Anda di halaman 1dari 7

Apa itu MEA? Apa Tujuan dan Manfaat MEA bagi Indonesia?

Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, memprakarsai berdirinya ASEAN


di Bangkok pada 1967. ASEAN didirikan awalnya bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama antar negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan
teknologi. Selain itu juga agar dapat menjadi wadah stabilitas dan perdamaian antar
negara anggotanya.

ASEAN didirikan dengan latar belakang semangat kerjasama antar negara-negara Asia
Tenggara untuk terus maju dan berkembang setelah sebelumnya sama-sama berjuang
meraih kemerdekaan dari kolonialisme Eropa.

Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN ikut beradaptasi dengan cara memperkuat
hubungan antar negara. Hubungan antar negara seperti itu diwujudkan dalam bentuk
kerjasama di berbagai bidang. Masyarakat Ekonomi Asean atau yang biasa disingkat
menjadi MEA adalah salah satunya.

Apa itu MEA?

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan sebuah upaya dari berbagai negara di Asia
Tenggara untuk menghadapi perdagangan bebas, khususnya di antara negara Asia
Tenggara sendiri. Negara-negara yang tergabung dalam MEA antara lain adalah Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, dan
Myanmar.

Lalu, apakah MEA itu? MEA bisa disebut sebagai bentuk implementasi dari salah satu
tujuan ASEAN, yakni mempererat kerjasama ekonomi di antara anggotanya. Konsep MEA
awalnya tercetus pada 2003 saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
di Bali. Para pemimpin ASEAN mencoba untuk mengintegrasikan kegiatan ekonomi
masing-masing negara demi menciptakan stabilitas ekonomi di Asia Tenggara.
Konsep awal itulah yang kemudian diresmikan dalam cetak biru MEA 2015, yang
ditandatangani oleh para menteri ekonomi ASEAN di dalam Pertemuan Menteri Ekonomi
se-Asia Tenggara di Kuala Lumpur pada Agustus 2006. Cetak biru tersebut berisi
kesepakatan tahap awal integrasi ekonomi ASEAN yang akan dimulai sejak 2008 hingga
2015.

Tujuan MEA

Salah satu tujuan MEA yang utama adalah untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara
sebagai pasar tunggal yang membebaskan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil.
Hal yang peredarannya tidak dibatasi di antara negara-negara Asia Tenggara, yaitu arus
barang, arus jasa, arus modal, arus investasi, dan arus tenaga kerja terampil.

Tujuan MEA ini disimpulkan dalam empat pilar utama dalam cetak biru MEA 2015.
Dengan kata lain, empat pilar ini merupakan tujuan MEA yang perlu dicapai pada 2015.
Apa saja empat pilar tersebut?

 Pasar dan Basis Produksi Tunggal


MEA mewujudkan impian negara-negara ASEAN untuk dapat menjadi suatu pasar
tunggal yang berbasis produksi internasional, dengan pengembangan aliran
investasi dan modal yang lebih bebas, bebas barang dan jasa, serta mengembangkan
tenaga kerja terdidik.
 Kawasan Ekonomi yang Berdaya Saing Tinggi
MEA menjadikan ASEAN sebagai sebuah kawasan yang memiliki daya saing
ekonomi yang tinggi, dengan adanya perlindungan konsumen, peningkatan
infrastruktur, kebijakan kompetisi, kebijakan perpajakan, serta hak atas kekayaan
intelektual bagi negara anggota ASEAN.
 Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata dan Berkeadilan
MEA memberdayakan ekonomi dalam negara-negara anggotanya, khususnya
UMKM. ASEAN menjadi suatu kawasan yang perkembangan ekonominya merata
antar negara anggota.
 Kawasan yang Terintegrasi dengan Ekonomi Global
MEA mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global. Secara penuh
ASEAN menjadi sebuah kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian global.
Selaras dengan beberapa usaha pendekatan hubungan ekonomi dengan negara yang
berada di luar kawasan Asia Tenggara, serta peningkatan peran dalam jaringan
produksi ekonomi global.

