Anda di halaman 1dari 36

PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN
PEDRIATIK
Mata Kuliah : Farmasi Klinik
Dosen Pengampu : Apt.Sri Wahyuni, M.Farm

KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH

Cindy Widya Rosa br Simarmata 192114066


Miftahul Husna 202114030
Deza Annisa 202114038
Ulfa Rahmi 202114053
Fitri Yana Hasibuan 202114068
DEFINSI
Pediatri adalah cabang kedokteran yang menangani
perkembangan, penyakit, dan gangguan pada anak.
Masa bayi dan kanak-kanak merupakan periode
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
Berbagai organ, sistem tubuh, dan enzim yang
menangani obat berkembang dengan kecepatan
yang berbeda, oleh karena itu, dosis obat, formulasi,
respons terhadap obat, dan reaksi merugikan
bervariasi selama masa kanak-kanak.
LANJUTAN
Dibandingkan dengan pengobatan orang dewasa,
penggunaan obat pada anak-anak tidak banyak
diteliti, dan kisaran obat berlisensi dalam bentuk
dosis yang sesuai terbatas.
Terapi obat pada pediatri berbeda dengan terapi
obat pada orang dewasa karena perbedaan
karakteristik. Perbedaan karakteristik ini akan
mempengaruhi farmakokinetika – farmakodinamika
obat yang pada akhirnya akan mempengaruhi efikasi
dan/ atau toksisitas obat.
Pembagian kelompok umur anak yang
dipakai di Kemenkes
1. Bayi: umur 0 -<1 tahun
2. Balita: umur 0 -<5 tahun
3. Anak Balita: umur 1 -<5 tahun
4. Anak Pra sekolah: umur 5 -<6 tahun
5. Anak Remaja: 10-18 tahun, dibagi menjadi:
pra remaja ( 10 -<13 tahun) dan remaja
(13-<18 tahun)
6. Anak Usia Sekolah: 6 -< 18 tahun
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
a. Anatomi Pediatrik
Bentuk Kepala lebih besar daripada orang dewasa apabila
dibandingkan dengan tubuhnya. Otot-otot leher masih lemah
dan belum berkembang sehingga tidak bisa menahan tegak
kepalanya.
Rongga dada (thorak) berubah rubah bentuknya sesuai dengan
usia anak, pada 2 tahun pertama tulang iga terletak horizontal
dan otot-otot pernapasan masih sangat lemah sehingga
pernapasan seluruhnya dilakukan oleh diagfragma. Laring
terletak lebih tinggi, rima glotis setinggi vertebra servikal III-IV
pada bayi dan pada.

SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

Jalan Napas Pada Dewas (Kiri), Jalan Napas Anak (Kanan)


SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
LANJUTAN
Epiglotis lebih panjang dan kecil, berbentuk huruf U, tidak
rata dan membentuk sudut 450 C dengan dinding faring
anterior sedangkan pada orang dewasa letaknya menutupi
dasar lidah. Bagian tersempit trakea kira-kira setinggi
tulang krikoid. Hal ini menyebabkan endotrakheal tube
sering mengalami kesulitan masuk pada daerah ini
Sudut dari bifurcatio trakhea kecil, tidak mempunyai cincin
trakhea (ada tapi belum kokoh), pembuluh darah (vena-
vena) sangat kecil dan sulit dilihat terutama bayi yang
gemuk
SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
b. Fisiologi Pediatrik

1. Metabolisme dan temperatur.


2. Pasien pediatrik/infant memiliki permukaan tubuh per
kilogram yang lebih luas dibandingkan dewasa (rasio
peningkatan permukaan tubuh/berat) metabolisme dan para
meter yang berhubungan lainya (konsumsi oksigen, produksi
CO2, cardiac output, dan ventilasi alveoli) lebih berhubungan
dengan permukaan tubuh dibandingkan dengan berat.

SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
3. Kulit yang tipis, kandungan lemak lebih rendah, dan
luasnya permukaan tubuh dibandingkan dengan berat
menyebabkan banyaknya panas yang lepas pada
neonatus. Masalah ini diperberta dengan kamar operasi
yang dingin, luka yang terpapar, pemberian cairan
intravena, gas-gas anestesi yang kering, dan efek
langsung dari obat-obat anestesi terhadap regulasi suhu.

SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

4. Hipotermia merupakan masalah yang serius


yang berhubungan dengan lambatnya bangun
dari anestesi, iritabilitas jantung, depresi napas,
meningkatnya resistensi vaskuler paru, dan
respon terhadap obat meningkat.

SUMBER: POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


Karakteristik Organ Pada Anak
Tekanan Darah (mmHg)
USIA SISTOLIK DIASTOLIK
Bayi Baru Lahir (12 Jam) 60-85 45-55
Neonatus (96 Jam) 67-84 35-53
Bayi (1-12 Bulan) 80-100 55-65
Balita (1-2 Tahun) 90-105 55-70
Balita (3-5 Tahun) 95-107 60-71
Usia Sekolah (6-9 Tahun) 95-110 60-73
Usia Sekolah (10-11 Tahun) 100-119 65-76
Remaja (12-15 Tahun) 110-124 70-79
Karakteristik Organ Pada Anak
Frekuensi Pernapasan (Kali / Menit)
USIA FREKUENSI PERNAPASAN
Bayi (< 1 Tahun) 30-55
Balita (1-2 Tahun) 20-30
Balita (3-5 Tahun) 20-25
Usia Sekolah (6-11 Tahun) 14-22
Remaja (12-15 Tahun) 12-18
Karakteristik Organ Pada Anak
Denyut Jantung (Denyut/ Menit)
USIA Saat Bangun Tidur Saat Tidur

Neonatus (< 28 Hari) 100-165 90-160


Bayi (1Bulan-1 Tahun) 100-150 90-160
Balita (1-2 Tahun) 70-110 80-120
Balita (3-5 Tahun) 65-110 65-100
Usia Sekolah (6-11 Tahun) 60-95 58-90
Remaja (12-15 Tahun) 55-85 50-90
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Perubahan perkembangan fungsi ekskresi hati dan ginjal selama
masa bayi dan anak-anak mungkin memerlukan penyesuaian
dosis untuk mencapai konsentrasi obat terapeutik.

Misalnya, rekomendasi dosis teofilin adalah spesifik usia selama


masa kanak-kanak untuk mengkompensasi perubahan klirens
obat. Klirens eliminasi keseluruhan teofilin (ekskresi ginjal +
metabolisme hati) sangat tertunda pada bayi baru lahir 20
mL/menit/kg pada bayi baru lahir prematur), dan dosis yang
dianjurkan pada populasi ini adalah 4 mg/kg/hari.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Namun, bersihan teofilin pada anak-anak (100
mL/menit/kg) adalah 40% lebih tinggi daripada orang
dewasa (70 mL/menit/kg), dan anak-anak akan
memerlukan dosis normalisasi berat badan yang lebih
tinggi daripada orang dewasa (42-44). Efek dari tingkat
pembersihan teofilin yang bergantung pada usia pada
dosis yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat
obat terapeutik.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Farmakokinetika – Farmakodinamika

Kinetika obat dalam tubuh anak-anak berbeda


dengan dewasa sesuai dengan pertambahan
usianya.
Beberapa perubahan farmakokinetika terjadi selama
periode perkembangan dari masa anak-anak sampai
masa dewasa yang menjadi pertimbangan dalam
penetapan dosis untuk pediatri :

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
1. ABSORPSI
Bioavailabilitas obat yang diberikan secara oral
dipengaruhi oleh sekresi asam lambung, motilitas
gastrointestinal, luas permukaan serap usus,
kolonisasi bakteri usus, dan aktivitas usus dan hati
enzim metabolisme obat yang bertanggung jawab
untuk metabolisme presistemik obat.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Absorpsi obat melalui rute oral dan parenteral pada anak
sebanding dengan pasien dewasa. Pada bayi dan anak sekresi
asam lambung belum sebanyak pada dewasa, sehingga pH
lambung menjadi lebih alkalis. Hal tersebut akan menurunkan
absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti
fenobarbital dan fenitoin, sebaliknya akan meningkatkan
absorbsi obat – obat yang bersifat basa lemah seperti penisilin
dan eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung akan
mencapai tahap normal pada usia sekitar tiga tahun. Waktu
pengosongan lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam
sedangkan dewasa 3-4 jam.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
2. DISTRIBUSI OBAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi obat
meliputi sifat fisikokimia obat, curah jantung, aliran
darah regional, komposisi tubuh termasuk air
ekstraselular dan jaringan adiposa, dan derajat
pengikatan protein dan jaringan.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Distribusi obat pada bayi dan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena adanya perbedaan volume
cairan ekstraselluler, total air tubuh, komposisi
jaringan lemak, dan ikatan protein. Volume cairan
ekstraselular relatif lebih tinggi dibandingkan orang
orang dewasa, volume ini akan terus menurun
seiring bertambahnya usia; pada neonatus 50%,
pada bayi berusia 4-6 bulan 35%, pada usia satu
tahun 25% sedangkan pada orang dewasa sebanyak
20-25% dari total berat badan.
Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Hal lain yang lebih penting adalah total cairan dalam
tubuh akan lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan secara
prematur (80-85% dari total berat badan) dibandingkan
pada bayi normal (75% dari total berat badan) dan pada
bayi usia 3 bulan 60% dan pada orang dewasa (55% dari
total berat badan). Besarnya volume cairan ekstra sel dan
total air tubuh akan menyebabkan volume distribusi dari
obat-obat yang larut dalam air contoh fenobarbital Na,
penisillin dan aminoglikosida, akan meningkat sehingga
dosis mg/kg BB harus diturunkan.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
3. METABOLISME OBAT
Kapasitas hati untuk memetabolisme obat lebih
rendah saat lahir, dan laju perkembangan berbagai
jalur metabolisme sangat bervariasi dan dapat
dipengaruhi oleh paparan obat dalam rahim dan
pasca kelahiran Generalisasi tentang laju maturasi
sistem enzim metabolisme obat selama masa bayi
dan masa kanak-kanak sulit karena kurangnya data,
tingkat variabilitas, dan inducibilitas beberapa sistem
enzim.
Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Rendahnya metabolisme obat di hati pada
neonatus disebabkan oleh rendahnya aliran
darah ke hati, asupan obat oleh sel hati,
kapasitas enzim hati dan ekskresi empedu.
Sistem enzim di hati pada neonatus dan bayi
belum sempurna, terutama pada proses oksidasi
dan glukoronidase, sebaliknya pada jalur
konjugasi dengan asam sulfat berlangsung
sempurna
Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
4. EKSKRESI
Pada umumnya obat dan metabolitnya dieliminasi
melalui ginjal. Kecepatan filtrasi glomerulus pada
neonatus adalah 0,6–0,8 mL/menit per 1,73 m 2 dan
pada bayi adalah 2-4 mL/menit per 1,73 m . Proses
2

filtrasi glomerulus, sekresi tubuler dan reabsorpsi


tubuler akan menunjukkan efisiensi ekskresi ginjal.
Proses perkembangan proses ini akan berlangsung
sekitar beberapa minggu sampai satu tahun setelah
kelahiran.
Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN OBAT
RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
JURNAL YANG DIGUNAKAN

Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Pasien pediatri dapat menggunakan berbagai rute
administrasi obat yang bervariasi, mulai dari rute
oral (pulveres, tablet, kapsul, sirup), inhalasi, hingga
parenteral. Hal ini terkait dengan permasalahan
penggunaan obat yang efektif dan efisisen.Peracikan
obat umumnya menjadi solusi terhadap
keterbatasan formula obat untuk anak. Untuk
mencapai peresepan yang optimal pada pasien
pediatri, diperlukan bukti yang cukup mengenai
keamanan dan khasiat dari obat terhadap pasien
Referensipediatri.
: Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Peracikan obat menjadi pilihan terapi yang penting
untuk disiapkan dalam menangani pasien dengan
kebutuhan medis khusus, contohnya pasien
pediatri yang tidak mampu menelan obat dalam
bentuk yang tersedia secara komersial.Peracikan
obat menjadi perhatian karena hal tersebut
banyak memunculkan kejadian yang tidak
dikehendaki seperti interaksi obat.
Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Masalah terkait obat adalah keadaan atau kejadian
yang melibatkan terapi obat yang secara aktual atau
potensial dapat mempengaruhi hasil terapi yang
diharapkan. Masalah terkait obat meliputi ketidak
tepatan rute, dosis, timbulnya reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD) termasuk interaksi obat dan
masalah kepatuhan serta pemilihan obat. Uraian
skematis tentang masalah, penyebab, intervensi dan
outcome yaitu:

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
1.Rute Pemakaian Obat
Rute oral merupakan cara pemberian yang
paling sesuai untuk anak-anak, terutama
sediaan cair yang sangat cocok untuk
balita. Cara pemberian yang tepat tentu
mengutamakan keamanan dan efektifitas
terapi obat

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Rute rektal merupakan alternatif terhadap rute oral
yang berguna bagi pasien yang tidak dapat
meminum obat karena mual atau karena pingsan.
Pemberian melalui rektal juga bermanfaat untuk
pasien yang memerlukan absorpsi secara cepat,
misalnya pada penggunaan diazepam untuk
mengontrol kekejangan

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK

Rute inhalasi dapat menimbulkan kesulitan pada


anak-anak karena penggunaan aerosol yang
memerlukan bantuan dari pihak lain. Bayi yang
berusia kurang dari 2 tahun paling sesuai untuk
menggunakan nebulizer.

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Rute Intravena Pada Kondisi Yang Serius.
Kecepatan Penyuntikan Obat Dan Tempat
Penyuntikan Bervariasi Luas Pada Pasien
Pediatri. Konsentrasi Serum Efektif Diharapkan
Cepat Tercapai Setelah Pemberian Obat Infus.

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
2. Permintaan Dosis
Permintaan dosis umumnya berdasarkan pada berat
badan neonatus, bayi dan anak-anak; misalnya
miligram per kg berat badan untuk diberikan pada
satu atau lebih dosis pemberian dalam sehari.Pada
kasus yang lain jumlah total berat badan atau luas
permukaan tubuh setiap individu atau dosis harian
pada pasien pediatri khususnya pada pasien remaja,
harus tidak melebihi dosis yang diindikasikan untuk
pasien dewasa
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
KESIMPULAN
Pediatri adalah cabang kedokteran yang menangani
perkembangan, penyakit, dan gangguan pada anak. Masa
bayi dan kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat.
Kinetika obat dalam tubuh anak-anak berbeda dengan
dewasa sesuai dengan pertambahan usianya.
Beberapa perubahan farmakokinetika terjadi selama
periode perkembangan dari masa anak-anak sampai masa
dewasa yang menjadi pertimbangan dalam penetapan
dosis.Pasien pediatri dapat menggunakan berbagai rute
administrasi obat yang bervariasi, mulai dari rute oral
(pulveres, tablet, kapsul, sirup), inhalasi,
hingga parenteral.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai