Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN HUKUM

UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING


PRODUK UKM UNGGULAN INDONESIA
DALAM RANGKAASEAN ECONOMIC COMMUNITY
Rosdiana Saleh

ABSTRAK

ASEAN Economic Community bertujuan untuk mencapai Competitive


Economic Region di kawasan ASEAN dengan mengacu pada ASEAN
Economic Community Blueprint yang memuat empat pilar utama. Pilar
Kedua menginginkan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang memiliki
daya saing tinggi dan Pilar Ketiga menginginkan ASEAN sebagai
kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang merata melalui antara
lain pengembangan Small and Medium Enterprises atau Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Permasalahannya adalah apakah kebijakan
hukum yang dibuat pemerintah Indonesia sebagai anggota ASEAN
mampu untuk meningkatkan daya saing produk UKM unggulan ?
Tulisan ini menggunakan data sekunder berupa bahan hukum dengan
pendekatan ekonomi. Kebijakan hukum yang dibuat Indonesia belum
optimal untuk melindungi dan meningkatkan daya saing produk UKM
unggulan Indonesia dalam rangka ASEAN Economic Community.

Kata Kunci : ASEAN Economic Community, kebijakan hukum UKM

A. PENDAHULUAN
China, Jepang dan Korea Selatan telah
Perkembangan Association of memberikan inisiatif baru dalam
Southeast Asian Nations (ASEAN) mengembangkan kegiatan ekonomi,
pasca tahun 2002 yang bersinergi dengan khususnya terkait dengan kegiatan
3 (tiga) negara sukses di Asia Timur, seperti perdagangan. Inisiatifbaru ini tidak terlepas

' Dr. Rosdiana Saleh, SH., MH adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti yang mengasuh beberapa mats
kuliah, antara lain Hukum Dagang Internasional. Menyelesaikan S-1 pada fakultas Hukum Universitas Trisakti.
Lulus dari Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Tarumanagara dan Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana
Universitas Trisakti. Alamat email : rosdiana_saleh@yahoo.com

Jurnal Hukum PRIOR'S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 1


Rosdiana Saleh - Kebijakon Hukum Untuk Meningkatkan Dayo Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

dari kebijakan perdagangan internasional penting bagi mayoritas negara di dunia


yang telah mengalami perubahan mendasar untuk mencapai kesejahteraan ekonomi
sejak dibentuknya World Trade Organi- sehingga menjadi bagian dari perjuangan
zation (WTO) tanggal 1 Januari 1995 kepentingan ekonomi nasional masing-
dengan memberlakukan prinsip-prinsip masing negara.° Setiap negara berupaya
perdagangan bebas,2 sebagaimana meningkatkan volume perdagangan antar
tercantum dalam General Agreement on negaranya. Hal ini terlihat dari terus
Tariffs and Trade (GATT).3 Prinsip- meningkatnya volume perdagangan antar
prinsip perdsganganbebas yang dituangkan negara dari tahun ke tahun. Pada tahun
dalam pengaturan hukum GATT' bertujuan 1950, volume ekspor dunia bernilai USD
untuk menghilangkan berbagai hambatan 400 miliar dan pada tahun 2001 volume
perdagangan (non trade barriers) dalam ekspor menjadi USD 7.430 miliar. Sampai
pelaksanaan perdagangan antar negara dengan tahun 2001, volume perdagangan
dengan membawa filosofi perdagangan dunia mengalami kenaikan lebih dari 18
bebas' untuk menurunkan dan menghapus (delapan belas) kali lipat dengan kontribusi
tarif perdagangan antar negara menjadi 0 tingkat pertumbuhan nilai ekspor terhadap
(nol) persen. Hal ini berarti bahwa negara produk kotor dunia mulai dari 6% (enam
dilarang untuk memberikan proteksi dalam persen) setiap tahun pada periode antara
rangka melindungi usaha domestik terhadap 1950-1955 menjadi 14-16% setiap
masuknya barang impor dalam jangka tahunnya pada periode antara tahun 1990-
waktu tertentu. 1994, dan 16-18% setiap tahunnya pada
Tidak dipungkiri bahwa bidang periode antara tahun 1995-2001.7 Angka-
perdagangan merupakan salah satu bidang angka ini telah menggambarkan bahwa
2 ASEAN sendiri telah mempromosi perdagangan bebas melalui pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Singapura bulan Januari tahun 1992 dengan melahirkan Common Effective
Preferential Tariff (CEPT), yaitu program tahapan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non tarif yang
disepakati bersama oleh negara-negara anggota ASEAN. Periksa Rosdiana Saleh, "Analisis Terhadap
Pemberlakuan Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement) dan
dampaknya Terhadap Perdagangan Komoditi Usaha Kecil dan Menengah Indonesia", Laporan Penelitian, Fakultas
Hukum Universitas Trisakti, Jakarta, 2012.
3 Pasal XXIV GATT/WTO memperkenankan negara anggota WTO membentuk wilayah perdagangan bebas regional

(Regional Free Trade Area) dan Customs Union berdasarkan aturan-aturan khusus yang tidak merugikan negara-
negara di luar wilayah tersebut.
° Secara skematis, prinsip-prinsip ini secara keseluruhan dalam kerangka GATT merupakan suatu sistem yang
terus menerus disempurnakan melalui berbagai putaran perundingan. Periksa Olivier Long, Law and its
Limitations in the GATT Multilateral Trade System (Dordrecht : Martinus Nijhoff Publishers, 1987), hal. 8-11.
Perdagangan bebas yang dikembangkan berdasarkan dalil laissez-faire pada hakikatnya menginginkan anggota
masyarakat diberi kebebasan yang sepenuhnya untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan
dengan meminimalisasi, bahkan meniadakan campur tangan negara di dalamnya. Dalil laissez-faire ini dijadikan
landasan konseptual bagi kapitalis dunia (Multi National Corporation) untuk menguasai ekonomi dunia.
6 Menurut Richard Rosecrance, kegiatan perdagangan mampu menggantikan ekspansi wilayah dan perang militer
sebagai kunci pokok menuju kesejahteraan dan pencapaian kekuasaan internasional. Lebih lanjut dinyatakan
oleh Richard Rosecrance bahwa manfaat perdagangan dan kerjasama internasional dewasa ini jauh melampaui
manfaat persaingan militer dan perluasan wilayah. Periksa Hata, Aspek-Aspek Hukum clan Non Hukum
Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT & WTO, (Bandung : Sekolah Tinggi Hukum Bandung Press, 1998),
hal.l.
Periksa Rusli Pandika, Sanksi Dagang Unilateral di Bawah Sistem Hukum WTO, (Bandung : Alumni, 2010), hal. 20-21.

2 I Jurnal Hukum PRIOR'S, Vol. 5 No. I. Tabun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Dayo Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Sa!eh
Dolam Rangka ASEAN Economic Community

perdagangan antar negara atau dan kesatuan basis produksi. Kedua,


perdagangan intemasional memberi peluang ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang
dan manfaat lebih baik bagi masyarakat memiliki daya saing tinggi. Ketiga, ASEAN
untuk mencapai kesejahteraan ekono- sebagai kawasan dengan pertumbuhan
minya.8 ekonomi yang merata melalui antara lain
Praktik perdagangan antar negara pengembangan Small and Medium En-
yang membawa filosofi perdagangan bebas terprises atau Usaha Kecil dan Menengah
berusaha menghilangkan batas wilayah (UKM). Keempat, ASEAN sebagai
negara (borderless world)9 sehingga dunia kawasan yang terintegrasi secara penuh
menjadi global village." Hal ini memberi dengan perekonomian global.
tantangan untuk negara-negara di dunia Berlakunya ASEAN Economic
dalam menghadapinya sekaligus menjadi Community tahun 2015 menandai bahwa
peluang yang dapat dimanfaatkan masing- negara-negara anggota ASEAN
masing negara untuk memasarkan produk menyepakati pervvujudan integrasi ekonomi
atau komoditas unggulannya. Kondisi ini kawasan ASEAN yang penerapannya
memberi inisiatif regional bagi negara- mengacu pada ASEAN Economic Com-
negara anggotaASEAN dalam membentuk munity Blueprint. Berkaitan dengan
ASEAN Economic Community dan pengembangan UKM untuk meningkatkan
memberlakukannya tahun 2015 sejalan pertumbuhan ekonomi yang merata di
dengan Visi ASEAN menuju tahun 2020. kawasan ASEAN sesuai dengan pilar
Untuk membantu tercapainya integrasi ketiga dapat berpedoman pada ASEAN
ekonomi ASEAN melalui ASEAN Eco- Policy Blueprint for SMEs Develop-
nomic Community, maka dibuatlah ment 2004-2014. Permasalahannya adalah
ASEAN Economic Community Blue- bagaimana mewujudkan pertumbuhan
print yang memuat empat pilar utama yaitu ekonomi yang merata di kawasan ASEAN
pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal mengingat kemampuan daya saing negara-

David Ricardo dalam "Principles of Political Economy and Taxation" menyatakan bahwa perdagangan
internasional harus memberikan manfaat bersama (mutually beneficial). Menurutnya, suatu negara akan tetap
memperoleh keuntungan apabila memusatkan kegiatan pada bidang dimana biaya (cost) dalam kegiatan
tersebut "relatif lebih rendah" daripada kegiatan alternatif lainnya di negara itu, meskipun negara mitranya
mempunyai keunggulan absolut di semua bidang. Pandangan Ricardo ini melahirkan hukum keunggulan
komparatif yang menjadi dasar bagi perdagangan liberal. Periksa F.X. Joko Priyono, Hukum Perdagangan Josa
(GATS/WTO), Filosofi, Teorl dan Implikasi bagi Profesi Hukum di Indonesia, (Semarang : Universitas Diponegoro
Press, 2010), hal. 26-27.
9 Kenichi Ohmae, Borderless World (Harper Business : Makinsey Company Inc, 1990), hal. XII. Istilah borderless

world ini untuk menggambarkan bahwa dunia ini semakin tidak memiliki batas dan saling mengkait. Hal senada
dinyatakan oleh George C. Lodge bahwa globalisasi telah mengaitkan masyarakat dunia satu dengan yang
lainnya dalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, budaya, politik, teknologi maupun lingkungan. Periksa
George C. Lodge, Managing Globalization in The Age of Interdependence (San Diego Pfeiffer & Company, 1995),
hal. 1.
" Meminjam istilah John Naisbit dalam Mega Trend 2000 (Great Britain : Sidwig & Jackson Ltd, 1990), hal. 12.

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 3


Rosdiona Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

negara anggota ASEAN sangat berbeda?" sudah ada dalam rangka liberalisasi
Berkaitan dengan hal inilah dibutuhkan ekonomi sejak masa AFTA berfungsi tidak
adanya kebijakan pemerintah yang hanya sebagai latihan untuk menurunkantarif
dituangkan dalam produk hukum (kebijakan secara progresiftetapi membangun pasar
hukum) untuk melindungi dan mem- yang lebih luas bagi masyarakat ASEAN
berdayakan UKM melalui peningkatan yang jumlah populasinya lebih dari 600 juta
daya saing produknya, khususnya produk- jiwa sehingga akan tercapai visi ASEAN di
produk unggulan, karena UKM telah teruj i bidang ekonomi menuju tahun 2020 untuk
ketangguhannya dalam menghadapi badai menjadi pasar tunggal dan basis produksi.
krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997/ Hal ini diharapkan menjadikan ASEAN
1998. lebih kuat, dinamis dan unggul secara
ekonomi dalam pasar global.12 Arus produk
B. PEMBAHASAN
(barang), jasa, investasi, tenaga kerja
1. Liberalisasi Ekonomi ASEAN terampil dan modal yang bergerak lebih
Melalui ASEAN Economic Com- bebas sangat penting untuk mem-
munity promosikanASEAN sebagai pasar tunggal
Eksistensi ekonomi ASEAN di tengah dan basis produksi melalui pembentukan
perkembangan ekonomi global telah ASEAN Economic Community atau
memasuki fase baru. Berbagai dokumen Masyarakat Ekonomi ASEAN.
resmi yang dikehiarkan Sekretariat ASEAN Pembentukan ASEAN Economic
menunjukkan bahwa inisiatif-inisiatif yang Community' 3 didasari pada adanya

11
Berdasarkan data Global Competitiveness Index dari World Economic Forum periode 2009-2010, ranking daya
saing Indonesia secara global diperingkat 54, meskipun pada periode 2014-2015 daya saing global Indonesia
telah berada diperingkat 34 atau menguat 20 point. Bandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, seperti
Singapore diperingkat 3, Malaysia diperingkat 24, Brunei D diperingkat 32, Thailand diperingkat 36, Vietnam
diperingkat 75, Filipina diperingkat 87 dan Kamboja diperingkat 110. Berdasarkan data Global Competitiveness
Index periode 2009-2010, di kalangan ASEAN Indonesia hanya unggul terhadap Vietnam, Filipina dan Kamboja.
Menurut Global Competitiveness Index 2012-2013, days saing Indonesia berada diperingkat 50, Singapore
diperingkat 2, Malaysia diperingkat 25, dan Thailand diperingkat 38. Selanjutnya, menurut data Global
Competitiveness Index 2013-2014 posisi daya saing Indonesia berada diperingkat 38 atau naik 12 angka,
Singapore tetap diperingkat 2, Malaysia diperingkat 24, dan Thailand diperingkat 37. Untuk negara anggota
ASEAN lainnya berada di bawah peringkat Indonesia. Dilihat dari perubahan angka days saing Indonesia, terjadi
kenaikan angka yang cukup signifikan dibandingkan Singapore, Malaysia, China dan Thailand. Artinya, Indonesia
memiliki harapan untuk memacu days saing globalnya dan masih unggul dibandingkan dengan 6 negara anggota
ASEAN lainnya. Namun demikian, perbedaan kemampuan daya saing ini perlu dijembatani agar pertumbuhan
ekonomi yang merata di kalangan masyarakat ASEAN tidak hanya berhenti di tataran visi belaka.
Periksa Outline Perspective Plan for the ASEAN Economic Community. Prepared for the ASEAN Programme for
Regional Integration Support (APRIS) Project. Commissioned by The ASEAN Secretariat, 31 May 2004.
13 Para pemimpin ASEAN telah menyepakati pembentukan ASEAN Economic Community yang ditargetkan tercapai
pada tahun 2020 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 di Bali bulan Oktober tahun 2003. Pada
pertemuan ke-38 bulan Agustus tahun 2006, di Kuala Lumpur, Malaysia, para menteri ekonomi ASEAN
bersepakat untuk menyusun blueprint yang terpadu guna mempercepat pembentukan ASEAN Economic
Community. Melalui KTT ASEAN ke-12 di Cebu pada bulan Januari 2007, para pemimpin ASEAN rnenegaskan
komitmen untuk mempercepat pembentukan ASEAN Economic Community pada tahun 2015 sejalan dengan
Visi ASEAN 2020 dan Bali Concord II dengan menandatangani Cebu Declaration on Acceleration of the
Establishment of ASEAN Community by 2015.

