Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

TATA KELOLA PEMERINTAHAN

OLEH

DARSUMI

(22108064)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita
baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam
yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat
mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan makalah ini dari awal
hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini ke
depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti
untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu
pengetahuan.

Kendari, 23 May 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. PENGERTIAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK .................................... 3


B. MEMBANGUN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK .................................. 4
C. PRINSIP-PRINSIP TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK .............................. 5
D. PILAR-PILAR TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK .................................... 9
E. MANFAAT TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ......................................... 10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang mencakup di segala bidang yang
di antaranya disebabkan tata pemerintahan yang tidak dikelola dengan baik. Kita dapat
menyaksikan pelanggaran kasus-kasus korupsi, kolusi dan nepotisme serta
penyalahgunaan jabatan pemerintahan, penegakan hukum yang belum berjalan dengan
sebagaimana mestinya hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah dan kualitas pelayanan
masyarakat yang buruk seolah-olah mempersulit atau memberatkan masyarakat kalangan
bawah yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Tata pemerintahan yang baik merupakan landasan yang harus diambil dalam
kebijakan pemulihan ekonomi, sosial maupun politik. Dalam perkembangan globalisasi
maupun demokrasi menuntut peran pelaku-pelaku penyelenggaraan pemerintahan.
Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali pemerintahan cepat atau lambat
mengalami pergeseran peran dari posisi mengatur segala kebijakan ke posisi sebagai
fasilitator. Dan sebaliknya masyarakat yang sebelumnya sebagai penerima manfaat, harus
mulai menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus berfungsi
sebagai pelaku.
Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik harus segera dilaksanakan agar segala
permasalahan yang timbul dapat segara terselesaikan dan juga proses pemulihan ekonomi
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Disadari, mewujudkan tata pemerintahan
yang baik membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga upaya terus menerus. Di
samping itu, perlu juga dibangun kerja sama dari seluruh komponen bangsa yaitu para
aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat madani untuk menumbuhkembangkan rasa
kebersamaan dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian tata pemerintahan yang baik?
2. Bagaimana membangun tata pemerintahan yang baik?
3. Apa saja prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik?
4. Apa saja pilar-pilar tata pemerintahan yang baik?
5. Apa saja manfaat tata pemerintahan yang baik?

C. Tujuan
Melihat rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tata pemerintahan yang baik.
2. Untuk mengetahui cara membangun tata pemerintahan yang baik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.
4. Untuk mengetahui pilar-pilar tata pemerintahan yang baik.
5. Untuk mengetahui manfaat tata pemerintahan yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Pemerintahan yang Baik


Menurut bank dunia (Word Bank) tata pemerintahan yang baik adalah cara
kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat. Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan,
adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-
urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme,
proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Definisi lain menyebutkan pemerintahan adalah mekanisme pengelolaan sumber
daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non-
pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Definisi ini mengasumsikan banyak aktor yang
terlibat di mana tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan
pertama dari terminologi pemerintahan membantah pemahaman formal tentang
bekerjanya institusi-institusi negara. Pemerintahan mengakui bahwa di dalam masyarakat
terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat yang berbeda.
Meskipun mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial,
pemerintahan bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak terduga.
Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda. Salah satu aturan
main yang penting adalah adanya wewenang yang dijalankan oleh negara. Tetapi harus
diingat, dalam konsep pemerintahan wewenang diasumsikan tidak diterapkan secara
sepihak, melainkan melalui semacam konsensus dari pelaku-pelaku yang berbeda. Oleh
sebab itu, karena melibatkan banyak pihak dan tidak bekerja berdasarkan dominasi
pemerintah, maka pelaku-pelaku di luar pemerintah harus memiliki kompetensi untuk
ikut membentuk, mengontrol, dan mematuhi wewenang yang dibentuk secara kolektif.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa dalam konteks pembangunan, definisi pemerintahan
adalah “mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan
pembangunan”, sehingga tata pemerintahan yang baik, dengan demikian, “adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan

3
penerapannya untuk menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama efisien)
dan (relatif) merata.”
Menurut dokumen United Nations Development Program (UNDP), tata
pemerintahan adalah “penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna
mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup
seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-
kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Jelas bahwa tata pemerintahan yang baik adalah masalah perimbangan antara
negara, pasar dan masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik kebaikan
dari suatu pemerintahan lebih banyak berkaitan dengan kinerja pemerintah. Pemerintah
berkewajiban melakukan investasi untuk mempromosikan tujuan ekonomi jangka panjang
seperti pendidikan kesehatan dan infrastruktur. Tetapi untuk mengimbangi negara, suatu
masyarakat warga yang kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya sistem demokrasi,
rule of law, hak asasi manusia, dan dihargainya pluralisme. Tata pemerintahan yang baik
sangat terkait dengan dua hal yaitu (1) tata pemerintahan yang baik tidak dapat dibatasi
hanya pada tujuan ekonomi dan (2) tujuan ekonomi pun tidak dapat dicapai tanpa
prasyarat politik tertentu.

B. Membangun Tata Pemerintahan yang Baik


Membangun tata pemerintahan yang baik adalah mengubah cara kerja pemerintah,
membuat pemerintah akuntabel, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap
untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Dalam konteks
ini, tidak ada satu tujuan pembangunan yang dapat diwujudkan dengan baik hanya
dengan mengubah karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah. Harus kita
ingat, untuk mengakomodasi keragaman, tata pemerintahan yang baik juga harus
menjangkau berbagai tingkat wilayah politik. Karena itu, membangun tata pemerintahan
yang baik adalah proyek sosial yang besar. Agar realistis, usaha tersebut harus dilakukan
secara bertahap. Untuk Indonesia, fleksibilitas dalam memahami konsep ini diperlukan
agar dapat menangani realitas yang ada.

4
C. Prinsip-prinsip Tata Pemerintahan yang Baik
Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai prinsip-
prinsip tata pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan
adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi
bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan
aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah
daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan
pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara, konsultasi
dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk merangsang keterlibatan
masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda
pembangunan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dan
mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu sektoral.
2. Penegakan hukum
Mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa
pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat. Berdasarkan kewenangannya, pemerintah daerah harus
mendukung tegaknya supremasi hukum dengan melakukan berbagai penyuluhan
peraturan perundang-undangan dan menghidupkan kembali nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Di samping itu pemerintah daerah perlu
mengupayakan adanya peraturan daerah yang bijaksana dan efektif, serta didukung
penegakan hukum yang adil dan tepat. Pemerintah daerah, DRPD maupun masyarakat
perlu menghilangkan kebiasaan yang dapat menimbulkan KKN.
3. Transparansi
Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai. Transparansi (transparency) secara harafiah
adalah jelas (obvious), dapat dilihat secara menyeluruh (able to be seen through)
(Collins, 1986). Dengan demikian transparansi adalah keterbukaan dalam
melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan (Wardijasa, 2001). Tranparansi

5
merupakan salah satu syarat penting untuk menciptakan Tata pemerintahan yang baik
. Dengan adanya transparansi di setiap kebijakan dan keputusan di lingkungan
organisasi, maka keadilan (fairness) dapat ditumbuhkan.
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu
proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang
disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendayagunakan
berbagai jalur komunikasi seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui koran,
radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas
tentang cara mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk
informasi yang dapat diakses masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat
rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan informasi
serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada masyarakat.
4. Kesetaraan
Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk menjamin agar
kepentingan pihak-pihak yang kurang beruntung, seperti mereka yang miskin dan
lemah, tetap terakomodasi dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian khusus
perlu diberikan kepada kaum minoritas agar mereka tidak tersingkir. Selanjutnya
kebijakan khusus akan disusun untuk menjamin adanya kesetaraan terhadap wanita
dan kaum minoritas baik dalam lembaga eksekutif dan legislatif.
5. Daya tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi
masyarakat, tanpa kecuali. Pemerintah daerah perlu membangun jalur komunikasi
untuk menampung aspirasi masyarakat dalam hal penyusunan kebijakan. Ini dapat
berupa forum masyarakat, talk show, layanan hotline, prosedur komplain. Sebagai
fungsi pelayan masyarakat, pemerintah daerah akan mengoptimalkan pendekatan
kemasyarakatan dan secara periodik mengumpulkan pendapat masyarakat.
6. Wawasan ke depan
Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan
mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa
memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya. Tujuan
penyusunan visi dan strategi adalah untuk memberikan arah pembangunan secara
umun sehingga dapat membantu dalam penggunaan sumber daya secara lebih efektif.
6
Untuk menjadi visi yang dapat diterima secara luas, visi tersebut perlu disusun secara
terbuka dan transparan, dengan didukung dengan partisipasi masyarakat, kelompok-
kelompok masyarakat yang peduli, serta kalangan dunia usaha. Pemerintah daerah
perlu proaktif mempromosikan pembentukan forum konsultasi masyarakat, serta
membuat berbagai produk yang dapat digunakan oleh masyarakat.
7. Akuntabilitas
Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang
yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Seluruh pembuat kebijakan pada
semua tingkatan harus memahami bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan
hasil kerja kepada masyarakat. Untuk mengukur kinerja mereka secara obyektif perlu
adanya indikator yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat dan hasil audit harus
dipublikasikan, dan apabila terdapat kesalahan harus diberi sanksi.
8. Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga berwenang perlu memberi peluang bagi
masyarakat dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan kerja, sesuai bidangnya. Walaupun demikian tetap
diperlukan adanya auditor independen dari luar dan hasil audit perlu dipublikasikan
kepada masyarakat.
9. Efisiensi dan efektivitas
Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab. Pelayanan
masyarakat harus mengutamakan kepuasan masyarakat, dan didukung mekanisme
penganggaran serta pengawasan yang rasional dan transparan. Lembaga-lembaga
yang bergerak di bidang jasa pelayanan umum harus menginformasikan tentang biaya
dan jenis pelayanannya. Untuk menciptakan efisiensi harus digunakan teknik
manajemen modern untuk administrasi kecamatan dan perlu ada desentralisasi
kewenangan layanan masyarakat sampai tingkat kelurahan/desa.
10. Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu
memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya yang terjangkau.
Tujuannya adalah menciptakan birokrasi profesional yang dapat efektif
memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini perlu didukung dengan mekanisme penerimaan
7
staf yang efektif, sistem pengembangan karir dan pengembangan staf yang efektif,
penilaian, promosi, dan penggajian staf yang wajar.
Prinsip-prinsip di atas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal
pelaksanaan tata pemerintahan yang baik yang berkaitan dengan kontrol dan
pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan
penggunaan cara sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders.
Sepuluh prinsip Tata-Pemerintahan yang Baik, yang menjadi pedoman untuk pemerintah
daerah, kota maupun kabupaten di Indonesia.
Kunci utama memahami tata pemerintahan yang baik adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur
kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik . Untuk
mengimplementasikan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik , maka aturan hukum
senantiasa dipandang sebagai pemberi arah bagi setiap proses pembaharuan, karena
perspektif reformasi harus berjalan secara gradual, konseptual dan konstitusional.
Aplikasi dari prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dalam perundang-undang
Indonesia dituangkan dalam 7 (tujuh) asas-asas umum penyelenggaraan negara (UU Pasal
03 Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi Kolusi dan Nepotisme) yang meliputi:
1. Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara;
2. Asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan, dalam pengendalian penyelenggara negara;
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;
4. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara;
5. Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara;
6. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8
7. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Pilar-pilar Tata Pemerintahan yang Baik


Konsep tata pemerintahan yang baik adalah seluruh rangkaian proses pembuatan
yang menyinergikan pencapaian tujuan tiga pilar tata pemerintahan yang baik, yaitu
pemerintah sebagai good public governance, masyarakat dan dunia usaha swasta sebagai
good corporate governance.
Tiga pilar tata pemerintahan yang baik pertama adalah, pemerintah berperan
dalam mengarahkan, memfasilitasi kegiatan pembangunan. Selanjutnya pemerintah juga
memiliki peran memberikan peluang lebih banyak kepada masyarakat dan swasta dalam
pelaksanaan pembangunan.
Kedua, swasta berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, menjadikan
saham sektor non pertanian sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah, pelaku
utama dalam menciptakan lapangan kerja, dan kontributor utama penerimaan pemerintah
dan daerah.
Ketiga, masyarakat berperan sebagai pemeran utama (bukan berpartisipasi) dalam
proses pembangunan, perlu pengembangan dan penguatan kelembagaan agar mampu
mandiri dan membangun jaringan dengan berbagai pihak dalam melakukan fungsi
produksi dan fungsi konsumsinya, serta perlunya pemberdayaan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan kualitas produksinya.
Tata pemerintahan yang baik hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh
lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil;
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan;
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable;
d. Menegakkan HAM;
e. Melindungi lingkungan hidup;

9
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
Konsepsi ke pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan atau
pemerintah daerah untuk menjalankan tugas kenegaraan yang bertujuan untuk
menyejahterakan rakyat.
2. Sektor swasta
a. Menjalankan industri;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Menyediakan insentif bagi karyawan;
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat;
e. Memelihara lingkungan hidup;
f. Menaati peraturan;
g. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat;
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM.
Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi
sistem pasar, seperti: industri pengolahan peradangan, perbankan, dan koperasi,
termasuk kegiatan sektor informal.
3. Masyarakat madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi;
b. Mempengaruhi kebijakan publik;
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah;
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah;
e. Mengembangkan SDM;
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada di
antara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang mencakup
baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial
politik, dan ekonomi.

E. Manfaat Tata Pemerintahan yang Baik


Jika prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik telah diterapkan maka akan
terlaksana sebuah pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Di antara manfaat dari
tata pemerintahan yang baik sebagai berikut:
1. Berkurangnya secara nyata praktik KKN di birokrasi;

10
2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih,
efisien, transparan, profesional, dan akuntabel;
3. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat diskriminatif
terhadap warga negara, kelompok atau golongan masyarakat;
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik.;
5. Terjaminnya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundang-
undangan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan
administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata
pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di mana warga
dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan
hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara
mereka. Membangun tata pemerintahan yang baik adalah mengubah cara kerja
pemerintah, membuat pemerintah akuntabel, dan membangun pelaku-pelaku di luar
negara cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum.
Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai prinsip-
prinsip tata pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan adalah
partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan ke depan,
akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan efektivitas, dan profesionalisme. Tata
pemerintahan yang baik hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga
yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah negara, sektor swasta,
dan masyarakat madani.

B. Saran
Lembaga pemerintahan yang di dalamnya terdiri dari wakil rakyat seharusnya
mengabdikan diri kepada rakyat dan memperhatikan hak rakyat bukan sebaliknya
pemerintah menjadikan rakyat sebagai alat untuk kepentingan politik yang sebenarnya
bukan rakyat yang di untungkan dalam proses politik di negara ini. Serta transparansi dan
informasi mengenai pemerintahan cenderung tertutup kepada rakyat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi/Anti Korupsi. Jakarta: Kemendikbud.

Mansuri, Arif. 2010. Kewarganegaraan. Surabaya: Kopertais IV Press.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya
Antikorupsi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Ubaedillah, A., Dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jakarta:


Kencana.

13
14

Anda mungkin juga menyukai