negara terganggu atau tidak stabil. Keuangan negara
sesungguhnya mempunyai arti luas, yaitu di samping meliputi milik
negara atau kekayaan negara yang bukan semata mata terdiri dari semua
hak, juga meliputi semua kewajiban.
Hak dan kewajiban tersebut baru dapat dinilai dengan uang apabila
dilaksanakan. Sehingga rumusan pengertian keuangan negara (Syamsi,
1994) adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu (baik uang maupun barang) yang menjadi
kekayaan negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
Pembangunan merupakan upaya sistematis dan terencana oleh
masing-masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu
keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dengan cara memanfaatkan
sumber daya yang tersedia secara optimal, efektif, efisien, dan akuntabel,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih
sejahtera. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, diperlukan
pendanaan yang memadai yang dapat dipenuhi dari berbagai sumber
antara lain dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Terkait dengan
sumber pendanaan pemerintah, penerimaan negara saat ini belum
sepenuhnya mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan sebagaimana
ditargetkan dalam rencana pembangunan nasional, oleh karena itu,
pemerintah menerapkan kebijakan pembiayaan defisit anggaran. Sejak
tahun 2000, sumber pembiayaan defisit sebagian besar berasal dari utang
yang diperoleh dari penerbitan obligasi pemerintah dalam bentuk Surat
Berharga Negara (SBN), pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam negeri.
Utang negara jenis pinjaman adalah pembiayaan melalui utang
yang diperoleh Pemerintah dari pemberi pinjaman dalam negeri atau luar
negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk
surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
tertentu.
Ketertinggalan infrastruktur dan masalah konektivitas
menimbulkan tingginya biaya ekonomi yang harus ditanggung oleh
masyarakat hingga rendahnya daya saing nasional. Inilah yang menjadi
dasar pemerintah mengakselerasi pembangunan infrastruktur demi
mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Saat
ini pemerintah mengambil kebijakan fiskal ekspansif dimana Belanja
Negara lebih besar dari pada Pendapatan Negara untuk mendorong
perekonomian tetap tumbuh.
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia
pada akhir Februari 2021 adalah sebesar US$422,6 miliar. atau sekitar
Rp6.169,96 triliun. Posisi ini meningkat 4,0 persen secara tahunan, lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar
2,7 persen secara tahunan. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin
Haryono menyampaikan peningkatan pertumbuhan ULN pada periode
tersebut didorong oleh baik ULN pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji masalah
utang negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apa itu pinjaman/ utang negara ?
2. Fungsi dan tujuan pinjaman/ utang negara ?
3. Apa jenis-jenis pinjaman/ utang negara ?
4. Apa faktor penyebab besarnya pinjaman/ utang negara ?
5.
6. Apa dampak positif dan negatif pinjaman/ utang negara ?
7.
BAB II
PEMBAHASAN