4 I Junta/ Hukum PRJORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulon Indonesia - Rosdiana Saleh
Dalam Rongka ASEAN Economic Community

kepentingan bersama negara anggota pangan, pertanian dan kehutanan.


ASEAN untuk memperdalam dan
b. Kawasan ekonomi yang berdaya saing
memperluas integrasi ekonomi yang
dimotivasi oleh kebutuhan menjadikan
vvilayah ASEAN sebagai kawasan ekonomi Untuk mewujudkan kawasan ekonomi
yang menarik bagi investor asing maupun yang memiliki daya saing tinggi, maka
dalam negeri. Dalam rangka ASEAN ASEAN memerlukan kebijakan
Economic Community, ASEAN melak- persaingan usaha, perlindungan
sanakan kebijakan liberalisasi sesuai konsumen, perlindungan Hak
dengan prinsip-prinsip ekonomi yang Kekayaan Intelektual (HKI),
terbuka, berwawasan ke luar, inidusif, dan pembangunan infrastruktur, per-
berorientasi pada pasar. Hal ini senada pajakan, danE-Commerce.
dengan aturan-aturan multilateral (GATT/
c. Kawasan dengan pembangunan
WTO) dan aturan hukum yang telah
ekonomi yang setara.
disepakati bersama anggota ASEAN agar
pemenuhan dan implementasi komitmen- Pembangunan ekonomi yang setara
komitmen liberalisasi ekonomi dapat menjadi salah satu pilar dari
berjalan dengan efektif. pengembangan UKM.
Mengacu pada ketentuan-ketentuan
d. Kawasan yang terintegrasi dengan
multilateral dalam GATT/WTO dan
ekonomi global
ASEAN Economic Community Blue-
print, maka ASEAN Economic Com- ASEAN bergerak dalam lingkungan
munity memiliki karakteristik utama global yang dinamis yang saling
sebagai berikut: tergantung. Untuk mendorong para
pelaku usaha dapat bersaing secara
a. Pasar tunggal dan basis produksi.
internasional, maka diperlukan aturan-
Sebagai pasar tunggal dan basis aturan yang dapat menjadikan
produksi, ASEAN didukung oleh ASEAN sebagai pasar yang kuat
elemen utama, yaitu: aliran bebas dalam mata rantai ekonomi global.
barang, bebas jasa, bebas investasi, Oleh karena itu, diperlukan
bebas tenaga kerja terampil dan aliran pendekatan terpadu dalam hubungan
modal yang lebih bebas. Di samping ekonomi eksternal dan partisipasi yang
itu, pasar tunggal dan basis produksi meningkat dalam jaringan produksi glo-
juga mencakup dua komponen penting bal.
lainnya, yaitu Priority Integration
Berdasarkan ASEAN Economic
Sectors dan kerjasama di bidang
Community Blueprint, ada 12 sektor

Jurnal Hukum PR1ORJS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 5


Rosdiana Soleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan [Jaya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dolam Rangka ASEAN Economic Community

prioritas yang dipercepat integrasinya dalam dalam memanfaatkan pasar ASEAN dalam
liberalisasi pasar. 7 (tujuh) di antaranya rangka ASEAN Economic Community
ado lah sektor barang, yaitu produk berbasis sangat tergantung pada kemampuan daya
agro, peralatan elektronik, otomotif, saing produk UKM Indonesia.
perikanan, produk berbasis karet, produk Ketidakmampuan UKM Indonesia untuk
dari kayu serta tekstil dan produk tekstil. meningkatkan daya saing produknya akan
Sisanya adalah 5 sektor jasa, yaitu merubah tantangan tersebut menjadi
transportasi udara, pelayanan kesehatan, ancaman, yakni menurunnya tingkat
pariwisata, logistik dan jasa teknologi produksi dan pemasaran dan produk, yang
informasi (jasa online atau e-ASEAN). pada akhimyaapabilaterlambat diatasi akan
berdampak negatifterhadap kelangsungan
2. Peluang dan Ancaman Pem- UKM Indonesia.
berlakuan ASEAN Economic Menurut Tulus Tambunan, Ketua Pusat
Community Terhadap UKM Indo- Studi Industri, UKM dan Persaingan Usaha
nesia Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti,
Kawasan ASEAN merupakan hingga saat ini belum ada penelitian atau
peluang pasar yang besar untuk banyak evaluasi dari pemerintah, dalam hal ini
negara di duniakarena jumlah penduduknya Kementerian Koperasi dan UKM serta
yang besar mencakup 10 negara dengan Kementerian Perindustrian, untuk mengkaji
populasi lebihdari 600 jutajiwa. Selain itu, sejauhmana tingkat daya saing UKM In-
tingkat pertumbuhan ekonominya rata-rata donesia di pasar internasional. Sampai saat
antara 5 sampai dengan 6,5% per tahun ini belum ada bukti empiris mengenai daya
menjadikan ASEAN sebagai pusat saing UKM di ASEAN, terkecuali satu
pertumbuhan ekonomi baru yang penelitian untuk wilayah Asia-Pacific Eco-
diharapkan sebagai penyeimbang kekuatan nomic Cooperation (APEC) yang
ekonomi dunia. Potensi Ekonomi ASEAN dilakukan oleh Pusat Inovasi Usaha Mikro
yang besar merupakan peluang pasar besar Kecil dan Menengah APEC terhadap 13
yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi anggota APEC pada tahun 2006
usaha Indonesia, termasuk pelaku UKM yang hasilnya menunjukkan bahwa Usaha
untuk memasarkan produk unggulan Mikro Kecil dan Menengah Indonesia
mereka. Peluang pasar ini tidak ada gunanya berdaya saing rendah di bawah angka 4;
jika UKM Indonesia tidak memiliki Malaysia 6,2 dan Singapura 6,3. Selain itu
kemampuan untuk berkompetisi di pasar menurut hasil penelitian tersebut, Indonesia
bebas, khususnya dalam rangka ASEAN juga tercatat sebagai negara dengan
Economic Community. Tantangan besar pendanaan paling rendah untuk

6 I Jurnal Hukum PRIOR'S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Suing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Saleh
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

pengembangan teknologi, yakni di bawah pengembangan investasi dan inovasi, sistem


