Anda di halaman 1dari 6

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
INTEGRASI EKONOMI REGIONAL DALAM ASEAN FREE TRADE
AREA
Oleh :
Andi Muhammar Qadafi Abidin
Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Surabaya
Email: andiqadafi0579@gmail.com

Abstrak
Association of South East Asian Nation (ASEAN) merupakan organisasi regional dikawasan Asia
Tenggara yang dibentuk sejak tahun 1967. Dalam menghadapi perkembangan globalisasi, khususnya dalam
integrasi ekonomi regional, ASEAN pada tahun 1992 membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) sebagai
salah satu tameng bagi negara-negara ASEAN sebelum terjun dalam perdagangan bebas dunia yang sebenarnya.
Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa selain memiliki sisi positif, ternyaat AFTA juga memberikan dampak
negatif bagi Negara-negara anggota ASEAN. Jurnal ini menjelaskan mengenai permasalahan Indonesia, sebagai
Negara anggota ASEAN dalam menghadapi AFTA.

Kata Kunci : AFTA, Indonesia, ASEAN, Integrasi Ekonomi

1. PENDAHULUAN bukan anggota.


Setiap Negara di dunia ini membutuhkan 2. Kawasan perdagangan bebas (free
negara lain untuk membantu memenuhi kebutuhan tradearea)adalah bentuk integrasi ekonomi
dalam negerinya. Dalam memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi dimana semua hambatan
tersebut, Negara-negara kemudian melakukan perdagangan baik tarif maupun non-tarif
hubungan dengan negara lain dalam berbagai diantara negara-negara anggota telah
bidang, salah satunya adalah dalam bidang dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing
ekonomi, dimana hubungan ekonomi antara satu negara anggota tersebut masih berhak
Negara dengan Negara yang lain akan membentuk menentukan sendiri apakah tetap
suatu sistem ekonomi yang lebih besar yaitu sistem mempertahankan atau menghilangkan
ekonomi internasional. Dalam sistem ekonomi hambatan-hambatan perdagangan yang
internasional yang terus berkembang sesuai dengan diterapkan terhadap negara-negara diluar
perkembangan zaman serta tuntutan perkembangan anggota.
global saat ini, mulai muncul suatu istilah baru 3. Persekutuan Pabean (customs union)
yang dikenal dengan istilah integrasi ekonomi mewajibkan semua negara anggota untuk tidak
regional. hanya menghilangkan semua bentuk hambatan
Integrasi memiliki pengertian yang perdagangan diantara mereka, namun juga
berbeda disetiap Negara dalam waktu yang menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka
berbeda-beda. Saat ini, integrasi ekonomi terhadap negara luar yang bukan anggota.
intenasional menunjuk pada perkembangan dalam 4. Pasar bersama (common market)
tingkat kesejahteraan. (Miroslav N. Jovanovic, yaitu suatu bentuk integrasi dimana bukan
2006). Menurut Dominick Salvatore (1997:321), hanya perdagangan barang saja yang
integrasi ekonomi adalah suatu kebijakan komersial dibebaskan, namun arus faktor produksi seperti
yang secara diskriminatif mengurangi atau bahkan tenaga kerja dan modal juga dibebaskan dari
menghapus hambatan-hambatan perdagangan semua hambatan.
hanya kepada para negara anggota kesepakatan. 5. Uni Ekonomi (economic union)
Dengan demikian integrasi regional berarti suatu yaitu dengan menyeragamkan kebijakan-
kebijakan komersial yang secara diskriminatif kebijakan moneter dan fiskal dari masing-
mengurangi atau bahkan menghapus hambatan- masing negara anggota yang berada dalam suatu
hambatan perdagangan hanya kepada para negara kawasan atau bagi negara-negara yang
anggota kesepakatan dalam suatu kawasan tertentu, melakukan kesepakatan.
misalnya saja di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Tujuan yang paling mendasar dari
Secara teoritis Salvatore menguraikan integrasi ekonomi ini adalah untuk meningkatkan
integrasi ekonomi menjadi beberapa bentuk: volume perdagangan barang dan jasa,
(1997:383) meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga kerja,
1. Pengaturan perdagangan Preferensial meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi
(preferential trade arrangements) produksi serta meningkatkan daya saing produk
Dibentuk oleh negara-negara yang sepakat yang dihasilkan. Pembentukan integrasi ekonomi
menurunkan hambatan-hambatan perdagangan pada akhirnya akan menciptakan dampak
yang berlangsung diantara mereka dan meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota
membedakannya dengan negara-negara yang secara keseluruhan karena akan mengarah pada

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 162
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
peningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan jurnal, Koran, majalah, atau literature lainnya yang
pada keuntungan komparatif. (Lapipi, 2005) berhubungan dengan tema jurnal yang sedang
Dikawasan asia tenggara sendiri, negara-negara dibahas.
yang tergabung dalam ASEAN, telah melakukan
pembahasan untuk mulai menerapkan atau 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberlakukan integrasi ekonomi untuk Pembentukan AFTA
mewujudkan kesejahteraan masyarakat bagi The Association of South East Asian
negara-negara anggota ASEAN. Dimana Nation yang disingkat menjadi ASEAN,
kesepakatan yang telah lama dibahas ini, pada merupakan organisasi regional dikawasan Asia
akhirnya melahirkan integrasi ekonomi dalam Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 agustus
bentuk kawasan perdagangan bebas atau free trade 1967. ASEAN sebagai sebuah entitas pada tahun
area dikawasan Asia Pasifik. 1967 dibentuk dengan alasan politik dan keamanan
Perlu diketahui bahwa, perjanjian di kawasan Asia Tenggara. Kerjasama politik
perdagangan regional yang terbentuk ternyata merupakan agenda utama ASEAN, sedangkan
sebagian besar berasal dari pembentukan perjanjian kerjasama ekonomi hanya menjadi semacam
perdagangan bebas (free trade area/FTA), jika “pelengkap” atau “perekat” untuk kerjasama politik
dibandingkan dengan persekutuan pabean atau jenis pada masa-masa awal itu. (Narongehai Akrasanee,
perjanjian perdagangan regional lainnya.Fenomena 2004:35). Namun karena tuntutan dan
ini disebut oleh Jagdish Bhagwati dalam Freund perkembangan zaman, ASEAN akhirnya lebih
dengan “spaghetti bowl”, bahwa dunia ini tampak berfokus pada pertumbuhan ekonomi, hal ini
seperti sekumpulan negara yang melakukan dikarenakan pesatnya perkembangan perdagangan
perdagangan bebas dengan negara lain dalam satu internasional yang semakin bebas, yang
“mangkok”. (Caroline L. Freund, 2002:2). menyebabkan Negara-negara anggota ASEAN
Tujuan dari dibuatnya artikel ini, adalah yang pada umumnya masih merupakan Negara
untuk membahas mengenai salah satu bentuk berkembang merasa belum siap dan memutuskan
integrasi regional dikawasan Asia Tenggara yaitu untuk mulai memfokuskan dirinya pada bidang
ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ekonomi agar tidak tertinggal dan dapat
permasalahan yang terjadi didalamnya. Gerald M. mempersipakan diri sebelum akhirnya benar-benar
Meter mengansumsikan bahwa integrasi ekonomi terjun dalam perdagangan bebas dunia.
dalam kawasan akan menghasilkan tiga manfaat Untuk itulah, pada januari 1992, ASEAN
pokok, yaitu: (Hendra Halwani, 2002) memutuskan untuk membentuk ASEAN Free Trade
1. Menstimulir eksistensi dan ekspansi industri Area (AFTA) untuk membentuk suatu pasar
manufaktur dengan basis yang regional. tunggal yang berfungsi menampung seluruh hasil
2. Meningkatkan manfaat perdagangan, yang produksi Negara ASEAN, baik barang, jasa,
dapat diartikan pula sebagai perbaikan dasar ataupun investasi, dimana perdagangan dalam
tukar (terms of trade) pada kelompok tersebut. AFTA ini dilakukan dengan cara menurunkan atau
3. Menimbulkan persaingan yang semakin menghilangkan segala bentuk tarif. Pembentukan
intensif sehingga memungkinkan untuk AFTA merupakan salah satu cara ASEAN untuk
menaikantingkat efisiensi. melindungi Negara-negara anggotanya dari
Namun manfaat yang dihasilkan dari perdagangan bebas negara-negara didunia. Dimana
integrasi ekonomi ini, tentu saja diikuti pula oleh dalam AFTA, walaupun disebut sebagai
permasalahan yang muncul karena adanya perdagangan bebas, negara-negara anggota dalam
intergrasi ekonomi itu sendiri. Terutama bagi melaksanakan perdagangan bebas tersebut masih
negara-negara berkembang yang belum siap dalam diperbolehkan untuk menerapkan bea masuk
menghadapi tantangan era globalisasi, salah sebesar 1-5 % serta mengeluarkan kebijakan
satunya dalam bentuk integrasi ekonomi. khusus untuk melindungi industri atau barang-
barang produksi dalam negerinya yang sensitif.
2. METODE PENELITIAN Dimana aktivitas perdagangan antar negara
Artikel ini disusun dengan menggunakan dilaksanakan berdasarkan konsep keunggulan
metode yuridis-normatif, yaitu menggunakan komparatif (comparative advantage), (Robert
pendekatan yang melihat hukum sebegai doktrin O’Brien & Mare Williams), yang memungkinkan
atau seperangkat peraturan yang bersifat normative setiap negara untuk terlibat meskipun tidak
(law in book), dengan melalui pendekatan memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage)
konseptual (conceptual approach) yaitu pendekatan dalam bidang apa pun.
yang dilakukan dengan melihat pendapat para Permasalahan AFTA
sarjana yang terdapat di dalam berbagai literatur AFTA mulai diberlakukan pada awal
sebagai landasan pendukung. (Peter Marzuki, tahun 2015, dimana Negara-negara anggota
2005:138). ASEAN dituntut untuk dapat mengintegrasikan
Data yang diperoleh dalam jurnal ini ekonomi nasionalnya menuju sistem perdagangan
didapat dengan melalui studi kepustakaan atau bebas. Pemberlakuan AFTA dengan tujuan untuk
studi literature dengan bersumber pada buku, mengembangkan perekonomian negara-negara

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 163
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
anggota ASEAN yang masih lemah, tidak terlepas untuk diproduksi sendiri. Hal ini pun juga selaras
dari permasalahan yang timbul dalam penerapan dengan ungkapan J.S Mill dalam teori
AFTA itu sendiri yaitu bahwa dengan adanya comparativeadvantage yang menyatakan bahwa
perdagangan bebas yang diharapkan dapat setiap negara akan mengekspor suatu barang yang
memberikan dampak positif, padakenyataannya memiliki comparativeadvantage dan mengimpor
juga menimbulkan dampak negative. Dampak barang yang memiliki comparativedisadvantage.
negative yang paling dirasakanyaitu dalam hal Comparativedisadvantage berarti suatu barang
persaingan tenaga kerja, dimana tenaga kerja dari yang dihasilkan akan lebih murah dengan
suatu Negara bukan hanya harus bersaing dengan melakukan impor, dan akan memakan biaya yang
sesama tenaga kerja dalam negeri, namun haruslah besar apabila diproduksi sendiri. Mengekspor
juga bersaing dengan tenaga kerja dari Negara lain. produk-produk pertanian merupakan salah satu
Padahal dalam praktiknya sebagai negara comparative advantage dikarenakan sesuai dengan
berkembang, banyak tenaga kerja dalam negeri dari iklim, daerah, dan sebagian besar masyarakat
negara-negara di ASEAN yang tidak memiliki Indonesia masih menggantungkan hidupnya dengan
keterampilan atau kemampuan khususserta cara bertani. (Nopirin, 1999:11).
pendidikan yang layak. Dengan adanya perdagangan bebas, maka
Hal ini menyebabkan tenaga kerja yang penyedia barang dan jasa dari negara lain akan
tidak berpendidikan atau tidak memiliki melihat peluang untuk menyediakan barang dan
kemampuan khusus akan tersingkir bersamaan jasa yang dibutuhkan oleh Indonesia dan pada
dengan terbukanya lapangan pekerjaan di Negara- praktiknya agar bisa bersaing dengan penyedia
negara anggota ASEAN bagi pekerja-pekerja dari barang dan jasa dalam negeri sendiri, maka mereka
Negara anggota ASEAN lainnya. Karena pada yang pada dasarnya memiliki barang dan jasa yang
dasarnya pengusaha atau pemberi kerja akan lebih banyak dan mudah untuk dihasilkan akan
memilih pekerja yang berpendidikan atau memberikan harga yang lebih mudah utnuk
berkemampuan khusus dibandingkan pekerja yang dijangkau oleh masyarakat atau dengan kata lain
tidak berpendidikan dan tidak memiliki lebih murah dibandingkan dengan harga yang
kemampuan khusus. Selain itu, pemasalahan diberikan oleh penyedia barang dan jasa dalam
lainnya yaitu dalam hal persaingan untuk menarik negeri. Hal ini disatu sisi mungkin memberikan
penanaman modal atau investor asing untuk keuntungan kepada konsumen (masyarakat luas)
menanankan modalnya pun menjadi semakin berat. yang bisa memperoleh barang dan jasa yang
Hal ini dikarenakan semua negara memberlakukan dibutuhkan dengan mudah dan dengan harga yang
pengaturan yang sama, sehingga bagi negara- terjangkau. Namun disisi lain, hal ini menyebabkan
negara yang dulunya menarik investor dengan penyedia barang dan jasa dalam negeri menjadi
memberikan suatu penawaran yang khusus menjadi tidak dapat bersaing.
lebih sulit dalam menarik investor asing. Dengan tidak dapat bersaingnya produsen
Permasalahan yang timbul dengan adanya atau penyedia jasa dalam negri, maka hal ini
pemberlakuan integrasi ekonomi dalam bentuk menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu saat
AFTA bagi negara-negara anggota ASEAN, produsen dalam negeri tidak dapat bersaing dan
terutama dirasakan oleh indonesia, yaitu karena akhirnya harus tutup, maka para pekerja yang
indonesia sebagai salah satu Negara berkembang tadinya memiliki pekerjaan dan penghasilan akan
anggota ASEAN yang dapat dikatakan belum siap kehilangan pekerjaannya dan sumber
dalam menghadapi AFTA tersebut, hal ini penghasilannya tersebut, sehingga akan semakin
menyebabkan perekonomian di Indonesia banyak pengangguran dan dengan demikian
mengalami dampak yang buruk. Kerugian lain kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai, hal
adalah adanya kemungkinan hilangnya pekerjaan ini secara otomatis akan menimbulkan kerugian
dan potensi menjadi pasar bagi negara yang tidak bagi perekonomian nasional.
mampu bersaing. Dimana tenaga kerja dan hasil Dikutip dari kompasiana.com terdapat 5
produksi dari Negara lain yang berada dalam suatu permasalahan pokok yang menjadi kendala
kawasan akan masuk dengan hambatan yang lebih indonesia dalam menghadapi AFTA 2015, yaitu:
ringan. Hal ini berpotensi menimbulkan 1. Belum terwujudnya Sumber Daya Manusia
pengangguran di dalam negeri karena tenaga kerja Yang Unggul;
dalam negeri yang kalah bersaing dengan tenaga 2. Hilangnya Ekonomi Pro Rakyat
kerja dari negara lain dan ketergantungan akan Dimana dalam menghadapi AFTA, pemerintah
produk impor yang lebih murah dan efisien, harus memastikan bahwa Usaha Menegah Kecil
dibandingkan dengan produk dalam negeri itu (UKM) di Indoensia mampu bertahan dalam
sendiri, sehingga hal ini secara perlahan akan mulai menghadapi persaingan dalam pasar bebas
membunuh produsen-produsen dalam negeri. tersebut. Karena bila tidak, maka perekonomian
Kita dapat melihat bahwa Indonesia Indonesia bisa hancur dan kesejahteraan
mengekspor barang yang memiliki masyarakat tidak akan tercapai;
comparativeadvantage yaitu ekspor dalam bidang 3. Semakin Tergerusnya Nilai sosial;
pertanian dan mengimpor barang-barang yang sulit 4. Kearifan Lokal yang Semakin Terlupakan;

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 164
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
5. Politik yang tidak Stabil. sehingga produsen harus benar-benar siap dan
Dikutip dari News.detik.com, menurut mampu dalam menghadapi perdagangan bebas,
Guru Besar Hukum Perdagangan Internasional walau masih dalam skala regional.
Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Hikmahanto Juana, AFTA yang seharusnya 4. KESIMPULAN
menguntungkan dan di intensifkan oleh Negara- Bahwa Negara-negara ASEAN yang pada
negara ASEAN agar terjadi peningkatan umunya merupakan Negara berkembang, masih
perdagangan antara Negara ASEAN (Intra ASEAN belum siap dalam menghadapi perdagangan bebas
Trade), malah terjadi sebaliknya. Bahwa yang dunia. Dimana hal ini membuat dibentuknya
diuntungkan dari adanya AFTA ini adalah ASEAN Free Trade Area (AFTA) sebagai sarana
perusahaan yang asal negaranya bukan merupakan bagi negara-negara dikawasan Asia Tenggara untuk
anggota ASEAN. Dimana perusahaan dari Negara dapat mengimplementasikan perdagangan bebas
luar ASEAN yang mengambil keuntungan dari yang masih dibatasi demi keuntungan negara-
adanya kebijakan bea masuk yang murah. negara anggota, sebelum sepenuhnya terjun dalam
Mari Elka Pangestu menyebutkan paling perdagangan bebas dunia. Namun dalam
tidak ada 3 kritik yang dialamatkan pada perkembangannya, ternyata Negara-negara anggota
pelaksanaan AFTA saat ini, yaitu masa transisi dari ASEAN sendiri juga belum siap dalam menghadapi
penandatanganan kesepakatan AFTA (Januari AFTA, salah satunya yaitu Indonesia.
1992) sampai berlaku efektifnya kesepakatan Hikmahanto Juwana mencatat ada
tersebut (1 Januari 2002) dinilai terlalu lama, beberapa tantangan yang harus diatasi Indonesia
sehingga menyebabkan hilangnya banyak dalam menghadapi AFTA ini, dimanaapabila
kesempatan yang bisa diperoleh bila kesepakatan berhasil hal ini akan memberikan manfaat untuk
itu diberlakukan lebih cepat. Kenyataannya, kepentingan nasional, yaitu Indonesia harus mampu
masyarakat Eropa yang memulai kesepakatan Uni memposisikan para pelaku usaha dari negara-
Eropanya pada waktu yang hampir bersamaan negara ASEAN lainnya sejajar dengan pelaku
dengan lahirnya AFTA, saat ini malah telah usaha lokal, kemudian Indonesia harus mampu
berhasil membuat mata uang bersama Eropa. berpikir dan bertindak tidak lagi dalam konteks dan
Sebaliknya ASEAN, baru pada tahun 2002 ini skala lokal (domestik) namun sudah dalam konteks
mulai melaksanakan liberalisasi perdagangan yang dan skala regional ASEAN, disamping itu
sebenarnya telah disepakati sejak lama, kemudian Indonesia harus mampu mendorong pelaku usaha
AFTA dinilai terlalu memfokuskan diri pada upaya domestik untuk lebih kompetitif, agar mereka tidak
penghapusan hambatan tarif dan melupakan hanya menjadi penonton tetapi juga ikut bermain
hambatan non tarif. Padahal, kelancaran dan mendapatkan kemanfaatan dari kesepakatan
perdagangan menuju liberalisasi yang AFTA ini, selanjutnya Indonesia harus mampu
sesungguhnya juga sangat dipengaruhi oleh menekan praktek ekonomi biaya tinggi dan tidak
berkurangnya hambatan non tarif, selanjutnya sehat lainnya, seperti praktek monopoli, korupsi,
kurangnya keberadaan pusat informasi yang pungutan liar dan sebagainya, yang selama ini
diperlukan baik untuk menyampaikan informasi memang menghambat kemajuan ekonomi
kepada pihak swasta maupun menerima masukan Indonesia, dan harus dapat mentransformasikan apa
dari mereka berkaitan dengan pelaksanaan AFTA yang telah disepakati dalam AFTA tersebut ke
ini. Hal ini penting karena pemain utama dalam dalam produk/ kebijakan hukum nasional.
kegiatan ekonomi melalui skema AFTA ini Dalam konteks kebijakan secara luas,
sesungguhnya adalah para pelaku ekonomi sektor Sjamsumar Dam dan Riswandi(1996:122-124),
swasta. menyebutkan paling tidak ada 5 hal pokok yang
Rifana Erni (2003:15) dalam tulisannya harus dilakukan Indonesia dalam menghadapi
menyatakan bahwa pemberlakuan AFTA ini AFTA ini, agar di satu sisi dapat mendorong
tentunya akan membawa dampak bagi pelaku peningkatan kegiatan perdagangan intra-ASEAN
ekonomi di setiap negara anggota. Dampak itu sebagaimana yang dicita-citakan dari pembentukan
bersifat negatif bagi produsen (pelaku ekonomi) AFTA ini, namun di sisi lain juga dapat
yang tidak (belum) efisien, yang selama ini selalu mengoptimalkan pemanfaatan AFTA bagi
berlindung di balik proteksi domestic, namun pengembangan ekonomi nasional. Lima hal pokok
bersifat positif bagi produsen (pelaku ekonomi) tersebut adalah:
yang sudah efisien, karena dengan pemberlakuan 1. Memantapkan organisasi pelaksana AFTA
AFTA tersebut pasar yang terbuka menjadi lebih yang ada pada levelnasional.
lebar. 2. Meningkatkan promosi dan penetrasi pasar
Namum seperti yang diketahui bahwa bagi ke negara-negaraASEAN lainnya.
negara berkembang seperti indonesia, produsen- 3. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas
produsen yang lebih banyak yaitu produsen yang pelaku ekonomi dalamnegeri.
belum efisien atau belum siap dan selalu berlindung 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dibalik proteksi domestic sedangkan didalam nasional.
AFTA, proteksi domestic itu tidak aka nada,

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 165
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
5. Dan melakukan upaya untuk melindungi pelaksanaan AFTA, ternyata banyak negara yang
industri kecil nasional. masih belum siap dan merasa kesulitan dengan
Dengan demikian, sebenarnya negara- adanya AFTA ini. Hal ini tentunya menimbulkan
negara ASEAN, terutama Indonesia, yang dirasa keprihatinan serta seharusnya menjadi suatu
belum siap dan mampu dalam menghadapi tamparan bagi negara-negara ASEAN untuk lebih
perdagangan bebas dunia, diberikan waktu untuk serius dalam menanggapi masalah perdagangan
terlebih dahulu mempersiapkan dirinya dengan bebas. Hal ini dikarenakan perdagangan bebas
berlatih menghadapi perdagangan bebas yang merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari
masih terbatas dalam lingkup regional Asia oleh negara manapun, sehingga yang dapat
Tenggara serta untuk dapat meningkatkan kualitas dilakukan hanyalah mengulur waktu sambil
sumber daya manusianya agar tidak kalah bersaing mempersiapkan diri untuk menghadapi
dengan negara lain, baik dengan sesama negara perdagangan bebas yang sesungguhnya seperti
dikawasan Asia Tenggara maupun dengan negara yang sedang dilakukan negara-negara ASEAN
di luar kawasan Asia Tenggara. melalui AFTA.
Namun disisi lain, tidak dapat dipungkiri Untuk itulah diharapkan agar semua
bahwa AFTA juga memiliki sisi negatif, dimana negara ASEAN lebih serius dalam menghadapi
penyelenggaraan AFTA ini dapat menimbulkan AFTA sebagai suatu proses pendewasaan diri
kerugian bagi beberapa negara ASEAN yang belum sebelum terjun pada dunia perdagangan bebas yang
siap, terutama negara-negara yang belum siap dari sebenarnya.Selain itu, dalam melaksanakan AFTA,
segi sumber daya manusia. Sehingga dikhawatirkan negara-negara di ASEAN diharapkan dapat
dapat memunculkan suatu permasalahan ekonomi mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dan
lainnya di kawasan ASEAN sendiri, misalnya saja memfokuskan diri untuk saling membantu dalam
karena perdagangan bebas, maka semua negara di hal menghadapi berbagai persoalan yang timbul
ASEAN terbuka untuk menerima barang maupun dari adanya praktik perdagangan bebas di ASEAN,
jasa dari sesama negara anggota ASEAN lainnya, serta menyerapkan dan mulai mempraktikan segala
padahal bila dilihat dari negara itu sendiri, nilai-nilai yang baik yang diperoleh dari adanya
kepentingan nasional negara itu sendiri belum pelaksanaan AFTA untuk dapat diterapkan dalam
terpenuhi, contohnya saja masih banyak warga kehidupan berbangsa dan bernegara, sebelum
negaranya yang belum memiliki pekerjaan akhirnyamasuk kedalam perdagangan bebas
sehingga pendapatan perkapita negara itu masih sebenarnya dikemudian hari.
sangat rendah yang tentunya mempengaruhi Sehingga diharapkan, saat menghadapi
perekonomian nasionalnya. perdagangan bebas yang sesungguhnya, negraa-
Dan justru dengan kehadiran AFTA negraa anggota ASEAN tidak akan terlalu
negara tersebut, “dipaksa” untuk secara sukarela mengalami banyak kesulitan, karena telah
membuka dirinya dan menerima barang serta jasa mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin serta
dari negara lain sesama anggota ASEAN untuk memiliki bekal ilmu yang tepat untuk menghadapi
masuk ke negaranya dan bersaing dengan barang perdagangan bebas dunia yang lebih rumit
ataupun jasa dari negaranya yang masih belum dibandingkan perdagangan bebas dalam lingkup
mampu. Hal ini tentu saja akan membuat barang regional Asia Tenggara.
atau jasa dari negara tersebut kalah bersaing.
Negara-negara ASEAN hendaknya 5. DAFTAR PUSTAKA
memandang AFTA sebagai salah satu sarana bagi Akrasanee, Narongchai. 2004.“ASEAN in The Past
mereka untuk dapat melatih diri dalam menghadapi Thirty-Three Years: Lessons for
era perdagangan bebasdalam lingkup yang kecil, Economic Co- operation”, dalam
sebelum akhirnya menghadapi perdagangan bebas Reinventing ASEAN, ed. Simon S.C. Tay,
dunia yang sebenarnya. Selain itu, dalam Jesus P.Estanislao and Hadi
menghadapi AFTA, Negara-negara ASEAN, Soesastro.Institute of Southeast Asian
khususnya Indonesia, diharapkan tidak Studies. Singapore.
memandangremeh AFTA karena berada dalam Dam, Sjamsumar dan Riswandi. 1996.Kerja sama
lingkup perdagangan yang terbatas yaitu hanya ASEAN: Latar Belakang,
dalamkawasan regional Asia Tenggara saja. Perkembangan, dan Masa Depan.Ghalia
Pembentukan AFTA, pada dasarnya Indonesia. Jakarta.
memang ditujukan untukmemberikan keuntungan Erni, Rifana. 2003.Strategi Menyongsong Era
kepadanegara-negara ASEAN yang dirasa belum Perdagangan Bebas ASEAN.
siap dan mampu untuk langsung menghadapi Freund, Caroline L.. 2000. “Spaghetti
perdagangan bebas yang sebenarnya serta bersaing Regionalism,” (“Makalah”) dalam
dengan berbagai negara maju di dunia, karena International Finance Discussion
itulah banyak aturan didalam AFTA yang masih Papers, No. 680. International Finance
memberikan kelonggaran kepada negara-negara Division of the Federal Reserve Board,
ASEAN. Namun dalam pelaksaanaannya saja, Federal Reserve System. Washington.
dengan segala kemudahan yang diberikan dalam

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 166
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
Halwani, Hendra. 2002.Ekonomi Internasional dan
Globalisasi Ekonomi.Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Jovanovic, Miroslav N. 2006.The Economics of
International Integration. Edward Elgar
Publishing.Massachusetts.
Juwana, Hikmahanto. AFTA Dalam Konteks
Hukum Ekonomi Internasional.
Lapipi. 2005.Analisis Efek Integrasi Ekonomi
ASEAN dan Manfaatnya Bagi
Perdagangan Negara-Negara ASEAN.
Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia.
Marzuki, Peter.2005. Penelitian Hukum, Edisi
Revisi. Prenada Media Group. Jakarta.
Napitupulu,Rodame. 27 Mei 2018. Menghadapi
AFTA 2015: Segera Selesaikan 5
Masalah Pokok ini!
https://www.kompasiana.com/rodamemn
/menghadapi-afta-2015-segera-
selesaikan-5-masalah pokok-
ini_551f74dca333112940b65a85 diakses
pada 27 Mei 2018 pukul 15.00 WIB.
Nopirin. 1999.Ekonomi Internasional, Edisi ketiga.
BPFE. Yogyakarta.
Pangestu, Mari E..ASEAN Free Trade Area
(AFTA): An Indonesian Perspective.
Redaksi Detik.com. 27 Mei 2018. Hikmahanto:
Keberadaan AFTA Merugikan
Indonesia.
https://news.detik.com/berita/1780677/hi
kmahanto-keberadaan-afta-merugikan-
indonesia diakses pada 27 mei 2018
pukul 17.30 WIB.
Salvatore, Dominick.(1997). International
Economics. Prentice Hall- Gale. New
Jersey.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 167

Anda mungkin juga menyukai