Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

GOOD GOVERNANCEN DAN CIVIL SOCIETY

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Charolinna Wibowo, S.pd., M.H.I

Disusun oleh:

Zamzam Omar Sahid (63050230029)

Esa Atta Jonathan (63050230033)

Ditio Fauzan Saputran (63050230027)

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak (Charolinna


Wibowo ,S.pd., M.H.I) sebagai dosen pengampu mata kuliah (Kewarganegaraan)
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Rabu, 22 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1
a. Latar Belakang ....................................................................................... 1
b. Rumusan masalah ................................................................................... 1
c. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan ..................................................................................... 3
a. Pengertian Good Governance ................................................................ 3
b. Prinsip-prinsip Good Governance .......................................................... 5
c. Pengertian Civil Society ......................................................................... 8
d. Karakteristik Civil Society ..................................................................... 8
BAB III Penutup ........................................................................................... 11
a. Kesimpulan ............................................................................................ 11
Daftar Pustaka ............................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat di


hindarkan dalam hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi
mereka, secara perorangan atau secara bersama-sama. Pemerintah adalah
harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan
berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki
oleh warganegara. Pada sisi lain pemerintah adalah tantangan dan kendala
bagi warganegara terutama ketika pemerintah terjauhkan dari pengalaman
etika pemerintah. Suatu masyarakat tanpa pemerintah adalah sebuah
kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia beradab di perlukan
lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya dan kekuatan
untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.

Harapan lain yang ingn di wujudkan oleh setiap warganegara


melalui proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara
wajar, dalam semua bidang dan ukuran kehidupan mereka. Pemerintah
pertama-tama di harapkan dapat membentuk kesepakatan warganegara
tentang bingkai kepatutan dalam proses kehidupan kolektif warganegara.
Dengan demikian, kebutuhan akan kehidupan yang wajar mensyaratkan
kewajiban pemerintah untuk membentuk hokum yang adil dan melakukan
penegakkan hokum demi rasa keadilan tersebut pada semua warganegara.
Untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka di perlukan suatu
system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-
prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di sebut
dengan good governance.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Good Governance?
2. Bagaimana prinsip-prinsip Good governance?
3. Apa definisi dari civil society?

1
4. Apa karakteristik civil society?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Good Governance.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Good Governance.
3. Untuk mengetahui definisi civil society.
4. Untuk mengetahui karakteristik dari civil society.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang


diambil dari bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance
yang berarti tata pemerintahan. Dari pengertian tersebut good
governance dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik, atau
pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan


menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh
pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan kepemerintahan
yang baik secara umum. Arti good dalam good governance mengandung
pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian,
aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance
(tata pemerintahan) mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-
lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban
dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.1

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung


dari ketiga lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu
pemerintah (government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga
domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai
tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

1
Andini, R., Amin, M. J., Dyastari, L., Sos, S., & Si, M. (2017). Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Camat
Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Hal 75

3
Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan
government (pemerintah), dimana government (pemerintah) lebih
berkaitan dengan lembaga yang mengemban fungsi memerintah dan
mengemban fungsi mengelola administrasi pemerintahan. 2 Kalau Tata
Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan
yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan
tata Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan
Pemerintah (Government), karena unsur yang terlibat dalam Tata
Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada
unsur Pemerintah (Government).

Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata


Pemerintahan (Governance) bisa diibaratkan hubungan antara rumput
dengan padi. Jika hanya rumput yang ditanam, maka padi tidak akan
tumbuh. Tapi kalau padi yang ditanam maka rumput dengan sendirinya
akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin menciptakan pemerintah
(Government) yang baik, maka tata pemerintahan (Governance) yang
baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata Pemerintahan
(Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang baik
juga akan tercipta.3

Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu


mempengaruhi atau menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik.
Dunia usaha berperan dalam meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi
dalam suatu negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dunia usaha
maka semakin maju juga perekonomian negara. Sedangkan peran negara
disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya sendiri
dalam melakukan kebijakan-kebijakan. Misalnya pemerintah
menetapkan nilai jual terendah dan tertinggi suatu barang tertentu.

2
Martin, E. (2020). Regu Peduli Air Gambut. Hal 51
3
Kamaluddin, I. H. A., & Patta Rapanna, S. E. (2017). Administrasi Bisnis (Vol. 1). Sah
Media. Hal 81

4
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam
konsep good government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang
paling nyata untuk mengetahui apakah suatu negara itu sejahtera atau
tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah apabila
terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan
pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya
pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-kebijakan yang
lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.4

B. Prinsip – Prinsip Good Governance


1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders.
Atau bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban pejabat publik
terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi
kepentingan mereka. 5Gunanya adalah untuk mengontrol dan menutup
peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN. Indikator minimal
akuntabilitas antara lain :
a. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur
pelaksanaan.
b. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam
melaksnakan tugas.
c. Adanya output dan income yang terukur
2. Keterbukaan (transparasi)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good

4
Kristiawan, A., & Pujianto, F. (2021). Konsep Bermukim Masyarakat Desa Trusmi
Cirebon. Riset Arsitektur (RISA), 5(02), 153
5
Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pada
Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua Review: Jurnal Ilmu Administrasi
Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1),28.

5
governance seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan
secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus di
lakukan secara terbuka adalah:
a. Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
b. Kekayaan pejabat publik
c. Pemberian penghargaan
d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
e. Kesehatan
f. Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
g. Keamanan dan ketertiban
h. Kebijakan dan ketertiban
i. Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan
pendapat secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
luas.
4. Penegak Hukum (Rule of law)
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-
perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum,
kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama
hukum hak asasi manusia. Proses mewujudkan cita good governance,
harus di imbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of law,
dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan
5. Daya Tanggap (responsif)

6
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap
persoaalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan
masyarakatnya jangan menunggu mereka menyampaikannya
keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian melahirkan berbagai
kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum.
6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
7. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang,
kesempatan, pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan.
Tidak seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak
memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah
seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari public dan akan
memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.6
8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)
Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas
dan efesiensi, yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas
biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau
sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan
lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan rasionalitas
biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
9. Visi strategis (strategic vision)
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi pentin dalam
kerangka perwujudan goodgovernance, karena perubahan dunia dengan
kemajuan teknologinya yang begitu cepat.

6
Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pada
Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua Review: Jurnal Ilmu Administrasi
Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1), 31.

7
C. Pengertian Civil Society
Pengertian Civil Society Konsep civil society tidak lepas dari
terjemahan masyarakat madani. Karena masyarakat madani merupakan
salah satu istilah dari penerjemahan konsep civil society. Konsepcivil
society sendiri berasal dari peradabanmasyarakat barat, inti dari konsep ini
adalah penolakan terhadap ototarianisme dan totalitarianisme.7 Konsep civil
society pertama kali diperkenalkan olehseorang orator, politisi dan filosof
dari Roma yaitu Cicero yang berasal dari bahasa Latin yaitu societas civilis
yang pada masa itu masih disamakan dengannegara (the state) yang
merupakan sekelompok masyarakat yang mendominasiseluruh kelompok
lain.8
Istilah civil society pertama kali muncul di Indonesia pada abad 19
tepatnya pada tahun 1988 melalui konferensi yang diselenggarakan oleh
MonashUniversity Australia pada tanggal 25-27 November 1988 dengan
tema “Stateand Civil Society in Contemporary Indonesia”. Semenjak saat
itu wacana mengenai civil society berkembang begitu cepat dikalangan
intelektual Indonesia. 9 Berbagai terjemahan dan pengertian civil society
dikeluarkan oleh para intelektual Indonesia dengan argumen dan
pandangannya masing-masing.Salah satu istilah atau penerjemahan dari
civil society yang paling populer danditerima oleh masyarakat Indonesia
adalah “masyarakat madani”.
D. Karakteristik Civil Society
Masyarakat madani atau civil society menjadi tujuan yang ingin
dibangundalam suatu tatanan masyarakat yang ideal. Adanya konsep
tersebutmendorong terciptanya masyarakat yang berbudaya. Hal ini
berartimasyarakat tersebut mematuhi dan bersikap sesuai norma yang
berlaku dalam masyarakat, tanpa ada kesenjangan dan saling toleransi

7
Argenti, G. (2017). Civil Society Dan Politik Moral Muhammadiyah. Jurnal Politikom
Indonesiana, 2(2), 82-82.
8
Hamid, I. (2019). Urgensitas masyarakat madani civil society dalam mengurai problematika
sosial: suatu tinjauan terhadap varian konflik di Lombok. SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial
Keagamaan, 2(1), 45-68.
9
Nur, A., & Makmur, Z. (2020). Implementasi Gagasan Keindonesiaan Himpunan Mahasiswa
Islam; Mewujudkan Konsep Masyarakat Madani Indonesian Discourse Implementation of Islamic
Student Association; Realizing Civil Society Concept. Jurnal Khitah, 1(1).

8
sesuai karakteristik tertentu. Berikut karakteristik dari masyarakat
madani :10
1. Kebebasan di muka umum
Kebebasan disini merupakan kondisi dimana setiap
masyarakat berhak mendapat posisi yang sama di dunia politik,
ekonomi, maupun yanglainnya. Adanya kebebasan akan mendorong
individu berpartisipasidalam suatu tatanan masyarakat baik bagi
lingkungan sekitar maupuntentang foenomena yang terjadi.
Kebebasan yang didapat harus berdasar, sehingga tidak
menimbulkan konflik dari suatu fenomena.
2. Demokrasi
Konsep ini menekankan pada kepentingan bersama diatas
kepentinganindividu. Dasar suatu sistem demokrasi merupakan
keputusanterbanyak yang disetujui. Adanya demokrasi membawa
masyarakatmenuju tujuan bersama yang telah disepakati. Demokrasi
bukan hanyamenghantarkan pada kehidupan bersama, tetapi juga
keputusan, pemikiran dan perwujudan bersama dari suatu
masyarakat.
3. Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang menghargai kepentingan
orang lain.Sikap ini akan menimbulkan sadar diri, jika setiap
individu punyakepercayaann atau sikap sendiri yang tidak boleh
diganggu. Adanyatoleransi akan membantu setiap individu hidup
berdampingan tanpamengusik orang lain.
4. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan kemajemukan. Hal ini
dimaksudkan padaadanya perbedaan dalam masyarakat. Masyarakat
madani diharuskanmemahami, menghormati, dan menghargai
kemajemukan dalammasyarakat sehingga setiap perbedaan dapat di
selesaikan tanpakonflik yang berkepanjangan.

10
Azyumari Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani, (Jakarta : ICCE UIN
Hidayatullah, 2004), h. 24

9
5. Keadilan Sosial
Keadilan menunjukkan keseimbangan kondisi bagi setiap
individu.Konsep ini membawa setiap individu pada kondisi hak dan
kewajibanyang sama dalam segala bidang. Hal ini menandakan
hilangnya sikapotoriteisme atau absolutisme kekuasaan, sehingga
dalam masyarakatmadani setiap individu memiliki porsi yang sama.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan


menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,
masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik
secara umum. Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat
tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu
pemerintah (government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat.

Konsep civil societytidak lepas dari terjemahan masyarakat


madani.Karena masyarakat madani merupakan salah satu istilah dari
penerjemahan konsep civil society Masyarakat madani memiliki
karakteristik, antara lain: 1). Free publicsphere 2). demokrasi 3). pluralitas
4). toleransi 5). keadilan sosial.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andini, R., Amin, M. J., Dyastari, L., Sos, S., & Si, M. (2017). Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Negeri
Sipil Di Kantor Camat Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal
Ilmu Pemerintahan.

Martin, E. (2020). Regu Peduli Air Gambut.

Kamaluddin, I. H. A., & Patta Rapanna, S. E. (2017). Administrasi Bisnis (Vol.


1). Sah Media.

Kristiawan, A., & Pujianto, F. (2021). Konsep Bermukim Masyarakat Desa


Trusmi Cirebon. Riset Arsitektur (RISA), 5(02), 153

Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)


Pada Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua
Review: Jurnal Ilmu Administrasi Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1).

Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)


Pada Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua
Review: Jurnal Ilmu Administrasi Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1).

Argenti, G. (2017). Civil Society Dan Politik Moral Muhammadiyah. Jurnal


Politikom Indonesiana, 2(2).

Hamid, I. (2019). Urgensitas masyarakat madani civil society dalam mengurai


problematika sosial: suatu tinjauan terhadap varian konflik di Lombok.
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 2(1).

Nur, A., & Makmur, Z. (2020). Implementasi Gagasan Keindonesiaan Himpunan


Mahasiswa Islam; Mewujudkan Konsep Masyarakat Madani Indonesian
Discourse Implementation of Islamic Student Association; Realizing Civil
Society Concept. Jurnal Khitah, 1(1).

Azyumari Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani,


(Jakarta : ICCE UIN Hidayatullah, 2004).

12

Anda mungkin juga menyukai