3,5 dalam indeks skala 10. Daya saing organisasi dan manajemen yang baik (sesuai
diukur melalui indeks skor antara 1 (daya kebutuhan bisnis), ketersediaan teknologi
saing terendah) dan 10 (paling kompetitif).14 dan informasi dan ketersediaan input-input
Daya saing merupakan suatu konsep lainnya, seperti energi, bahan baku, dan lain-
yang umum digunakan dalam bidang lainnya.15
ekonomi yang biasanya merujuk kepada Ada beberapa kekuatan dalam daya
komitmen terhadap persaingan pasar dalam saing, antara lain :16
kasus perusahaan-perusahaan dan a. Ancaman pesaing barn;
keberhasilan dalam persaingan internasional. Kemampuan pesaing baru dalam
Menurut Marcovics, tidak ada satu indikator berbagai hal, seperti antara lain
pun yang dapat digunakan untuk mengukur teknologi dan pembiayaan dapat
daya saing yang memang sangat sulit untuk mengubah persaingan dan ukuran daya
diukur. Namun demikian, dengan memakai saing dalam memasarkan suatu
konsep daya saing, Man dkk membuat produk.
sebuah model konseptual untuk
b. Ancaman barang pengganti;
menghubungkan karakteristik-karakteristik
Hadirnya produk barn sejenis dengan
dari manager atau pemilik perusahaan dan
kemampuan lebih baik dapat
kinerj a perusahaan jangka panjang.
mengubah kekuatan daya saing dari
Menurut studi ini, daya saing memiliki 3
produk yang telah dipasarkan
(tiga) karakteristik, yakni potensi, proses
sebelumnya.
dan kinerja. Daya saing suatu usaha
tercermin dari daya saing produk yang c. Kemampuan pembeli;
dihasilkannya. Daya saing suatu usaha Pembeli yang memiliki banyak pilihan
ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya terhadap produk yang ingin dibelinya
keahlian atau tingkat pendidikan pekerj a, akan memiliki kekuatan untuk memilih
keahlian dan wawasan pemilik usaha, dan memaksa harga sesuai dengan
ketersediaan modal untuk modal kerja, kehendaknya.

14
Periksa Tulus tambunan, UMKM Indonesia- Rangkuman Hasil Sejumlah Penelitian (Jakarta Penerbit Universitas
Trisakti, 2014), hal. 81-82.
Wawasan yang luas dari pengusaha merupakan kunci utama daya saing. Wawasan pengusaha mencakup
wawasan bisnis dan lingkungan eksternalnya. Wawasan bisnis pengusaha antara lain mengenai perkembangan
pasar yang dilayani saat ini dan di masa depan serta pasar yang belum dilayani (misalnya pasar ekspor bagi
UKM yang hanya melayani pasar lokal/dalam negeri), kondisi persaingan (termasuk calon-calon pesaing yang
akan muncul) dan segala macam peraturan pemerintah atau dunia (WTO) atau ekonomi regional Asia Tenggara
(ASEAN/AFTA) atau Asia dan Pasifik (APEC) terkait dengan perdagangan, produksi dan investasi bisnisnya.
Wawasan eksternal pengusaha antara lain mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi umum, seperti kebijakan
moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan perdagangan luar negeri, kecenderungan dari perubahan selera
masyarakat, perubahan sosial budaya yang dapat mempengaruhi dalam jangka panjang permintaan atau
persepsi pembeli terhadap produknya, dan lain-lainnya. !bid, hal. 100-102.
" Periksa Michael Porter, The Competitive Advantage of Nation (New York : The Free Press, 1990), hal. 34-36.

Jurnal Hukum PRIOR'S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 7


Rosdiana Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rongka ASEAN Economic Community

d. Kekuatan penyedia produk; produk yang dihasilkan negaranya,


Kekuatan penyedia produk menjadi termasuk produk UKM.
penentu harga apabila permintaan Untuk meningkatkan daya saing
sangat tinggi terhadap produk yang produk UKM Indonesia, pemerintah telah
diinginkan sedangkan penyedia memetakan produk-produk UKM
produk terbatas. unggulan yang diharapkan mampu bersaing
di arena pasar bebas dan mendukung
e. Persaingan antar pesaing yang telah
kinerja eskpor sehinggaperlu diprioritaskan.
ada.
Berdasarkan data dari Kementerian
Dalam rangka berlakunya ASEAN
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Economic Community tahun 2015,
tahun 2014, ada 5 (lima) produk prioritas
suka atau tidak suka pelaku UKM
ekspor dan 7 (tujuh) produk kriya unggulan
harus meningkatkan daya saing
yang berorientasi ekspor yang telah
produknya untuk meraih peluang pasar
dikembangkan. 5 (lima) produk prioritas
dalam negeri maupun ASEAN. Para
ekspor meliputi produk agrikultural, herbal
pelaku UKM tidak boleh lagi hanya
dan spa, makanan dan minuman, handi-
mengandalkan sumber daya manusia
craft, dan furnitur. Untuk produk
yang murah dan tidak unggul dalam
agrikultural meliputi produk ternak,
mengembangkan usahanya. Kreativitas
perikanan, palawij a, pertanian, dan lain-lain.
dan inovasi melalui dulcunganpenelitian
Produk herbal dan spa meliputi spa, lulur,
sangat dibutuhkan dalam mening-
aroma terapi, Jilin, obat-obatan herbal, dan
katkan daya saing produknya.
lain-lain. Produk makanan dan minuman
meliputi produk makanan dan minuman basil
3. Peranan Pemerintah untuk
olahan usaha rumahan. Produk handicraft
Meningkatkan Daya Saing dan
meliputi kerajinan anyaman, kulit, logam,
Melindungi Produk UKM
keramik, kertas, mutiara, perhiasan, bahan
Unggulan Indonesia dalam rangka
daritekstil, daun kering, dan lain-lain. Untuk
ASEAN Economic Community
produk furnitur meliputi semua keraj Man
Pemberlakuan ASEAN Economic atau produk berbahan dasar kayu atau rotan
Community tahun 2015 menuntut upaya- yang relatif berbentuk besar, seperti mej a,
upaya persiapan maksimal dari negara- kursi, rak buku, tempat tidur, lemari, dan
negara anggota ASEAN, termasuk Indo- lain-lain. 5 (lima) produk prioritas UKM
nesia. Berkaitan dengan hal ini, peranan tersebut telah diekspor ke 30 (tiga puluh)
pemerintah menjadi sangat penting untuk negara, termasuk di dalamnya negara-
meningkatkan daya saing dan melindungi negara ASEAN."
" Sumber bapak F. Galih Andrianto, SMB, MBA, Analis Kerjasama dan Staf Asisten Deputi Ekspor dan Impor, Deputi
Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia. Wawancara dengan penulis bulan Desember 2014.

