Anda di halaman 1dari 15

GOOD GOVERNANCE

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: M. Aris Munawar, M.Pd.I.

Disusun oleh:

M. Hilmi Fauzan R.T 2103004043


Wina Solihatussa’adah 2103003893

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puja dan puji syukur kita panjatkan atas kehadirat-Nya, sehingga
makalah tentang “Good Governance” dapat terselesaikan tepat waktu. Sholawat
dan salam kami limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya, atas jasa beliau kita sebagai umat Islam bisa
melihat dunia ini dipenuhi akhlak yang mulia, rahmat dan kasih sayang yang
selalu tumbuh diantara umatnya.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk itu, kami mengucapakan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Bapak
M. Aris Munawar, M.Pd.I yang telah memberikan kami tugas ini, sehingga Insya
Alloh kami akan mendapatkan wawasan dan ilmu yang lebih luas lagi mengenai
materi yang sedang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan sebagian ilmunya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Namun, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa ataupun dari segi yang
lainnya. Oleh karena itu, dengan tangan yang terbuka selebar-lebarnya, kritik dan
saran akan kami nantikan supaya kami bisa memperbaiki makalah ini dengan
lebih baik lagi.

Akhirnya kami sebagai penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini


dapat diambil hikmah dan manfaatnya baik itu bagi pembaca ataupun bagi
penyusun.

Ciamis, 10 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Pengertian Good Governance..........................................................3


B. Aspek - aspek Good Governance dan Karakteristik Good
Governance .....................................................................................5
C. Prinsip-prinsip Good Governance....................................................6
D. Asas-asas Good Governance............................................................8

BAB III PENUTUP ........................................................................................10

A. Kesimpulan ...................................................................................10
B. Saran .............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat
dihindarkan dalam hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka,
secara perorangan atau secara bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan
peluang untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan berdaulat melalui
pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki oleh warganegara. Pada sisi
lain pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara terutama ketika
pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu masyarakat tanpa
pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia
beradab diperlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya
dan kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.
Harapan lain yang ingin di wujudkan oleh setiap warganegara melalui
proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua
bidang dan ukuran kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama di harapkan
dapat membentuk kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam
proses kehidupan kolektif warganegara. Dengan demikian, kebutuhan akan
kehidupan yang wajar mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk membentuk
hukum yang adil dan melakukan penegakkan hukum demi rasa keadilan tersebut
pada semua warganegara. Untuk mewujudkan tujuan dan harapan terebut, maka di
perlukan suatu system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan
prinsip-prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di sebut
dengan Good Governance.
Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance,
aspek-aspek good governance dan karakteristik good governance, serta prinsip-
prinsip good governance. Diharapkan juga dengan penulisan makalah ini dapat
menambah wawasan tentang good governance secara lebih mendalam. Yang tidak
kalah pentingnya adalah peran semua lapisan untuk menjalankan tata
pemerintahan yang baik.

iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Good Governance?
2. Apa saja aspek - aspek Good Governance dan Karakteristik Good
Governance?
3. Apa saja prinsip-prinsip Good Governance?
4. Apa saja asas-asas Good Governance?
E. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Good Governance.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek Good Governance dan karakteristik Good
Governance.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Good Governance.
4. Untuk mengetahui asas-asas Good Governance.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance


Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil
dari bahasa inggris yaitu “Good” yang berarti baik, dan “Governance” yang
berarti tata pemerintahan. Secara istilah Good Governance merupakan tata
pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang
baik. Good Governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Good
Governance bisa diartikan juga sebagai kinerja suatu lembaga baik itu pemerintah,
perusahaan, dan organisani kemasyarakatan ( Tarsono. 2011: 171).
Good Governance adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan
negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani (civil
society), dan sektor swasta. Kesepakatan tersebut mencakup keseluruhan bentuk
mekanisme, kepentingan, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan di antara mereka (Sulaiman. 2015: 133).
Konsep Good Governance di atas menggambarkan bahwa sistem
pemerintahan yang baik menekankan pada kesepakatan pengaturan negara yang
diciptakan bersama pemerintah, lembaga negara di tingkat pusat dan daerah,
sektor swasta, dan masyarakat madani. Kesepakatan tersebut mencakup
keseluruhan bentuk mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban, dan menjembatani perbedaan antara lembaga-lembaga yang
ada (Sulaiman. 2015: 133).
Pemikiran tentang Good Governance ini pertama kali dikembangkan
oleh lembaga dana internasional seperti World Bank, UNDP, dan IMF dalam
rangka menjaga dan menjamin kelangsungan dana bantuan yang diberikan kepada
negara sasaran bantuan. Penyandang dana memandang, setiap bantuan untuk
negara-negara dunia terutama negara berkembang, sulit berhasil tanpa adanya
Good Governance. Karena itu, Good Governance menjadi isu sentral dalam

v
hubungan lembaga-lembaga multilateral tersebut dengan negara sasaran. Di lain
sisi, memaknai Good Governance sebagai pengaplikasian konkret dari
pemerintahan demokrasi (Sulaiman. 2015: 133).
Menurut Sadjijono Good Governance mengandung arti: “Kegiatan suatu
lembaga pemerintah yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma
yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara” (Siti. 2016: 4).
Menurut IAN & BPKP yang dimaksud dengan Good Governance adalah:
“Bagaimana pemerintah berinteraksi dengan masyarakat dan mengelola sumber-
sumber daya dalam pembangunan” (Siti. 2016: 4).
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo Good Governance yakni sebuah bentuk
manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan, yang
menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi agent of change dari suatu
masyarakat yang berkembang di dalam negara berkembang.
Menurut Bank Dunia Good Governance ialah suatu konsep pada
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan
investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.
Menurut United Nation Development Program (UNDP) Good
Governance adalah suatu hubungan yang dalam sinergis dan konstruktifnya ada di
antara swasta dan masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, merumuskan arti
Good Governance sebagai berikut: “Kepemerintahan yang mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivias, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat” (Siti. 2016: 4)
Dengan demikian, Good Governance adalah pemerintahan yang baik
dalam standar proses dan hasil-hasilnya, yang mana semua unsur pemerintahan
bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan
rakyat, dan terlepas dari gerakan anarkis yang dapat menghambat proses
pembangunan (Sulaiman. 2015: 134).

vi
B. Aspek-aspek Good Governance dan Karakteristik Good Governance
A. Aspek -Aspek Good Governance
Aspek yang bisa menunjukkan dijalankannya Good Governance atau
pemerintahan yang baik menurut Suhardono, yaitu pertama, pengakuan atas pluaraliatas
politik; kedua, keadilan sosial; ketiga, akuntanbilitas penyelenggaraan pemerintahan; dan
keempat, kebebasan (Hasyim. 2014: 29).
1. Hukum atau Kebijakan merupakan salah satu aspek yang ditujukan pada
perlindungan kebebasan.
2. Administrative Competence and Transparency merupakan salah satu
kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara
efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan
disiplin, dan model administratif keterbukaan informasi.
3. Desentralisasi yakni sebuah desentralisasi regional dan dekonsentrasi di
dalam departemen.
4. Penciptaan Pasar yang Kompetitif ialah suatu penyempurnaan
mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain.
dalam sektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan melakukan
kontrol terhadap makro ekonomi
B. Karakteristik Good Governance
1. Adanya partisipasi masyarakat.
2. Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
3. Pemerintah bersifat transparan.
4. Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
5. Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai kesepakatan.
6. Menerapkan prinsip keadilan.
7. Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
8. Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau
bersifat akuntabilitas.
9. Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
10. Adanya kesaling keterkaitan antar kebijakan.

vii
C. Prinsip-prinsip Good Governance
Kunci utama memahami Good Governance adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari sini, akan didapat tolok ukur kinerja
suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia
bersinggungan dengan semua unsur prinsip ini. Melihat pentingnya masalah ini,
prinsip-prinsip good governance akan diurai satu per satu sebagaimana tertera di
bawah ini:
1. Partisipasi masyarakat; semua warga masyarakat mempunyai suara
dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui
lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara
konstruktif.
2. Tegaknya supremasi hukum; kerangka hukum harus adil dan
diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya yang
menyangkut hak asasi manusia.
3. Transparansi; transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi
perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi
yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada stakeholder; lembaga-lembaga dan seluruh proses
pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang
berkepentingan.
5. Berorientasi pada konsensus; tata pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu
konsensus menyeluruh dalam hal yang terbaik bagi kelompok-kelompok
masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebjakan-kebjakan
dan prosedurprosedur.
6. Kesetaraan; semua warga masyarakat mempunyai kesempatan
memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektivitas dan eisien; proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan

viii
menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas; para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta
dan organisasi masyarakat bertanggung jawab, baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga yang berkepentingan. Bentuk
pertanggungjawaban di sini berbeda satu dengan lainnya, bergantung
jenis organisasi yang bersangkutan (Sulaiman. 2015: 134).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, prinsip-prinsip


kepemerintahan yang baik terdiri atas:
1. Profesionalitas, meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat,
tepat, dengan biaya terjangkau.
2. Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan
dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
3. Transparansi, menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjadi kemudahan di
dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
4. Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik yang mencakup
prosedur yang baik, kejelasan tarif, kepastian waktu, kemudahan akses,
kelengkapan sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan
disiplin.
5. Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga untuk
mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses
pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung.
6. Efisiensi dan efektivitas, menjamin terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
optimal dan bertanggung jawab.
7. Supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat,
mewujudkan adanya penegakkan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat (Siti. 2016: 5).

ix
D. Asas-asas Good Governance
1. Asas Kepastian Hukum
Asas dalam suatu negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
Menjadi salah satu landasan keteraturan, keserasian, keseimbangan dalam
pengabdian penyelenggaraan negara.
3. Asas Kepentingan Umum
Asas yang bisa mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif. Maksudnya asas ini menghendaki
pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum terlebih dahulu.
4. Asas Keterbukaan
Asas yang dapat membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperolah informasi yang benar , jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas Proporsoionalitas
Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.
6. Asas Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas
Asas yang dapat menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Asas Efisiensi

x
Penggunaan pada sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil
yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar
telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
9. Asas Efektivitas
Dalam pencapaian suatu tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan
yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan
sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditentukan.

xi
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas adalah menurut bahasa Good
Governance berasal dari dua kata yang diambil dari bahasa inggris yaitu “Good”
yang berarti baik, dan “Governance” yang berarti tata pemerintahan. Secara
istilah Good Governance merupakan tata pemerintahan yang baik, atau
pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang baik. Good Governance
didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang
diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik secara umum. Aspek -Aspek Good Governance yaitu
hukum atau kebijakan , administrative competence and transparency ,
desentralisasi , penciptaan pasar yang kompetitif. Adapun karakteristik Good
Governance yaitu adanya partisipasi masyarakat, adanya aturan hukum yang adil
tanpa pandang bulu, pemerintah bersifat transparan, pemerintah mempunyai daya
tanggap terhadap berbagai pihak, pemerintah berorientasi pada konsesus untuk
mencapai kesepakatan, menerapkan prinsip keadilan, pemerintah bertindak secara
efektif dan efisien, segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik
atau bersifat akuntabilitas, penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis,
adanya kesalingketerkaitan antar kebijakan. Sedangkan Prinsip-prinsip Good
Governance yaitu partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hokum,
transparansi, peduli pada stakeholder, berorientasi pada consensus, kesetaraan,
efektivitas dan efisien, akuntabilitas. Adapun asas-asas Good Governance yaitu
asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan
hukum, asas keterbukaan, asas proporsoionalitas, asas profesionalitas, asas
akuntabilitas, asas efisiensi, asas efektivitas.

12
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umunya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Asep. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:


CV Arino Raya.

Tarsono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Islam.


Bandung: Baticpress.

Siti, Neneng. 2016. MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI


PELAYANAN PUBLIK. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI
No. 1.

Hasyim, Dardiri. 2014. GOOD GOVERNANCE DAN PIAGAM MADINAH.


SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014.

Seputar Ilmu. 2015. GOOD GOVERNANCE tersedia di


https://seputarilmu.com/2019/10/good-governance.html Diakses pada
tanggal 8 Juni 2022 pukul 14:47.

Resni Waroka. 2014. GOOD GOVERNANCE. Makalah.

14

Anda mungkin juga menyukai