Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN DAN GOOD GOVERNANCE


Mata Kuliah PKN

DOSEN: MUHAMMAD YUSUF, MH

Disusunoleh :
Kelompok 9

Putri Sabrina 900.22.346


Salwa Amalia 900.22.142
Sri Devi 900.22.156
Rayyan Dina Amaliya 900.22.135
Tio Ardhana 900.22.163

Program Studi Pendidikan Agama Islam


STAIS SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
T.A: 2022M/1444H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
matakuliah Pancasila dan PKN yang membahas tentang Sistem Pemerintahan dan Good
Governance dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan system
pemerintahan dan good governance, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan system pemerintahan di Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Wassalamu’alaikumWr.Wb

Binjai, 01 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PengertianPemerintahan dan pemerintahan ...................................................... 3
2.2 SistemPemerintahan Indonesia ......................................................................... 4
2.3 Konsepsi Good Governance ............................................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Good governance merupakan wujud dari penerimaan akan penting suatu perangkat
peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan
berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik. Prinsip – prinsip Good
governance menjadi sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Berawal
dari arti good governance maka perlu penyediaan informasi yang relevan dan
menggambarkan kinerja (performance) sector publik yang sangat penting dalam memberikan
pertanggung jawaban akan segala aktivitas kepada semua pihak yang berkepentingan.
Dengan demikian Penyelenggaraan prinsip Good governance di Indonesia juga telah diatur
dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemberian
informasi mengenai kinerja pegawai pemerintah daerah kepada masyarakat merupakan cara
untuk mengurangi informasi asimetrik di sektorpublik (Mahmudi,2010:8). Menurut Robinson
(dalam Harun, 2009: 73) mengungkapkan bahwa pentingnya pengukuran sector publik yang
terdiri dari tiga pengukuran yaitu :

a). Sebagai fasilitas pembelajaran untuk perbaikan layanan,

b). Sebagaipembelajaranmemperbaikipraktekmanajemen, dan

c). Sebagaialatpelaporanakuntabilitas dan transparansi.

Pemerintahan yang baiksecarakonseptual, mempunyai pengertian bahwa kata baik atau


good dalam istilah kepemerintahan yang baik yang memiliki makna bahwa good governance
telah mengandung dua pemahaman: Pertama, nilai yang menjunjung tinggi
keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan, berkelanjutan, dan keadilansosial.
Kedua, aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya
2 untuk mencapai tujuan tersebut (Sedarmayanti, 2009:275). Melihat dari definisi governance,
yang telah didefisinikan oleh United Nation Development Program (UNDP) yang
mendefenisikan governance sebagai “the exercise of political economic, and administrative
authority to manage a nation’s affair at all levels”.Sedangkan World Bank dalam Mardiasmo
(2002:17) mendefenisikan governance sebagai “the way state power is used in managing
economic and resources for development society”. Dari pengertian governance yang telah di
kemukakan, dalam konteksini World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah mengelola
sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat, sedangkan

1
UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan administrative dalam pengelolaan
negara di semua tingkatan. Hal ini semakin sangat penting untuk dilakukan atau diaplikasikan
dalam era reformasi melalui pemberdayaan peran lembaga-lembaga control sebagai
pengimbang dalam kekuasaan pemerintah. Untuk menerapkan praktik good governance maka
dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kapasitas pemerintah, masyarakatsipil, dan
mekanisme pasar
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian Pemerintah dan pemerintahan


b. Sistem Pemerintahan Indonesia
c. KonsepGood Governance

1.1 TUJUAN

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Good Governance
terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia
b. Untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
c. Memahami system Pemerintahan Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN


Pemerintah adalah sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan untuk
memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan hukum di suatu
wilayah.
Jika dilihat dalam arti sempitnya, pemerintah adalah badan atau lembaga eksekutif
dalam negara misalnya presiden, gubernur, bupati dan walikota.
Sedangkan dalam arti luasnya yang disebut pemerintah adalah semua aparatur negara baiki
tueksekutif, legislatif (parlemen) atau yudikatif (lembaga hukum).
Secara umum, pemerintah merupakan lembaga atau badan publik yang bertugas mewujudkan
tujuan negara. Lembaga itu juga diberikan kewenangan untuk melaksanakan kepemimpinan
dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari berbagai lembaga dimana
mereka ditempatkan.
Secara umum, pengertian pemerintahan adalah proses atau cara pemerintah dalam
menjalankan wewenangnya di berbagai bidang (ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain)
dalam rangka mengelola berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat.
Pengertian pemerintahan dalam arti sempit adalah semua kegiatan, fungsi, tugas dan
kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara.

Dalam arti luas pemerintahan dapat dikatakan suatu kegiatan yang bersumber pada
kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan
wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.

Intinya, pemerintahan itu adalah sistem yang dibentuk pemerintah yang diselenggarakan
berdasarkan aturan dan perundangan yang berlaku.

Good governance berasal dari induk bahasa eropa yaitu governance dan diadopsi oleh
bahasa inggris menjadi Govern yang berarti steer (menyetir atau mengendalikan). Berlanjut
pada penjelasan Tangkilisan Good governance adalah Menyatakan bahwa Negara
merupakaninstitusi yang legal formal dan konstitusional yang menyelenggarakan pun sebagai
agent of change. Sedangkan good governance menurutThoha, Tata kepemerintahan yang
baikatau yang sering disebut dengan Good governance merupakan suatu konsep yang akhir –
akhir ini dipergunakan secara Reguler dalam ilmu politik dan administrasi public. Konsep ini
hadir sejalan dengan konsep–konsep dan terminologidemokrasi, masyarakatsipil, partisipasi
rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Pada akhir
dasawarsa yang lain, konsep governance ini lebih dekat dipergunakan dalam reformasi sector
publik. Di dalam disiplin atau propesi manajemen public konsep ini dipandang dari suatu aspek
dalam para digmabaru ilmu administrasi publik. Paradi gmabaru ini menekan pada peranan
manajer public agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong
meningkatkan otonomi manejerial, terutama mengurangi campur tangan control

3
yang dilakukan pemerintah pusat, transparansi, akun tabilitas publik, dan menciptakan
pengelolaan manejerial yang bebas korupsi.

2.2 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1
UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan
hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal
itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurutUndang-Undang Dasar.” Dengan demikian, system
pemerintahan di Indonesia menganut system pemerintahan presidensial.

Istilah system pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan. Kata
system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan,
jaringan, ataucara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal
dari kata perintah. kata-kata itu berarti:

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.

c. Pemerintahan adalah aperbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintah adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang
terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berate kekuasaan membentuk undang-
undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berate kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas
undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif,
legislative dan yudikatif.

4
Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara,
hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di
negara Indonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya
dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan kekuasaan
eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemenakan dipimpin oleh seorang
menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri
maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan
kabinetministrial.

Perbandingan Antara IndischeS taat sregeling Dengan UUD 1945


Secara umum telah diyakini bahwa system pemerintahan Indonesia menurut Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945) itu adalah system presidensial. Keyakinan ini secara yuridis sama
sekali tidak berdasar. Tidak ada dasar argumentasi yang jelas atas keyakinan ini.

Apabila diteliti kembali struktur dan sejarah penyusunan UUD 1945 maka tampaklah bahwa
sebenarnya system pemerintahan yang dianut oleh UUD 1945 itu adalah system campuran.
Namun system campuran ini bukan campuran antar asistem presidensial model Amerika
Serikat dan system parlementer model Inggris. Sistem campuran yang dianut oleh UUD 1945
adalah system pemerintahan campuran model Indische Staatsregeling (‘konstitusi’ colonial
Hindia Belanda) dengan system pemerintahan sosialis model Uni Sovyet.

Semua lembaga negara kecuali Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), merupakan turunan
langsung dari lembaga-lembaga pemerintahan Hindia Belanda dahulu, yang berkembang
melalui pengalaman sejarahnya sendiri sejak zaman VOC. Sementara itu, sesuai dengan
keterangan Muhammad Yamin (1971) yang tidak lain adalah pengusulnya, MPR itu dibentuk
dengan mengikuti lembaga negara Uni Sovyet yang disebut Sovyet Tertinggi.

Secara ringkas, maka apabila lembaga-lembaga pemerintahan Hindia Belanda


menurut Indische Staatsregeling dan lembaga-lembaga negara Indonesia menurut UUD 1945
tersebut disejajarkan, maka akan tampak sebagai berikut:

5
Majelis Permusyawaratan Rakyat SovyetTertinggi
Gouverneur Generaal/ Luitenant Gouverneur
Presiden/Wakil Presiden
Generaal
Dewan Pertimbangan Agung Raad van Nederlandsch-Indie
Dewan Perwakilan Rakyat Volksraad
Badan PemeriksaKeuangan AlgemeneRekenkamer
Mahkamah Agung Hooggerechtshof van Nederlandsch-Indie

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.


Pokok-pokok system pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diaman demen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok system
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkanatashukum (rechtsstaat).


2. SistemKonstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tanganMajelisPermusyawaratan Rakyat.
4. Presidenadalahpenyelenggarapemerintah negara yang
tertinggidibawahMajelisPermusyawaratan Rakyat.
5. Presidentidakbertanggungjawabkepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialahpembantupresiden, menteri negara tidakbertanggungjawabkepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaankepala negara tidaktakterbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok system pemerintahan, system pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut system pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari system
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya
pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung
dapat disalah gunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga
ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid.

Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan
antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan system pemerintahan di
Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa
dan negara dari pada keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasiini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan system


pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi

6
1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hakwarga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau aman
demenatas UUD 1945. Dengan mengaman demen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat
konstitusional, diharapkan dapat terbentuk system pemerintahan yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Aman demenatas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diaman
demen itu lah menjadi pedoman bagi system pemerintaha Indonesia sekaran gini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


Sekarang ini system pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya system pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil aman demen
keempat tahun 2002, system pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju system pemerintahan yang
baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.

Sistem pemerintahan Indonesia dari masa ke masa. Secara garis besar sejarah Indonesia
terbagi atas tiga masa, yaitu masa Orde lama, masa Orde baru, dan masa reformasi.
a) Sistem pemerintahan Indonesia masa orde lama
Masa pemerintahan orde lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan presiden Soekarno. Penyebutan masa “orde lama” merupakan istilah yang
diciptakan pada masa ordebaru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu menyukai istilah “orde
lama” ini. Ia lebih suka menyebut masa kepemimpinannya dengan istilah “orde revolusi”. Pada
tanggal 18 agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar Negara.
Sebenarnya di bawah UUD 1945 telah tercantum bahwa Indonesia menggunakan system
pemerintahan presidensial. Namun setelah tiga bulan terjadi penyimpangan terhadap UUD
1945.
Penyimpangan itu adalah mengenai pembentukan cabinet parlementer dengan Sultan Syahrir
sebagai perdana menteri. Sehingga pada masa ini, dipengaruhi oleh Belanda, Indonesia
menggunakan system parlementer. Masa parlementer berakhir ketika dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.

b) System pemerintahan masa ordebaru


Istilah “ordebaru” di pakai untuk memisahkan kekuasaan era Soekrno (orde lama) dengan masa
kekuasaan era Soeharto. Era ordebaru juga digunakan untuk menandai setelah masa baru
setelah ditumpasnya pemberontakan PKI tahun 1965. Pada masa ordebaru, awalnya demokrasi
di Indonesia mengalami kemajuan. Namun, dalam perkembangannya kehidupan demokrasi era
ordebaru tidak jauh berbeda dengan demokrasi terpimpin. System pemerintahan presidential
juga terlihat ditonjolkan. Kemudian soeharto menetapkan demokrasi pancasila sebagai system
pemerintahan Indonesia.

c) System pemeritahan masa reformasi


Era reformasi dimulai dari tumbangnya kekusaan soeharto pada tahun 1998 hingga sekarang.
Pada era reformasi, pelaksnaan system pemerintahan demokrasi pancasila diterapkan sesuai
7
dengan asa demokrasi yang berlandaskan pancasila. Pada era ini, pemerintahan memberikan
ruang gerak kepada partai politik dan DPR untuk turut serta mengawasi pemerintahan
secarakritis.

2.3 KONSEP GOOD GOVERNANCE

Konsep Good Governance Negara, sebagai satu unsur governance, di dalamnya termasuk
Lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga sector publik. Sektor swasta meliputi
perusahaan swasta yang bergerak di berbagai sektor informal lain di pasar. Ada anggapan
bahwa sector swasta adalah bagian dari masyarakat. Namun demikian sector swasta dapat
dibedakan dengan masyarakat karena sector swasta mempunyai pengaruh terhadap kewajiban
sosial, politik dan ekonomi yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pasar
dan perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat (society) terdiri dari individual maupun
kelompok (baik yang terorganisasi maupun yang tidak) yang berinteraksi secara social, politik
dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal. Society meliputi lembaga swadaya
masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja


dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu system politik meliputi empati nstitusi pokok,
yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur
lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.

Pembagian system pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan
ministerial (parlemen). Pembagian system pemerintahan presidensial dan parlemen terdiri
dasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Dalam sistempar lementer, badan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari legislatif.
Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislative maka system
pemerintahannya adalah presidensial. Dalam system pemerintahan negara republik, lembaga-
lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanis medemokratis, sedangkan dalam system
pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

Sistem pemerintahan suatu negara berbeda dengan system pemerintahan yang dijalankan
di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaanan tarsistem pemerintahan negara itu.
Misalnya, dua negara memiliki system pemerintahan yang sama. Perubahan pemerintah di
negara terjadi pada masa genting, yaitu saat perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam
negara. Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal itu
bermula dari adanya krisismoneter dan krisis ekonomi.

3.2 SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan saya
sendiri. Mudah-mudahan apa yang telah saya buat bias menambah ilmu dan wawasan kita dan
juga menambah rasa puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberi kita akal fikiran
yang telah diciptakan-Nya. Kami menyadari masih banyak kekuraangan dalam penusunan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan guna
memperbaiki makalah kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dari situs web:


https://umumsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sistem-pemerintahan-indonesia-
20
http://eprints.ums.ac.id/62475/3/BAB%20I.pdf
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-
penerapan-good-governance-di-indonesia-99

Anda mungkin juga menyukai