8 I Jurnal Hukum PR1ORJS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Saleh
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

Produk-produk kriya unggulan yang dan potensinya dalam rangka ASEAN


dikembangkan oleh Kementerian Koperasi Economic Community.
dan Usaha Kecil dan Menengah untuk Menurut I Wayan Dipta, mantan
mendukung kinerja ekspor Indonesia Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya
adalah kriya tekstil, kriya kayu, kriya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
keramik, kriya kertas, kriya logam, kriya Kementerian Koperasi dan UKM, peranan
seni daun kering dan kriya kulit. Produk pemerintah menjadi sangat penting untuk
kriya merupakan produk kreatif yang mengantar UKM agar mampu bersaing
mengutamakan inovasi untuk menghasilkan dengan pelaku usaha lainnya dalam
produk yang berkualitas (arts, pewarnaan, memanfaatkan ASEANEconomic Com-
variasi, tampilan dan bahan produk) dalam munity tahun 2015. Beberapa upaya yang
rangka meningkatkan daya saing produk dapat dilakukan pemerintah :20
UKM.'s Produk-produk kriya unggulan ini
a. Meningkatkan kualitas dan standar
merupakan bagian dan produk prioritas
produk;
ekspor UKM.
Untuk melindungi UKM di Indonesia Untuk dapat memanfaatkan peluang
secara khusus telah diberlakukan Undang- dan potensi pasar di kawasan ASEAN dan
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang pasar global, maka produk yang dihasilkan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sej ak UKM haruslah memenuhi kualitas dan
tanggal diundangkan, 4 Juli 2008. standar sesuai dengan basil kesepakatan
Pemberlalcuan Undang-Undang Nomor 20 yang telah dicapai dengan negara tujuan.
Tahun 2008 ini untuk menggantikan
b. Meningkatkan akses finansial;
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995
Tentang Usaha Kecil, yang hanya mengatur Selama ini, belum banyak UKM yang
mengenai Usaha Kecil saja. Diberlaku- dapat memanfaatkan skema pembiayaan
kannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun yang diberikan oleh perbankan. Hasil sur-
2008 dapat menjadi landasan hukum kuat vey Regional Development Institute
bagi UKM Indonesia untuk mendapat menyebutkan bahwa ada 3 (tiga) hal yang
kesempatan dan dukungan berusaha dalam menjadi faktor peyebabnya, yaitupertama,
rangka memberdayakannya19 sehingga aspek formalitas karena banyak UKM
diharapkan mampu meningkatkan peran tidak memiliki legal status. Kedua, aspek
" Periksa Mopping Produk Kriya Koperasi don UKM (Jakarta : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, 2013), hal. 46-73.
" Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat
secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Periksa Pasal
1 Angka 8 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
30 Periksa I. Wayan Dipta, "Memperkuat UKM Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015", Jurnal Infokop,
Kementerian Koperasi dan UKM, Volume 21, Oktober 2012, hal. 9-11.

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 9


Rosdiana Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

skala usaha karena skema kredit yang teknologi perlu ditingkatkan. Kerjasama
disiapkan perbankan tidak sejalan dengan atau kemitraan antara perusahaan besar,
skala usaha UKM. Ketiga, aspek informasi baik dari dalam maupun luar negeri dengan
karena perbankan tidak mengetahui UKM UKM hams didorong untuk alih teknologi
mana yang harus dibiayai dan UKM juga dari perusahaan besar kepada UKM.
tidak tahu skema pembiayaan apa yang Model-model pengembangan klaster juga
tersedia di perbankan. Untuk mengatasi hams dikembangkan karena melalui model
ketiga masalah tersebut diperlukan tersebut akan terjadi alih teknologi kepada
peningkatan kemampuan Sumber Daya dan antar UKM.
Manusia (SDM) yang dimiliki UKM, peran
e. Memfasilitasi UKM terkait dengan
perbankan dan pendamping UKM.
akses informasi dan promosi di luar
c. Meningkatkan kualitas SDM dan negeri.
jiwa kewirausahaan UKM;
Bagian terpenting dari proses produksi
Secara umum kualitas SDM pelaku adalah masalah pasar. Sebaik apapun
UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih kualitas produk yang dihasilkan, kalau
lagi spirit kewirausahaannya. Mengacu masyarakat atau pasar tidak
pada data UKM tahun 2008, tingkat mengetahuinya, maka produk tersebut akan
kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% sulit dipasarkan. Olehkarena itu, pemberian
dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar informasi dan promosi produk-produk
0,273%. Kondisi ini sangatjauhketinggalan UKM, khususnya untuk memperkenalkan
dibandingkan dengan Singapura yang di pasar ASEAN harus ditingkatkan.
memiliki tingkat kewirausahaan lebih dari Promosi produk, bisa dilakukan melalui
7%. Untuk memperkuat kualitas dan dunia maya secara atau mengikuti kegiatan-
kewirausahaan UKM di Indonesia kegiatan pameran di luar negeri. Dalam
diperlukan adanya pendidikan dan latihan promosi produk ke luar negeri perlu juga
keterampilan, manajemen, pengembangan diperhatikan kesiapan UKM dalam
kewirausahaan dan diktat teknis lainnya penyediaan produk, kualitas dan disain
yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan. produk yang akan dipasarkan.

d. Meningkatkan akses dan transfer 4. Kebijakan Hukum Untuk


teknologi bagi UKM untuk Melindungi dan Meningkatkan
pengembangan UKM inovatif; Daya Saing Produk UKM
Unggulan Indonesia
Peranan inkubator, lembaga riset, dan
kerjasama antara lembaga riset dan Salah satu tujuan utatnaASEANEco-
perguruan tinggi serta dunia usaha untuk alih nomic Community adalah tercapainya

10 i Jurnal Hukum PRIORI'S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Saleh
Dolam Rangka ASEAN Economic Community

Competitive Economic Region. Yang garded as legal obligations which com-


menjadi persoalannya adalah tidak semua mand the loyalty of citizens"."
negara anggota ASEAN memiliki Ada beberapa Kesepakatan ASEAN
kemampuan yang sama untuk berkompetisi yang menjadi dasar hukum untuk
atau bersaing secara bebas. Oleh karena memberlakukan ASEAN Economic Com-
itu, sewajarnya para pemimpin negara munity di Indonesia, yakni ASEAN
anggota ASEAN, termasuk Indonesia, Framework Agreement for the Integra-
membuat kebijakan perdagangan bebas2' tion of Priority Sectors terkait dengan
yang mampu memberdayakan kelompok pengembangan produk-produk prioritas
usaha dan negaranya, khususnya kelompok ekspor termasuk produk-produk unggulan
UKM." dan Protocol To Amend Certain ASEAN
Kebijakan pemerintah" untuk Economic Agreements Related To Trade
memberdayakan UKM dengan mening- In Goods terkait dengan perdagangan
katkan daya saing produk UKM barang. Kedua Kesepakatan di tataran
merupakan "kebijakan hukum" karena ASEAN ini dijadikan dasar hukum untuk
biasanya dituangkan dalam produk hukum, mengatur perdagangan barang (trade in
seperti undang-undang, peraturan menteri, goods) untuk produk-produk prioritas atau
peraturan daerah, dan sebagainya. Terdapat unggulan dari negara-negara anggota
korelasi yang erat antara hukum dengan ASEAN dalam rangkaASEANEconomic
kebijakan pemerintah, sebagaimana Community.
diungkapkan oleh Thomas R. Dye : "Gov- Untuk memberlakukan ASEAN
ernment lends legitimacy to policies. Framework Agreement for the Integra-
Governmental policies are generally re- tion of Priority Sectors, Indonesia telah

" ASEAN Economic Community dikembangkan berdasarkan konsep perdagangan bebas "laissez faire" yang
menginginkan peran minimalis negara untuk terlibat langsung dalam mengatur pasar dan masyarakat dibiarkan
sepenuhnya untuk mengatur pasar. Oleh karena itu, kebijakan perdagangan bebas yang dibuat Pemerintah
Indonesia terkait dengan ASEAN Economic Community harus sangat hati-hati agar tidak melanggar ketentuan
Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi landasan hukum konstitusional untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
22 Karena terbukti bahwa 97% pelaku UKM mampu menyerap tenaga kerja yang dapat menekan angka kemiskinan
di Indonesia. Periksa "UKM dan Koperasi Hadapi Tantangan Global", Business News, 2 Desember 2013.
23 Pada dasarnya, kebijakan pemerintah ini merupakan kebijakan publik. Menurut Thomas R. Dye, seorang ahli
ilmu politik Amerika Serikat, kebijakan publik (public policy) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Pengertian kebijakan publik ini sangat luas, melingkupi segala keputusan, balk
untuk melakukan atau untuk tetap tInggal diam, selama diambil oleh pemerintah atas reaksinya terhadap
suatu keadaan tertentu. Dean G. Kilpatrick, seorang kontributor pada National Violence Against Women
Prevention Research Center menyatakan bahwa kebijakan publik diartikan sebagai sistem hukum, peraturan-
peraturan, tindakan-tindakan dan penempatan anggaran keuangan yang berkaitan dengan suatu topik yang
diangkat oleh pemerintah atau wakil-wakil pemerintah. Apapun perumusan kebijakan publik, dapat ditegaskan
bahwa suatu kebijakan publik adalah keputusan yang diambil pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapinya. Periksa O.C. Kaligis, Antologi Tulisan limu
Hukum, Jilid 5, (Bandung : Alumni, 2010), hal. 108-109.
" Thomas R Dye, "Understanding Public Policy" dalam Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis
(Semarang : Suryandaru Utama, 2005), hal. 38.

Jurnal Hukum PRIOR1S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 11


Rosdiana 5aleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rangko ASEAN Economic Community

mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor ship in ASEAN oleh Indonesia dan


25 Tahun 2009 Tentang Pengesahan Singapura, rencana penyusunan ASEAN
ASEAN Framework Agreement for the SME White Paper, implementasi SME Sec-
Integration of Priority Sectors tion dalam AEC Blueprint. Hal ini dapat
(Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN diwujudkan melalui suatu cooperative
untuk Sektor-Sektor Prioritas). Untuk framework yang melibatkan secara aktif
memberlakukan Protocol To Amend Cer- peran sektor swasta di ASEAN disamping
tain Asean Economic Agreements Re- meningkatkan budaya wirausaha, inovasi
lated To Trade In Goods telah dikeluarkan dan networking di kalangan UKM,
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2014 memberikan fasilitas kepada UKM untuk
Tentang Pengesahan Protocol To Amend memperoleh akses informasi, pasar, SDM,
Certain ASEAN Economic Agreements kredit dan keuangan serta teknologi mod-
Related To Trade In Goods (Protokol ern. Berdasarkan cetak biru tersebut telah
untuk Mengubah Perjanjian Ekonomi dipilih lima bidang kerjasama strategis
ASEAN Tertentu terkait dengan dalam pengembangan UKM ASEAN, yaitu
Perdagangan Barang). Selain itu, terkait pembangunan sumber daya manusia,
dengan pengembangan UKM di kalangan dukungan dalam bidang pemasaran,
negara anggota ASEAN telah dikeluarkan bantuan bidang keuangan, pengembangan
ASEAN Policy Blueprint for SMEs De- teknologi dan penerapan kebijakan yang
velopment 2004-2014. kondusif. Dalam perkembangannya,
ASEAN Policy Blueprint for SMEs kerjasama ASEAN di sektor UKM lebih
Development 2004-2014 telah disahkan difokuskan pada tindak lanjut proyek-
pada SidangAEM ke-36 di Jakarta, 3 Sep- proyek peningkatan kapasitas dan daya
tember 2004. Policy blueprint ini saing UKM di bawah payung Vientiane
bertujuan untuk menjamin adanya Action Plan danASEANPolicy Blueprint
transformasi UKMASEAN yang memiliki for SMEs Development 2004-2014.
daya saing, dinamis, inovatif dalam rangka Mengacu pada ASEAN Framework
menuju integrasi ekonotni ASEAN. Tuj uan- Agreement for the Integration of Prior-
tujuan tersebut telah dituangkan dalam ity Sectors, Protocol To Amend Certain
aktivitas-aktivitas ASEAN Small and Me- ASEAN Economic Agreements Related
dium Enterprise Agencies Working To Trade In Goods dan ASEAN Policy
Group. Pada pertemuan ke-22 di Blueprint for SMEs Development 2004-
Singapura, 27-28 Mei 2008, telah dibahas 2014, maka untuk melindungi produk UKM
beberapa hal yang mencakup pembentukan unggulan yang diprioritaskan Indonesia
common curriculum for entrepreneur- dalam ran gkaASEANEconomic Commu-

12 I Jurnal Hukum PRIORIS. Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijokon Hukum Untuk Meningkotkan Doyo Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Soleh
Dolom Rangka ASEAN Economic Community

nit)/ diperlukan dukungan kebijakan hukum 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
persaingan usaha." Selain itu, diperlukan Menengah. Peraturan Pemerintah Nomor
juga kebijakan perlindungan Hak Kekayaan 17 Tahun 2013 mulai diberlakukan sejak
Intelektual untuk meningkatkan inovasi, tanggal 1 Maret 2013.
perlindungan konsumen dan kebijakan Kebijakan hukum untuk mengem-
pengembangan UKM melalui pember- bangkan UKM melalui pemberdayaan
dayaan UKM yang mengacu pada Undang- UKM sesuai dengan amanat Ketetapan
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998
Sebagai negara terbesar di kawasan Tentang Politik Ekonomi dalam rangka
ASEAN, Indonesia berupaya membuat Demokrasi Ekonomi, yang menyebutkan
kebijakan untuk melindungi dan mem- bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
berdayakan UKM dengan memberlakukan perlu diberdayakan sebagai bagian integral
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ekonomi rakyat yang mempunyai
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kedudukan, peran dan potensi strategis
sejak tanggal diundangkan 4 Juli 2008. untuk mewujudkan struktur perekonomian
Kebijakan ini diharapkan mampu nasional yang makin seimbang, berkembang
meningkatkan daya saing UKM Indonesia dan berkeadilan.26 Pemberdayaan UKM
memasuki ASEAN Economic Community merupakan upaya yang dilakukan
tahun 2015. Undang-Undang Nomor 20 Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia
Tahun 2008 diberlakukan untuk mengganti usaha, dan masyarakat secara sinergis
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1,995 dalam bentuk penumbuhan iklim dan
Tentang Usaha Kecil. Untuk melaksanakan pengembangan usaha terhadap UKM
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, sehingga mampu tumbuh dan berkembang
telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.27
Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pelak- Iklim usaha" adalah kondisi yang
sanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun diupayakan pemerintah dan pemerintah
ss
Tindakan persaingan tidak selalu berdampak buruk. Keberadaan pasar dengan persaingan yang sehat
membawa dampak positif karena dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi konsumen tetapi juga bagi
pelaku usaha. Rendahnya daya saing produk Indonesia di pasar luar negeri memerlukan kesadaran dari pelaku
usaha Indonesia, khususnya UKM untuk meningkatkan daya saing produknya sehingga mampu bersaing di
pasar global dan pasar dalam negeri. Selain itu, hal yang sangat penting adalah dukungan pemerintah melalui
kebijakannya yang dituangkan dalam peraturan hukum, seperti diberlakukannya Undang-Undang Nomor S
Tahun 1999 Tentang Larangan Prakek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang harus mampu
menegakkan prinsip-prinsip hukum persaingan usaha yang sehat sehingga dapat memastikan adanya
persaingan sehat di suatu pasar yang dapat menguntungkan semua pihak. Penegakan keadilan di pasar bebas
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tetap memerlukan campur tangan pemerintah secara
seimbang untuk melindungi pelaku Usaha Kecil khususnya, agar tidak tertindas oleh predator pasar bebas.
26 Periksa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Bagian Menimbang
huruf b.
" Ibid., Pasal 1 Angka 8.
" Ibid., Pasal 1 Angka 9 dan Pasal 7 jo Pasal 1 Angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. I. Tahun 2015 I 13


Rosdiana Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulon Indonesia
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

daerah untuk memberdayakan UKM peranannya dalam perekonomian nasional,


secara sinergis melalui penetapan berbagai namun masih menghadapi berbagai
peraturan perundang-undangan dan hambatan dan kendala, baik yang bersifat
kebijakan" di berbagai aspek kehidupan internal maupun eksternal, dalam hal
ekonomi, meliputi aspek pendanaan, sarana produksi dan pengolahan, pemasaran,
dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, sumber daya manusia, desain dan teknologi,
perizinan usaha, kesempatan berusaha," permodalan serta iklim usaha. Untuk
promosi dagang dan dukungan kelem- meningkatkan kesempatan, kemampuan
bagaan. dan perlindungan UKM telah ditetapkan
Penjelasan Umum Undang-Undang berbagai kebijakan tentang pencadangan
Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan. bahwa usaha, pendanaan dan pengembangannya,
UKM merupakan kegiatan usaha yang namun belum optimal. Hal ini dikarenakan
mampu memperluas lapangan kerj a dan kebijakan tersebut belum dapat
memberikan pelayanan ekonomi secara lugs memberikan perlindungan, kepastian
kepada masyarakat dan dapat berperan berusaha dan fasilitas yang memadai untuk
dalam proses pemerataan dan peningkatan pemberdayaan UKM.31
pendapatan masyarakat, mendorong Berkaitan dengan pemberdayaaan
pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam UKM, Pasal 4 Undang-Undang Nomor
mewujudkan stabilitas nasional, Selain itu, 20 Tahun 2008 telah mengatur prinsip
UKM adalah salah satu pilar utama ekonomi pemberdayaan. Prinsip pemberdayaan
nasional yang harus memperoleh UKM meliputi antara lain penumbuhan
kesempatan utama, dukungan, perlindungan kemandirian, kebersamaan dan kewira-
dan pengembangan seluas-luasnya sebagai usahaan untuk berkarya dengan prakarsa
wujud keberpihakan yang tegas kepada sendiri. Selain itu, prinsip pemberdayaan
kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa juga mencakup pengembangan usaha
mengabaikan peranan usaha besar dan berbasis potensi daerah dan berorientasi
Badan Usaha Milik Negara. pasar sesuai dengan kompetensi usaha serta
Meskipun UKM telah menunjukkan peningkatan daya saing UKM.

" Sayangnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kurang sinergis sehingga
menimbulkan tidak kondusifnya iklim usaha yang menghambat upaya pemberdayaan UKM. 80% regulasi aturan
hukum terkait dengan pengembangan UKM dinilai belum selaras karena masih tumpang tindih dan tidak
terkoordinasi dengan balk. Periksa "Kebijakan Pengembangan UMKM, Harmonisasi Regulasi Dinilai Mendesak",
Bisnis Indonesia, 19 Maret 2014.
Berdasarkan ketentuan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, aspek kesempatan berusaha ditujukan
untuk menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi
sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki
lima, serta lokasi lainnya. Selain itu, menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Kecil di subsektor
perdagangan retail, mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha serta melindungi usaha tertentu yang
strategis untuk UKM. Kelemahan dari pengaturan ini adalah masalah koordinasi antar sektor dan daerah dengan
pusat sehingga perlu dibenahi.
" Periksa Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

14 I Jurnal Hukum PRIOR1S. Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiano Saleh
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

Berdasarkan prinsip pemberdayaan dalam menengah dan usaha menengah menjadi


rumusan Pasal 4 ini terlihat adanya keinginan usaha besar yang tangguh dan mandiri.32
pemerintah untuk memandirikan UKM Pemberdayaan UKM dalam rangka
melalui pengembangan usaha berbasis ASEAN Economic Community bertujuan
potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai untuk meningkatkan daya saing kompetitif
dengan kompetensi usaha sertapeningkatan produk UKM Indonesia. Daya saing
daya saing UKM. Kemandirian usaha kompetitif merupakan faktor penting yang
merupakan salah satu prinsip keunggulan harus dimiliki suatu produk untuk masuk ke
untuk memasuki pasar bebas. Kemandirian pasar bebas dalam rangka liberalisasi
usaha akan menghasilkan kompetensi usaha perdagangan. Secara filosofi, hakikat
untuk melahirkan dan meningkatkan daya perdagangan liberal atau liberalisasi
saing yang kompetitif dalam perdagangan perdagangan adalah suatu perdagangan
bebas. bebas (free trade), yaitu perdagangan tanpa
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat ada hambatan (barrier), baik tarif maupun
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun non tarif Hal ini berarti bahwa setiap produk
2013, pemberdayaan UKM dilakukan yang masuk ke pasar dalam rangka
dengan pengembangan usaha, kemitraan, perdagangan bebas harus bebas dari
perizinan, koordinasi dan pengendalian. proteksi" atau perlindungan negara, baik
Pengembangan usaha meliputi fasilitasi berupa tarif bea masuk maupun hambatan
pengembangan usaha dalam bidang non tarif seperti aturan hukum yang
produksi dan pengolahan, pemasaran, menghambat akses perdagangan lintas
sumber daya manusia serta desain dan negara. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah
teknologi. Fasilitasi pengembangan usaha Indonesia harus pandai memanfaatkan
dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah aturan-aturan hukum terkait dengan
daerah. Pengembangan UKM dilak- pengamanan perdagangan (safeguards)
sanakan melalui pendekatan koperasi, dan antidumping serta kebijakan subsidi
sentra, klaster dan kelompok. Pengem- yang dlakukan oleh negara untuk melindungi
bangan usaha dimaksudkan untuk produk dalam negeri" sehingga
mewujudkan usaha kecil menjadi usaha kepentingan nasional terlindungi dan asas
u Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013, Pasal 3, 4, 5 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 3 ayat (1).
33Berdasarkan laporan Trade Policy Review Body WTO terungkap bahwa pars anggota WTO terbukti meningkatkan
penerapan kebijakan proteksi pada tahun 2013 dan terus meningkat hingga tahun 2014. Tercatat ada 407
pembuatan kebijakan restriktif baru di bidang perdagangan, antara lain terkait dengan sanitary and phytosanitary
(SPS), technical barrier to trade (TBT), antidumping den safeguard. Aksi proteksi oleh negara-negara anggota
WTO ini berpotensi mengancam kinerja perdagangan (ekspor) Indonesia. Periksa "Restriksi Perdagangan-Aksi
Proteksionisme Mengkhawatirkan", Bisnis Indonesia, 8 Maret 2014.
Meskipun prinsip National Treatment sebagaimana diatur dalam Pasal III GATT melarang tindakan diskriminasi
oleh anggota WTO terhadap produk lokal dengan impor, namun aturan GATT masih memperkenankan anggota
WTO memberikan perlindungan melalui tarif untuk melindungi industri dalam negeri dalam jangka waktu
tertentu dan penerapan ketentuan safeguard berdasarkan Pasal XIX GATT serta demi kepentingan nasional
sesuai Pasal XX dan XXI GATT.

Jurnal Hukum PRIOR'S, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 15


Rosdiana Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

Pacta Sunt Servanda berdasarkan hukum Certain Asean Economic Agreements


intemasional dapat ditegakkan. Related To Trade In Goods telah
dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 10
C. PENUTUP
Tahun 2014 Tentang Pengesahan Protocol
Sebagai penutup dapat disimpulkan To Amend Certain ASEAN Economic
bahwa salah satu tujuan utama ASEAN Agreements Related To Trade In Goods
Economic Community adalah tercapainya (Protokol untuk Mengubah Perjanjian
Competitive Economic Region. Untuk Ekonomi ASEAN Tertentu terkait dengan
mewujudkan hal ini, Indonesia sebagai Perdagangan Barang). Berkaitan dengan
negara anggota ASEAN telah membuat UKM telah diberlakukan Undang-Undang
kebijakan hukum untuk meningkatkan daya Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
saing produk UKM unggulannya sebagai Mikro, Kecil dan Menengah dan Peraturan 1
kebijakan pemberdayaan UKM. Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Tentang
Mengacu pada beberapa Kesepa- Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20
katan ASEAN dalam memberlakukan Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil
ASEAN Economic Community untuk dan Menengah.
produk unggulan atau prioritas, yakni Meskipun UKM telah menunjukkan
ASEAN Framework Agreement for the peranannya dalam perekonomian nasional,
Integration of Priority Sectors terkait namun masih menghadapi berbagai kendala
dengan pengembangan produk-produk dalam pemberdayaan dan perlindungan
prioritas ekspor termasuk produk-produk hukumnya menghadapi ASEAN Economic
unggulan dan Protocol To Amend Certain Community sehingga direkomendasikan
ASEAN Economic Agreements Related untuk membuat kebijakan persaingan usaha
To Trade In Goods terkait dengan yang memprioritas pada pemberdayaan
perdagangan barang serta ASEAN Policy UKM dengan meningkatkan daya saing
Blueprint for SMEs Development 2004- produknya agar tidak terlindas oleh preda-
2014 untuk mengembangkan UKM di tor pasar bebas dan Pemerintah Indonesia
kalangan ASEAN, maka Indonesia telah di bawahkoordinasi Menteri Perekonomian
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor membuat peraturan hukum yang mampu
25 Tahun 2009 Tentang Pengesahan mensinergi lintas kementerian serta pusat
ASEAN Framework Agreement for the dengan daerah sehingga mampu
Integration of Priority Sectors memberdayakan dan melindungi secara
(Persetujuan Kerangka Kerj a ASEAN hukum UKM secara menyeluruh dan
untuk S ektor-S ektor Prioritas). Untuk terkoordinasi dengan optimal.
memberlakukan Protocol To Amend (AMTA)

16 I Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015


Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia - Rosdiana Saleh
Dalam Rangka ASEAN Economic Community

DAFTAR PUSTAKA Integration Support (APRIS) Project.


Commissioned by The ASEAN Secre-
Esmi Warassih. Pranata Hukum Sebuah tariat, 31 May 2004.
Telaah Sosiologis. Semarang :
Porter, Michael. The Competitive Advan-
Suryandaru Utama, 2005.
tage of Nation. New York : The Free
F.X. Joko Priyono. Hukum Perdagangan Press, 1990.
Jasa (GATS/WTO), Filosofi, Teori "Restriksi Perdagangan-Aksi Proteksio-
dan Implikasi bagi Profesi Hukum di
nisme Mengkhawatirkan", Bisnis Indo-
Indonesia. Semarang : Universitas nesia, 8 Maret 2014.
Diponegoro Press, 2010.
Rosdiana Saleh. "Analisis Terhadap
Hata. Aspek-Aspek Hukum dan Non
Pemberlakuan Kesepakatan
Hukum Perdagangan Internasional
Perdagangan Bebas ASEAN-China
dalam Sistem GATT & WTO.
(ASEAN-China Free Trade Agree-
Bandung : Sekolah Tinggi Hukum ment) dan dampaknya Terhadap
Bandung Press, 1998.
Perdagangan Komoditi Usaha Kecil
I. Wayan Dipta. "Memperkuat UKM dan Menengah Indonesia". Laporan
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Penelitian, Fakultas Hukum Universi-
ASEAN Tahun 2015", Jurnal Infokop, tas Trisakti, Jakarta, 2012.
Volume 21, Oktober 2012.
Rusli Pandika. Sanksi Dagang Unilateral
"Kebijakan Pengembangan UMKM, di Bawah Sistem Hukum WTO.
Harmonisasi Regulasi Dinilai Bandung : Alumni, 2010.
Mendesak", Bisnis Indonesia, 19 Maret
Tulus Tambunan. UMKM Indonesia-
2014.
Ran gkuman Has il Sejumlah
Long, Olivier. Law and its Limitations in Penelitian. Jakarta : Penerbit Univer-
the GATT Multilateral Trade System. sitas Trisakti, 2014.
Dordrecht : Martinus Nijhoff Publish-
"UKM dan Koperasi Hadapi Tantangan Glo-
ers, 1987.
bal", Business News, 2 Desember
Lodge, George C. Managing Globalization 2013.
in The Age of Interdependence. San
Peraturan :
Diego : Pfeiffer & Company, 1995.
ASEAN Framework Agreement for the In-
Mapping Produk Kriya Koperasi dan
tegration of Priority Sectors.
UKM. Jakarta : Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah, 2013. Protocol To Amend Certain ASEAN Eco-
nomic Agreements Related To Trade
Naisbit, John. Mega Trend 2000. Great
In Goods.
Britain : Sidwig & Jackson Ltd, 1990.
Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2009
O.C. Kaligis. Antologi Tulisan Ilmu
Tentang Pengesahan ASEAN Frame-
Hukum. Jilid 5. Bandung : Alumni,
work Agreement for the Integration
2010.
of Priority Sectors (Persetujuan
Ohmae, Kenichi. Borderless World. Harper Kerangka Kerja ASEAN untuk Sektor-
Business : Makinsey Company Inc, Sektor Prioritas).
1990.
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2014
Outline Perspective Plan for the ASEAN Tentang Pengesahan Protocol To
Economic Community. Prepared for Amend Certain ASEAN Economic
the ASEAN Programme for Regional Agreements Related To Trade In

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015 I 17


Rosdiano Saleh - Kebijakan Hukum Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Unggulan Indonesia
Da1om Rangka ASEAN Economic Community

Goods (Protokol untuk Mengubah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun


Perjanjian Ekonomi ASEAN Tertentu 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-
terkait dengan Perdagangan Barang). Undang Nomor 20 Tahun 2008
U ndang-Undang Republik Indonesia Nomor Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Menengah.
Kecil dan Menengah.

18 I Jurnal Hukum PRJORIS, Vol. 5 No. 1, Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai