Disusun oleh :
Kelompok 10
TADRIS BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Pemerintahan Yang Bersih” pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan tepat waktu.
Kami dari kelompok 10 mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada ibu Siti
Khodijah,S.S., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas dan arahannya, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Dan tak lupa pula, kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta
berpartisipasi dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengupayakan membuat dan menyusun tugas ini dengan sebaik mungkin. Karena
itu, kami memohon kritik dan saran yang mendukung dari pembaca demi menyempurnakan
makalah ini. Semoga dengan dibuatnya tugas makalah ini dapat menjadi hal yang bermanfaat
bagi kami maupun pembacanya.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam clen governance ?
4. Mengapa koropsi menjadi penghambat dalam pemerintah yang bersih ?
5. Bagaimana Reformasi birokrasi dalam sistem pemeerintahan yang bersih ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami apa itu pemerintah dan pemerintahan
2. Mahasiswa dapat memahami apa itu pemerintah yang bersih
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih
4. Dapat mengetahui dan memahami Mengapa koropsi menjadi penghambat dalam
pemerintah yang bersih
5. Dapat memahami Reformasi birokrasi dalam sistem pemeerintahan yang bersih
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
suatu negara, sebagai pemerintahan sebagai cara perbuatan atau cara dalam
memerintah.
4
a) Economic Governance, meliputi proses pembuatan keputusan yang
memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan transaksi di antara
penyelenggara ekonomi, serta mempunyai implikasi terhadap
kesetaraan, kemiskinan, dan kualitas hidup.
b) Political Governance, mencakup proses pembuatan keputusan untuk
perumusan kebijakan politik negara.
c) Administrative Governance berupa sistem implementasi kebijakan.
Pengertian governace yang dikemukakan UNDP ini didukung tiga pilar
yakni politik, ekonomi dan admnistrasi. Pilar pertama yaitu tata pemerintahan di
bidang politik dimaksudkan sebagai prosesproses pembuatan keputusan untuk
formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh birokrasi sendiri maupun oleh
birokrasi-birokrasi bersama politisi. Pilar kedua, yaitu tata pemerintahan di
bidang ekonomi meliputi proses-proses pembuatan keputusan untuk memfasilitasi
aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi.
Sedangkan Pilar ketiga yaitu tata pemerintahan di bidang administrasi, adalah
berisi implementasi proses, kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi politik.
Upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan secara benar
(good-governance) dan bersih (clean-government) termasuk didalamnya
penyelenggaraan pelayanan publik memerlukan unsur-unsur mendasar antara lain
adalah unsur profesionalisme dari pelaku dan penyelenggara pemerintahan dan
pelayanan publik.
5
pembuatan keputusan, tidak berfungsinya peraturan dan kekuasaan dijalankan
secara sewenang-wenang.
Suatu pemerintahan yang baik (good governance) akar lahir dari suatu
pemerintahan yang bersih (clean governancepemerintahan yang baik (good
governance) hanya dapat terwujud, manakala diselenggarakan oleh pemerintah yang
baik dan pemerintah akan baik apabila dilandaskan pada prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
Prinsip-prinsip Pokok Good & Clean Governance :
a. Partisipasi
Asas Partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun lewat lembaga
perwakilan sah yang mewakili aspirasi mereka. Bentuk partisipasi menyeluruh
ini dibangun berdasarkan prinsip demokrasiyakni kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat secara konstruktif.
b. Rule of Law (Penegakan hukum )
Asas ini merupakan keharusan pengelolaan pemerintahan secara professional
yang didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Realisasi wujud
pemerintahan yang baik dan bersih harus juga diimbangi dengan komitmen
pemerintah untuk menegakkan hukum. Kerangka hukum harus adil dan
dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.
c. Transparasi
Asas ini merupakan unsur lain yang menopang terwujudnya good and
clean governance. Menurut para ahli, jika tidak ada prinsip ini, bisa
menimbulkan tindakan korupsi. Ada 8 unsur yang harus diterapkan
transparansi yaitu : penetapan posisi / jabatan / kedudukan, kekayaan pejabat
publik, pemberian penghargaan, penetapan kebijakan, kesehatan, moralitas
pejabat dan aparatur pelayanan masyarakat, keamanan dan ketertiban, serta
kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.
d. Responsif
Asas responsif adalah dalam pelaksanaannya pemerintah harus tanggap
terhadap persoalan-persoalan masyarakat, harus memahami kebutuhan
6
masyarakat, harus proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan
masyarakat.
e. Kesetaraan
Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik.
