Ermansyah, S.Pd.I., MM
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES)
Imam Asy Syafii Pekanbaru
abi67abi@gmail.com
Abstract
MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) industry or
can be interpreted as the services that mixing among trade,
transportation, finance and tourism sectors. Like the other ASEAN
members, Thailand has great opportunities to develop their MICE
industry. Thailands effort is to show their capability in MICE
industry better than ASEAN member do, to grow the investment as
the concrete step toward AEC in 2015. The hope that many exhibition
(part of MICE industry) Convention and another MICE activities in
Asia concentrated in Thailand. As a result, Thailand had made a
remarkable strategies, its begin with making the committee to
handle the MICE industry sector, The Thailand Convention &
Exhibition Bureau (TCEB), and their target is to achieve 100%
MICE industry in 2016.
Pendahuluan
Negara-negara ASEAN dapat bekerjasama di bawah AEC
dengan maksud meningkatkan daya saing dan menyiapkan ASEAN
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 31
sebagai pusat kekuatan regional yang disuatu saat nanti dapat
menyaingi kemajuan China dan India. Dengan kenyataan seperti itu
ASEAN mencoba mewujudkan perdagangan bebas dimulai dari
sebelas sektor barang dan jasa lebih awal dari yang rencana semula
dengan maksud untuk uji coba dan promosi. Barang-barang
dihasilkan oleh sesama negara anggota ASEAN sendiri dan
dipasarkan di negara-negara anggota ASEAN juga, untuk masing-
masing negara telah ditetapkan sebagai koordinator pada barang-
barang tertentu, Myanmar memproduksi produk-produk berbasis
agro dan perikanan.
Malaysia dikhususkan dalam memproduksi karet, tekstil dan
pakaian; Indonesia dikhususkan dalam memproduksi barang-barang
otomotif dan produk berbasis kay;Filipina menjadi sentra elektronik;
Singapura untuk pengembangan teknologi ASEAN (e-ASEAN) serta
pelayanan kesehatan; dan Thailand untuk pengembangan pariwisata
dan perjalanan udara.
Seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Thailand,
Thirachai Phuvanatnaranubala, bahwa pemerintah telah siap dalam
mengembangkan sektor perbankan sebagai antisipasi untuk
menyambut AEC 2015. Lanjutnya pemerintah akan
mengimplimentasikan kebijakan sebagai wujud kesiapan Thailand
dalam AEC, salah satunya dengan menurunkan pendapatan dari pajak
perusahaan dari 30% menjadi 23% pada tahun 2012 dan akan tinggal
20% pada tahun 2013, agar so that the rate will be close to other
ASEAN countries. Sebagai pengambil kebijakan di bidang moneter,
Thirachai menguraikan bahwa dirinya akan melakukan konslutasi
dengan Bank of Thailand (BoT) agar dapat mengajak Bank-bank
yang ada di negara ASEAN yang lain agar dapat membuka
cabangnya di Thailand, tujuannya tak lain adalah agar penduduk
asing Thailand dapat memanfaatkan Bank asal negaranya sendiri
untuk bertransaksi
1
http://www.thaifurnitureclub.or.th/EN/En-AEC.php diakses pada
tanggal 20 November 2011.
2
Dalam Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN: Latar
Belakang, Perkembangan, danMasa Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1995. Hal. 94.
34 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu
1.5 Triliun USD atau sama dengan GDP Korea Selatan, jumlah turis
mancanegara sebesar 65 Juta orang atau nomor dua setelah Perancis. 3
AEC sebagaimana bentuk kerjasama regional lainnya pasti
memiliki dampak, khusus dalam kasus Thailand, dampak yang
dianalisis lebih fokus kepada masalah perjanjian bisnis bukan fokus
pada aturan kerjasama dalam kerangka kerja AEC. Liberalisasi
perdagangan barang dan jasa akan berdampak pada dua aspek,
pertama bertambahnya pembagian saham dengan pihak asing dan
yang kedua adalah bebasnya mobilitas pekerja professional yang
menjadi faktor penting dalam bisnis jasa.
Investor asing pada saat ini memiliki saluran lain dalam
melakukan kegiatan investasi ekonomi, promosi investasi di Thailand
pada bidang tertentu boleh bersifat fleksibel, tak heran banyak
perusahaan atau sektor-sektor tertentu di Thailand yang sahamnya
dimiliki oleh investor asing 90% hingga 100%. Selanjutnya, dampak
yang muncul pada salah satu sektor dapat membantu sektor lain
untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya sektor pendidikan.
Sektor pendidikan sedang menghadapi persaingan yang semakin
ketat karena meningkatnya investasi yang ditanamkan pihak asing,
tapi perkembangan ini akan mendorong pelajar-pelajar Thailand
untuk bergerak maju dan menjadi angkatan kerja yang siap bersaing
dalam iklim bisnis di Thailand. Dampak negatif lainnya adalah
kurangnya tenaga kerja professional di Thailand berkaitan dengan
perpindahan buruh yang besar di ASEAN, karena banyak angkatan
kerja di Thailand lebih memilih bekerja di luar Thailand seperti
Singapura dan Malaysia yang gajinya lebih besar dibanding di
Thailand sendiri.
3
International trade, FDI and international tourists include intra-
region figures Source: SCB EIC analysis based on data from Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN); China Ministry of Commerce; United
Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD); and International
Monetary Fund (IMF) in Economic Intelligence Center, Insight: Moving
forward with the AEC, PDF Format diakses pada November 2011.
4
UFI, Business Strategies Group; compiled for the present study,
2008/2 diakses pada 21 November.
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 43
2004, walau statistik tersebut masih jauh tertinggal dibanding dengan
yang dilakukan Negara-negara di Eropa, sebagai pasar MICE
industry terbesar di dunia dengan jumlah agenda konvensi
3,000 acara pertahunnya.5 Pada beberapa decade terakhir, Asia
telah menggantikan posisi negara-negara di Amerika Utara
dalam hal MICE industry, dan trend tersebut tampaknya akan
semakin bagus dan berkembang, karena bukan tidak mungkin pusat
MICE industry beralih ke wilayah Asia.
5
Department of Investment Service, Ministry of Economic Affairs,
Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) Industry: Analysis
& Investment Opportunities. Pdf Format. Diakses pada tanggal 21
November 2011.
44 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu
Simpulan
Mengikuti pola yang telah lebih dulu dijalankan Uni Eropa,
UE, ASEAN Economic Community diharapkan dapat menjadi
momentum bagi Thailand untuk memperluas kapasitas industri dan
investasinya. Para menteri ekonomi negara- negara ASEAN telah
menyiapkan blueprint (cetak biru ASEAN), sebuah gagasan yang
mencakup rencana aktivitas ekonomi secara menyeluruh dalam
kerangka perdagangan bebas. Alasan dibuatnya blueprint ini adalah
supaya ASEAN memiliki arah yang lebih jelas dan program
ekonomi yang konsisten dengan jangka waktu yang telah disepakati
bersama. Sementara itu, dengan diterapkannya rencana lima tahun
MICE Policy, diharapkan Thailand dapat menjadi pusatnya MICE
industry di Asia pada tahun 2016. Jika semua berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, pada tahun 2016 Thailand akan mampu menarik
75% lebih wisatawan pada sektor MICE, atau 1,4 juta pengunjung
per tahun, dengan pendapatan naik 87% mencapai 1,3 miliar baht.
Selanjutnya di tahun yang sama, proyek MICE industry diharapkan
dapat mewakili 18,35% dari pendapatan pariwisata secara total dan
memberikan kontribusi 1,1% pada Produk Domestik Bruto Thailand.
Referensi
Severino, C. Rudolfo, ASEAN: Rises to The Challenge, Jakarta:
November,1999.
Dam, Sjamsumar dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN: Latar
Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1995.
Association of Southeast Asian Nations. Roadmap for an ASEAN
Community
2009-2015. Jakarta: ASEAN Secretariat, 2009.