Dosen Pembimbing :
H. Fahmi Said, S.Si.T, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas A
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktik PBAK. Kami
harap dengan adanya makalah ini, teman-teman semua dapat mengetahui dan
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, masih
jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun, akan sangat berguna dalam penulisan
dan penyusunan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna,
khususnya bagi kami dan umumnya dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca serta
teman-teman semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………… …… i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. ii
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
1.3 Manfaat……………………………………………………………………….. 3
Bab II ISI………………………………………………………………………………… 4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...…….. 20
3.2 Saran……………………………………………………………………..…… 20
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….…… 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Goodand Clean Governance sering di gunakan sebagai standar sistem goodlocal. Goood
and clear governance di katakan baik untuk mengamati praktek demokrasi dalam suatu
negara. Para pemegang jabatan publik harus dapat mempertangungjawabkan kepada publik
apa yang mereka lakukan baik secara pribadi maupun secara publik. Seorang presiden
Gebernur, Bupati, Wali Kota, anggota DPR dan MPR dan pejabat politik lainnya harus
mengapa memilih menaikkan pajak ketimbang melakukan efesiensi dalam pemerintahan dan
melakukan pemberantasan korupsi sekali lagi apa yang di lakukan oleh pejabat publik harus
terbuka dan tidak ada yang di tutup untuk di pertanyakan oleh publik
Konsep Good governance pertama kali di perkenalkan oleh UNDP, sebab munculnya
konsep ini di sebabkan oleh tidak terjadinya akuntabilitas, tranparansi. Artinya banyak
negara dunia ketiga ketika di beri bantuan dana tersebut banyak yang tidak tepat sasaran,
sehinga negara maju enganmemberikan bantuan terhadap negara dunia ketiga adalah karena
belum terciptanya sistem birokrasi yang efektif, efesien dan tidak adanya tranparansi,
Konsekuensinya banyak terjadi korupsi yang di lakukan oleh dunia ketiga ketika bantuan
di turunkan oleh negara maju. Pada akhir dasa-warsa yang lalu, konsep goodgovernance ini
lebih dekat di pergunakan dalam reformasi publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen
publik konsep ini di pandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi
publik. Paradigma baru ini menekankan pada peran manajer publik agar memberikan
manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang di lakukan oleh
1
pemerintah pusat, Tanparansi, akuntabilitas publik dan di ciptakan pengelolahan manajerial
yang bersih
1
dan bebas dari korupsi. Tata kepermerintahan yang baik (Good Governance) merupakan
suatu konsep yang akhir-akhir ini di pergunakan secara reguler di dalam ilmu politik dan
administarasi negara. Konsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi
demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan
yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan tersebut. Konsep itu
Perbedaan paling pokok antara konsep “government” dan “governance” terletak pada
yang terjadi di kawasan Asia. Krisis ini meluas menjadi ekonomi, sosial dan politik. Bahkan
kemudian menyeruak kepada krisis kepercayaan publik yang amat parah. Menurut Wanandi
(1998) krisis ini terjadi karena penyelenggaraan pemerintah yang tidak berdasarkan hukum,
kebijakan publik yang tidak transparan serta absennya akuntabilitas publik akhirnya
2
6. Menjelaskan Pembangunan Zona Integritas
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah
negara, negara bagian, kota, dan sebagainya). Ditinjau dari sisi semantik,
Good Governance adalah pemerintahan yang baik. Dalam versi World Bank, Good
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. Hal ini bagi pemerintah maupun swasta
goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk
tentang good governance. Kita ambil satu saja untuk sebagai bahan analisa. Bank Dunia
4
dalam laporannya tentang governance and development tahun 2002 mengartikan good
governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem pengadilan yang dapat diandalkan,
kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-
goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk
Clean and good governance juga harus didukung dengan asas kesetaraan, yakni kesamaan
dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh
Ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru tercapai bila dalam
penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi ketiga unsur tersebut memiliki jaringan
dan interaksi yang setara dan sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti itu biasanya baru dapat
berkembang subur bila ada kepercayaan (trust), transparansi, partisipasi, serta tata aturan
5
yang jelas dan pasti, Good governance yang sehat juga akan berkembang sehat dibawah
pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Pemerintahan yang baik adalah sikap di
mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan pemerintah
negara yang berkaitan dengan sumber-sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Dalam
praktiknya, pemerintahan yang bersih (Clean Governance) adalah model pemerintahan yang
Sejalan dengan prinsip di atas, pemerintahan yang baik itu berarti baik dalam proses
maupun hasil-hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak
saling berbenturan, dan memperoleh dukungan dari rakyat. Pemerintahan juga bisa dikatakan
baik jika pembangunan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal namun dengan
hasil yang maksimal. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu pemerintahan dapat dikatakan
baik jika produktivitas bersinergi dengan peningkatan indikator kemampuan ekonomi rakyat,
lembaga negara, Good and Clean Governance dapat terwujud secara maksimal jika ditopang
oleh dua unsur yang saling terkait: negara dan Masyarakat Madani yang di dalamnya terdapat
sektor swasta. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut untuk mengubah pola
pelayanan publik dari perspektif birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Birokrasi populi
adalah tata kelola pemerintahan yang berorientasi melayani dan berpihak kepada kepentingan
masyarakat.