Asas ini mengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah bersikap dan
berperilaku adil dalam hal pelayanan publik tanpa membedakan suku, jenis,
keyakinan, jenis kelamin, dan kelas sosial.
f. Efektivitas dan Efisiensi
Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi kriteria efektif
(berdaya guna) dan efesien (berhasil guna). Efektivitas dapat diukur dari
seberapa besar produk yang dapat menjangkau kepentingan masyarakat dari
berbagai kelompok. Efesiensi umumnya diukur dengan rasionalisitas biaya
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
g. Akuntabilitas
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat (civil society) bertanggungjawab pada publik dan lembaga
stakeholder. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan
yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau
eksternal organisasi.
h. Visi strategis
Visi strategis adalah pandanganpandangan strategis untuk menghadapi
masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi
good and clean governance. Dengan kata lainkebijakan apapun yang akan
diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya untuk sepuluh atau dua puluh
tahun ke depan.
7
maka korupsi sudah melembaga dan mendekati suatu budaya yang hampir sulit
dihapuskan. Hampir seluruh anggota masyarakat tidak dapat menghindarkan diri
dari "kewajiban" memberikan upeti manakala berhadapan dengan pejabat
pemerintahan terutama di bidang pelayanan publik. Tampaknya tidak
memberikan sesuatu hadiah (graft) adalah merupakan dosa bagi mereka yang
berkepentingan dengan urusan pemerintahan.
Pada saat ini, ada anggapan bahwa negara Indonesia menjadi negara yang
"corrupted lahir-bathin", tanpa sense of urgency dari penanggung jawab
pemerintahan. Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sejak tahun 1971, korupsi ditetapkan
sebagai tindak pidana. Undang-Undang tersebut merujuk pada hukum acara
pidana sebagai rambu untuk menindak pelaku tindak pidana korupsi (tipikor) serta
memberi wewenang kepada kejaksaan untuk menyelediki, menyidik dan
menuntut pelakunya.
Meskipun sudah tersedia perangkat hukum (Undang-Undang
Pemberantasan Tipikor dan Hukum Acara Pidana) serta perangkat penegak
hukum (Jaksa dan Hakim) dengan segala wewenangnya, namun hingga tahun
2010, kuantitas serta kualitas tipikor bukan menyusut, namun justru sebaliknya
kian meluas. Tiap hari media cetak dan elektronika meliput dan menanyakan
pejabat yang melakukan korupsi diperiksa dan ditahan, khususnya oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). penangulangan korupsi dapat di lakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Adanya political will dan political action dari pejabat negara dan
pimpinan Lembaga pemerintahan pada setiap satuan kerja organisasi
untuk melakukan Langkah proaktif pencegahan dan pemberantasan
Tindakan korupsi.
b. Penegakan hukum secara tegas dan berat ( mis, Eksekusi mati bagi para
koruptor)
c. Membangun Lembaga – Lembaga yang mendukung upaya pemberantasan
korupsi.
8
d. Membangun mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang menjamin
terlaksana nya praktik good and clean governance.
e. Memberikan Pendidikan anti korupsi , baik dari Pendidikan formal atau
informal.
f. Gerakan agama anti korupsi yaitu Gerakan membangun kesadaran
keagamaan dan mengembangkan spiritual anti korupsi.
9
f) Berdedikasi
g) Memegang teguh nilai – nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah adalah sekelompok indiviudu yang mempunyai wewenang
tertentu untuk melaksanakan kekuasaan. Pemerintahan yang bersih atau sering
disebut dengan Good Governance Good and Clean Governance memiliki arti segala
hal yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan, atau memengaruhi urusan publik. Prinsip prinsip dari pemerintahan
yang bersih yaitu partisipasi,Rule Of Law(penegakan hukum), transparasi,
responsive, kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas dan visi strategis.
Dalam penerapan asas-asas pemerintahan yang baik seperti akuntabilitas,
transparansi, dan penegakan hukum dapat membatasi kesempatan untuk melakukan
korupsi sehingga upaya pemberantasan korupsi menjadi lebih efektif. Reformasi
birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui berbagai cara
dengan tujuan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan terkait “Pemerintahanan Yang Bersih” diharap
pembaca dapat memahami serta sebagai generasi muda dapat berperan aktif untuk
lebih meningkatkan pemerintahan yang baikn dan bersih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lalolo Krina 2003 Indikator dan Tolok Ukur Akuntabilitas, Transparansi dan
Partisipasi, Sekretariat Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemrintahan
yang Baik Jakarta BAPPENAS Hal 6
12