Untuk mengiringi usaha negara-negara anggota dalam memenuhi tujuan MEA tersebut,
ada beberapa hal yang juga perlu dipenuhi pada 2015, antara lain:

 Menciptakan Asia Tenggara sebagai wilayah yang ramah investasi dan business-
friendly.
 Tidak adanya hambatan dalam bentuk tarif di dalam perdagangan antar negara Asia
Tenggara.
 Mengurangi biaya perdagangan antar negara Asia Tenggara dengan
menyederhanakan proses kepabeanan dan kebijakan arus keluar-masuk barang.

Saat batas cetak biru MEA 2015 berakhir, ASEAN ternyata sudah mampu berkembang
menjadi kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia dengan Produk Domestik Bruto
gabungan sebesar US$2,4 triliun.

Bukan hanya itu, nilai total perdagangan di ASEAN pun bertumbuh US$700 miliar antara
2007 hingga 2014. Perdagangan antar negara Asia Tenggara mengambil porsi besar dari
angka tersebut.

Para pemimpin negara-negara anggota ASEAN kemudian sepakat untuk membuat cetak
biru MEA kedua, yang diberi nama AEC Blueprint 2025. Tak berbeda dengan cetak biru
2015, kali ini pun ada lima pilar utama yang perlu dipenuhi pada tahun 2025. Lima pilar
tersebut adalah:
 Ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh
 ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis
 Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral
 ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat.
 ASEAN yang global.

Ada 5 strategi yang tercantum pada AEC Blueprint 2025 mengenai Good Regulatory
Practice (GRP). Good Regulatory Practice sendiri adalah proses, sistem, alat, dan metode
yang diakui secara internasional untuk meningkatkan kualitas regulasi. Berikut 5 strategi
tersebut.
a. Menjamin peraturan yang pro-kompetitif, sepadan dengan tujuan, dan non-
diskriminatif.
b. Melakukan review program regional terpadu regular pada proses implementasi
peraturan dan prosedur yang ada untuk perampingan lebih lanjut dan jika perlu,
rekomendasi untuk perubahan dan langkah-langkah lain yang sesuai.
c. Melembagakan konsultasi GRP dan informasi percakapan regulasi dengan berbagai
pemegang kepentingan untuk mengidentifikasi masalah.
d. Agenda regulasi mencakup pengaturan dari target untuk memfasilitasi regular
assessment dari peraturan dan peninjauan berkala dari kemajuan dan dampak di
wilayah tersebut.
e. Menargetkan program capacity building dengan mitra seperti Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD) dan Economic Research
Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) untuk membantu Negara-negara
Anggota ASEAN dalam inisiatif reformasi regulasi yang memperhitungkan tingkat
pembangunan yang berbeda, kebutuhan pembangunan dan ruang peraturan
kebijakan masing-masing negara anggota ASEAN.

Singkatnya, MEA 2025 adalah kelanjutan dari MEA 2015. Tujuan MEA 2025 antara lain
untuk membuat ekonomi ASEAN semakin terintegrasi dan kohesif; berdaya saing dan
dinamis; peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; tangguh, inklusif, berorientasi
serta berpusat pada masyarakat; serta ASEAN yang global.
Manfaat MEA bagi Indonesia

Cakupan kerjasama ekonomi ASEAN mencakup banyak hal, seperti bidang perindustrian,
perdagangan, investasi, jasa dan transportasi, telekomunikasi, pariwisata, serta keuangan.
Selain itu mencakup juga bidang pertanian dan kehutanan, energi dan mineral, serta usaha
mikro kecil dan menengah atau UMKM.

Cakupan bidang yang banyak ini, otomatis menghadirkan manfaat MEA yang tidak sedikit
bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam ASEAN dan juga bagian
dari MEA. Hal ini semestinya juga menghadirkan manfaat MEA bagi Indonesia sendiri.
Berikut berbagai manfaat MEA bagi Indonesia.

1. Bertambahnya keuntungan/laba negara


Manfaat MEA bagi Indonesia yang terlihat dengan jelas adalah bertambahnya laba
atau keuntungan negara. Hal ini dikarenakan kegiatan ekspor yang tidak terkena biaya
membuat margin pendapatan Indonesia menjadi lebih besar sehingga keuntungan yang
didapatkan oleh negara pun menjadi lebih besar.
2. Kegiatan ekspor lebih lancar
Manfaat MEA lainnya adalah menjadikan kegiatan ekspor dari Indonesia lebih
mudah. Ini dikarenakan tidak adanya bea cukai sehingga proses pengiriman barang tidak
tertunda seperti dulu. Barang yang berasal dari Indonesia datang lebih cepat dan kualitas
barang menjadi lebih terjamin. Hal ini sangat menguntungkan karena sektor unggulan
ekspor di Indonesia adalah perkebunan dan perikanan yang membutuhkan kelancaran
dalam melakukan ekspor.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
MEA mendukung penuh program pertukaran tenaga kerja dari berbagai negara. Hal
ini sangat menguntungkan Indonesia karena dapat membuka peluang bekerja lebih luas dan
semakin beragam bagi seluruh warga Indonesia. Maka, tidak ada lagi alasan untuk
bermalas-malasan dalam mencari pekerjaan karena dengan adanya MEA, kita sudah
semakin dimudahkan. Dengan adanya lapangan kerja yang memadai maka peningkatan
kesejahteraan masyarakat akan mudah dicapai.
4. Investasi dari luar negara meningkat
Manfaat MEA bagi Indonesia yang juga tak bisa dipungkiri adalah peningkatan
investasi dari berbagai negara. Hal tersebut menguntungkan Indonesia mengingat ada
banyak sekali perusahaan atau bisnis kecil dan juga industri kreatif yang membutuhkan
tambahan dana.
5. Semakin berkembangnya industri kreatif
Manfaat MEA yang dirasakan oleh anggotanya, termasuk juga Indonesia, adalah
menjadikan persaingan industri kreatif semakin ketat. Alasannya adalah perdagangan
internasional umumnya menuntut produk yang inovatif serta tenaga kerja yang kompeten
sesuai bidangnya. Hal ini yang kemudian membuat SDM di Indonesia berusaha untuk
semakin meningkatkan kualitas diri agar mampu terus bersaing di pasar internasional.
6. Stabilitas perekonomian negara
Salah satu manfaat MEA adalah mampu mempersempit kesenjangan sosial
penduduk di sebuah negara. MEA mempermudah alur perdagangan secara internasional.
Indonesia merasakan sekali manfaat dari hal tersebut yaitu dengan semakin stabilnya
ekonomi negara.
Dampak Negatif MEA
Dari semua yang sudah dibahas di atas, sama seperti hal lainnya yang selalu terdiri dari dua
sisi, sebenarnya MEA pun memiliki dampak negatif. Dampak negatif MEA tersebut
adalah:

 Persaingan lapangan pekerjaan.


Dengan hadirnya MEA, maka lalu lintas tenaga kerja antar negara Asia Tenggara
menjadi semakin mudah. Sehingga, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan pun
kian sengit.

 Pasar produk dalam negeri terancam.


Perdagangan antar negara Asia Tenggara kini menjadi tidak terbatas. Hal ini
semestinya bisa menjadi dorongan bagi pebisnis dan produsen lokal untuk
meningkatkan daya saingnya agar pangsa pasarnya tak tergerus oleh barang impor.
Penutup

Adanya kerjasama antar negara seperti MEA secara tidak langsung menjadikan
pengelolaan tenaga kerja semakin berkembang. Pemilik bisnis atau perusahaan semestinya
lebih jeli dan paham mengenai regulasi yang berlaku mengenai ketenagakerjaan.

Setelah mengenal dan memahami apa itu MEA dan manfaat MEA bagi Indonesia maka
kamu sebagai pemilik bisnis sepertinya sudah harus mulai memikirkan cara dan strategi
yang tepat agar bisnismu bisa terus berjalan baik dengan SDM yang memenuhi syarat dan
mampu beradaptasi dengan teknologi, ide dan strategi bisnis yang penuh dengan inovasi,
dan juga yang tidak kalah penting adalah arus keuangan yang lancar.

Anda mungkin juga menyukai