Anda di halaman 1dari 12

HAK ASASI MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Bapak Mahda Haidar Rahman, M. PD.

Disusun oleh:

1. Sonia Nabilla Fahmi (2020310102)


2. Naili Izah (2020310118)
3. M. Najmuddin Al-Khasan (2020310119)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya
makalah yang berjudul “Hak Asasi Manusia”. Atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:

Bapak Mahda Haidar Rahman, M. PD. selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang banyak memberikan materi, masukan dan bimbingan
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Kudus, 17 Sepptember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Pengertian E-Commerce..................................................................................4
2.2 Jenis-Jenis E-Commerce..................................................................................5
2.3 Proses E-Commerce dalam Dunia Bisnis........................................................8
2.4 Strategi dan Manfaat Penggunaan E-Commerce dalam Dunia Bisnis........10
2.5 Faktor Keberhasilan E-Commerce dalam Dunia Bisnis...............................13
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Hak
asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan
kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita
dapat hidup sebagai manusia.
Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi
manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain,
atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. Sebagai
manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat
universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat
diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi
diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

1
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian HAM?
2. Apa saja isu isu terkini tentang HAM?
3. Bagaimanakah HAM dalam tinjauan islam?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian HAM?
2. Mengetahui apa saja isu isu terkini tentang HAM?
3. Mengtahui HAM dalam tinjauan islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah bahwa sebagai anugerah dari Tuhan
terhadap makhluknya, hak asasi tidak boleh dijauhkan atau dipisahkan dari
dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia tersebut. Hak asasi
tidak bisa dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal-hal lainnya, Bila itu
sampai terjadi akan memberikan dampak kepada manusia yakni manusia akan
kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.
Walapun demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi manusia dapat
dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sembari mengabaikan hak orang lain
merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-
hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain, karena itulah
ketaan terhadap aturan menjadi penting.
Berdasarkan ketentuan dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor
39 tahun 1999 tersebut sudah dijelaskan bahwa Hak Asasi Manusia
merupakan hak yang paling hakiki yang dimiliki oleh manusia dan tidak
dapat diganggu gugat oleh siapapun, oleh karena itu terhadap hak asasi
manusia negara sebagai pelindung warganya diharapkan dapat mengakomodir
kepentingan dan hak dari warga negaranya tersebut. Hak Asasi Manusia
(HAM) dipercayai memiliki nilai yang universal.
Nilai universal berarti tidak mengenal batas ruang dan waktu, nilai
universal ini yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai produk hukum
nasional diberbagai negara untuk dapat melindungi dan menegakkan nilai-
nilai kemanusiaan. Bahkan nilai universal ini dikukuhkan dalam instrumen
internasional, termasuk perjanjian internasional dibidang HAM. Namun
kenyataan menunjukan bahwa nilai-nilai HAM yang universal ternyata dalam
penerapannya tidak memiliki kesamaan yang seragam. Hak dalam hak asasi
manusia mempunyai kedudukan atau derajat utama dan pertama dalam hidup

3
bermasyarakat karena keberadaan hak asasi hakikatnya telah dimiliki,
disandang dan melekat dalam pribadi manusia sejak saat kelahirannya.
Seketika itu pula muncul kewajiban manusia lain untuk menghormatinya .1
2.2 Isu-Isu Kekinian Tentang HAM
2.2.1. Islam dan Hak Reproduksi Perempuan
Allah menciptakan manusia dengan jenis kelamin yang berbeda :
laki- laki dan perempuan. Anatomi biologis antara keduanya jelas
berbeda. Berbeda dengan laki-laki (kaum adam), kaum perempuan
dianugerahi Allah suatu hak istimewa, yaitu hak reproduksi. Hak
istimewa ini seharusnya dihormati dan dihargai oleh setiap orang.

Reproduksi adalah sebuah proses yang dimiliki oleh kaum


perempuan untuk menjaga keberlangsungan spesies manusia dimuka
bumi ini. Sebagai manusia, hanya perempuanlah yang mempunyai
organ – organ reproduksi, yaitu hak- hak perempuan yang melekat pada
tubunya, seperti haid, hamil, melahirkan, dan menyusui.2
2.2.2. Hak reproduksi dan HAM
Didalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih melihat
sebagian kecil kaum perempuan yang justru tidak menghormati hak
reproduksi yang diberikan sang Pencipta secara istimewa kepada
mereka. Secara umum, pelanggaran terhadap hak reproduksi itu
biasanya terjadi di kota-kota besar. Misalnya, adanya pergaulan bebas
yang luar biasa, sehingga hamil dan melahirkan tanpa untuk menjaga
dan melestarikan kelangsungan keturunan, seharusnya kita memberikan
perlindungan kepada perempuan untuk bisa menikah, mengandung
(hamil), dan melahirkan dengan aman yang tidak dihantui dosa -dosa.
Dalam pandangan islam, pernikahan tidak hanya untuk melestarikan
kelanjutan keturunan, tapi juga untuk menikmati hubungan seks.

1
A. Masyhur Effendi, Perkembangan Dimensi Hak asasi Manusia (HAM) & proses
dinamika penyusunan hukum hak asasi manusia (HAKHAM), Ghalia utama, bogor, 2005, hal.8.
2

4
Pernikahan antara laki-laki dan perempuan merupakan slah satu
perintah suci yang dibenarkan. Islam kepada setiap manusia. Hubungan
seks untuk melestarikan keturunan dihalalkan bagi laki-laki dan
perempuan bila sudah melangsungkan pernikahan. Dengan kata lain,
hak reproduksi selain sesuai dengan prinsip- prinsip islam juga sejalan
dengan HAM, yang tidak bertentangan dengan agama (islma).

2.3 HAM dalam Tinjauan Islam


Islam adalah sebuah Agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Al-Qur'an dan hadis adalah pedomannya. Oleh karena itu, pembahasan
mengenai konsep hak asasi manusia dalam Islam harus selalu disandarkan
kepada dua hal tersebut. Hak asasi manusia adalah hak yang inheren dalam
diri manusia. Hak ini membuat manusia menjadi seorang manusia yang
seutuhnya. Dalam pandangan Kurniati, hak asasi manusia dalam Islam itu
bersumber dari Allah. Beliau membagi dasar-dasar pelaksaan hak asasi
manusia dalam syari'ah menjadi tiga yaitu: adanya kedaulatan Tuhan,
manusia sebagai khalifah dan pengelola alam. 3 Yang dimaksud kedaulatan
Tuhan yaitu, tidak ada satupun manusia yang dapat membatasi manusia
kecuali Allah. Dialah yang Maha Tinggi, sumber dari segala sesuatu yang ada
dilangit dan dibumi. Tidak ada satupun manusia yang lebih tinggi atas
manusia yang lain kecuali atas dasar ketakwaannya. Manusia sebagai
khalifah, maksudnya adalah manusia sebagai pemimpin, kepemimpinan
manusia dimuka bumi akan menentukan ingin dibawa kemana peradaban
manusia khususnya peradaban Islam dan manusia sebagai pengelola alam
maksudnya adalah manusia sebagai pemimpin dalam mengejewantahkan
tugas kekhalifaannya, diwajibkan mengelola bumi dengan arif dan bijaksana
sehingga bumi yang bersih dan makmur dapat terwujud.
Dewasa ini, muncul beragam pandangan terkait dengan kajian HAM.
Oleh karena itu, jika kita melihat keterkaitan antara Islam dan kajian
mengenai hak asasi manusia akan memunculkan interpretasi yang beragam
3
Kesimpulan ini berangkat dari bacaan penulis dari buku "HAM dalam Perspektif Syariah
dan Deklarasi PBB: Studi Komparatif dengan Pendekatan Hukum Islam" karya Kurniati halaman
75-88.
5
sehingga terkesan menimbulkan perdebatan yang serius. Menurut Suprianto
Abdi,4 setidaknya terdapat tiga jenis pandangan tentang hubungan Islam dan
hak asasi manusia, baik oleh para pemikir barat ataupun muslim sendiri
yakni:
1) Pandangan pertama menyatakan bahwa Islam tidak sesuai dengan gagasan
dan konsep hak asasi manusia moderen;
2) Pandangan kedua menyatakan bahwa Islam menerima semangat
kemanusiaan hak asasi manusia moderen, tetapi menolak landasan
sekulernya dengan mengganti landasan Islami;
3) Pandangan ketiga menyatakan bahwa hak asasi manusia moderen adalah
khazanah kemanusiaan yang bersifat universal dan Islam seharusnya
memberikan landasan normatif dan filosofis yang kuat.

Pandangan pertama berangkat dari asumsi pada asas esensialisme dan


relativisme kultural, sedang pandangan kedua dikenal dengan gerakan
Islamisasi terhadap hak asasi manusia. Kemudian pandangan ketiga
menghendaki bahwa Islam seharusnya memberi landasan normatif dan
filosofis terhadap khasanah kemanusiaan yang bersifat universal terhadap
konsep hak asasi manusia moderen.
Kata hak asasi manusia dalam Islam memang tidak dapat temukan
secara langsung dalam al-Qur'an ataupun hadis. Akan tetapi kata "hak"
terdapat sekitar 287 kali diungkapkan dalam berbagai bentuknya., yang
maknanya juga bermacam-macam. Seperti kebenaran, kewenangan, milik dan
kekuasaan untuk berbuat sesuatu yang wajib dilindungi oleh hukum dan oleh
hak orang lain.
Istilah hak yang bermakna kebenaran dapat kita temukan dalam QS Al-
Baqarah/2: 174

Terjemahannya:
4
Ambo Asse, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Nabi SAW (Makassar: Alauddin
University Press, 2012), h. 55.
6
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu.5
Dari ayat diatas, dipahami bahwa hak adalah suatu kebenaran yang
berasal dari Tuhan yang diberikan pada umat manusia yang harus diyakini
tanpa keraguan sedikitpun. Selain itu, hak juga bermakna sesuatu yang
sifatnya dasar yang dibawa sejak manusia lahir dan senantiasa dilindungi oleh
Tuhan. Oleh karena itu, manusia menurut al-Qur'an mempunyai kedudukan
yang sangat penting di bumi. Mereka diberi keistimewaan dan kemuliaan
melebihi mahluk lain. Manusia diberi kewenangan untuk tinggal diatasnya
dalam waktu yang telah ditetapkan oleh Allah Swt., bahkan manusia
diberikan amanah untuk mengelola sumber daya yang ada di bumi dan
mengatur juga memimpin kehidupan sesuai dengan hukum Allah Swt.
Dengan demikian, hak asasi manusia dalam Islam adalah khasanah
kemanusiaan yang berlandaskan kepada nilai-nilai normatif dan filosofis yang
kuat yang bersumber dari al-Qur'an dan hadis. Inilah yang kemudian menjadi
landasan bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang bersifat asasi yang
dibawa oleh setiap manusia sejak lahirnya. Hal inilah, yang merupakan hak
yang bersifat kodrati. Sebaliknya menurut Islam setiap orang memiliki
kewajiban dasar yang bersifat asasi dan kodrati yakni mengakui hak-hak
dasar orang lain sekaligus menghormati dan menghargainya.6

2.4

5
Kementrian Agama Republik Indonesia, al-Qur'an dan Terjemahannya (Bandung: Kementrian
Agama RI, 2012), h. 26.
6
Ambo Asse, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Nabi SAW, h. 60.
7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

8
DAFTAR PUSTAKA

Kastner,Peter,andChristoperStevens(Januari1997).ElectronicCommerce:ATrueCh
allengeforITManager.In“EnterpriseSolutions:ElectronicCommerce,”Comput
erworld.

Indrajit, Richardus Eko. (2002). Electronic Commerce : Strategi Dan Konsep


Bisnis Di Dunia Maya. Jakarta: Aptikom.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Nuryadin, M Birusman. (2007). Harga dalam Perspektif Islam. Jurnal Ekonomi


Islam

Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta.

Swastha, Basudan & Irawan. (1989). Manajemen Pemasaran Modern.


Yogyakarta : Liberty.

Lupiyoadi, Rambat & Hamdani, A. (2006) Manajemen Pemasaran Jasa.


Salemba Empat.

Tjiptono,Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai