Disusun Oleh :
KELAS – 1A
KELOMPOK – 9
PROGRAM SARJANA
FAKULTAS FARMASI
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah dilimpahkan
kepada baginda alam Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada Program Sarjana , Program
Studi Farmasi , Fakultas Farmasi , Universitas Muslim Nusantara Al-wasliyah, Tahun Ajaran
2020-2021, dengan Judul Makalah HAM DALAM PANDANGAN ISLAM
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan dan menghaturkan banyak terima kasih kepada
bapak Muhammad Hizbullah, SH.I, MA sebagai dosen pengampu pada mata kuliah
Pendidikan Agama Islam pada Program Sarjana , Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi
UMN yang telah banyak memberikan arahan baik pada perkuliahan maupun dalam penulisan
makalah ini, serta teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa artikel kelompok ini tidak luput dari segala kekurangan, dan masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya guna
kesempurnaan dan sebagai pertimbangan karya tulis yang akan datang. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb..
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................8
3.2 SARAN..........................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimanakah hubungan antara hukum islam dan HAM?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia
2. Untuk Mengetahui Bagaimana hak asasi manusia menurut pandangan
islam
3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan hak asasi manusia
dalam hukum islam
4. Untuk mengetahui hubungan antara hukum islam dan HAM
2
BAB II
PEMBAHASAN
HAM(Hak Asasi Manusia) Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Hak asasi manusia
merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.Hak asasi manusia disebut hak dasar. Hak asasi manusia
pada hakikatnya merupakan hak yang dimiliki manusia yang melekat (inheren)
padanya karena dia adalah manusia.Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan dengan
segala harkat dan martabatnya yang tinggi.
Hal itulah yang membedakannya dengan makhluk lain. Hak asasi manusia ini
sifat-sifatnya mendasar dan fundamental.Dalam arti, pelaksanaannya mutlak
diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan harkat, martabat, dan cita-
citanya.Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia tanpa
membedakan bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin. Munculnya HAM (hak asasi
manusia) dilandasi oleh dua pemikiran. Kedua landasan itu adalah sebagai beikut :
Oleh karena itu, manusia di hadapan tuhan adalah sama, kecuali amalnya. Hak
asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiapmanusia sebagai
anugerah Tuhan yang melekat pada setiap dirimanusia sejak lahir. Dalam
3
perwujudannya, hak asasi manusia tidakdapat dilaksanakan secara mutak karena
dapat melanggar hak asasiorang lain. Memperjuangkan hak sendiri dengan
mengabaikan hakorang lain, merupakan tindakan yang tidak manusiawi.
Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-
hakasasi orang lain, karena itulah ketaatan terhadap aturan menjadipenting.
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan
manusia, lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut
syari’ah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah
keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang
bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan,
sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung
jawab itu sendiri.
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-
insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini
mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu
al-din (penghormatan atas kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan
atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup
dan kehormatan individu) hifdzu al-‘aql (penghormatan atas kebebasan
berpikir) dan hifdzu al-nasl (keharusan untuk menjaga keturunan).
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya
menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan atas
4
penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat
dengan masyarakat, masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan
komunitas agama lainnya.
Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama bagi umat Islam telah meletakkan
dasar-dasar HAM serta kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran
mengenai hal tersebut pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an, antara lain :
5
larangan bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam
dengan balasan neraka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa’ ayat 93
yang artinya sebagai berikut : “Dan barang siapa membunuh seorang muslim
dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam, kekal dia di dalamnya dan
Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang
berat.”
2. Hak kebebasan beragama Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan
HAM, termasuk di dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan
keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya: “Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar dan jalan yang salah.”
3. Hak atas keadilan. Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan
disiplin mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak
ayat-ayat Al-Qur’an maupun Sunnah ang mengajak untuk menegakkan keadilan,
di antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang artinya : “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji , kemungkaran dan
permusuhan.”
4. Hak persamaan Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak di
antara manusia tanpa memndang warna kulit, ras atau kebangsaan, melainkan
menjadikannya realitas yang penting. Ini berarti bahwa pembagian umat manusia
ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras, kelompok-kelompok dan suku-suku adalah
demi untuk adanya pembedaan, sehingga rakyat dari satu ras atau suku dapat
bertemu dan berkenalan dengan rakyat yang berasal dari ras atau suku lain. Al-
Qur’an menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia dalam Surat Al-
Hujarat ayat 13, yang artinya : ”Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan
kamu laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu adalah yang paling takwa.”
5. Hak mendapatkan pendidikan Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai
dengan kesanggupan alaminya. Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan
hanya merupakan hak, tapi juga merupakan kewajiban bagi setiap manusia,
sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh
Bukhari : “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” Di samping
itu, Allah juga memberikan penghargaan terhadap orang yang berilmu, di mana
dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa Allah meninggikan derajat
orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.
6. Hak kebebasan berpendapat Setiap orang mempunyai hak untuk berpendapat dan
menyatakan pendapatnya dalam batas-batas yang ditentukan hukum dan norma-
6
norma lainnya. Artinya tidak seorangpun diperbolehkan menyebarkan fitnah dan
berita-berita yang mengganggu ketertiban umum dan mencemarkan nama baik
orang lain. Dalam mengemukakan pendapat hendaklah mengemukakan ide atau
gagasan yang dapat menciptakan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pendapat juga dijamin dengan
lembaga syura, lembaga musyawarah dengan rakyat, yang dijelaskan Allah
dalam Surat Asy-Syura ayat 38, yang artinya : “Dan urusan mereka diputuskan
dengan musyawarah di antara mereka.”
7. Hak kepemilikan Islam menjamin hak kepemilikan yang sah dan mengharamkan
penggunaan cara apa pun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan
haknya, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 188, yang
artinya : “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di
antara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu
kepada hakim agar kamu dapat memakan harta benda orang lain itu dengan jalan
berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya.”
8. Hak mendapatkan pekerjaan dan Memperoleh Imbalan Islam tidak hanya
menempatkan bekerja sebagai hak, tetapi juga sebagai kewajiban. Bekerja
merupakan kehormatan yang perlu dijamin, sebagaimana sabda Nabi saw :
“Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang dari pada
makanan yang dihasilkan dari tangannya sendiri.” (HR. Bukhari) Sehubungan
dengan hak bekerja dan memperoleh upah dari suatu pekerjaan dijelaskan dalam
beberapa ayat dalam Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:
a. ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami
berikan kepada mereka ganjaran dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan”(Q.s.An-Nahl/16:97) .
b. Dialah yang menajadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah
disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki Nya. Dan hanya
kepada Nya lah kamu kembali (Q.S.Al-Mulk/67:15).
c. Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan(keahlian) nya.
(Q.S.Al- Israa’/17:84).
Allah SWT juga mengakui adanya jenis-jenis pekerjaan yang beraneka ragamnya, dan
oleh karena itu, seseorang yang akan bekerja itu harus ditempatkan sesuai dengan
bidang keahliannya supaya ia bertanggung jawab dengan pekerjaannya tersebut.
Sebab, seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang bukan bidang keahliannya
7
bukan saja tidak bisa dipertanggungjawabkannya bahkan dapat mendatangkan
bencana bagi orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM (hak asasi manusia) adalah hak yang di miliki oleh manusia yang di anugrahkan
oleh tuhan sejak mereka lahir dan tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan
dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya keunggulan
yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh tingkat
ketakwaannya.
3.2 Saran
Pada setiap peristiwa itu, tidak ada satu individu pun yang memiliki hak untuk
mengadili dengan main sendiri. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT pada
QS. 6 (al-Anfal):151, yang artinya: Janganlah kamu bunuh jiwa yang diharamkan
Allah SWT untuk membunuhnya kecuali karena sebab yang dibenarkan oleh syari`ah.
Dengan demikian pembunuhan dibedakan dari menghilangkan nyawa yang dilakukan
demi melaksanakan keadilan.