Anda di halaman 1dari 9

PASAR BEBAS

Pasar bebas adalah kebijakan di mana pemerintah tidak melakukan


diskriminasi terhadap impor atau ekspor yang artinya perdagangan
antarnegara diperbolehkan dengan berbagai kebijakan yang
menguntungkan semua pihak, baik negara pengimpor maupun
pengekspor
Pasar bebas dapat dicontohkan dengan Uni Eropa (MEE), APEC, MEA,
dan sebagainya. Kebijakan pasar atau perdagangan bebas umumnya
mempromosikan hal-hal berikut ini.

1. Perdagangan barang tanpa pajak termasuk tarif atau hambatan


perdagangan lainnya.
2. Perdagangan jasa tanpa pajak atau hambatan perdagangan
lainnya.
3. Akses ke pasar yang tidak diatur.
4. Akses informasi pasar yang tidak diatur.
5. Perdagangan jasa tanpa pajak atau hambatan perdagangan
lainnya.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

MEA atau masyarakat Ekonomi ASEAN dapat diartikan sebagai


bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya anggotanya adalah
semua negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang
menerapkan sistem perdagangan bebas (pasar bebas).

Latar Belakang Berdirinya MEA


MEA mulai digaungkan pada Desember tahun 1997 dalam KTT
ASEAN yang diselenggarakan di Kota Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam KTT tersebut disepakati adanya ASEAN Vision 2020 yang
intinya menitikberatkan pada pembentukan kawasan ASEAN yang
stabil, makmur, dan kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi
yang adil dan merata serta dapat mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial.
Pada bulan Oktober 2003 ketika KTT ASEAN di Bali, Indonesia
menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi
tujuan dari integrasi ekonomi regional di kawasan Asia Tenggara
yang akan diberlakukan pada tahun 2020. Namun, nyatanya tahun
2015 MEA sudah mulai diberlakukan.
Hal tersebut sesuai dengan Deklarasi Cebu yang merupakan salah
satu hasil dari KTT ASEAN ke-12 pada Januari 2007. Pada KTT
tersebut para pemimpin Negara-negara ASEAN sepakat untuk
mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas
baik dalam bentuk barang, jasa, investasi, tenaga kerja profesional,
dan aliran modal (dana).

Tujuan MEA
Tujuan utama MEA 2015 adalah ingin menghilangkan secara
signifikan hambatan-hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan
tersebut. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 187) tujuan tersebut
diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yakni sebagai berikut.

1. MEA akan dijadikan kawasan yang memiliki perkembangan


ekonomi merata, dengan memprioritaskan Usaha Kecil
Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme
UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka
terhadap informasi terkini, kondisi pasar, dan pengembangan
sumber daya manusia yang dalam hal ini berarti peningkatan
kemampuan, keuangan, serta teknologi.
2. Pembentukan MEA sebagai kawasan ekonomi dengan
tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu
kebijakan yang meliputi competition policy, consumer
protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-
Commerce. Diharapkan tercipta iklim persaingan yang adil
melalui perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen
perlindungan kompetisi dan perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan
jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi;
menghilangkan sistem Double Taxation, serta meningkatkan
perdagangan dengan media elektronik berbasis online (E-
Commerce).

3. MEA sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional


(single market and international production base) dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas.

4. MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap


perekonomian global dengan cara membangun sebuah
sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-
negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi
negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan
pasokan global melalui pengembangan paket bantuan teknis
kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang
berkembang.

Asean Free Trade Area (AFTA)

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan


dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi
kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis
produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta
penduduknya.

Latar Belakang AFTA


AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke
IV di Singapura tahun 1992. AFTA merupakan wujud kesepakatan dari
Negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan.

Hal tersebut ditujukan dalam rangka meningkatkan daya saing


ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi dunia yang ingin dicapai dalam kurun waktu
15 tahun (1993–2008). Namun, kenyataannya rencana tersebut
dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi
tahun 2002.

Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade


Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA
melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan
pembatasan kuantitatif, dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.

Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya


kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang
bagi Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand pada tahun 2010. Disusul oleh Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam pada tahun 2015.

Tujuan AFTA
Tujuan dari dibentuknya ASEAN free trade area atau AFTA adalah
sebagai berikut.

1. Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang


kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di
pasar global.
2. Menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).
3. Meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN atau
disebut pula intra-ASEAN Trade (Tim Kemdikbud, 2017, hlm.
189).

Asia Pacific Economic Corporation (APEC)


APEC adalah forum kerja sama antar negara-negara di Asia Pasifik
yang pada awalnya diinisiasi oleh 12 negara dan pada
perkembangannya kini beranggotakan 21 negara.

Latar Belakang APEC


Perubahan di Uni Soviet dan Eropa Timur merupakan salah satu latar
belakang berdirinya APEC. Runtuhnya Uni Soviet dengan sistem
ekonomi komunis yang tertutup secara bertahap diikuti oleh negara
Eropa Timur yang berubah menjadi sistem ekonomi liberal dan
bebas.
Kemudian munculah kesadaran bahwa pada dasarnya setiap negara
saling membutuhkan. Pada saat itu sedang berlangsung perundingan
di Uruguay yang melatarbelakangi terbentuknya WTO. Karena
kekhawatiran gagalnya perundingan tersebut, kemudian
terbentuklah APEC.
Organisasi APEC diprakarsai perdana Menteri Australia Bob Hawke
ketika berpidato di SEOUL tahun 1989. Pada akhir tahun 1989, 12
negara yang hadir di Canbera sepakat mendirikan APEC.
Tujuan APEC

Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 189) tujuan pembentukan APEC


adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di


kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi
melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi.
2. Memperjuangkan kepentingan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
3. Tempat usaha negara maju untuk membantu negara
berkembang.
4. Meningkatkan perdagangan dan investasi antaranggota.
5. Menjalankan kebijakan ekonomi secara sehat dengan tingkat
inflasi rendah.
6. Mengurangi dan mengatasi sengketa ekonomi perdagangan.

World Trade Organization (WTO)


World Trade Organization (WTO) terbentuk pada tahun 1995. WTO
adalah organisasi antar pemerintah dengan tujuan untuk membuat
perdagangan antar negara semakin terbuka dengan penurunan
bahkan peniadaan hambatan tarif maupun non tarif.

Pembentukan organisasi perdagangan dunia dilatarbelakangi dengan


berakhirnya Perang Dunia II. Perekonomian dunia yang hancur pada
waktu itu, karena perang melibatkan negara-negara besar dunia
seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan negara-negara
dikawasan Asia seperti Jepang. Untuk menata kembali perekonomian
dunia maka beberapa negara sepakat untuk membentuk lembaga
perdagangan yang menjadi wadah yang berfungsi untuk mengatur
perdagangan dunia yang menjadi penyokong bagi perekonomian
dunia. Pada saat itu organisasi perdagangan dunia dikenal dengan
GATT (General Agreement on Tarrifs and Trade) pada tahun1948
sampai dengan 1994.

Tujuan dan Fungsi WTO

Tujuan yang ingin dicapai melalui sistem perdagangan multilateral


untuk:
1. Meningkatkan standar hidup;
2. Menjamin terciptanya lapangan kerja;
3. Meningkatkan produksi dan perdagangan serta
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dunia

Sedangkan yang menjadi fungsi utama dari WTO adalah


sebagai forum bagi para anggotanya untuk melakukan
perundingan perdagangan serta mengadministrasikan semua
hasil perundingan dan peraturan-peraturan perdagangan
internasional. Selain itu fungsi WTO diantaranya adalah :

1. Mengatur perjanjian antar negara dalam perdagangan;


2. Mendorong arus perdangangan antara negara, dengan
mengurangi dan menghapus berbagai hambatan yang
dapat menggangu kelancaran arus perdangan barang dan
jasa;
3. Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum
negosisasi yang lebih permanen;
4. Untuk penyelesaian sengketa, mengingat hubungan dagang
sering menimbulkan konflik-konflik kepentingan;
5. Menyelesaikan sengketa dagang

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)


Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic
Community disebut juga Uni Eropa (European Union).
MEE dibentuk atas dasar kondisi ekonomi dan politik negara Eropa
pasca Perang Dunia II mengalami perpecahan.

Kemudian, beberapa negara Eropa menjalin kerja sama ekonomi dan


politik untuk meningkatkan kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat Eropa.

Latar belakang MEE


Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan
perpecahan. Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan.
Namun, keberhasilannya bergantung pada dua negara besar, yaitu
Prancis dan Jerman Barat.

Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Perancis, Maurice Schuman


berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Perancis dan
Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara- negara
Eropa lainnya, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang.

Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian


pendirian Pasar Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European
Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Perancis,
Jerman Barat (Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia,
Luksemburg, dan Italia.

Keenam negara tersebut selanjutnya disebut The Six State.


Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State
membentuk pasar bersama yang mencakup sektor ekonomi.

Tujuan MEE
Tujuan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), sebagai berikut:

➢ Integrasi Eropa dengan cara menjalin kerja sama ekonomi,


memperbaiki taraf hidup, dan memperluas lapangan kerja.
➢ Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan
bebas serta keseimbangan perdagangan antarnegara anggota.
➢ Menghapuskan semua rintangan yang menghambat lajunya
perdagangan internasional.
➢ Meluaskan hubungan dengan negara-negara selain anggota
MEE.

Anda mungkin juga menyukai