Dosen Pembimbing:
1. a.
2. ,
3. ,
4. O
5. P
6. ,
7. ,
8. K
9. J
10. K
11. L
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik – baiknya. Makalah yang berjudul
“Persamaan dan kebebasan HAM dalam Perspektif Islam” disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh
Bapak Drs.Abdul Choliq,M.I.Kom.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga apa yang kami tulis dalam
makalah ini bisa bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................
1.1............................................................................................................ Lata
r Belakang ........................................................................................ 1
1.2............................................................................................................ Rum
usan Masalah .................................................................................... 1
1.3............................................................................................................ Tuju
an Masalah ........................................................................................ 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimakud dengan pengertian hak asasi manusia?
2. Bagaimana Hak Asasi Manusia dalam perspektif islam?
3. Bagaimana Perlindungan Islan terhadap Hak Asasi Manusia?
4. Apa Konsep Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang suatu
hal yang benar, kepunyaan kewenangan kekuasaan untuk berbuat sesuatu, hak
merupakan kaidah yang berfungsi sebagai pedoman perilaku dalam melindungi
kebebasan serta menjamin adanya peluang bagi manusia menjadi harkat martabat
sedangkan asasi adalah sebuah dasar atau pokok dan larangan melakukan tindakan
yang melanggar hak-hak manusia atau sesuatu yang bersifat mendasar yang
dimiliki manusia sebagai Anugrah sehingga tidak satupun dan tidak siapapun
makhluk bisa mengubahnya apalagi mencabutnya. Hak asasi manusia adalah
konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia itu memiliki hak
yang sudah melekat pada dirinya sejak ia dilahirkan dan hak asasi manusia ini
berlaku sampai kapanpun dimanapun, dan kepada siapapun sehingga sifatnya
universal HAM memiliki prinsip yang tidak dapat dicabut juga tidak dapat dibagi-
bagi saling bergantung dan saling berhubungan secara konseptual hak asasi
manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut dianugerahkan
secara alamiah oleh alam semesta dah Tuhan (Allah).
Hak Asasi Manusia adalah hak yang paling mendasar dan melekat pada setiap
individu. Sesuai dengan BAB XA Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa yang
termasuk kepada hak asasi manusia adalah sebagai berikut:
3
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan kesejahteraan umat manusia.
5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif dan membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
7. Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
8. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
9. Hak atas status kewarganegaraan.
10. Hak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilh pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta
berhak kembali.
11. Berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
12. Berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
13. Berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
14. Berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
15. Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara
lain.
4
16. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
17. Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakukan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
18. Hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
19. Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oelh siapapun
20. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, dan untuk
diakui sebagai pribadi dihadapan, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut.
21. Hak bebas dari perlakukan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan terhadap
perlakukan yang diskriminatif itu.
22. Hak untuk berbudaya sebagai identitas masyarakat tradisional.
Hal-hal tersebut di atas merupakan hak asasi manusia yang disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, kemudian diatur lebih lanjut
dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
5
hal inilah yang membedakan antara konsep HAM menurut Islam dan HAM
menurut perspektif Barat.
Dilihat dari tingkatannya ada tiga bentuk hak asasi manusia dalam Islam,
pertama, hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang
eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak
hidup seseorang dilanggar, maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder
(hajy), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-
hak elementer, misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang
layak, maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga, hak tersier
(tahsiny), yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.HAM dalam Islam sebenarnya bukan wacana asing, karena HAM dalam
Islam sudah ada 600 tahun sebelum Magna Charta dikumandangkankan.
Pandangan ini diperkuat dengan pendapat Weeramantry sebagaimana dikutip
Bambang Cipto yang menyatakan bahwa pemikiran Islam mengenai hak-hak di
bidang sosial, ekonomi dan budaya telah jauh mendahului pemikiran Barat.
Ajaran Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber ajaran Islam itu sendiri
yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Kedua sumber tersebut di samping sebagai sumber
normatif juga merupakan sumber ajaran praktis dalam kehidupan umat Islam.
HAM dalam Islam dimulai dengan beberapa peristiwa yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
6
dan al-Mumtahanah: 8); hak hidup (QS. al-Maidah: 45 dan al-Isra’: 33); hak
perlindungan diri (QS. al-Balad: 12 - 17, alTaubah: 6); hak kehormatan pribadi
(QS. al-Taubah: 6); hak keluarga (QS. al-Baqarah: 221, al-Rum : 21, al-Nisa 1, al-
Tahrim : 6); hak keseteraan wanita dan pria (QS. al-Baqarah: 228 dan al-Hujurat:
13); hak anak dari orangtua (QS. al-Baqarah: 233 dan surah al-Isra: 23- 24).
Selanjutnya, hak mendapatkan pendidikan (QS. al-Taubah: 122, al-`Alaq: 1 - 5),
hak kebebasan beragama (QS. al-Kafirun: 1-6, alBaqarah: 136 dan al-Kahfi: 29),
hak kebebasan mencari suaka (QS. al-Nisa: 97, al-Mumtahanah: 9), hak
memperoleh pekerjaan (QS. al-Taubah: 105, al-Baqarah : 286, al-Mulk : 15), hak
memperoleh perlakuan yang sama (QS. al-Baqarah 275-278, al-Nisa 161, Ali
`Imran : 130), hak kepemilikan (QS. al-Baqarah : 29, al-Nisa : 29), dan hak
tahanan (QS. al-Mumtahanah : 8).13 Ayat-ayat tersebut yang secara tematik dapat
menjadi konsep-konsep utama al-Qur'an tentang HAM dapat diperluas lagi.
7
terhadapnya. Menurut kelompok ini tidak ada subjek yang paling terkait dengan
HAM. Sebab keadilan akan sama sekali tidak berarti jika hak-hak fundamental
seseorang tidak diakui atau dilanggar oleh masyarakat. Ketiga, tanggapan yang
bersifat ambigu yang mencerminkan adanya keinginan untuk tetap setia pada
syari’ah di satu sisi ada keinginan untuk menghormati tatanan serta hukum-hukum
internasional. Kelompok ini meyakini bahwa, syari’ah bersifat kekal, universal
dan harus dijadikan landasan hidup. Sementara HAM PBB dapat diakomodasi
dengan beberapa prasyarat. 14 Secara prinsip, HAM dalam Islam mengacu pada
al-dlaruriyat alkhamsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-islam
(hakhak asasi manusia dalam islam).
Konsep itu mengandung lima hal pokok yang dikemukakan oleh Imam
Asy-Syathibi15 yang harus dijaga oleh setiap individu yaitu :
8
dan kebebasannya.Islam sangat menghormati jiwa. Karena sebenarnya hanya
Allah lah sang pemberi kehidupan dan Dia pula yang mematikan (QS.al-Mulk:2
dan al-Isra:33). Dalam konteks ini harus dibedakan antara pembunuhan dan
kematian. Pembunuhan berarti merusak struktur tubuh yang menyebabkan
keluarnya ruh pada tubuh yang sehat dengan spesifikasi-spesifiksi khusus dengan
menggunakan senjata tajam atau tembakan peluru dan yang sejenisnya.
Sedangkan kematian adalah keluarnya ruh dari tubuh dalam kedaan sehat dan
hanya Allah yang mematikan.18 Dari definisi di atas dapat dibedakan bahwa
pembunuhan ada unsur merusak atau menghancurkan sebelum ruh keluar dari
jasad, sedangkan kematian ruh keluar dari jasad dalam kondisi tubuh yang
sempurna.Terhadap keadaan ini Islam membedakan sengaja dan tidak sengaja
yang keterangannya ada dalam kitab-kitab fiqh.
9
melarang mencuri19 sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an (QS.al-Maidah:
38).
Kelima pokok dasar inilah yang harus dijaga oleh setiap umat islam
supaya menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan atas
penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat
dengan negara, dan komunitas agama dengan komunitas agama yang lainnya.
Pertanyaannya adalah apakah hukum-hukum yang ditetapkan Islam seperti
qishash, diyat, ta’zir dan sebagainya itu bertentaangan dengan HAM? Semua itu
masuk akal dan tidak perlu diperselisihkan. Bahwa pelaku kejahatan harus
mendapatkan balasan yang setimpal karena kejahatan yang diperbuatnya. Sanksi
ini dijatuhkan untuk orang yang melakukan kejahatan tertentu dan telah
memenuhi syarat dan rukunnya. Jadi dengan adanya hukuman ini maka akan
memperkecil gerak manusia untuk melakukan tindak kejahatan.
Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum Islam antara lain
adalah :
1. Hak hidup. Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi
manusia, yang merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan
hukum islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan
syari’ah yang melinudngi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa manusia,
melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan bunuh diri.
Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam dengan balasan neraka,
sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa’ ayat 93 yang artinya sebagai
10
berikut : “Dan barang siapa membunuh seorang muslim dengan sengaja maka
balasannya adalah jahannam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka atasnya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang berat.” Setiap tindakan
pembunuhan atau pun perbuatan yang membahayakan orang lain mesti memiliki
korelasi, secara langsung maupun tidak , dengan keutuhan hidup di muka bumi.
Pembunuhan terhadap satu orang saja, sama artinya dengan pembunuhan terhadap
seluruh manusia, sebaliknya memelihara kehidupan satu orang saja berarti
memelihara kehidupan manusia seluruhnya, sebagaimana terlihat dalam firman
Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 32, yang berarti : “Barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau
bukan membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
seluruh manusia. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” Adanya
ketentuan qishash merupakan konsekuensi dari larangan membunuh.
Qishash dalah sanksi hukum mengenai kejahatan terhadap diri dan jiwa
orang lain. Qishash ini diwajibkan oleh Allah sebagai tindakan pencegahan, untuk
memelihara kelangsungan hidup umat manusia yang adil, aman dan tenteram.
Pengaturan mengenai qishash ini tertuang dalam Surat ALBaqarah ayat 178, yang
artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu qishash dalam
perkara pembunuhan; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya
dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan.” Islam mengharamkan
bunuh diri untuk menjamin hak hidup, sebagaimana sabda Nabi saw yang
mengatakan : “Barang siapa menerjunkan dirinya dari suatu bukit, lalu mati, maka
dia kekal di dalam neraka jahanam. Dan barang siapa meneguk racun lalu mati,
maka racunnya tetap berada di tangannya yang akan diteguknya dalam api
jahanam, dia kekal di dalamnya. Dan barang siapa membunuh diri dengan
sepotong besi maka besi itu tetap berada di tangannya, dan akan ditusuk-tusuk
perutnya dengan besi itu dalam neraka jahanam dan dia kekal di dalamnya.”
Bahkan Islam tidak membenarkan kita memikirkan soal membunuh diri dan
mencitacitakan mati. Mengharap-harap supaya lekas mati tidak dibenarkan dalam
11
Islam, karena kalau kita terus hidup dapat menambah kebaikan dan memperbaiki
kesalahan
12
3. Hak atas keadilan. Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan
merupakan disiplin mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini
banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Sunnah yang mengajak untuk menegakkan
keadilan, di antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji , kemungkaran
dan permusuhan.” Keadilan adalah hak setiap manusia dan menjadi dasar bagi
setiap hubungan individu. Oleh karena itu, merupakan hak setiap orang untuk
meminta perlindungan kepada penguasa yang sah, dan menjadi kewajiban bagi
para pemimpin atau penguasa untuk menegakkan keadilan dan memberikan
jaminan keamanan yang cukup bagi warganya.
13
pengakuan terhadap persamaan dalam Islam juga mencakup persamaan
kedudukan di depan hukum. Islam memberikan kepada umatnya hak atas
kedudukan yang sama di hadapan hukum, artinya setiap orang mempunyai hak-
hak dan kewajiban-kewajiban yang sama. Dengan demikian, setiap orang juga
harus diperlakukan dan diberikan sanksi yang sama dalam menjalankan suatu
ketentuan hukum.
14
diwahyukan kepadanya. Apabila Nabi saw menyatakan bahwa dirinya tidak
mendapat petunjuk dari Allah, maka para sahabat boleh menyatakan pendapatnya
denagn bebas. Hal ini misalnya terlihat dalam peristiwa pearng Badar, di mana
Nabi saw memilih suatu tempat khusus yang dianggapnya pantas untuk
menyerang musuh, namun sahabat menyarankan mengambil tempat lain, dan Nabi
saw menyetujuinya, karena tempat tersebut lebih strategis. Kebebasan
berpendapat dan mengeluarkan pendapat juga dijamin dengan lembaga syura,
lembaga musyawarah dengan rakyat, yang dijelaskan Allah dalam Surat Asy-
Syura ayat 38, yang artinya : “Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah
di antara mereka.” Prinsip musyawarah ini sangat penting dalam Islam, karena
menurut Al-Qur’an, setiap orang diperintahkan untuk mengadakan musyawarah
dalam menyelesaikan berbagai urusan duniawi yang dihadapinya.
15
bekerja dan berusaha dalam Islam adalah wajib, maka setiap orang muslim
dituntut bekerja dan berusaha dalam memakmurkan hidupnya. Sebaliknya Islam
tidak menyukai orang yang malas bekerja (pengangguran). Islam juga
memandang rendah kepada orang yang mengemis, yang mengantungkan
hidupnya kepada orang lain dengan meminta-minta. Kedua, Islam menganjurkan
kebebasan dalam mencari rezeki dan kebebasan untuk mengumpulkan kekayaan,
dan setiap muslim bebas memilih pekerjaan yang hendak dikerjakannya,
sepanjang pekerjaan itu dalam jalan yang diridhai oleh syari’at Islam. Ketiga,
Islam menetapkan bahwa tiap-tiap pekerjaan itu adalah ibadah.
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara transenden untuk kepentingan
manusia, lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah,
manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan
karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang
ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas
yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan
secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri Sistem
HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan
penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan
oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-
Hujarat ayat 13, yang artinya sebagai berikut : “Hai manusia, sesungguhnya Kami
ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kaum adalah yang paling takwa.” Sedangkan kebebasan
merupakan elemen penting dari ajaran Islam. Kehadiran Islam memberikan
jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik
yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi.
16
Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti
mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut mutlah, tetapi dalam kebebasan
tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati juga.
Mengenai penghormatan terhadap sesama manusia, dalam Islam seluruh ras
kebangsaan mendapat kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut
sebenarnya merupakan manifestasi dari wujud kemuliaan manusia yang sangat
manusiawi. Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak pada ketunggalan
kemanusiaan, bukan pada superioritas individual dan ras kesukuan. Kehormatan
diterapkan secara global melalui solidaritas persamaan secara mutlak. Semua
adalah keturunan Adam, jika Adam tercipta dari tanah, dan mendapat kehormatan
di sisi Allah, maka seluruh anak cucunya pun mendapatkan kehormatan yang
sama, tanpa terkecuali. Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal
pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-
huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini
mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu
al-din (penghormatan atas kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan
atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup
dan kehormatan indiviu) hifdzu al-‘aql (penghormatan atas kebebasan berpikir)
dan hifdzu alnasl (keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah
yang harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan
yang lebih manusiawi, berdasarkan atas penghormatan individu atas individu,
individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan
negara dan komunitas agama dengan komunitas agama lainnya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Downloads/425-Article%20Text-596-1-10-20180109.pdf
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1612/perdata-
yefrizawati.pdf;sequence=1
HAM_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM.pdf
Downloads/Hak%20Asasi%20Manusia.pdf
18