Anda di halaman 1dari 20

Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

MENGEMBANGKAN SEKTOR MICE INDUSTRY SEBAGAI


SALAH SATU LANGKAH KONKRET THAILAND DALAM
MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Ermansyah, S.Pd.I., MM
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES)
Imam Asy Syafii Pekanbaru
abi67abi@gmail.com

Abstract
MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) industry or
can be interpreted as the services that mixing among trade,
transportation, finance and tourism sectors. Like the other ASEAN
members, Thailand has great opportunities to develop their MICE
industry. Thailands effort is to show their capability in MICE
industry better than ASEAN member do, to grow the investment as
the concrete step toward AEC in 2015. The hope that many exhibition
(part of MICE industry) Convention and another MICE activities in
Asia concentrated in Thailand. As a result, Thailand had made a
remarkable strategies, its begin with making the committee to
handle the MICE industry sector, The Thailand Convention &
Exhibition Bureau (TCEB), and their target is to achieve 100%
MICE industry in 2016.

Keywords : investment, investor, Exhibition, Trade, Economic policy,


cooperation

Pendahuluan
Negara-negara ASEAN dapat bekerjasama di bawah AEC
dengan maksud meningkatkan daya saing dan menyiapkan ASEAN
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 31
sebagai pusat kekuatan regional yang disuatu saat nanti dapat
menyaingi kemajuan China dan India. Dengan kenyataan seperti itu
ASEAN mencoba mewujudkan perdagangan bebas dimulai dari
sebelas sektor barang dan jasa lebih awal dari yang rencana semula
dengan maksud untuk uji coba dan promosi. Barang-barang
dihasilkan oleh sesama negara anggota ASEAN sendiri dan
dipasarkan di negara-negara anggota ASEAN juga, untuk masing-
masing negara telah ditetapkan sebagai koordinator pada barang-
barang tertentu, Myanmar memproduksi produk-produk berbasis
agro dan perikanan.
Malaysia dikhususkan dalam memproduksi karet, tekstil dan
pakaian; Indonesia dikhususkan dalam memproduksi barang-barang
otomotif dan produk berbasis kay;Filipina menjadi sentra elektronik;
Singapura untuk pengembangan teknologi ASEAN (e-ASEAN) serta
pelayanan kesehatan; dan Thailand untuk pengembangan pariwisata
dan perjalanan udara.
Seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Thailand,
Thirachai Phuvanatnaranubala, bahwa pemerintah telah siap dalam
mengembangkan sektor perbankan sebagai antisipasi untuk
menyambut AEC 2015. Lanjutnya pemerintah akan
mengimplimentasikan kebijakan sebagai wujud kesiapan Thailand
dalam AEC, salah satunya dengan menurunkan pendapatan dari pajak
perusahaan dari 30% menjadi 23% pada tahun 2012 dan akan tinggal
20% pada tahun 2013, agar so that the rate will be close to other
ASEAN countries. Sebagai pengambil kebijakan di bidang moneter,
Thirachai menguraikan bahwa dirinya akan melakukan konslutasi
dengan Bank of Thailand (BoT) agar dapat mengajak Bank-bank
yang ada di negara ASEAN yang lain agar dapat membuka
cabangnya di Thailand, tujuannya tak lain adalah agar penduduk
asing Thailand dapat memanfaatkan Bank asal negaranya sendiri
untuk bertransaksi

32 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016


Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

ASEAN and ASEAN Economic Community


Latar belakang berdirinya organisasi regional adalah agar
tercipta kestabilan politik kawasan, negara-negara kawasan dapat
saling melengkapi kebutuhannya, dan terhindarnya konflik yang
berpotensi dalam hubungan bertetangga. ASEAN (Association of
South East Asian Nations) adalah salah satu organisasi regional itu,
ASEAN berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 yang tak lain adalah
keputusan dari Deklarasi Bangkok. Pokok pikiran yang ada dalam
Deklarasi Bangkok itu menyebutkan bahwa semua negara anggoota
ASEAN bertanggung jawab untuk memperkukuh stabilitas
ekonomi dan sosial budaya di wilayah Asia Tenggara, semua
negara anggota menjamin pembangunan nasional yang ada di negara
masing- masing akan berlangsung secara damai dan progresif, serta
dapat menjaga stabilitas keamanan dari campur tangan asing, dan
poin lain menyebutkan semua pangkalan militer asing hanya bersifat
sementara dan tidak akan dipergunakan untuk melakukan subversi
terhadap kemerdekaan dan kebebasan negara anggota ASEAN.
ASEAN mengalami perkembangan yang luar biasa selama
rentang beberapa tahun belakangan ini, mulai bertambahnya jumlah
anggota, dari yang semula hanya terdapat lima anggota negara
pendiri (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura)
bertambah menjadi sebelas anggota (Myanmar, Brunei, Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Timor Timur), ASEAN juga mulai memiliki
banyak perjanjian- perjanjian baru dan langkah-langkah positif yang
diambil negara-negara anggotanya. ASEAN Economic Community
(AEC) adalah salah satu usaha masyarakat ASEAN untuk
memantapkan langkah ASEAN kedepannya. AEC merupakan
tindak lanjut dari perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada
tahun 2003. Sesuai dengan Pertemuan puncak ASEAN yang
kedelapan pada November 2002 maka disetujuilah pembentukan
ASEAN Economic Community (AEC) yang mendapat ide
pembentukan dari European Economic Community (EEC) di Eropa.
Pada saat yang bersamaan, para anggota ASEAN didorong untuk

Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 33


dapat meningkatkan kapabilitas internal masing-masing dalam
1
menuju EC tersebut.
Selama pertemuan puncak ASEAN pada tahun 2003, para
pemimpin negara- negara ASEAN mengumumkan sebuah pernyataan
yang disebut Bali Concord II, menyetujui bahwa AEC akan mulai
berlaku pada tahun 2020. Ada sebelas sektor yang menjadi prioritas
dalam perjanjian AEC,yakni perdagangan barang dan jasa, termasuk
sektor pariwisata, transportasi udara, otomotif, produksi kayu, produk
rubber, tekstil dan apparel, barang-barang elektronik, produk-produk
yang berbasis agro, produk perikanan, IT (e-ASEAN) dan pelayanan
kesehatan. ASEAN akan menuju AEC pada 2020, tujuan daripada
AEC beranjak dari konsep pasar tunggal, yang dicirikan dengan
bebas bergeraknya hasil-hasil produksi baik berupa barang, jasa
maupun tenaga kerja dalam satu standar produk yang sama (dalam
kriterianya, aturan-aturan mainnya dan konsep hukum
dagangnya), inti dari AEC adalah mempercepat pertumbuhan
ekonomi dalam region Asia Tenggara.
Dalam mengembangkan kerja sama ekonomi seperti di
ASEAN, Prof. Gunnal Kansu dari Turki dan Prof. E. A. G. Robinson
dari Swedia mengusulkan dipergunakan sekurang-kurangnya tiga
model kerja sama:
Agar dilakukan liberalisasi perdagangan secara selektif dan
bertahap, yang dapat berkembang menjadi pola perdagangan
bebas.
Agar dilakukan kerja sama dalam bidang industry dengan
mendirikan proyek-proyek industry bersama dalam bentuk
package deal dan industri- industri yang bersifat komplementer
Agar bisa dilakukan kerja sama dalam bidang keuangan seperti
2
dalam bidang perbankan dan asuransi.

1
http://www.thaifurnitureclub.or.th/EN/En-AEC.php diakses pada
tanggal 20 November 2011.
2
Dalam Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN: Latar
Belakang, Perkembangan, danMasa Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1995. Hal. 94.
34 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

Pernyataan Bersama Para menteri ASEAN (1 November 2007)


menghasilkan beberapa hal:
1. Ketiga belas Menteri Transportasi ASEAN (ASEAN Transport
Ministers) yang dihadiri H. E. Mr. Raymond Lim, Menteri
Transportasi dan Menteri Luar Negeri Kedua Singapura
memimpin rapat. H. E. Leandro R. Mendoza, Menteri
Transportasi dan Komunikasi Filipina menjabat sebagai wakil
Ketua rapat.
2. Para menteri menyatakan pengakuan kepada Thailand menjadi
ketua pertemuan para menteri transportasi ASEAN dalam satu
tahun terakhir, yang telah diperkuat dengan kerjasama antar-
ASEAN transportasi serta dengan mitra dialog, para menteri
senang dengan prestasi ASEAN dalam memperkuat kerjasama
pertumbuhan transportasi ASEAN.
3. Perdana Menteri Republik Singapura, H. E. Mr. Lee Hsien
Loong, secara resmi membuka ATM ke 13. Dalam pidatonya,
Lee Hsien Loong menyatakan bahwa ASEAN saat ini
mengembangkan ide untuk memperkuat mekanisme ASEAN
dalam menyelesaikan penyelesaian sengketa. Dia melihat
bahwa bangsa-bangsa Asia Tenggara sedang menyiapkan
langkah-langkah dalam menuju perdagangan bebas ASEAN
2015. Bangsa-bangsa Asia Tenggara juga sedang bersiap-siap
dalam menyiapkan blueprint (13 poin) untuk mendirikan
ASEAN Economic Community (AEC) yang bertujuan
menjadikan ASEAN dalam satu pasar tunggal dengan bebas
bergeraknya barang dan jasa, investasi dan bakat (tenaga kerja
terlatih).
4. Dia menambahkan bahwa ASEAN memainkan peranan yang
penting dalam mendukung terbentuknya AEC, dan transportasi
adalah salah satu penggerak dalam mewujudkan cita-cita AEC.
Dia juga menjaga pelaksanaan fleksibel harus diterapkan pada
sektor transportasi udara ASEAN, serta sektor high profile
diawasi ketat sebagai indikator kunci dari tekad ASEAN untuk
mengejar integrasi ekonomi yang lebih dekat, dia mendesak
menteri transportasi se-ASEAN untuk mencapai ASEAN Single
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 35
Aviation Market pada tahun 2015, seperti yang digambarkan
dalam blueprint AEC.
5. Lee menegaskan bahwa ASEAN memainkan peranan
penting dalam upaya membangun sebuah komunitas Asia
Timur, dan transportasi menjadi salah satu pendorong dalam
mewujudkan tujuan tersebut. Salah satu cara yang
disarankan adalah dengan membangun jaringan
transportasi antara ASEAN dengan seluruh negara Asia Timur
6. Transportasi secara tidak langsung akan menyinggung
sektor politik, sosial (kesejahteraan), ekonomi, dan lingkungan
di antara negara-negara ASEAN, dan para Menteri menyiapkan
berbagai langkah untuk mengintensifkan kerja sama transportasi
yang lebij besar dan integrasi untuk mencapai AEC.
7. Anjuran para Menteri menjadikan transportasi yang
mengeratkan integrasi dan koordinasi regional yang menjadi
kendaraan yang efektif dalam merangsang aliran perdagangan,
pembangunan pariwisata, penyempitan kesenjangan
pembangunan dan pengembangan investasi.
8. Para Menteri sepakat untuk bekerja dalam memperkuat
transportasi terkait langkah-langkah dalam integrasi jasa
logistic, secara khusus, para Menteri menegaskan untuk
mengintensifkan program fasilitas transportasi ASEAN untuk
mempercepat liberalisasi dan memungkinkan persaingan lebih
dalam layanan transportasi dan logistic, membangun
infrastruktur transportasi multimodal dan membantu semangat
ASEAN sebagai penyedia jasa logistic.
9. Para Menteri sepakat untuk penandatangan Perjanjian
Multilateral ASEAN pada liberalisasi Penuh Air Freight
layanan dan perjanjian multilateral ASEAN. Dalam waktu
implementasi pada Desember 2008.
10. Para Menteri sepakat menerapkan kebijakan opened sky
ASEAN pada tahun 2015 sebagai bagian dari ASEAN Single
Aviation Market

36 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016


Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

11. Para Menteri mengadopsi isi dari Roadmap menuju


Transportasi Maritim Terpadu dan Kompetitif di ASEAN,
program ini untuk mempromosikan dan jasa transportasi
antarnegara ASEAN dan meningkatkan agenda transportasi
yang terintegrasi di ASEAN. Roadmap ini menetapkan kerangka
kerja untuk pengembangan jasa transportasi laut kea rah yang
lebih progresif dan kompetitif.
12. Para Menteri menyatakan puas dengan upaya berkelanjutan
menuju kesimpulan awal Perjanjian Kerangka ASEAN dalam
Fasilitasi Inter- State Transport, yang akan sangat memudahkan
dan meningkatkan transportasi kargo daerah. Para Menteri
memandang ke depan untuk menandatangani Perjanjian
Kerangka di ATM 14 tahun 2008. Kemitraan ASEAN
Transportasi Eksternal.
13. Para Menteri menyatakan kepuasannya dengan prestasi
penting dalam kemitraan ASEAN transportasi dengan China
dan Jepang. Dengan Cina, para Menteri akan menyimpulkan
Perjanjian ASEAN-China Maritime Transport dan akan
membahas Kerangka Kerjasama ASEAN-China Aviation.
Dengan Jepang, para Menteri akan mendukung ASEAN-Jepang
Regional Road Map Keamanan Penerbangan (RRMAS) dan
Pedoman ASEAN-Jepang Capacity Building dalam Logistik
Transportasi.

Thailand and ASEAN Economic Community


Thailand adalah satu-satunya negara anggota ASEAN yang
tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Sejak tahun 1932, Thailand
menganut system pemerintahan parlementer dengan bentuk monarki
konstitusional. Dinamika politik saat ini menunjukkan ada friksi yang
cukup besar antara pihak sipil dengan militer, sehingga sering terjadi
pergantian kekuasaan antara pihak sipil dengan pihak militer, dan
sampai saat ini kekuatan kelompok militer masih lebih dominan
dibanding dengan kelompok sipil.
Masuk pada permasalahan ekonomi, dengan terbentuknya AEC
menjadi tantangan bagi Thailand dalam delapan tahun ke depan,
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 37
Thailand perlu mengembangkan investasi di negaranya, pada
beberapa sektor usaha itu telah berhasil seperti kemampuan
Thailand dalam menambah kapasitas ekspornya. Disamping itu,
Thailand dituntut untuk dapat mendekatkan diri dengan China dan
India sebagai negara dengan kemajuan ekonomi yang sangat
signifikan di dunia. China dan India memainkan peranan
penting dalam regional Asia secara keseluruhan. Dengan
hubungan bilateral (politik), ekonomi dan keamanan yang stabil
dengan kedua negara tersebut, Thailand sangat berpotensi dapat
mendatangkan investor dan pengunjung dari kedua negara tersebut.
Mengikuti pola yang telah lebih dulu dijalankan Uni Eropa,
ASEAN Economic Community diharapkan dapat menjadi
momentum bagi Thailand untuk memperluas kapasitas industri dan
investasinya. Para menteri ekonomi negara- negara ASEAN telah
menyiapkan blueprint (cetak biru ASEAN), sebuah gagasan yang
mencakup rencana aktivitas ekonomi secara menyeluruh dalam
kerangka perdagangan bebas. Alasan dibuatnya blueprint ini adalah
supaya ASEAN memiliki arah yang lebih jelas dan program
ekonomi yang konsisten dengan jangka waktu yang telah disepakati
bersama. Komitmen pada ASEAN juga perlu dimunculkan agar
tujuan bersama dapat dicapai. Di gambar di bawah ini, ditampilkan
target yang telah dicapai AEC telah mencapai 73.6%.

Source: SCB EIC analysis based on data from Association of


Southeast Asian Nations (ASEAN)
38 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

Dalam perkembangan ekonomi dunia akhir-akhir ini, region


Asia semakin memainkan peran yang signifikan dalam pembangunan
ekonomi dunia. Rasio PDB negara-negara Asia secara umum telah
meningkat pesat, dari 9.7% di tahun 1998 menjadi 16.3% di tahun
2009. Krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang melanda negara-
negara Asia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses
pemulihan ekonomi. Thailand perlu mengambil peluang kemajuan
ekonomi Asia dengan terlibat secara aktif di AEC sebelum
memperluas ke ASEAN+3 dan ASEAN+6 memungkinkan Thailand
untuk mengambil manfaat lebih besar dari pasar yang lebih besar.
Tujuan utama AEC adalah mengarahkan ASEAN menuju pasar
tunggal dan basis produksi bersama. Usaha ini lebih mendekatkan
pada konsep liberalisasi yang semula telah diperkenalkan dalam
ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992 dengan
pengurangan beban pajak secara bertahap di negara anggota-anggota
ASEAN. Liberalisasi pasti akan membawa keuntungan dan kerugian
yang tidak mungkin dapat dielakkan, negara yang tidak siap untuk
memasuki perdagangan bebas persentasi impornya bisa
cenderung lebih besar ketimbang ekspornya . Malaysia, Indonesia,
Thailand, Singapura, Filipina dan Brunei telah mengurangi bea
sebesar 0% antara sesamanya di tahun 2010, sementara Kamboja,
Myanmar, Laos dan Vietnam baru akan mengurangi bea pajaknya 0%
di tahun 2015. Thailand telah mengambil keuntungan dari kebijakan
AFTA ini dengan menghasilkan produk- produk yang lebih
kompetitif disbanding anggota ASEAN lain.
Negara dengan potensi perdagangan bebas yang paling unggul
adalah Singapura khususnya pada sektor telekomunikasi dan
computer, termasuk urusan logistik dan kesiapan infrastruktur,
sementara Thailand memiliki keunggulan yang lebih baik pada sektor
pariwisata dan perhotelan dibanding dengan negara ASEAN lain.
Thailand memiliki keragaman tempat wisata dan imej pariwisata
Thailand telah meninggalkan kesan yang baik bagi para wisatawan
luar negeri, selain itu, layanan medis Thailand (termasuk perawatan
medis, kesehatan, perawatan dari penuaan dini dan perawatan
kecantikan) masih lebih murah dibanding yang ditawarkan Singapura

Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 39


artinya masih sangat kompetitif walau tidak menurunkan kualitas
layanannya.
Perdagangan bebas pada sektor investasi akan sepenuhnya
berlaku pada tahun 2015 dan akan meningkatkan investasi langsung
dari negara anggota ASEAN, memberikan peluang besar bagi
Thailand untuk memperluas perdagangannya terutama pada negara-
negara yang terlibat dalam pertanian dan pengolahan sektor
konstruksi, pertambangan, dan sektor manufaktur lain dimana
investor Thailand masuk. Pada sektor perdagangan tenaga kerja
terampil, ada kekhawatiran bagi Thailand jika tenaga kerja
terampilnya akan lebih menyukai bekerja di Singapura, Brunei dan
Malaysia (yang gajinya lebih besar dengan fasilitas lebih baik)
sehingga menyebabkan Thailand akan kekurangan tenaga kerja
terampil.
AEC mulai berlaku penuh pada tahun 2015. Hal tersebut akan
menjadi titik balik bagi ekonomi Thailand dalam semua aspek
perdagangan, aliran investasi barang dan jasa, modal dan tenaga
kerja. Di bawah kesepakatan AEC, Thailand tampaknya akan lebih
fokos melakukan perdagangan dengan negara-negara di Asia
Tenggara. Demi menjaga iklim persaingan dagang, Thailand
perlu melakukan relokasi pabrik-pabrik produksi ke tempat yang
lebih strategis. MICE industry membutuhkan tenaga kerja yang
terlatih dan termapil, untuk itu Thailand perlu melakukan pelatihan
pada sumber daya manusia yang dimilikinya agar lebih professional
demi memenuhi permintaan pasar, khususnya pelatihan kemampuan
berbahasa. Sebagai tambahan, tenaga kerja Thailand perlu
beradaptasi dengan standar kerja internasional.
Jika meniliki kerangka rencana bisnis di sektor jasa, sektor-
sektor seperti tourisme, air transport, ICT, memberikan kontribusi
sebesar 49% di tahun 2006, 51% di tahun 2008 dan 70% di tahun
2010. AEC member penawaran yang bagus bagi peningkatan
peluang negara-negara ASEAN. Populasi negara-negara ASEAN saat
ini sama dengan negara-negara di Uni Eropa, GDP ASEAN sebesar

40 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016


Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

1.5 Triliun USD atau sama dengan GDP Korea Selatan, jumlah turis
mancanegara sebesar 65 Juta orang atau nomor dua setelah Perancis. 3
AEC sebagaimana bentuk kerjasama regional lainnya pasti
memiliki dampak, khusus dalam kasus Thailand, dampak yang
dianalisis lebih fokus kepada masalah perjanjian bisnis bukan fokus
pada aturan kerjasama dalam kerangka kerja AEC. Liberalisasi
perdagangan barang dan jasa akan berdampak pada dua aspek,
pertama bertambahnya pembagian saham dengan pihak asing dan
yang kedua adalah bebasnya mobilitas pekerja professional yang
menjadi faktor penting dalam bisnis jasa.
Investor asing pada saat ini memiliki saluran lain dalam
melakukan kegiatan investasi ekonomi, promosi investasi di Thailand
pada bidang tertentu boleh bersifat fleksibel, tak heran banyak
perusahaan atau sektor-sektor tertentu di Thailand yang sahamnya
dimiliki oleh investor asing 90% hingga 100%. Selanjutnya, dampak
yang muncul pada salah satu sektor dapat membantu sektor lain
untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya sektor pendidikan.
Sektor pendidikan sedang menghadapi persaingan yang semakin
ketat karena meningkatnya investasi yang ditanamkan pihak asing,
tapi perkembangan ini akan mendorong pelajar-pelajar Thailand
untuk bergerak maju dan menjadi angkatan kerja yang siap bersaing
dalam iklim bisnis di Thailand. Dampak negatif lainnya adalah
kurangnya tenaga kerja professional di Thailand berkaitan dengan
perpindahan buruh yang besar di ASEAN, karena banyak angkatan
kerja di Thailand lebih memilih bekerja di luar Thailand seperti
Singapura dan Malaysia yang gajinya lebih besar dibanding di
Thailand sendiri.

3
International trade, FDI and international tourists include intra-
region figures Source: SCB EIC analysis based on data from Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN); China Ministry of Commerce; United
Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD); and International
Monetary Fund (IMF) in Economic Intelligence Center, Insight: Moving
forward with the AEC, PDF Format diakses pada November 2011.

Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 41


Sedikit sisi positif dari perdagangan bebas hasil AEC adalah
para investor asal Thailand memiliki peluang untuk maju ketika
menanamkan investasi di negara- negara seperti Indonesia, Malaysia,
dan Singapore dan di negara-negara kecil di ASEAN. Khusus untuk
negara Malaysia, Singapore dan Indonesia, negara-negara tersebut
memiliki persentase investor asing yang masih sedikit yakni hanya
sekitar 30%, 40% atau 49%. Dengan adanya liberalisasi hasil AEC,
perdagangan bebas akan mendorong para investor Thailand untuk
meningkatkan investasi di ketiga negara tersebut, dan peluangnya
terbuka hingga 70%.
Perdagangan bebas tidak akan lepas dari masalah capital flows
dimana nilai mata uang dapat bergerak fluktuatif (naik-turun)
kapan saja, untuk itu Thailand perlu mengelimir resiko terburuk dari
pertukaran kurs mata uang. Badan yang memegang urusan ini
adalah The Export and Import Bank of Thailand (EXIM Bank),
lembaga publik yang bertujuan dalam meningkatkan investasi dan
perdagangan Thailand, peran lain yang dimainkan EXIM Bank
adalah memfasilitasi pelebaran bisnis Thailand dalam atmosfer
investasi yang berkembang di AEC nantinya. EXIM Bank secara
proaktif mendokong kebijakan ekspor pada pasar-pasar yang
berpotensial dan menarik investor asing untuk menanamkan
sahamnya di Thailand. Untuk menyukseskan tujuan tersebut, EXIM
Bank menyediakan informasi dan dukungan finansial yang
berhubungan dengan keuntungan industrial Thailand terhadap seluruh
negara-negara anggota ASEAN, termasuk loans barang ekspor, loans
untuk memperbaiki efisiensi produksi dan dukungan dalam
manajemen resiko. EKSIM Bank juga berperan penting dalam
mendukung sektor ekonomi yang akan berkontribusi dalam
peningkatan daya saing Thailand.

The MICE Policy


MICE adalah singkatan dari Meeting, Incentive, Convention,
and Exhibition atau diartikan sebagai pertemuan, insentif, Konvensi
dan Pameran. MICE memiliki nama yang lebih popular yakni The
Meetings Industry, MICE merupakan layanan yang memadukan

42 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016


Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

antara perdagangan, transportasi, keuangan dan perjalanan, MICE


menjadi industri yang berkembang dalam bidang pariwisata, telah
direncanakan dengan matang dan memiliki tujuan tertentu.
Berdasarkan statistik yang ditunjukkan oleh International
Congress & Convention Association (ICCA), total 400,000 lebih
konferensi dan pameran yang telah diadakan di seluruh dunia tiap
tahunnya, keuntungannya sekitar US$ 280 Miliar. Sedangkan
menurut laporan yang ditunjukkan oleh The Global Association of
The Exhibition Industry, output dari MICE industry tiap tahunnya
mencapai angka US$1.16 Triliun (termasuk US$400 Miliar untuk
acara-acara konferensi dan US$760 Miliar untuk acara-acara
pameran). Dalam bulan Oktober tahun 2007 saja, World Map of
Exhibition Venues menyebutkan ada sekitar 1,062 pameran yang
telah dilakukan di seluruh dunia statistik tersebut menunjukkan
bahwa MICE dapat menambah keuntungan ekonomi suatu Negara
dan kota yang mengadakannya.
Sepanjang sebuah negara bersikap optimis terhadap MICE
industry, ruang pembangunan akan tumbuh dalam beberapa tahun ke
depan. Hal ini kkhususnya dibuktikan dengan yang ada di Asia
dimana diperkirakan ruang pameran akan tumbuh 4.6 Juta m kubik
pada tahun 2010, berkembang 20% sejak tahun 2006. Pada tahun
2006, MICE industry di Asia mendapatkan keuntungan sekitar US$
2.4 Miliar. China, Hong Kong, India, Taiwan dan Thailand
menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam hal kuantitas dari
agenda-agenda MICE industry4.
Statistik yang diperlihatkan ICCA menyebutkan bahwa ada
total 5,838 konvensi-konvensi internasional yang diadakan di tahun
2006, 555 lebih banyak dibandingkan yang ada di tahun 2005,
Singapore dan Seoul menyumbang 17.4% dari total persentase acara-
acara tersebut, dan menjadikan kedua Negara tersebut secara berurut
menempati posisi ketiga dan ketujuh sebagai Negara yang paling
banyak menghelat konvensi di tahun 2006. Ada sekitar 1,000
konvensi internasional yang diselenggarakan di Asia sejak tahun

4
UFI, Business Strategies Group; compiled for the present study,
2008/2 diakses pada 21 November.
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 43
2004, walau statistik tersebut masih jauh tertinggal dibanding dengan
yang dilakukan Negara-negara di Eropa, sebagai pasar MICE
industry terbesar di dunia dengan jumlah agenda konvensi
3,000 acara pertahunnya.5 Pada beberapa decade terakhir, Asia
telah menggantikan posisi negara-negara di Amerika Utara
dalam hal MICE industry, dan trend tersebut tampaknya akan
semakin bagus dan berkembang, karena bukan tidak mungkin pusat
MICE industry beralih ke wilayah Asia.

Analysis of International Exhibitions Held in Asia

Source: Department of Investment Service, Ministry of Economic


Affairs, Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE)
Industry: Analysis & Investment Opportunities.

5
Department of Investment Service, Ministry of Economic Affairs,
Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) Industry: Analysis
& Investment Opportunities. Pdf Format. Diakses pada tanggal 21
November 2011.
44 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

Di negara-negara maju seperti di Amerika dan Eropa, industri


MICE menjadi salah satu sektor andalan khususnya di bidang
pariwisata. Industri MICE ditata dengan sangat baik sehingga
berkembang dengan cepat dan dapat membuka lapangan kerja
yang besar, pihak-pihak yang diuntungkan dengan event MICE ini
antara lain para Professional Exhibition Organizer (PEO) dan
Professional Conference Organizer (PCO), supplier, Event
Organizer, Hall Owner, periklanan, tenaga kerja musiman, biro atau
perjalanan wisata, penyedia transportasi, pemilik hotel, dan pihak-
pihak lain yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
industri ini yang jumlahnya sangat banyak tentunya. Industri MICE
dicirikan dengan tiga keutamaan, potensi pertumbuhan yang besar,
besarnya nilai tambah, dan besarnya keuntungan yang diperoleh,
tiga keuntungan lainnya adalah seputar pemberdayaan sumber
daya manusia, pengenalan pada teknologi, dan utilisasi asset yang
efisien. Saat ini, banyak negara-negara di dunia yang mulai concerns
dalam mengembangkan MICE industry ini, dan salah satu negara
tersebut adalah Thailand.
The Thailand Convention & Exhibition Bureau (Public
Organization) atau TCEB menyajikan kebijakan MICE pada
pemerintahan Thailand yang baru. Pemerintah Thailand menargetkan
MICE Industry akan tumbuh 100% dalam lima tahun (2012-2016)
yang bersamaan dengan target pembangunan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand
selama lima tahun. TCEB mengantisipasi bahwa di tahun 2016
industri MICE akan tumbuh fantastis sebesar 75%, dan target jumlah
pengunjung sebesar 1.4 juta orang per tahun dengan pendapatan
sekitar 1.3 Miliar Baht. Presiden TCEB, Tuan Akapol Sorasuchart
mengenalkan pentingnya pembentukan MICE industry pada saat
sekarang ini. Pemerintah telah bekerjasama dengan sektor swasta dan
rencana ini dimulai dengan konsultasi yang dijalankan antara
pemerintah dan industri swasta dalam pertemuan tingkat tinggi MICE
industry Thailand.
Hasil godokan kebijakan MICE industry akan dievaluasi
dalam tiga fase yakni pada tahun pertama (2012), tahun ketiga
(2014), dan lima tahun (2016), inilah kebijakan yang dicoba
Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 45
diterapkan dalam MICE industry dengan tema MICE Policy Under
New Government. Kebijakan MICE di bawah pemerintahan yang
baru merupakan kerjasama antara TCEB dan sektor swasta dalam
strategi rencana 5 tahun. Rencana tersebut akan berfokus pada
pengendalian pertumbuhan sektor industri dan menyiapkan sektor
privat Thailand dalam proses integrasi ASEAN 2015. Tujuan dari
rencana tersebut adalah mengembangkan sektor produksi dan jasa
dari tataran nasional hingga regional Asia Tenggara dan tujuan
akhirnya adalah menjadikan industry MICE Thailand sebagai
industry MICE yang terbesar pada tahun 2016. Rencana strategi
lima tahun ini akan meningkatkan pendapatan nasional Thailand
dalam sektor industri dan menguatkan posisi Thailand dalam
persaingan pasar global.
Seperti yang disebutkan Akapol, ada lima target utama yang
ingin dicapai dari rencana MICE Policy Thailand yakni 1) mencapai
pendapatan tahunan sekitar 15-25% per tahun dari sektor MICE
industry 2) menarik sekitar 15-25% pelancong mancanegara dalam
satu tahun 3) meningkatkan pengeluaran MICE menjadi 5% per
kepala 4) tingkat kepuasaan pelancong akan dievaluasi paling lambat
tahun 2011 5) dan juga tingkat kepuasaan para penggerak MICE
akan dievaluasi paling lambat tahun 2011.
Dalam mengimplementasikan strategi MICE ada tiga cara
untuk mengenalkan MICE ke dunia internasional, untuk
mempromosikan tujuan ideal MICE Thailand dan mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki Thailand. Ada tujuh strategi utama
yang akan dilakukan:
Win
Strategi pertama: menambah even-even MICE industry di
Thailand dengan konsolidasi kehadiran pasar dan perluasan target
pasar-pasar yang baru
Promote
Strategi kedua: membangun image Thailand sebagai tujuan
wisata utama di Asia
Develop
46 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016
Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

Strategi ketiga: membangun kota-kota yang dikhususkan


menjadi tempat berkembangnya MICE industry sehingga Thailand
menjadi pemimpin kebijakan MICE di Asia Tenggara
Strategi keempat: memisahkan pasar MICE Thailand dan
menambah nilai tambahnya melalui usaha ekonomi kreatif Strategi
kelima: mengembangkan infrastruktur untuk MICE industry agar
bisa bersaingan pada tingkat global. Strategi keenam: menguatkan
jaringan kerja sama internasional antara wilayah pasar domestik
(negara) dengan pasar mancanegara. Strategi ketujuh: menguatkan
peran potensial dari TCEB sebagai badan yang bertanggung jawab
mengurusi semua jenis industri termasuk MICE industry.
Dengan diterapkannya rencana lima tahun MICE Policy,
diharapkan Thailand dapat menjadi pusatnya MICE industry di Asia
pada tahun 2016. Jika semua berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, pada tahun 2016 Thailand akan mampu menarik 75%
lebih wisatawan pada sektor MICE, atau 1,4 juta pengunjung per
tahun, dengan pendapatan naik 87% mencapai 1,3 miliar baht.
Selanjutnya di tahun yang sama, proyek MICE industry
diharapkan dapat mewakili 18,35% dari pendapatan pariwisata
secara total dan memberikan kontribusi 1,1% pada Produk
Domestik Bruto Thailand.
TCEB bergerak maju dengan rencana lima tahun dalam industri
MICE dan dalam jangka panjang mengusahakan rencana induk
meminta bantuan dari pemerintah untuk segera memberikan sebuah
kebijakan (policy) pada MICE industry dan meyakinkan Departemen
Perundingan Perdagangan (DTN), Departemen Perdagangan, untuk
menjadi salah satu mitra strategisnya. Kedua pihak akan
menandatangani Memorandum of Understanding untuk bersama-
sama memulai Roadmap Pembangunan MICE, yang akan
meningkatkan potensi dan kemampuan personil MICE dan
organisasi untuk memasuki pasar liberalisasi penuh ASEAN pada
tahun 2015. Industri MICE Thailand diperkirakan akan tumbuh
hampir 100% dan menghasilkan pendapatan bagi negara sekitar 130
miliar baht pada tahun 2016.

Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 47


Nyonya Srirat Rastapana, Direktur Jenderal Departemen
Negosiasi Perdagangan (DTN), Departemen Perdagangan,
mengatakan "Sebagai Badan Koordinasi AEC di Thailand,
Departemen Perundingan Perdagangan (DTN) memainkan peran
penting dalam persiapan daya saing pengusaha Thailand untuk
menghadapi kompetisi perdagangan yang tumbuh dan berubah
disebabkan oleh pembentukan AEC pada 2015. Negara-negara
ASEAN akan lebih berkolaborasi dalam hal produksi-basis, tenaga
kerja logistik, keterampilan dan kapitalisasi.
Untuk mempersiapkan perubahan ini, TCEB akan
menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan
DTN untuk bersama-sama mengembangkan potensi dari operator
MICE Thailand supaya memiliki kesiapan dalam setiap aspek.
Kerangka koordinasi memiliki empat langkah: 1) pelatihan dan
peningkatan keterampilan sumber daya manusia dan organisasi
MICE, 2) pembentukan sebuah komite yang bekerja meninjau
persiapan Thailand menuju AEC, 3) peyusunan sebuah database
yang berguna untuk perluasan pasar dan diversifikasi bisnis sektor
MICE Thailand ke pasar ASEAN, 4) Bersama-sama mempromosikan
dan mendukung operator swasta untuk berpartisipasi dan
memberikan pendapat terhadap pelaksanaan AEC, yang akan
berhubungan dengan MICE.
"Koordinasi keterampilan bisnis dan pengembangan
kemampuan untuk profesional MICE Thailand merupakan langkah
maju dari persiapan dalam berurusan dengan migrasi pekerja terampil.
Jika penggerak MICE Thailand tetap memiliki daya saing yang
rendah, lebih dan lebih banyak pekerja asing yang akan pindah untuk
bekerja di sini dan akhirnya Thailand akan kehilangan peluangnya.
Maka diusulkanlah pemberian insentif pajak untuk operator yang
mengadopsi kebijakan pengembangan keterampilan personil beton.
Ini juga akan mendorong pengembangan sumber daya manusia
yang berkelanjutan untuk industri MICE.
MoU antara TCEB dan DTN dianggap langkah penting dalam
melaksanakan rencana pembangunan strategis lima tahun MICE
untuk mengembangkan industri AEC pada tahun 2015, ketika

48 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016


Ermansyah: Mengembangkan sektor mice industry sebagai salah satu

investasi asing akan mengalir ke pasar MICE di Thailand dan di


wilayah tersebut.

Simpulan
Mengikuti pola yang telah lebih dulu dijalankan Uni Eropa,
UE, ASEAN Economic Community diharapkan dapat menjadi
momentum bagi Thailand untuk memperluas kapasitas industri dan
investasinya. Para menteri ekonomi negara- negara ASEAN telah
menyiapkan blueprint (cetak biru ASEAN), sebuah gagasan yang
mencakup rencana aktivitas ekonomi secara menyeluruh dalam
kerangka perdagangan bebas. Alasan dibuatnya blueprint ini adalah
supaya ASEAN memiliki arah yang lebih jelas dan program
ekonomi yang konsisten dengan jangka waktu yang telah disepakati
bersama. Sementara itu, dengan diterapkannya rencana lima tahun
MICE Policy, diharapkan Thailand dapat menjadi pusatnya MICE
industry di Asia pada tahun 2016. Jika semua berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, pada tahun 2016 Thailand akan mampu menarik
75% lebih wisatawan pada sektor MICE, atau 1,4 juta pengunjung
per tahun, dengan pendapatan naik 87% mencapai 1,3 miliar baht.
Selanjutnya di tahun yang sama, proyek MICE industry diharapkan
dapat mewakili 18,35% dari pendapatan pariwisata secara total dan
memberikan kontribusi 1,1% pada Produk Domestik Bruto Thailand.

Referensi
Severino, C. Rudolfo, ASEAN: Rises to The Challenge, Jakarta:
November,1999.
Dam, Sjamsumar dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN: Latar
Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1995.
Association of Southeast Asian Nations. Roadmap for an ASEAN
Community
2009-2015. Jakarta: ASEAN Secretariat, 2009.

Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016 49


Relevant website : http://www.thaifurnitureclub.or.th/EN/En-AEC.php
http://www.thaiworld.org/en/thailand_monitor/answer.php?questi
on_id=854
http://www.tceb.or.th/about-us/e-community/news/1398-tceb-sings-
mou- with-dept-of-trade-negotiations-to-enhance-thailands-mice-
capabilities- ahead-of-aec-bolstering-industry-to-grow-by-
100.html
http://thainews.prd.go.th/en/news.php?id=255409050008

50 Khazanah Ulum Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 2, Juli Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai