Ada banyak organisasi dalam kaitannya dengan pasar bebas. Organisasi yang dimaksud adalah
sebagai berikut
MEA atau yang dikenal juga dengan AEC (Asean Economic Community)
adalah salah satu pasar bebas di Asia Tenggara yang meliputi barang,
jasa, maupun tenaga kerja. Negara-negara yang tergabung dalam MEA
antara lain adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam,
Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, dan Myanmar.
Sumber: qiic.blogspot.com
a. Latar Belakang
Sejarah MEA diawali dari perjanjian bersama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang digelar di
Kuala Lumpur, Malaysia yang menghasilkan satu visi bersama negara-negara Asia Tenggara (ASEAN
Vision 2020). Tujuannya menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang makmur
dengan pembangunan serta pengembangan ekonomi yang merata di tiap-tiap negara yang menjadi
anggotanya.
KTT di Bali, Indonesia pada Oktober 2003 menelurkan hasil yang hampir sama dengan KTT 1997.
Pada KTT di Bali tersebut, para pemimpin negara-negara ASEAN menyatakan pentingnya
mengintegrasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai satu tujuan utama dalam integrasi
perilaku ekonomi di kawasan regional yang akan diterapkan tahun 2020.
KTT selanjutnya pada 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia melahirkan konsensus baru. Isinya
menyatakan bahwa tahun diberlakukannya MEA dimajukan. Yang awalnya tahun 2020 menjadi
tahun 2015. Konsensus tersebut melahirkan deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Cebu. Dengan
ditandatanganinya Deklarasi Cebu maka keputusan konsensus dari tahun ke tahun menjadi satu
langkah nyata untuk menjadikan ASEAN sebagai daerah perdagangan bebas yang meliputi seluruh
komponen aktivitas ekonomi. Mulai dari barang, tenaga kerja (terampil), investasi, modal, sampai
jasa.
b. Tujuan
tujuan utama menghadirkan pemerataan ekonomi bagi seluruh warga masyarakat kawasan
ASEAN. Jika diuraikan dengan lebih mendalam berdasarkan Deklarasi Cebu, tujuan utama dari
dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu:
Menciptakan pasar tunggal yang mencakup negara-negara ASEAN sekaligus pusat produksi
(production base) dengan kaitannya pada elemen produk aktivitas ekonomi bebas, seperti
tenaga kerja (terdidik/terampil), bebas bea untuk aliran barang dan jasa dari kawasan
regional ASEAN, serta keluar masuknya investasi dan aliran modal untuk negara-negara
sekawasan.
Menjadikan ASEAN sebagai kawasan berdaya saing ekonomi tinggi yang ditandai dengan
dikuatkannya peraturan dalam kompetisi ekonomi, meliputi perlindungan konsumen, Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), perpajakan, kelancaran aktivitas e-Commerce, dan
pengembangan infrastruktur.
1| IPS|IXB-K3|
Meratakan pemberdayaan ekonomi kawasan ASEAN dengan sasaran utama
revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), terutama bagi negara Kamboja, Myanmar,
Laos, dan Vietnam (CMLV). Sebagaimana diketahui bersama negara CMLV telah lama dan
berulang kali didera dengan beragam masalah politik, sosial, dan kebudayaan yang
berpengaruh terhadap keamanan negara tersebut. Dengan demikian, sebagaimana
terangkum dalam ASEAN Vision 2020 serta Pakta ASEAN Concord II, MEA dibuat dengan
maksud untuk memeratakan ekonomi hingga ke seluruh penjuru Kawasan.
Mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global dengan tujuan dasar untuk
meningkatkan peran serta ASEAN dalam percaturan kebijakan global. Semua dilakukan
dengan proses pendekatan yang koheren antara ekonomi regional dan global. Hal ini tentu
adalah salah satu sisi positif sebab nantinya masukan negara-negara ASEAN dianggap
penting.
c. Tugas MEA
Dengan adanya MEA, diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi. Berikut adalah
dampak yang ditimbulkan bagi Indonesia
Dampak positif:
Membuka lapangan kerja baru
Meningkatkan investasi
Meningkatkan ekspor
Dampak negatif
Persaingan produk lokal dengan produk luar negri
Eksploitasi SDA oleh tenaga asing
Persaingan dalam dunia kerja
Pada awalnya, AFTA hanya terdiri dari enam negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Namun akhirnya bertambah dengan
bergabungnya negara lain seperti Vietnam (1995), Laos (1997), Kamboja (1999). Hal ini membuat
anggota AFTA berjumlah sepuluh negara.
2| IPS|IXB-K3|
a. Latar Belakang
AFTA dibentuk pada 28 Januari tahun 1992, saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) ASEAN ke-4 di Singapura. Awalnya AFTA merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu Kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi Kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
yang akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008) , kemudian dipercepat menjadi 2003, terakhir
dipercepat lagi tahun 2002.
Rencana yang dijalankan salah satunya dengan penghapusan biaya tarif bea masuk sebesar 0,5%.
Maka, diharapkan dengan adanya AFTA, ASEAN bisa menjadi basis produksi dunia yang
menciptakan regional bagi 500 juta lebih penduduknya.
b. Tujuan
Tujuan AFTA adalah untuk menciptakan pasar regional bagi penduduk ASEAN dan untuk
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi dunia. Jika diuraikan maka akan menjadi berikut
Menjadikan Kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk
ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global
Menarik lebih banyak investor asing untuk menanamkan modalnya di Kawasan ASEAN
Ada sebuah kesepakatan Bersama untuk menghapuskan atau meniadakan biaya bea masuk impor
barang. Adapun produk tersebut termasuk dalam produk General Exception. Produk tersebut adalah
produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan ke dalam CEPT AFTA dengan berbagai factor
seperti keamanan, keselamatan, Kesehatan manusia. Indonesia mengkategorikan produk-produk
dalam kelompok senjata dan amunisi, minuman berakohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif.
c. Tugas AFTA
menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif. Sehingga produk-
produk ASEAN memiliki daya saing tinggi.
menghapus batasan/hambatan tarif dan nontarif yang selama ini terjadi antarnegara.
Dampak positif
Menjadi peluang bagi para pengusaha kecil dan menengah untuk melakukan ekspor barang
produksinya, sehingga mampu membuka peluang mereka untuk mendapatkan pasar luar
negeri
Meningkatkan peluang ekspor
Membuat Indonesia untuk lebih bisa menghasilkan komoditas yang kompetitif di pasar
ASEAN. Salah satu komoditas Indonesia yang dapat bersaing dengan negara lainya adalah
komoditas pertanian, seperti kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi yang merupakan bahan
yang sangat diminati oleh negara ASEAN maupun di luarnya.
3| IPS|IXB-K3|
Dampak negatif
Meningkatnya tenaga kerja asing yang membuat persaingan lapangan kerja
Terancamnya usaha dalam negeri
Munculnya ketergantungan terhadap produk negara maju
Sumber: investor.id
Saat ini APEC memiliki 21 (dua puluh satu ) anggota ekonomi yaitu : Australia, Brunai Darussalam,
Kanada, Chili, Cina, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Philipina, Rusia,
Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Indonesia, Hong Kong, Jepang dan Korea
selatan. Bermarkas di Singapura, APEC diakui sebagai forum tertua dan blok multilateral tingkat
tertinggi di kawasan Asia-Pasifik, dan memberikan pengaruh global yang signifikan.
Lokasi pertemuan ini dirotasi tiap tahun di antara negara anggota, dan sebagai tradisi, yang diikuti
oleh hampir semua pertemuan, setiap kepala pemerintahan yang hadir mengenakan pakaian
tradisional negara tuan rumah. APEC memiliki tiga pengamat resmi: Sekretariat Pehimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik, dan Sekretariat Forum
Kepulauan Pasifik.
Berbeda dengan organisasi perdagangan lain yang mengharuskan adanya perjanjian atau
kesepakatan, APEC hanya menekankan komitmen dan sukarela dari para anggotanya
a. Latar Belakang
Gagasan APEC muncul atas prakarsa Robert Hawke, PM Australia saat itu.
Ini dilatarbelakangi oleh keinginan membangun kerja sama ekonomi bagi
kawasan Asia-Pasifik yang berjalan efektif dan efisien. Selanjutnya Hal tersebut
diwujudkan dengan adanya pertemuan pertama APEC yang bertempat di
Canberra, Australia. Pertemuan ini diketuai oleh Gareth Evans yang
merupakan Menteri Luar Negeri Australia. Pertemuan ini dihadiri mentri dari
12 negara.
Sumber: pecc.org
Pada saat pengusulan APEC terdapat pertentangan dari Negara-negara anggota dari sejarah
berdirinya ASEAN, serta mengusulkan dibentuknya Kaukus Ekonomi Asia Timur yang anggotanya
hanya negara di wilayah asia saja serta tidak memasukkan negara non-Asia seperti Amerika Serikat,
Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Akan tetapi Usulan dari ASEAN ini ditentang oleh negara-
negara di kawasan Amerika, serta mendapat kritikan pedas oleh negara Jepang dan Amerika
Serikat. Selanjutnya Sejarah Berdirinya APEC pada tahun 1993 diadakan pertemuan pertama yang
merupakan rapat Ekonomi Pemimpin APEC.
Pertemuan ini berada pada masa kepemimpinan Bill Clinton sebagai presiden Amerika Serikat,
setelah melakukan diskusi bersama dengan Perdana Menteri Australia saat itu Paul Keating akan
4| IPS|IXB-K3|
mengundang para kepala pemerintahan dari negara-negara anggota APEC untuk hadir pada
pertemuan di Pulau Blake. Pada tahun 1994 terjadi sebuah pertemuan kembali yang bertempat di
Bogor, Indonesia. Dalam pertemuan di bogor ini pembahasan yang dilakukan oleh para pemimpin
APEC yaitu mempedomani Bogor Goals yang ditujukan untuk mendorong perdagangan dan investasi
terbuka di kawasan Asia-Pasifik yang dimulai tahun 2010 untuk bidang ekonomi industri serta pada
tahun 2020 untuk ekonomi berkembang.
Selanjutnya APEC mendirikan badan konsultan bisnis pada tahun 1995 yang diberi nama APEC
Business Advisory Council (ABAC). Anggota ABAC terdiri dari tiga eksekutif bisnis dari masing-masing
negara anggota APEC. Kemudian pada bulan April tahun 2001, APEC melakukan kerja sama
bersama lima organisasi internasional lainnya yaitu IEA, Eurostat, OPEC, OLADE, dan UNSD. Kerja
sama ini didirikan untuk tujuan meluncurkan Joint Oil Data Exercise atau yang sekarang dikenal
dengan sebutan JODI (Joint Organization Data Initiative).
b. Tujuan
APEC yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan asia pasifik sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi Ekonomi anggota.
APEC sebagai forum ekonomi bertujuan mendorong serta memfasilitasi kegiatan
perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan asia pasifik.
Meningkatkan kerja sama antar negara anggota yang ditujukan pada pengembangan
kapasitas Ekonomi anggota.
1. Consensus, Hal ini memiliki arti bahwa keputusan yang dihasilkan oleh APEC harus
disepakati dan bermanfaat bagi semua ekonomi anggota APEC serta apabila ada satu yang
tidak sepakat maka keputusan itu dianggap tidak berlaku.
2. Voluntary and Non-Binding, Yakni bahwa semua kesepakatan yang ada dalam forum APEC
dilakukan secara sukarela serta tidak memaksa.
3. Concerted Uniteralism, Yakni bahwa semua kesepakatan yang ada dalam forum APEC
dilakukan secara sukarela serta tidak memaksa.
4. Differentiated Time Frame, Merupakan setiap ekonomi anggota yang mesuk dalam kategori
Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu.
c. Tugas APEC
Mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di
Kawasan
Meningkatkan kerja sama pengembangan fasilitas ekonomi anggota
Menjadi sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling menguntungkan
dengan Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia di kawasan.
Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia, melalui proyek-proyek
pelatihan teknis dan capacity building serta sharing of best practices.
Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi produk ekspor
unggulan Indonesia.
Terjadi peningkatan total perdagangan Indonesia dengan Ekonomi APEC lainnya, yaitu
sebesar US$ 276,589.1 Milyar pada tahun 2013 dibandingkan US$ 29,9 Milyar pada tahun
19891 pada saat Indonesia turut mendirikan APEC
5| IPS|IXB-K3|
Sarana peningkatan investasi. Pada tahun 2012 tercatat total investasi portofolio yang
masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya adalah sebesar US$ 245,200.5 Milyar
dibandingkan US$ 45,7. Milyar pada tahun 2001.
Uni Eropa adalah lembaganya. Anggotanya adalah masyarakat Eropa yang diwakili oleh negara-
negara berdaulat. Ke-27 negara anggota Uni Eropa yakni sebagai berikut
Austria
Belgia
Bulgaria
Kroasia
Cyprus
Ceko
Denmark
Estonia
Finlandia
Prancis
Jerman
Yunani
Hongria
Irlandia
Italia
Latvia
Lithuania
Luksemburg
Malta
Belanda
Polandia
Portugal
Rumania
Slovakia
Slovenia
Spanyol
Swedia
6| IPS|IXB-K3|
Pada Juni 2015, Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Keluarnya Inggris baru diresmikan
pada 31 Januari 2020.
a. Latar Belakang
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami perpecahan dan kesulitan ekonomi. Pada
tahun 1950 Mentri Luar Negri Prancis, Maurice Schumann berkeinginan mempersatukan produksi
baja dan batu bara Prancis dan Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara
Eropa lainnya dan sekaligus mengurangi kemunngkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud
dengan ditandatanginya perjanjian pendirian Pasar Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau
European Coal and Stell Community (ECSC) oleh enam negara yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik
Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Keenam negara tersebut selanjutnya
disebut the six state. Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara tersebut membentuk pasar
Bersama yang mencakup sector ekonomi. Hasil pertemuan di Messina pada tanggal 1 Juni 1995
menunjuk Paul Henry Spaak (Mentri Luar Negri Belgia) sebagai ketua komite yang harus Menyusun
laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi.
Sumber: Wikipedia.org
Maurice Schumann (kiri),Paul Henry Spaak (kanan)
Pergantian nama dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" ke "Uni Eropa"
menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi sebuah
kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan dalam Uni
Eropa. Gambaran peningkatan pemusatan ini diimbangi oleh dua faktor.
Pertama, beberapa negara anggota memiliki beberapa tradisi domestik pemerintahan regional
yang kuat. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus tentang kebijakan regional dan wilayah Eropa.
Sebuah Committee Of The Regions didirikan sebagai bagian dari Perjanjian Maastricht. Kedua,
kebijakan Uni Eropa mencakup sejumlah kerja sama yang berbeda.
b. Tujuan
Secara garis besar bisa ditarik dua tujuan utama pembentukan Uni Eropa, yaitu:
7| IPS|IXB-K3|
c. Tugas UE
Mengajukan usul kepada dewan mentri dan komisi tentang langkah-langkah kebijakan yang
diambil
Meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya negara negara anggota
3 mempererat kerjasama ekonomi pada anggota anggota MEEd. Dampak UE
Pada Indonesia
Dampak positif
Pertama, perbedaan pendapatan per kapita dan simpanan dana kedua negara menjamin
bahwa perdagangan kedua negara saling melengkapi.
Kedua, penyedia jasa di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari aturan yang lebih
fleksibel pada hal seperti perpindahan pekerja dimana usaha pelayanan dapat melebarkan
usaha.
Ketiga, kesepakatan CEPA akan meningkatkan perdaganagn kedua belah pihak termasuk
dalam ketentuan dan aturan investasi yang akan meningkatkan investasi Eropa di Indonesia.
Dampak Negatif
Tujuan WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam
melakukan kegiatannya. Lembaga di bawah PBB ini bermarkas di Jenewa, Swiss.
a. Latar Belakang
Organisasi WTO adalah lembaga yang memiliki kedudukan yang independen dan terlepas dari
badan khusus PBB. Pembentukan WTO berawal dari perundingan Putaran Uruguay pada tahun
1986-1994. Dalam perundingan ini, disepakati bahwa peran dan fungsi GATT digantikan oleh
sebuah organisasi yang bernama World Trade Organization (WTO). WTO secara resmi mulai
beroperasi pada tanggal 1 Januari 1995. Pada awal terbentuk, jumlah anggota WTO adalah
8| IPS|IXB-K3|
sebanyak 154 negara. Pada tahun 2020, anggota WTO berkembang hingga berjumlah 164 negara di
seluruh dunia.
Prinsip pembentukan dan dasar WTO adalah untuk mengupayakan keterbukaan batas wilayah,
mengupayakan, perlakuan non-diskriminasi antara negara anggota, serta komitmen terhadap
transparansi dalam semua kegiatannya.
b. Tujuan
Tujuan WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, eksportir, dan importir dalam
melakukan kegiatannya. Tujuan WTO adalah untuk memastikan bahwa perdagangan mengalir
semulus, dapat diprediksi, dan sebebas mungkin. WTO yang pada kenyataannya merupakan
kelanjutan dan pengembangan dari GATT yang memiliki tujuan utama yakni menciptakan
persaingan sehat di bidang perdagangan internasional bagi para anggotanya. Sedangkan secara
filosofis tujuan WTO adalah sebagai berikut:
c. Tugas WTO
Tugas WTO adalah ebagai forum bagi para anggotanya untuk melakukan perundingan
perdagangan serta mengadministrasikan semua hasil perundingan dan peraturan-peraturan
perdagangan internasional. Dikutip dari situs resmi World Trade Organization, tugas dan fungsi
WTO adalah sebagai berikut:
Dampak Positif
Indonesia mendapatkan perlindungan dalam kegiatan perdagangan internasional
Pemerintah Indonesia diuntungkan dengan adanya program-program pengembangan
masyarakat oleh WTO Meluasnya pangsa pasar bagi komoditas-komoditas ekspor Indonesia
Dampak Negatif
Industri Indonesia kalah bersaing dengan industri-industri negara maju dalam konteks
perdagangan internasional
Munculnya persaingan perdagangan yang sangat ketat dan cendurung merugikan
Indonesia
9| IPS|IXB-K3|