Pada saat yang sama, sebagai komponen di luar birokrasi negara, sektor
6
daya alam dan perumusan kebijakan publik dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra
strategis. Dalam hal ini, sebagai bagian dari pelaksanaan Good and Clean Governance, dunia
beroperasi. Bentuk tanggung jawab sosial (CSR) ini dapat diwujudkan dalam program-
hidup.
Lembaga administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek fundamental dalam good
1. Partisipasi (participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik langsung
maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasrkan prinsip demokrasi yaitu kebebasan berkumpul dan
memerlukan system dan aturan-aturan hokum. Tanpa ditopang oleh sebuah aturan hokum dan
penegakannya secara konsekuen, partisipasi public dapat berubah menjadi tindakan public
yang anarkis.
Santosa menegaskan, bahwa proses mewujudkan cita good governance, harus diimbangi
dengan komitmen untuk menegakkan rule of law dengan karakter-karakter antara lain:
7
b. Kepastian Hukum
e. Independensi Peradilan
3. Transparansi (Transparancy)
Transparansi adalah unsure lain yang menopang terwujudnya good governance yang akan
menghasilkan pemerintah yang bersih (clean governance). Akibat tidak adanya prinsip
transparansi ini, menurut banyak ahli, Indoneia telah terjerambab kedalam kubangan korupsi
4. Responsif (Responsive)
Sesuai dengan asas responsive, setiap unsur pemerintah harus memiliki dua etika, yakni
etika individual dan etika social. Kualifikasi etika individual menuntut pelaksana birokrasi
pemerintah agar memiliki criteria kapabilitas dan loyalitas professional. Sedangkan etika
social menuntut mereka agar memiliki sensitifitas terhadap berbagai kebutuhn public.
Dalam upaya mewujudkan asas refonsif sebagai asas fundamental menuju tatanan good
5. Konsensus (consensus)
Asas ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah
melalui consensus. Model pengambilan keputusan tersebur, selain dapat memuaskan semua
pihak atau sebagian besar pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik
8
bersama sehingga ia akan mempunyai kekuatan memaksa (coersive power) bagi semua
Untuk meningkatkan dinamika dan menjaga akuntabilitas dari proses pengelolaan tugas-
a. Optimistik
b. Keberanian
6. Kesehatan (Equity)
Terkait asas consensus, transparansi dan responsive, clean and goog governance juga
harus didukung dengan asas kesetaraan (equity), yakni kesamaan dalam perlakuan dan
pelayanan.
Konsep effektivitas dalam sector kegiatan-kegiatan public memiliki makna ganda, yakni
efektivitas dalam pelaksanaan proses-proses pekerjaan, baik oleh pejabat public maupun
partisipasi masyarakat, dan kedua, efektivitas dalam konteks hasil, yakni mampu memberikan
8. Akuntabilitas (accountability)
jawaban pemegang jabatan public pada lembaga yang setara, seperti Gubernur dengan DPRD
tingkat I, Bupati dengan DPRD tingkat II, dan Presiden dengan DPR pusat, yang
9
9. Visi Strategis (strategic vision)
9
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan
datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan good governance, karena
perubahan dunia dengan kemajuan tekhnologinya yang begitu cepat. Dengan kata lain,
kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya pada sepuluh
Selain itu ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan suatu bangsa dalam
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru tercapai apabila
dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi ketiga unsur tersebut memiliki
jaringan dan interaksi yang setara dan sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti itu biasanya
baru dapat berkembang subur bila ada kepercayaan (trust), transparansi, partisipasi, serta tata
aturan yang jelas dan pasti, Good governance yang sehat juga akan berkembang sehat
a. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu, dan komprehensif, dengan tujuan
untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik. Good governance (tata pemerintahan yang
pemerintahan negara yang efektif dan efisien dengan menjaga sinergi yang konstruktif di
b. Pengertian Birokrasi
10
Birokrasi merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan pegawai
memiliki jenjang diduduki oleh pejabat yang ditunjuk/diangkat disertai aturan kewenangan
dan tanggung jawabnya, dan setiap kebijakan yang dibuat harus diketahui oleh pemberi
mandat. Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui berbagai
1) perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak);
6) mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan profesional, bebas KKN
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good
ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah di mana uang tidak hanya efektif dan
efisien, tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan
Visi
Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau terwujudnya tata pemerintahan yang baik.
Misi
11
Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat serta dapat menjadi suri teladan dan panutan masyarakat dalam menjalani
Secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah mewujudkan pemerintahan yang baik,
didukung oleh penyelenggara negara yang profesional, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,
1. Terwujudnya birokrasi profesional, netral dan sejahtera, mampu menempatkan diri sebagai
abdi Negara dan abdi masyarakat guna mewujudkan pelayanan masyarakat yang lebih baik.
3. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan public) yang lebih cepat, tidak berbelit, mudah
3) Kesepahaman
4) Konsistensi
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional (Stratanas) Pencegahan
12
1) Melaksanakan upaya upaya pencegahan
pemberantasan korupsi
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
telah melaksanakan upaya percepatan reformasi birokrasi melalui berbagai cara dan bentuk,
antara lain:
b) Setiap pegawai negeri Kemenkes harus mengisi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan
dievaluasi.
c) Melakukan pelayanan kepada masyarakat yang lebih efisien dan efektif ramah dan santun.
Kesehatan.
f) Sosialisasi tentang larangan melakukan gratifikasi, sesuai dengan Pasal 12 b Ayat (1) UU
Nomor 31 Tahun 1999, menyatakan “Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri sipil atau
g) Pemberlakuan Sistem Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (LPSE).
13
h) Layanan Publik Berbasis Teknologi Informasi seperti seleksi pendaftaran pegawai melalui
online dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipi (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap
(PTT).
2010.
k) “Tanpa Korupsi”, “Korupsi Merampas Hak Masyarakat untuk Sehat”, “Hari Gini Masih
SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) adalah sistem pengendalian intern yang
kegiatan pemerintahannya.
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tujuan akhir sistem pengendalian intern ini adalah untuk mencapai
Pemerintah merasa perlu merumuskan SPIP karena telah terjadi perubahan dalam
14
tanggung jawab setiap pimpinan instansi yang tentunya akan dibantu oleh Aparat
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai pemerintah. Tindakan ini untuk memberi keyakinan yang memadai atas
tercapainya tujuan organisasi pemerintah yang optimal. Tentu saja optimalitas itu terjadi jika
organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, memiliki keandalan pelaporan keuangan,
Oleh sebab itu, SPIP dirumuskan secara komprehensif ke dalam lima unsur, yakni:
pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit
3. Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Informasi dan komunikasi proses pengolahan data yang telah diolah dan dapat
15
dan dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak lain yang ditentukan.
Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga
baik secara kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa
SPIP memiliki suatu pemahaman bahwa pengendalian dirancang untuk membantu organisasi
dalam mencapai tujuan. Rancangan pengendalian yang ditetapkan akan disesuaikan dengan
bentuk, luasan, dan kedalaman dari tujuan dan ukuran organisasi, karakter dan lingkungan di
mana operasi organisasi akan dilaksanakan. Melalui konsep ini tidak ada pengendalian
generik yang langsung dapat ditiru dan diterapkan pada organisasi lain. Sehingga
pengendalian harus dirancang sesuai dengan ciri kegiatan serta lingkungan yang
melingkupinya.
Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Karena dari peraturan ini terlihat upaya mandiri
aparatur pemerintah untuk menciptakan dirinya sebagai pegawai negara yang profesional,
berani menghindar dari perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme, dan ingin menciptakan
budaya kerja yang beradab (mulia) di lingkungan organisasinya. Namun, semua semangat itu
kesejahteraan yang memadai bagi para aparaturnya. Sebab tanpa itu, apa pun bentuk
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pasti akan selalu menemui jalan buntu. Yakni, lagi-
lagi tidak mampu dijalankan dan ditegakkan dengan konsisten, penuh integritas, serta
bertanggung jawab.
16
Komitmen Pimpinan dan seluruh jajaran Kemenkes untuk mewujudkan WBBM
diwujudkan dengan pencanangan Zona Integritas pada tanggal 18 Juli 2012 di lingkungan
16
Kementerian Kesehatan. Pencanangan Zona Integritas merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan sebagai
bentuk implementasi dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Pada tanggal 30 Agustus 2013 dimana WBK mengusulkan 3 Satuan Kerja ke Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk ditetapkan sebagai Satker
WBK.
1) Dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai K/L/dan Pemda secara serentak sesuai
Permen PAN dan RB, No. 49 Tahun 2011, sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden, No. 17
Tahun 2011.
2) Dilakukan juga pada saat pelantikan sebagai CPNS, PNS, dan mutasi kepegawaian
b. Pencanangan Pembangunan ZI
siap menjadi instansi yang berpredikat ZI, yang dibuktikan dengan telah
Kementerian PAN dan RB (wajib), KPK, dan ORI, serta unsur masyarakat lainnya.
17
c. Proses Pembangunan Zona Integritas Penerapan program pencegahan korupsi:
9) Pengendalian gratifikasi;
18) Pelaksanaan
19) e-procurement
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah sebagai Unit Penggerak Integritas
(UPI) yang berperan sebagai pembina melalui kegiatan konsultansi, sosialisasi, bimbingan
18
teknis berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, Tentang SPIP. Konsultansi
terutama
18
dalam hal pelaksanaan pembangunan ZI. Apabila diperlukan dapat meminta bantuan
Unit Pembangun Integritas dibentuk pada masing-masing K/L/P dengan keanggotaan dari
unsur Sekretariat dan unit kerja, yang mempunyai tugas mendorong (bersama UPI)
terwujudnya WBK/WBBM.
Penilaian dan Penetapan satuan kerja berpredikat WBK/WBBM. Penilaian satker yang
berpredikat wilayah Birokrasi bersih dan melayani (WBBM), dilakukan oleh Tim penilai
nasional (TPN) melalui evaluasi atas kebenaran material hasil self-assesment yang
dilaksanakan oleh TPI termasuk hasil self-assesment tentang capaian indikator hasil
WBBM.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep Good governance pertama kali di perkenalkan oleh UNDP, sebab munculnya
konsep ini di sebabkan oleh tidak terjadinya akuntabilitas, tranparansi. Konsep yang telah
dijelaskan tersebut berlaku untuk semua jenjang pemerintahan, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Mau tidak mau, mampu ataupun tidak mampu, dalam
universal.
Konsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat
sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan masyarakat secara
3.2 Saran
Setelah memahami tentang Good and Clean Governance, diharapkan kepada Para
petinggi negara mampu menerapkan prinsip-prinsip yang ada didalamnya, dan mampu
berlaku adil agar tercipta pemerintahan yang bersih dan juga baik. Dan adapun untuk generasi
muda agar bisa memahami apa itu good and clean governance agar lebih mengetahui, dan
20
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadbarokah05.blogspot.com/2012/10/prinsip-prinsip-pokok-good-and-clean.html?
17 Februari 2021)
https://sosiopublika.wordpress.com/2014/10/31/good-governance-and-clean-governance/
Pusdiklatnakes.
21