Anda di halaman 1dari 14

MATERI PELAYANAN PUBLIK

(Good Governance dan Implementasinya)

OLEH:

Andi Rezky Auralia (20191088)

Reski Aulia (20191002)

Arisandi (20191092)

STIA AL GAZALI BARRU TAHUN AJARAN


2020/2021
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa  atas limpahan rahmat dan lindungan-
nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Publik. Selain itu Kami menyusun makalah ini untuk
menambah wawasan untuk memahami.

Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karena kami juga masih dalam
tahap belajar, oleh karena itu kami menerima saran ataupun kritikan dari segala pihak agar
makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam makalah ini saya membahas
tentang  “Prinsip-Prinsip dan Pola Komunikasi Publik”  Semoga makalah yang Kami buat  ini
bisa bermanfaat bagi pembaca.

Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang
kurang berkenan(sopan) kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini
bermanfaat buat pembaca.

 BARRU, 01 September 2021

 Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ............................................................................... 4
a. Latar Belakang ............................................................................... 4
BAB II Pembahasan .............................................................................. 5
a. Pengertian Good Governance ........................................................ 5
b. Prinsip-prinsip Good Governance .................................................. 11
c. Implementasinya di Indonesia ....................................................... 14
BAB III Penutup .................................................................................... 16
a. Kesimpulan ..................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat di hindarkan dalam
hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka, secara perorangan atau secara
bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang
sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki oleh
warganegara. Pada sisi lain pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara
terutama ketika pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu
masyarakat tanpa pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat
manusia beradab di perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya
dan kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.

Harapan lain yang ingn di wujudkan oleh setiap warganegara melalui proses
pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua bidang dan
ukuran kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama di harapkan dapat membentuk
kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses kehidupan kolektif
warganegara. Dengan demikian, kebutuhan akan kehidupan yang wajar mensyaratkan
kewajiban pemerintah untuk membentuk hokum yang adil dan melakukan penegakkan
hokum demi rasa keadilan tersebut pada semua warganegara. Untuk mewujudkan tujuan
dan harapan tersebut, maka di perlukan suatu system pemerintahan yang baik dan efektif
yang sesuai dengan prinsip-prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di
sebut dengan good governance.

Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance, prinsip-prinsip
good governance, dan implementasinya di Indonesia. Diharapkan juga dengan penulisan
makalah ini dapat menambah wawasan tentang good governance secara lebih mendalam.
Yang tidak kalah pentingnya adalah peran semua lapisan untuk menjalankan tata
pemerintahan yang baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari bahasa
inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata  pemerintahan.Dari
pengertian tersebut good governance dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik,
atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Arti good dalam good governance
mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek
fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance (tata pemerintahan)
mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga
lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha
(swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan,
karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak
dapat dipisahkan.

Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan government


(pemerintah),dimana government (pemerintah) lebih berkaitan dengan lembaga yang
mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi
pemerintahan. Kalau Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola
hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan tata
Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan Pemerintah (Government),
karena unsur yang terlibat dalam Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang
didalamnya ada unsur Pemerintah (Government).

Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi atau
menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam
meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara,semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi dunia usaha maka semakin maju juga perekonomian negara. Sedangkan peran
negara disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri dalam melakukan
kebijakan-kebijakan. Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah dan tertinggi
suatu barang tertentu.

Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good


government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk mengetahui
apakah suatu negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol
pemerintah apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan
pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan
kebijakan-kebijakan yang lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat  dari aktivitas pasar,
dimana disitu saling ketergantunagan antara keduanya. Dunia usaha membutuhkan
konsumen (masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan mengembangkan usahanya.
Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha untuk dapat
melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga pembentuk
governance saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang
tidak melaksanakan perannya dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.

Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan korupsi, kolusi dan
nepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase sejarah politik bangasa indonesia dengan
semangat reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur menjadi populer baik di
kalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia, istilah ini
secara umum di terjemahkan dengan pemerintahan yang baik.

Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan


dan peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan pemerintahan, saat
sekarang di kembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan pemerintahan yang di sebut
good governance. Sebagai suatu konsep yang banyak di populerkan pada era 1990-an, good
governance di artikan dan di definisikan secara beraneka ragam. Ada yang
menghubungkannya dengan pelaksanaan hak asasi manusia dan ada pula yang melihatnya
sebagai bagian dari prasyarat pembangunan berkelanjutan. Namun suatu hal yang mendasar,
good governance hanya akan di jumpai pada system politik yang bersifat demokaratis.

Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu perubahan


dalam makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses pemerintahan yang baru atau
suatu kondisi yang berubah dari penguasaan yang tertata atau metode baru dengan mana
masyarakat di perintah. Levefre (1998) menyatakan bahwa governance memaparkan sistem
aktor dan bentuk baru tindakan publik yang di dasarkan pada fleksibilitas, kemitraan, dan
partisipasi sukarela.

Sisi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari Demokrasi.
Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan demokratis seperti yang
di praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di Eropa Barat dan Amerika misalnya.
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan
yang baik karena paling merefleksikan sifat-sifat Good Governance yang secara normatif di
tuntut kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan
alternatif dari sistem pemerintahan yang lain seperti totalitarinisme komunis atau militer
yang sempat populer di negara-negara dunia ketiga di masa perang dingin.

Good gavernance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan maupun
hasil-hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling
berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-gerakan anarkis
yang dapat menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika
pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita
kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan
ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator
masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.
B. Prinsip – Prinsip Good Governance
1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat
bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan
sebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya
kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya adalah untuk
mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN.Indikator
minimal akuntabilitas antara lain :
 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.
 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksnakan
tugas.
 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan (transparasi)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan
negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:
 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
 Keamanan dan ketertiban
 Kebijakan dan ketertiban
 Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi
dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak
langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rule of law)


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan
publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil
dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses
mewujudkan cita good governance, harus di imbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif)


Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-
persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya
jangan menunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara
proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk
kemudian melahirkan berbagai kebijakanstrategis guna memenuhi kepentingan
umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh
pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
7. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan
yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau sekelompok
orangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola
pengelolaan pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari
public dan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.

8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)


Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan efesiensi,
yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas biasanya di ukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan
masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya
di ukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat.

9. Visi strategis (strategic vision)


Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang
akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan
goodgovernance, karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang
begitu cepat.
E. Implementasinya Di Indonesia

Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai dengan
saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan bangsa Indonesia,
sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi yang diwacanakan oleh
para elit politik adalah good gavernance. Konsep good gavernance secara bertahap menjadi
semboyan yang populer di kalangan pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya.
Sehingga jadilah idegood gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh
semua lapisan masyarakat umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita smua,
apakah konsep good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini, seandainya
indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa good
governance sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya indikator ini adalah tugas dari
domain/lembaga yang pembentuk good governance itu sendiri. Indikator  tersebut antara
lain:

a) Pemerintah
 Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.   
 Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
 Menyediakan public service yang efektif dan accountable.      
 Menegakkan HAM.
 Melindungi lingkungan hidup.                                           
 Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
b) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
 Menjalankan industri
 Menciptakan lapangan kerja    
 Menyediakan insentif bagi karyawan
 Meningkatkan standar hidup masyarakat                         
 Memelihara lingkungan hidup                   
 Menaati peraturan
 Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat           
 Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

c) Masyarakat Madani
 Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi               
 Mempengaruhi kebijakan publik
 Sebagai sarana cheks and balances pemerintah                       
 Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH
 Mengembangkan SDM                                                        
 Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum.Dalam menciptakan tata
pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun governance
tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga
domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga
ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini
merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan
biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran,
memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat,
kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman, tenang,
bahagia dan penuh dengan kedamaian.

Anda mungkin juga menyukai