ABSTRAK
Perbankan syariah masih dihadapi oleh beberapa masalah yang harus
diselesaikan dan dipecahkan, salah satunya adalah penyelesaian
sengketa antara bank syariah dengan nasabah ataupun mungkin saja
bank syariah dengan perusahaan lainnya, dimana hukum sengketa
pada perbankan syariah itu tidak tau hendak dibawa kemana dan
diselesaikan sebab jika dibawa ke hukum peradilan negeri tidak
mungkin dapat terselesaikan sebab peradilan tinggi negeri tidak
menggunakan hukum syariah. Bank Syariah yang pertama kali
didirikan dan beroperasi di Indonesia adalah Bank Muamalat
Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Berdasarkan deskripsi singakat
tersebut penulis ingin memaparkan dan menjelaskan tentang apa
pengertian dari sengkta perbankan syariah itu, macam macam, dan di
mana tempat penyelesaian sengketa perbankan syariah tersebut
KATA KUNCI :Bank Syariah, Penyelesaian sengketa bank syariah
I. PENDAHULUAN
Perbankan merupakan lembaga keuangan terpenting bagi
pembangunan suatu negara., perbankan mempunyai fungsi sebagai
lembaga intermediasi keuangan (fianncial intermediary). Artinya,
lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan
dengan masalah uang. Hal ini sesuai dengan UU RI Nomor 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
II. PEMBAHASAN
100 Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017
Very Agustian : Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
102 Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017
Very Agustian : Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017 103
C. Tempat Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
b) Arbitrase Syariah
Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017 105
2. Penyelesaian Sengketa Bank Syariah Secara Litigasi Melalui
Peradilan Agama
Berdasarkan pasal 49 huruf i UU No.3 Tahun 2006 tentang
Peradilan Agama, kewenangan peradilan agama diperluas. Apabila
sebelumnya Pada Undang- Undang No7 Tahun 1989 tentang peradilan
agama, kewenangan Peradilan Agama hanya berwenang
menyelesaikan perkara perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, dan
shadaqah, maka sekarang berdasarkan Pasal 29 huruf i tersebut,
kewenangan peradilan agama diperluas termasuk zakat, infak, dan
ekonomi syariah. Sebelum adanya UU No 3 tahun 2006 penyelesaian
sengketa perbankan syariah justru diselesaikan secara konvensional
(dipangadilan negeri).
Adapun sengketa ekonomi syariah yang menjadi kewenangan
pengadilan agama adalah:
a) Sengketa dibidang ekonomi syariah antara lembaga
keuangan dan lembaga pembiayaan syariah dengan
nasabahnya;
b) Sengketa dibidang ekonomi syariah antara sesama lembaga
keuangan dan lembaga pembiayaan syariah;
c) Sengketa dibidang ekonomi syariah antara orang- orang
yang beragama islam, yang mana akad perjanjiannya disebut
dengan tegas bahwa kegiatan usaha yang dilakukan adalah
berdasarkan prinsip- prinsip syariah.
Selain dalam hal kewenagan sebagaimana diuraikan di atas,
pasal 49 UU No 3 tahun 2006 juga mengatur tentang kompetensi
absolut (kewenagan mutlak) pangadilan agama. Oleh karena itu,
pihak-pihak yang melakukan perjanjian berdasarkan prinsip syariah
tidak dapat melakukan pilihan hukum untuk diadili dipengadilan yang
lain. Apalagi sebagiman tercantum dala penjelasa umum UU No 3
tahun 2006 alinea kedua, pilihan hukum telah dinyatakan dihapus.
Oleh karena itu dalam draf-draf perjanjian yang dibuat oleh beberapa
perbankan syariah berkaitan dengan perjanjian pembiayaan
murabahah, akda mudharabah, dan akad-akad yang lain yang masih
mencantumkan klausul penyelesaian sengketa dipengadilan negeri
apabila Basyarns tidak dapat menyelesaikan sengketa maka
106 Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017
Very Agustian : Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017 107
III. PENUTUP
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan sengketa perbankan
syariah adalah perbedaan kepentingan di antara dua pihak atau lebih
dalam perbankan syariah yang mengakibatkan terjadinya kerugian
bagi pihak tertentu dan perbedaan kepentingan atau kerugian tersebut
dinyataka kepada pihak yang dianggap menjadi penyebab kerugian
atau pihak lain, dan pihak lain tersebut memberikan pendapat yang
berbeda.
Secara rinci, dapat dikemukakan mengenai bentuk-bentuk
sengketa bank syariah yang disebabkan karena adanya pengingkaran
atau pelanggaran terhadap perikatan (akad) yang telah dibuat, yaitu
disebabkan karena:
1) Kelalaian Bank untuk mengembalikan dana titipan nasabah
dalam akad wadiah
2) Bank mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan dalam akad mudlorobah
3) Nasabah melakukan kegiatan usaha minuman keras dan
usaha-usaha lain yang diharamkan menurut syariat Islam
yang bersumber dari dana pinjaman bank syariah, akad qirah
dan lain-lain
4) Pengadilan agama berwenang menghukum kepada pihak
nasabah atau pihak bank yang melakukan wanprestasi yang
menyebabkan kerugian riil (real lose).
Tempat Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah terdiri dari:
1)Penyelesaian sengketa perbankan syariah secara nonlitigasi (di
luar pengadilan)
a) Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), Upaya damai
tersebut biasanya ditempuh melalui musyawarah (syuura)
untuk mencapai mufakat di antara para pihak yang
berselisih
108 Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017
Very Agustian : Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi. Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi
Hukum. Bogor Ghalia Indonesia. 2009.
Ahmad Mujahidin. Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Syariah di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
Faturrahman Djamil. Penyelesaian Pembiayaan Permasalahan di
Bank Syariah. Jakarta : Sinar Grafika 2014.
http://gemaisgery.blogspot.com/2010/06/penyelesaian-sengketa-
ekonomi.html
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2012).
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005).
Khazanah Ulum Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1, Januari Juni 2017 109