Anda di halaman 1dari 15

1

GOOD GEVERNANCE

Dosen Pengampu : Dr. Syarbaini Saleh, S. Sos., M. Si

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

GADIS PUTRI SAKINAH 0307233087

HASTI ANANDA HARAHAP 0307233121

AGUS SALIM HASIBUAN 0307231025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
limpahan rahmatNya lah kita masih bisa diberikan kesempatan dan berkat Allah lah
kami dapat mengerjakan tugas pembuatan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat berangkaikan salam marilah kita haturkan kepada ruh junjungan alam
nabi Muhammad SAW karena berkat beliaulah kita dapat merasakan ketenangan
dalam mencari ilmu seperti sekarang ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Syarbaini Saleh, S. Sos.,
M. Si selaku dosen pengampu pada matakuliah ini yang telah mengajarkan kami
dan membimbing kami agar selalu giat dalam menuntut ilmu. Terima kasih yang
sama juga karena berkat tugas-tugas yang telah diberikan ini kiranya dapat menjadi
tolak ukur agar kami lebih kreatif dalam mengerjakan tugsa-tugas mendatang.
Meskipun masih terdapat kesalahan dimana-mana kami tetap mengharapkan
bimbingan dan arahan dari Bapak supaya kami dapat melakukan perbaikan dan
penyempurnaan pada tugas yang akan datang.

Medan, 29 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................2
C. TUJUAN MASALAH ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


A. GOOD GOVERNANCE ...............................................................................3
B. KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE ..............................................4
C. PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE ...............................................5
D. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN ...................................................6
E. CLEAN GOVERNANCE ..............................................................................7

BAB III PENUTUPAN ........................................................................................10


A. KESIMPULAN ...........................................................................................10
B. SARAN .......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Good governance merupakan isu yang menonjol dalam pengelolaan


Administrasi Publik. Tuntutan pemerintah untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan adalah sejalan dengan kemajuan tingkat
pengetahuan serta pengaruh globalisasi. Pola lama dalam penyelenggaraan
pemerintah dianggap tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah
berubah, maka daripada itu dalam sebuah perubahan ke arah penyelenggara
pemerintah yang baik sudah seharusnya mendapat respon positif dari
pemerintah. Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi,
maka Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
undang-undang dasar seperti disebutkan dalam undang-undang dasar
negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya
memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan publik. Menjadi
salah satu bentuk pengawasan rakyat pada negara dalam rangka
mewujudkan good governance.

Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam undang-undang nomor


11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh, yang menjadikan good
governance sebagai konsep pemerintahan. Pada pasal 1 ayat 18 menyatakan
Kecamatan adalah suatu wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
kabupaten atau kota dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.
Yang kemudian diperkuat lagi oleh pasal 14 ayat 1. Pembagian dan
pelaksanaan urusan pemerintahan, baik pada pemerintahan di Aceh maupun
pemerintahan di Kabupaten atau kota dilakukan berdasarkan kriteria
eksternalitas akuntabilitas dan efisien dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar pemerintahan di Aceh.
Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian.
Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat dan
nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai
tujuan nasional kemandirian, pembagunan berkelanjutan dan keadilan
sosial. Kedua, aspek fungsional dan pemerintah yang efektif dan efisien
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. berdasarkan
pengertian ini, good governance berorientasi pada, yaitu pertama orientasi

1
2

ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional, dan yang
kedua pemerintah yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan
efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional
(Adisasmita.2011:23).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan good governance?


2. Apa saja yang menyangkut karakteristik good governance?
3. Apa saja bentuk-bentuk prinsip dari good governance?
4. Apa saja konsep-konsep pemerintah dan pemerintahan?
5. Apa yang dimaksud dengan clean governance?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian good governance.


2. Untuk menegetahui karakteristik good governance.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk prinsip good governance.
4. Untuk mengetahui konsep pemerintah dan pemerintahan.
5. Untuk mengetahui pengertian clean governance.
BAB II

PEMBAHASAN

A. GOOD GOVERNANCE

Salah satu istilah penting yang muncul ke permukaan pasca runtuhnya


rezim orde baru adalah gerakan reformasi yang disebut dengan good
governance. Seiring berjalannya waktu good governance semakin populer saat
pembersihan pemerintahan buruk yang ditandai dengan syaratnya tindakan
KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Good governance merupakan kinerja
suatu lembaga, seperti pemerintahan suatu negara, perusahaan atau organisasi
masyarakat yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Good governance
juga merupakan penerjemah kongkrit untuk penampang keberlanjutan
demokrasi. Good governance juga merupakan pengelolaan pemerintahan. Dan
good governance diartikan aslinya atau tidak diterjemahkan karena memandang
luasnya dimensi good governance yang tidak bisa direduksi hanya menjadi
pemerintahan semata (gatara dan Sofhian,2001). Subjek dari pengertian good
governance di atas berarti tidak hanya ditunjukkan kepada penyelenggara
negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luar struktur
birokrasi pemerintahan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa good
governance sebagai sebuah paradigma baru dapat terwujud bila ketiga pilar
pendukungnya berfungsi secara baik. Negara dengan pemerintahannya dituntut
untuk mengubah pola pelayanan dari elitis menjadi populis. Sektor swasta
sebagai pengelola sumber daya di luar negara dan birokrasi pemerintahan pun
harus memberi kontribusi di dalam usaha pengolahan sumber Daya tersebut.
Sedangkan masyarakat madani berpartisipasi aktif dalam setiap proses
perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik sehingga menjadi keuntungan
penyeimbang negara.

3
4

B. KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE

Karakteristik good governance sebagai berikut:


1. Participation, partisipasi dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law, kerangka hukum adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu
terutama hukum untuk hak asasi manusia.
3. Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi. proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara
langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness, lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba
untuk melayani setiap stakeholder.
5. Consensus orientation, good governance menjadi perantara kepentingan
yang berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi
kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan
maupun prosedur prosedur.
6. Equity, semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka.
7. Effectiveness and efficiency, proses dan lembaga yang menghasilkan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
8. Accountability, pembuatan keputusan yang bertanggung jawab kepada
public.
9. Strategis vision, para pemimpin dan publik yang mempunyai perspektif
good governance dan mengembangkan manusia yang luas dan jauh.
Good governance memiliki empat unsur utama yaitu accountability, adanya
kerangka hukum, informasi dan transparansi.
5

C. PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Memahami tentang prinsip good governance ini merupakan langkah


atau kunci untuk memahami lebih jauh mengenai hal tersebut. Bertolak
belakang dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur tindakan
pemerintahan yang baik yang berkaitan dengan prinsip-prinsip good
governance. Masyarakat transparansi Indonesia merumuskan prinsip good
governance sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat, seperti semua masyarakat mempunyai suara


dalam pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui
lembaga-lembaga perwakilan yang sah memiliki kepentingan mereka.
2. Menegakkan supremasi hukum, seperti diberlakukannya tanpa pandang
bulu, termasuk di dalam hukum-hukum yang menyangkut HAM.
3. Transparansi, dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, di mana
lembaga-lembaga atau informasi diakses oleh pihak yang
berkepentingan agar dapat dimengerti serta dipantau.
4. peduli pada stakeholder, lembaga dan seluruh proses pemerintahan
melayani semua pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi, kartun spesial tentang pemerintahan yang baik menjabat
kepentingan yang menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi
kelompok-kelompok masyarakat.
6. Kesetaraan, semua warga masyarakat mempunyai
kesempatan memperbaiki.

Menurut United Nation Development Programme (UNDP) dalam


Sedarmayanti (2004) menyimpulkan bahwa terdapat empat unsur atau
prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang
berciri kepemerintahan yang baik yaitu akuntabilitas, transparansi,
keterbukaan dan aturan hukum.
6

D. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

Pemerintah atau pengereh adalah organisasi yang memiliki


kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum bersama Peraturan
Pemerintah selanjutnya Perundang-Undangan serta kewenangan untuk
mengatur komunitas di wilayah tertentu, yang umumnya adalah negara. Ada
beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat
bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.

Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola


kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi
pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga
dimana mereka ditempatkan.
Pemerintah dan pemerintahan mencakup konsepsi yaitu salah satu
pilar good governance seperti pemerintahan merupakan aparat yang
menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara sedangkan pemerintahan
adalah tugas dan kewenangan itu sendiri. Tugas adalah segala kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tujuan bersifat statis sedangkan tugas sifat
yang dinamis. Kewenangan ini ialah hak yang melekat pada seseorang atau
sejumlah orang untuk melaksanakan tugas.
Adapun pemerintahan dan pemerintahan dalam good governance
mencakup bentuk pemerintahan: monarki, oligarki, dan demokrasi.
Pembedaan dan pembagian dari sudut jumlah orang yang memerintahkan
ini penting karena ada hubungan signifikan dan nyata antara jumlah orang
yang memegang kekuasaan pemerintahan itu dengan cara bekerjanya
organisasi negara itu. Monarki adalah apabila pemerintah itu terletak di
tangan satu orang dan oligarki merupakan bentuk pemerintahan di mana
kekuasaan negara terletak di tangan sejumlah orang yang memerintah ini,
dan sedangkan aristokrasi berbeda dengan oligrafi aristoksi adalah letak
pemerintah ada di tangan sejumlah kecil dari rakyat untuk yang merupakan
orang-orang yang terbaik dan menjalankan kekuasaan itu untuk kepentingan
semua orang. Pemerintahan dan pemerintah juga dapat mencakup bentuk
pemerintah kerajaan dan Republik, dan sistem pemerintahannya seperti
pemerintahan presidensial dan pemerintahan parlementer.
7

E. CLEAN GOVERNANCE

Yang dimaksud tentang clean governance ini terkait erat dengan


akuntabilitas administrasi publik dalam menjalankan tugas, fungsi, dan
wewenang yang diberikan kepadanya, mereka tidak melakukan tindakan
yang menyimpang dari etika administrasi publik. Etika administrasi publik
ini merupakan perangkat nilai yang dapat digunakan sebagai acuan,
referensi bagi administrasi publik yang menjalankan tugas, fungsi dan
kewenangan yang diberikan kepadanya, sekaligus dapat digunakan sebagai
standar penilaian untuk menilai apakah tindakan administrasi publik dinilai
baik atau buruk. Wujud nyata tindakan administrasi publik yang
menyimpang dari etika administrasi publik adalah melakukan tindakan
korupsi, kolusi, nepotisme dan lain-lain. Adapun beberapa langkah untuk
menentukan pemerintahan yang bersih dan berwibawa itu tergantung
kepada hal-hal yang menyangkut:

1. Pelaku dari pemerintahan dalam hal ini sangat dibutuhkan oleh


kualitas sumber daya aparaturnya.
2. Kelembagaan yang dipergunakan oleh pelaku pemerintahan untuk
mengkualitaskan kinerjanya.
3. Pertimbangan kekuasaan yang mencerminkan seberapa jauh sistem
pemerintahan itu harus dilakukan.
4. Kepemimpinan dalam birokrasi publik yang berakhlak berwawasan
demokratis dan responsif (Thoha 1997).

Penyelenggara negara mempunyai peranan yang sangat menentukan


dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai cita–cita perjuangan bangsa
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang
termaktub dalam Undang–Undang Dasar Republik Indonesia 1945.
Penyelenggara negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku. Peran pemerintah selaku penyelenggara negara pada negara
kesejahteraan sangat sentral karena diberi tugas untuk menyelenggarakan
8

kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu kepada pemerintah diberikan


kewenangan untuk turut campur dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat. Dengan kewajiban tersebut yang dibebankan di pundak
pemerintah, pemerintah dituntut untuk terlibat secara aktif dalam dinamika
kehidupan masyarakat.

Hal ini menyangkut tentang sumber daya manusia, di mana setiap


pengangkatan aparat negara merupakan pelaksanaan untuk menata jumlah
dan struktur kepegawaiannya. Selain itu hal ini juga menyangkut tentang
kelembagaan pemerintahan, mengingat bahwa dalam menghadapi abad ke-
21 corak pemerintahan masa depan adalah tidak bersifat rowing, jadi pikira
pindah mendayung sehingga semua jenis pekerjaan yang ada di masyarakat
ini ditandatangani oleh pemerintah. Pemberdayaan kelembagaan
pemerintah ini baik pusat maupun daerah tidak lain adalah berupaya untuk
membuat mekanisme kerja dan pelayanan yang harus diupayakan
sesederhana mungkin baik dalam prosedurnya waktu yang cepat dan dia
yang murah sehingga masyarakat sebagai target group akan mendapatkan
kepuasan yang akhirnya mau melakukan apa yang menjadi kewajiban
mereka. Untuk dapat melakukan hal ini maka diperlukan reformasi
kelembagaan dan administrasi pemberian layanan kepada publik. Dan
dalam hal ini juga bercerita tentang kepemimpinan, di manakah
kepemimpinan ini dalam mewujudkan good governance idealnya adalah
kepemimpinan yang bersih, berwawasan, demokratis, responsif dan
responsible. Kepemimpinan visioner juga mencakup upaya yang mampu
melihat jangkauan kedepan yang berskala nasional maupun global. Sisi
merupakan syarat kedua yang harus dimiliki oleh calon pemimpin birokrasi
pemerintahan. Jika ada seorang pemimpin yang ditanya apa program kerja
saudara maka ia akan menjawab Saya baru diangkat belum mempelajarinya,
jadi belum tahu apa program saya. Tipe pemimpin tadi bukanlah tokoh
pemimpin yang memiliki sisi ke depan atau disebut dengan visioner.
Sedangkan pemerintah yang berwibawa berkaitan dengan ketaatan
kepatuhan ketundukan rakyat terhadap undang-undang pemerintahan dan
kebijakan pemerintah. Karenanya agar pemerintahan menjadi berwibawa
9

pemerintahan harus memberikan kesempatan dan peluang atau menciptakan


kebudayaan dan kualitas masyarakat yang lebih baik.
BAB III

PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Good governance merupakan pemerintahan yang baik. Tentang
bagaimana suatu bangsa mendistribusikan kekuasan dan mengolah sumber
daya dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Governance
melibatkan berbagai pelakupelaku yang berkepentingan atau stakeholder
yang pada dasarnya terdiri atas pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
madani. Ketiga pilar tersebut akan menjadi penentu apakah finalisasi
kebijakan dapat memberikan arah baru dalam kehidupan publik. Karena
tanggung jawab untuk menentukan arah pembangunan didaerah bukan saja
tanggung jawab pemerintah, tetapi yanggung jawab semua komponen yang
terlibat untuk mewujudkan good governance.
Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Publik Di Kantor Camat Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan untuk
penerapan akuntabilitas atau tanggung jawab pegawai kecamatan
Pangkalan Lesung dalam disiplin waktu masih kurang karena masih adanya
pegawai yang telat datang, dan tidak ada diruangan ketika jam pelayanan.
Faktor penghambat yang ada pada Penerapan Prinsip Good
Governance Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Kantor Camat
Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan ialah: Sumber daya manusia
(SDM) yang kurang profesional terlihat dari beberapa pegawai yang
terkadang tidak ada ditempat ketika masyarakat ingin mengurus
keperluannya, masih adanya pegawai yang kurang responsive terhadap
masyarakat, hal ini yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
Good Governance.

10
11

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak


terdapat kesalahan-kesalahan yang kami muat untuk itu kami meminta
kepada dosen pengampu kami kiranya dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun bagi saya agar dapat menjadi pelajaran dan memotivasi
tugas-tugas berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arisaputra, M. I. (2013). Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam


penyelenggaraan reforma agraria di Indonesia. Yuridika, 28(2), 188-216.
Rasul, S. (2009). Penerapan Good governance di Indonesia dalam upaya
pencegahan tindak pidana korupsi. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, 21(3), 538-553.
Usiono dkk (2020) Kewarganegaraan dan Pendidikan Anti Korupsi Perdana
Publishing
Siti Maryam, N. (2017). Mewujudkan good governance melalui pelayanan
publik. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi UNIKOM, 6.
Ma'ruf, A. (2018). REAKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
MEWUJUDKAN GOOD AND CLEAN GOVERNANCE DI INDONESIA
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
Taufiq, O. H., Yuliani, D., & Hermawandi, D. (2019). Tata Kelola Pemerintah Desa
Berbasis E-Government Menuju Good Governance. Dinamika: Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 6(1), 145-152.

12

Anda mungkin juga menyukai