Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 21

EKONOMI INTERNASIONAL

INTEGRASI EKONOMI ASEAN

Praktik Integrasi Ekonomi dan ASEAN

Setelah pemaparan berbaai teori, mungkin kita bisa masuk ke contoh atau praktik integrasi
ekonomi. Contoh yang mudah kita lihat adalah pembentukan Europe Union (EU). Uni Eropa
telah menjadi tolok ukur keberhasilan integrasi ekonomi suatu kawasan. Hingga menjadi
percontohan dan ditiru, bahkan oleh ASEAN.

Namun, untuk dapat melakukan integrasi ekonomi kawasan, tidak semudah mencotoh
keberhasilan kawasan lain, ada hal penting yang perlu diketahui terkait tantangan yang nantinya
bisa mendukung atau menggagalkan integrasi ini. Ada beberapa tantangan yang masih perlu
diperhatikan ASEAN untuk melakukan integrasi ekonomi.

Kelemahan Visi dan Mandat secara Politik, serta Masalah Kepemimpinan Kawasan

Tantangan pertama yang harus menjadi perhatian adalah adanya dominasi kekuasaan antar
negara di ASEAN yang masih sangat besar, bahkan lebih besar dari kepentingan kawasan. Hal
tersebut menjadi sulit untuk mencapai sebuah integrasi ekonomi.

Dominasi kekuasaan tersebut berasal dari lemahnya visi dan mandat secara politik, atau lebih
mudah jika disebut dengan tidak adanya pemimpin unuk ASEAN. Hal tersebut membuat setiap
negara merasa punya kekuatan masing-masing.

Nilai-nilai ASEAN yang Lebih Mengedepankan Voluntery Approach

Negara-negara ASEAN memiliki rasa persaudaraan yang kuat satu sama lain. Hal tersebut
berakibat pada tingginya empati dan minimnya ketegasan antar negara ASEAN saat akan
merumuskan suatu kebijakan. Banyaknya inisiatif kerja sama ini dapat menjadi tantangan dan
faktor penghambat terjadinya integrasi ekonomi ASEAN.

Problem Divergensi antar Negara ASEAN

Problem diverensiasi ekonomi antar negara di ASEAN memang cukup besar. Hal tersebut
bertambah ketika bergabungnya Cambodia, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV). Negara
ASEAN bahkan terbagi dalam empat kelompok, (i) Singapura, (ii) Malyasia dan Thailand, (iii)
Indonesia, Filiphina dan Brunei, (iv) CLMV.

Masalah Kedaulatan
Salah satu tantangan terbesar integrasi ekonomi di ASEAN adalah terkait kedaulatan. Kedaulatan
negara adalah hal yang sensitif bagi negara-negara di ASEAN. Kerugian dari integrasi yang
dapat menghilangkan wewenang suatu negara, berbanding terbalik dengan kedaulatan yang ingin
terus dipertahankan oleh negara-negara di ASEAN.

Berdasarkan penjelasan ini, mungkin kamu sudah memahami apa itu integrasi ekonomi, bahkan
menjadi salah satu orang yang mendambakan adanya hal tersebut. Bercita-cita menjadikan
ASEAN bak Eropa memang tidak salah, tapi masih banyak hal yang harus kita siapkan dan
rapihkan untuk melaksanakan integrasi ekonomi ini.

Kamu perlu menyiapkan perusahaan atau usahamu untuk menghadapi integrasi ekonomi. Ada
kualitas yang harus ditingkatkan, dan berbagai hal yang harus disiapkan. Kamu harus
menjadikan perusahaanmu telah selesai mengurus urusan pribadinya seperti masalah keuangan,
sebelum terjun ke ranah persaingan dagang yang luas.

Bentuk integrasi ekonomi ASEAN

Menurut para ahli, integrasi ekonomi ASEAN dibagi menjadi beberapa bentuk yang berbeda, di
antaranya:

• Pengaturan perdagangan preferensial atau preferential trade arrangements dibentuk oleh


negara-negara yang sepakat menurunkan berbagai hambatan perdagangan di antara
mereka. Bahkan, membedakannya dengan berbagai negara yang tidak termasuk anggota.

• Kawasan perdagangan bebas atau free trade area yang memiliki berbagai hambatan
perdagangan, baik tarif maupun non-tarif di antara negara-negara anggota dihilangkan
sepenuhnya. Akan tetapi, tiap negara anggota ASEAN masih memiliki hak untuk
mempertahankan atau menghilangkan segala bentuk hambatan perdagangan yang
diterapkan pada negara non-anggota.

Persekutuan pabean atau customs union merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang
mewajibkan semua negara anggotanya untuk menghilangkan berbagai hambatan perdagangan di
antara mereka. Bukan itu saja, setiap negara anggota harus menyeragamkan kebijakan
perdagangan yang dimiliki terhadap negara lain non-anggota.

Pasar bersama atau common market adalah suatu bentuk integrasi ekonomi yang kegiatannya
bukan hanya seputar perdagangan berupa barang saja yang dibebaskan, melainkan juga arus
faktor produksinya. Misalnya, modal dan tenaga kerja yang dibebaskan dari segala hambatan.

Uni ekonomi atau economic union yang ditandai dengan keseragaman kebijakan moneter dan
juga fiskal dari tiap negara anggota pada suatu kawasan. Bisa juga bagi negara yang melakukan
kesepakatan. Beberapa pakar mengkaji, integrasi ekonomi yang menurunkan ataupun
menghilangkan berbagai hambatan perdagangan di antara negara anggota berpeluang
meningkatkan daya saing sekaligus membuka besarnya pasar yang dimiliki.
Bukan itu saja, integrasi ekonomi ini juga bisa meningkatkan persaingan industri domestik yang
memacu efisiensi produktif di antara produsen lokal serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
input barang dalam perekonomian. Selain itu, produsen lokal juga bisa meningkatkan profit
seiring besarnya pasar ekspor sekaligus meningkatkan kesempatan kerja.

Fakta di balik integrasi ekonomi antar negara jadi penantian lama ASEAN

Seperti yang telah kita ketahui, Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA yang telah diluncurkan
pada 31 Desember 2015 merupakan bentuk baru dari integrasi ekonomi kawasan yang telah
dicapai organisasi bersangkutan sejauh ini.

Demi memperkuat hubungan antarnegara di kawasan, ASEAN pun meluncurkan cetak biru
ASEAN 2025 dengan tujuan untuk pedoman bagi integrasi yang lebih baik di masa yang akan
datang. Selain itu, hal ini bertujuan untuk membentuk iklim ekonomi yang lebih kompetitif dan
terintegrasi.

Di setiap prosesnya, banyak hal yang telah dilakukan oleh negara anggota ASEAN untuk bisa
mencapai tujuan akhir MEA. Perlu kamu ketahui juga, integrasi ekonomi pada dasarnya
menjanjikan kesejahteraan bagi para anggota ASEAN. Namun, hal ini tetap sejalan dengan
berbagai upaya yang tentu saja membutuhkan pendanaan tidak sedikit.

Integrasi ekonomi di setiap negara berpotensi memiliki sejumlah hambatan

Upaya integrasi ekonomi di setiap negara ini jadi rekanan dagang alami di kawasan yang
ternyata juga memiliki potensi hambatan. Ketahuilah,integrasi ekonomi melalui perdagangan
bebas atau FTA justru tidak akan menciptakan efek pengalihan arus perdagangan. Sebab,
hubungan kerja sama perdagangan ini telah dilakukan sejak sebelum FTA berlaku.

Kebanyakan rekan perdagangan adalah negara-negara tetangga terdekat di sekitar kawasan


ASEAN. Alih-alih mendapat keuntungan, justru hal tersebut bisa menimbulkan sejumlah
pengurangan biaya yang berlebihan. Oleh sebab itu, para petinggi mengimbau supaya para
anggota di kawasan ekonomi memberi perhatian bukan hanya pada usaha demi meningkatkan
keuntungan. Melainkan juga meminimalkan biaya yang bisa saja muncul.

Proses integritas ekonomi ASEAN cenderung lebih lambat

Bisa dikatakan, proses integritas ekonomi ASEAN ini juga dinilai cenderung lebih lambat bila
dibandingkan dengan integrasi ekonomi di kawasan lain. Artinya, tidak secepat yang diharapkan
oleh banyak kalangan.

Sementara komunitas ekonomi Uni Eropa hanya membutuhkan waktu sekitar 20 tahun saja unt
implementasinya. Di samping itu, perlambatan dalam proses integrasi ekonomi ASEAN ini juga
bakal terlihat melalui peningkatan perdagangan intra ASEAN yang hanya meningkat sebanyak
1% dalam kurun waktu 10 tahun.
Tentu saja, angka tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah perdagangan dalam
kurun waktu yang sama di sejumlah kawasan integrasi ekonomi lainnya. Misalnya saja NAFTA
yang mencapai 50%, Uni Eropa 63%, SADC 18%, dan Mercosur atau Amerika Selatan sebesar
14%.

Para ahli berpendapat, perkembangan lambat di dalam kawasan ASEAN disinyalir karena
adanya orientasi individual berupa kemiripan komoditas perdagangan. Berdasarkan kondisi
geografis dan kemajuan industri yang setara di negara ASEAN, maka marak dijumpai komoditas
yang saling menyerupai di wilayah ini.

Bukan itu saja, lambatnya perkembangan integrasi ekonomi ASEAN juga merupakan akibat dari
tipikal anggota ASEAN yang bekerja tanpa jadwal teratur. Hal tersebut berbeda dengan kawasan
ekonomi lain. Contohnya, ketika anggota ASEAN saling menegosiasikan sebuah perjanjian kerja
sama, maka implementasinya bisa berjalan lambat sehingga sulit menemukan titik puncak.

Inilah yang membuat ASEAN berbeda dengan sejumlah kawasan integrasi ekonomi lainnya di
dunia yang lebih menggunakan fondasi kebijakan konkret dan formal. Sementara itu, ASEAN
cenderung bersandar pada faktor yang kurang mengikat, seperti tingkat sosial ekonomi yang
tengah berkembang, budaya, dan sejarah keberagaman yang cukup besar.

Meski perkembangan integrasi ekonomi di ASEAN dinilai berjalan sangat lambat, hal ini tetap
tidak menutup kemungkinan Asia Tenggara akan ikut menikmati proses pergeseran basis
ekonomi. Hal ini dipandang bisa memberi peluang bagi Asia Tenggara untuk menjadi semakin
strategis dengan perannya sebagai pasar sekaligus basis produksi dari situasi tersebut.

Stabilitas dan ekonomi perdamaian ASEAN memacu pertumbuhan ekonomi

Berdasarkan data yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional atau IMF pada Januari 2017 lalu,
stabilitas dan ekosistem perdamaian yang diciptakan oleh ASEAN berhasil memacu
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding rata-rata pertumbuhan dunia.

Saat itu disebutkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2%, Kamboja 7,1%,
Filipina 6%, Myanmar 8,2%, Laos 7%, dan Vietnam sekitar 5,9%. Ketahuilah, angka tersebut
berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang mencapai 3,1%.

Berdasarkan data tersebut di atas, jelas bukan tidak mungkin ASEAN nantinya mampu jadi salah
satu kekuatan ekonomi dunia. Namun perlu digarisbawahi, ASEAN mampu menjaga
pertumbuhan ini sekaligus menyiapkan sejumlah instrumen dan kerangka kerja ekonomi yang
jauh lebih kompleks.

China dengan basis industri dan manufaktur super kuat atau India yang cukup mumpuni di
bidang perangkat lunak serta teknologi komunikasi informatika bisa jadi peluang emas bagi
ASEAN untuk meraup keuntungan.
Caranya mudah, cukup mengembangkan basis produksi dengan menjalin hubungan konsumtif
antara kedua negara. Meski demikian, asumsi perkembangan positif ekonomi ASEAN juga akan
menyisakan permasalahan dan juga tantangan di masa yang akan datang.

Tentu saja, ASEAN harus memikirkan sejumlah usaha guna mengatasi segala bentuk
ketimpangan ekonomi yang sangat besar antar negara di bagian Utara, Selatan, ataupun Indocina
yang baru bergabung dengan ASEAN di tahun 90-an. Para pakar melihat masalah ini belum
tuntas, bahkan dianggap sebagai isu yang sangat menonjol.

Ketika ASEAN makin mendorong integrasi ekonomi, tapi celah pembangunannya tidak terarah,
maka ketimpangan di tiap negara anggotanya bakal terasa kuat. Hal ini bukan hanya menyangkut
ketimpangan yang bersifat ekonomi ataupun perdagangan, tapi dikhawatirkan juga bisa memicu
adanya sentimen yang kuat antarnegara anggota ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai