Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Good Governance?
2. Bagaimana prinsip-prinsip Good governance?
3. Apa definisi dari civil society?
1
4. Apa karakteristik civil society?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Good Governance.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Good Governance.
3. Untuk mengetahui definisi civil society.
4. Untuk mengetahui karakteristik dari civil society.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Andini, R., Amin, M. J., Dyastari, L., Sos, S., & Si, M. (2017). Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Camat
Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Hal 75
3
Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan
government (pemerintah), dimana government (pemerintah) lebih
berkaitan dengan lembaga yang mengemban fungsi memerintah dan
mengemban fungsi mengelola administrasi pemerintahan. 2 Kalau Tata
Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan
yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan
tata Pemerintahan (Governance) lebih luas dibandingkan dengan
Pemerintah (Government), karena unsur yang terlibat dalam Tata
Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada
unsur Pemerintah (Government).
2
Martin, E. (2020). Regu Peduli Air Gambut. Hal 51
3
Kamaluddin, I. H. A., & Patta Rapanna, S. E. (2017). Administrasi Bisnis (Vol. 1). Sah
Media. Hal 81
4
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam
konsep good government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang
paling nyata untuk mengetahui apakah suatu negara itu sejahtera atau
tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah apabila
terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan
pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya
pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-kebijakan yang
lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.4
4
Kristiawan, A., & Pujianto, F. (2021). Konsep Bermukim Masyarakat Desa Trusmi
Cirebon. Riset Arsitektur (RISA), 5(02), 153
5
Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pada
Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua Review: Jurnal Ilmu Administrasi
Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1),28.
5
governance seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan
secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus di
lakukan secara terbuka adalah:
a. Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
b. Kekayaan pejabat publik
c. Pemberian penghargaan
d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
e. Kesehatan
f. Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
g. Keamanan dan ketertiban
h. Kebijakan dan ketertiban
i. Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan
pendapat secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
luas.
4. Penegak Hukum (Rule of law)
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-
perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum,
kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama
hukum hak asasi manusia. Proses mewujudkan cita good governance,
harus di imbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of law,
dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan
5. Daya Tanggap (responsif)
6
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap
persoaalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan
masyarakatnya jangan menunggu mereka menyampaikannya
keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian melahirkan berbagai
kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum.
6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
7. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang,
kesempatan, pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan.
Tidak seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak
memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah
seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari public dan akan
memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.6
8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)
Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas
dan efesiensi, yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas
biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau
sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan
lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan rasionalitas
biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
9. Visi strategis (strategic vision)
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi pentin dalam
kerangka perwujudan goodgovernance, karena perubahan dunia dengan
kemajuan teknologinya yang begitu cepat.
6
Kamaluddin, S. (2019). Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pada
Kantor Distrk Okhika Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua Review: Jurnal Ilmu Administrasi
Dan Ilmu Pemerintahan, 3(1), 31.
7
C. Pengertian Civil Society
Pengertian Civil Society Konsep civil society tidak lepas dari
terjemahan masyarakat madani. Karena masyarakat madani merupakan
salah satu istilah dari penerjemahan konsep civil society. Konsepcivil
society sendiri berasal dari peradabanmasyarakat barat, inti dari konsep ini
adalah penolakan terhadap ototarianisme dan totalitarianisme.7 Konsep civil
society pertama kali diperkenalkan olehseorang orator, politisi dan filosof
dari Roma yaitu Cicero yang berasal dari bahasa Latin yaitu societas civilis
yang pada masa itu masih disamakan dengannegara (the state) yang
merupakan sekelompok masyarakat yang mendominasiseluruh kelompok
lain.8
Istilah civil society pertama kali muncul di Indonesia pada abad 19
tepatnya pada tahun 1988 melalui konferensi yang diselenggarakan oleh
MonashUniversity Australia pada tanggal 25-27 November 1988 dengan
tema “Stateand Civil Society in Contemporary Indonesia”. Semenjak saat
itu wacana mengenai civil society berkembang begitu cepat dikalangan
intelektual Indonesia. 9 Berbagai terjemahan dan pengertian civil society
dikeluarkan oleh para intelektual Indonesia dengan argumen dan
pandangannya masing-masing.Salah satu istilah atau penerjemahan dari
civil society yang paling populer danditerima oleh masyarakat Indonesia
adalah “masyarakat madani”.
D. Karakteristik Civil Society
Masyarakat madani atau civil society menjadi tujuan yang ingin
dibangundalam suatu tatanan masyarakat yang ideal. Adanya konsep
tersebutmendorong terciptanya masyarakat yang berbudaya. Hal ini
berartimasyarakat tersebut mematuhi dan bersikap sesuai norma yang
berlaku dalam masyarakat, tanpa ada kesenjangan dan saling toleransi
7
Argenti, G. (2017). Civil Society Dan Politik Moral Muhammadiyah. Jurnal Politikom
Indonesiana, 2(2), 82-82.
8
Hamid, I. (2019). Urgensitas masyarakat madani civil society dalam mengurai problematika
sosial: suatu tinjauan terhadap varian konflik di Lombok. SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial
Keagamaan, 2(1), 45-68.
9
Nur, A., & Makmur, Z. (2020). Implementasi Gagasan Keindonesiaan Himpunan Mahasiswa
Islam; Mewujudkan Konsep Masyarakat Madani Indonesian Discourse Implementation of Islamic
Student Association; Realizing Civil Society Concept. Jurnal Khitah, 1(1).
8
sesuai karakteristik tertentu. Berikut karakteristik dari masyarakat
madani :10
1. Kebebasan di muka umum
Kebebasan disini merupakan kondisi dimana setiap
masyarakat berhak mendapat posisi yang sama di dunia politik,
ekonomi, maupun yanglainnya. Adanya kebebasan akan mendorong
individu berpartisipasidalam suatu tatanan masyarakat baik bagi
lingkungan sekitar maupuntentang foenomena yang terjadi.
Kebebasan yang didapat harus berdasar, sehingga tidak
menimbulkan konflik dari suatu fenomena.
2. Demokrasi
Konsep ini menekankan pada kepentingan bersama diatas
kepentinganindividu. Dasar suatu sistem demokrasi merupakan
keputusanterbanyak yang disetujui. Adanya demokrasi membawa
masyarakatmenuju tujuan bersama yang telah disepakati. Demokrasi
bukan hanyamenghantarkan pada kehidupan bersama, tetapi juga
keputusan, pemikiran dan perwujudan bersama dari suatu
masyarakat.
3. Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang menghargai kepentingan
orang lain.Sikap ini akan menimbulkan sadar diri, jika setiap
individu punyakepercayaann atau sikap sendiri yang tidak boleh
diganggu. Adanyatoleransi akan membantu setiap individu hidup
berdampingan tanpamengusik orang lain.
4. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan kemajemukan. Hal ini
dimaksudkan padaadanya perbedaan dalam masyarakat. Masyarakat
madani diharuskanmemahami, menghormati, dan menghargai
kemajemukan dalammasyarakat sehingga setiap perbedaan dapat di
selesaikan tanpakonflik yang berkepanjangan.
10
Azyumari Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani, (Jakarta : ICCE UIN
Hidayatullah, 2004), h. 24
9
5. Keadilan Sosial
Keadilan menunjukkan keseimbangan kondisi bagi setiap
individu.Konsep ini membawa setiap individu pada kondisi hak dan
kewajibanyang sama dalam segala bidang. Hal ini menandakan
hilangnya sikapotoriteisme atau absolutisme kekuasaan, sehingga
dalam masyarakatmadani setiap individu memiliki porsi yang sama.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Andini, R., Amin, M. J., Dyastari, L., Sos, S., & Si, M. (2017). Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Negeri
Sipil Di Kantor Camat Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal
Ilmu Pemerintahan.
12