Anda di halaman 1dari 96

AEROSOL CAIR

AEROSOL
• Sejarah
Aerosol pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1950
sebagai Medihaler Epi oleh Laboratorium Riker (sekarang 3M
Pharmaceutical). Produk ini dipasarkan dalam bentuk larutan
dan suspensi. Dalam bentuk larutan, produk yang
mengandung epinefrin hidroklorida larut dalam hidroalkohol
dan campuran propelan Clorofluorocarbon (CFCs),
mengandung diklorofluorometan (propelan 12) dan
diklorofluoroetan (propelan 114). Produk tersebut dikemas
dalam plastik kecil yang dilapisi botol gelas dan wadah
stainless steel (30 ml atau kurang) berukuran pas dengan
sebuah alat penyemprot pengukur dosis yang disesuaikan
kira-kira 50μl dari produk total.
•Definisi
Menurut Farmakope Indonesia edisi empat, aerosol farmasetik adalah
sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik
yang dilepas pada saat sitem katup yang sesuai ditekan.

Aerosol farmasetik dapat diartikan sebagai produk aerosol yang


mengandung zat aktif yang terlarut, tersuspensi, atau teremulsi dalam
sebuah propelan atau campuran pelarut dan propelan, yang dimaksudkan
untuk pemberiaan topikal., pemberian ke dalam salah satu bagian
(lubang) tubuh seperti telinga, rektum dan vagina; atau dimaksudkan
untuk pemberiaan secara oral atau nasal sebagai partikel padat halus atau
tetesan cairan melalui saluran paru-paru, lubang hidung atau lubang
mulut ( bucal atau sublingual).
•Keuntungan Bentuk Sediaan Aerosol
Secara umum keuntungan bentuk sediaan aerosol diantaranya:
• Produk ini lebih nyaman dipakai, karena berada dalam unit
kemasan dan bisa dipakai atau diberikan secara mudah dan
cepat. Tidak diperlukan peralatan tambahan seperti sikat,
atomizer atau nebulizer.
• Tidak ada kontaminan yang berbahaya dalam produk, yang
berasal dari zat luar. Kelembapan, bakteri dan sebagainya
tidak dapat memasuki wadah selama tekanan yang adekuat
dapat dipertahankan dalam wadah. Bentuk sediaan aerosol
juga tahan terhadap tekanan dari luar, tidak seperti kapsul
dan produk lainnya.
• Penggunaan melalui alat penyemprot, dosis obat dapat
diantarkan secara akurat, efektif dan efisien.
•Cara Kerja Wadah Aerosol
• Cara kerja dari suatu wadah aerosol bergantung pada jenis
propelan yang digunakan.
• Propelan diartikan sebagai gas cair dengan tekanan uap yang
lebih besar dari tekanan atmosfer pada suhu 40 0C (1050 F).
Propelan dikatakan sebagai jantung dari aerosol. Propelan
bersama dengan penyemprot harus dapat menghantarkan
produk menuju tempat aksi dalam bentuk yang dapat
digunakan.
• Semua produk aerosol terdiri atas bagian yang volatil dan
nonvolatil. Bagian volatil terdiri dari propelan murni atau
campuran propelan murni dan pelarut volatil seperti etanol.
Bagian non volatil biasanya merupakan zat aktif, pelarut, dan
zat pendispersi.
Jenis-jenis Aerosol

• Aerosol Oral (Buccal)


• Aerosol Inhalasi
• Aerosol Nasal
• Aerosol Topikal
• Aerosol Vaginal dan Rektal
Aerosol Oral

• Aerosol oral diformulasikan sebagai larutan bahan aktif


dengan atau tanpa kosolven dalam campuran propelan.
• propelan 12/11 atau 12/114 atau campuran semua propelan
• Produk disebarkan oleh katup metered-dose dan disemprotkan
dibawah lidah, dimana zat diserap dengan cepat.
• Nitrogliserin tersedia dalam sediaan ini. Nitrolingual Spray
mengandung 0,4 mg nitrogliserin per metered-dose.
Aerosol Inhalasi

• Inhalasi aerosol diformulasikan sebagai aerosol solutio


atau suspensi.
• Wadah alumunium yang digunakan memiliki ukuran
antara 15-30 ml dengan katup metered melepaskan
sekitar 35-75μl/dosis.
• Propelan yang digunakan adalah 12/11, 12/114, 12/114/11.
Aerosol Nasal
• steroid anti-inflamasi intranasal beklometason dipropionat,
triamsinolon asetonida, deksametason natrium fosfat, dan
budesonida.
• diindikasikan untuk mengobati gejala rinitis parenial.
• Pemberian dengan secara langsung ke mukosa hidung
dengan aerosol dapat menyediakan pengobatan yang
kontinu untuk kongesti hidung, bersin, pilek, gatal yang
berhubungan dengan demam, dan alergi hidung tanpa
masalah yang berkaitan dengan penggunaan antihistamin
dan dekongestan seperti rasa ngantuk dan stimulasi
kardiovaskular.
• Insulin dan protein peptida lain sedang dikembangkan untuk
penggunaan dengan nasal aerosol.
Aerosol topikal

• Aerosol untuk sediaan topikal :anti infeksi (povidon iodin,


tolnaftat);adrenokortikal steroid (betametason dipropionat,
deksametason), dan anestetik lokal (dibukain hidroklorida).
• membantu dalam pemberian atau pemakaian obat pada
bagian permukaan yang diinginkan tanpa harus
menggunakan jari atau tangan sehingga dapat mengurangi
pengotoran seperti pada sediaan topikal lainnya.
• kesulitan yang muncul adalah saat penggunaan pada area
yang sempit.
Aerosol vaginal dan rektal
• Aerosol foam atau busa yang tersedia dipasaran
mengandung zat esterogenik dan kontrasepsi.
• Wadah aerosol memiliki alat uniserter yang terisi busa dan
menempatkan isi pada vagina melalui aktivasi plunger.
• Umumnya emulsi minyak dalam air dan tercampur dalam air
dan tidak lengket atau berminyak.
• Beberapa sediaan aerosol rektal yang tersedia dipasaran
menggunakan rektal inserter untuk memasukkan busa ke
dalam rektum.
• Sistem aerosol terdiri dari konsentrat produk, propelan,
wadah dan alat penyemprot yang cocok. Konsentrat dapat
berupa larutan, dispersi, emulsi atau jenis setengah padat,
dimana propelan dapat berupa gas cair atau gas yang
dimampatkan.
Komponen Aerosol
1. Wadah
Berbagai bahan yang telah digunakan dalam pembuatan wadah aerosol
termasuk :
• Gelas, dilapisi atau ditak dilapisi plastik
• Logam, termasuk kaleng yang disepuh dengan baja, aluminium, dan baja
tahan karat (stainless steel)
• Plastik
Pemilihan wadah untuk produk aerosol berdasarkan pada kemampuan
penyesuaiannya terhadap cara pembuatan, ketercampurannya dengan
komponen formula, kemampuannya untuk menahan tekanan yang
diharapkan produk, kepentingannya dalam model dan daya tarik estetik
pada bagian pembuatan dan pembiayaan.
• Wadah plastik tidak selalu berhasil baiik sebagai pengemas aerosol karena
sifatnya yang dapat ditembus oleh uap dalam wadah. Juga interaksi tertentu
obat plastik telah terjadi yang mempengaruhi penglepasan obat dari wadah
dan menurunkan efektivitas produk.
2. Propelan
• Berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan bahan dari wadah dan dalam kombinasi
dengan komponen lain dapat mengubah bahan ke
bentuk fisik yang diinginkan.
• Contoh Propelan:
hidrokarbon
turunan fluoroklorometana
etana
butana
pentana
gas CO2
3. Konsentrat Mengandung Zat Aktif

• Menggunakan pelarut pembantu untuk memperbaiki


kelarutan zat aktif atau formulasi dalam propelan, misalnya;
Ex: Etanol, propilenglikol, PEG
4. Katup
Katup aerosol terpasang biasanya terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:

 Aktuator (penggerak)
Aktuator adalah kenop yang ditekan oleh pemakai untuk mengaktifkan
katup terpasang untuk pemancaran produk.

 Pegas
Pegas memegang pengikat pada tempatnya dan juga merupakan
mekanisme yang menarik kembali aktuator ketika tekanan dilepaskan
kemudian mengembalikan katup ke posisi semula

 Pipa tercelup
Pipa tercelup memanjang dari badan menurun masuk ke dalam produk
yang berperan untuk membawa formula dari wadah ke katup.
 Tangkai
Tangkai membantu aktuator dan pengeluaran produk dalam bentuk yang
tepat ke ruangan aktuator.

 Pengikat
Pengikat ditempatkan dengan tepat terhadap tangkai untuk mencegah
kebocoran formula bila katup pada posisi tertutup.

 Lengkungan bantalan
Lengkungan bantalan terikat pada tabung aerosol atau wadah berperan
dalam pemegangan katup ditempatnya.

 Badan
Badan terletak langsung dibawah lengkung bantalan yang berperan dalam
menghubungkan pipa tercelup dengan tangkai dan aktuator.
Cara Kerja Wadah
Aerosol
• Sistem aerosol terdiri dari konsentrat produk, propelan,
wadah dan alat penyemprot yang cocok. Konsentrat dapat
berupa larutan, dispersi, emulsi atau jenis setengah padat,
dimana propelan dapat berupa gas cair atau gas yang
dimampatkan.
A. Sistem Gas Cair

• Gas cair biasanya digunakan untuk menyediakan energi yang


diperlukan untuk berfungsinya wadah aerosol.
• Gas cair merupakan material yang dalam suhu kamar dan
tekanan atmosfer berada dalam bentuk gas atau uap dan
dapat menjadi cair pada tekanan atau suhu relatif rendah.
• Contoh: Clorofluorocarbon (CFCs) dan hidrokarbon cair yang
memiliki tekanan relatif rendah (15-80 psig) dan berada pada
bentuk cair.
B. Sistem Gas yang Dimampatkan

• Aerosol yang menggunakan gas yang dimampatkan sebagai


propelan bekerja secara penting sebagai paket takaran yang
di dalamnya tekanan gas mendorong produk dari wadah pada
bentuk aslinya.
• Propelan yang berupa gas yang dimampatkan merupakan gas
yang ditempatkan dalam wadah di bawah tekanan, contoh
nitrogen (90 psig). Karena perbedaan tekanan , 90 psig itu
mampu mendorong isi keluar dari alat penyemprot segera
setelah alat penyemprot dibuka.
• Gas yang digunakan dapat berupa nitrogen, nitrit oksida atau
karbon dioksida
C. Barier Packs

• Meskipun Barier packs sudah terdapat dari dulu,


penggunannya sekarang semakin bertambah karena
digunakan secara efektif dalam propelan yang dapat diterima
linkgkungan.
• Sistem ini berdasarkan pemisahan propelan dan produk,
propelan bekerja hanya untuk mendorong isi keluar dari
wadah.
• Sistem ini secara esensial terdiri atas kantung dalam (sekat)
yang ditempatkan dalam wadah biasa (umumnya logam).
Produk disegel di bagian dalam kantung dalam. Propelan
ditambahkan pada bagian luar wadah dan memberikan jarak
antara kantung dalam dan wadah luar.
Metode Produksi Aerosol
•Proses pengisian dengan pendinginan
•Proses pengisian dengan tekanan
Proses pengisian dengan
• Skala Laboratorium
pendinginan
Zat aktif dilarutkan atau disuspensikan dalam sebagian propelan dan atau kosolven.
Kemudian didingingkan kira-kira pada suhu -30oC dan ditambahkan ke wadah dingin.
Propelan juga didinginkan hingga suhu -30oC, lalu ditambahkan pula ke dalam wadah.
Katup disegel ditempat.

• Skala Produksi
Prosedur sama (“two stage filling”)
produk dibuat dalam tangki pencampuran besar dari stainless steel yang dilengkapi
dengan mantel pendingin (suhu dibawah -30oC).
Tangki dilengkapi homogenizer yang berfungsi sebagai mixer dan sebuah filter untuk
memutuskan aglomerat (gumpalan) yang mungkin terbentuk.
Prosedur lain telah dikembangkan dan dikenal sebagai “one stage filling” → Campuran
dimasukkan ke dalam tanki tertutup yang mampu mendinginkan pada suhu -45oC
hingga -60oC → Sebagian propelan ditambahkan dan untuk suspensi , agen dispersi
ditambahkan → bahan dicampur dengan baik dan diikuti dengan penambahan zak aktif
micronized → bahan dicampur dengan homogenizer. Sisa propelan yang masih ada
ditambahkan lalu dicampur hingga homogen. Produk yang dihasilkan diisi secara
langsung ke dalam kaleng dingin dan katup disegel di tempat.
Proses pengisian dengan tekanan

• Konsentrat ditempatkan dalam wadah dan propelan ditekan


melalui lubang katup sesudah katup ditutup
• Atau propelan dibiarkan mengalir dibawah tutup katup
kemudian katup ditutup (pengisian dibawah tutup katup).
• Dengan metode ini harus diusahakan agar terjadi pengosongan
udara dengan alat hampa udara atau dengan pemindahan
dengan sejumlah kecil propelan.
• Pengendalian proses pembuatan meliputi:
• Pemantauan formulasi dan bobot pengisian propelan
• Uji tekanan
• Uji kebocoran
Mesin Pengisi Aerosol
Otomatis
Stabilitas Aerosol
• Inhaler dosis terukur, oral dan nasal aerosol :
Tekanan, kehilangan berat, kandungan total bahan obat,
keseragaman bobot, kandungan lembab, katup, ukuran
partikel, unit spray, produk terdegradasi, keseragaman
kandungan, masalah partikel, kandungan mikroba, interaksi
produk dengan katup, interaksi produk dengan wadah kaleng.
• Spray topikal :
Tekanan, kehilangan berat, jumlah tersebar, berat jenis,
viskositas, interaksi produk dengan katup, interaksi produk
dengan wadah, dan sebagainya.
• Busa :
Sama seperti spray, berat jenis dan karakteristik busa, jumlah
yang keluar jika dosis terukur dan jika bukan dosis terukur.
Formulasi Aerosol
1. Aerosol Solutio

• Aerosol solutio mengandung zat aktif dalam propelan


murni atau campuran propelan dan pelarut.
• Pelarut digunakan untuk melarutkan zat aktif atau untuk
mengurangi penguapan propelan.
• Etil alkohol merupakan pelarut yang banyak digunakan,
selain itu juga digunakan propilen glikol, dipropilen glikol,
etil asetat, aseton
Solutio telah banyak digunakan dalam sediaan perawatan kaki,
anestetik lokal, sediaan anti inflamasi, dan aerosol untuk oral
dan nasal.

Zat aktif terlarut dalam sistem

Pelarut etil alkohol, glikol, air, surfaktan,


liposom
Antioksidan asam askorbat

Flavor minyak aromatik

Propelan 12/11
12/14
12
12/114/11
topikal
Zat aktif terlarut dalam sistem
Pelarut etil dan isopropil alkohol, glikol,
isopropil ester, surfaktan
Antioksidan asam askorbat
Pengawet metil dan propil paraben
Propelan isobutana
propana/butana
propelan 22
propelan 152a/142b
propelan 22/142b
dimetileter
2. Aerosol Suspensi
• Untuk zat aktif yang tidak dapat larut dalam propelan atau
campuran propelan pelarut dan tidak dapat dilakukan
penambahan kosolven, zat aktif dapat disuspensikan dalam
propelan.
• Contoh formulasi :aerosol antiasmatik, antibiotik, steroid,
dan lain-lain.
• Masalah yang dapat muncul antara lain caking,pertumbuhan
ukuran partikel, dan sumbatan pada katup.
Aerosol suspensi untuk Inhalasi
Zat aktif mikronisasi

Surfaktan atau agen pendispersi sorbitan trioleat, lesitin, dan


derivatnya
oleil alkohol
etil alkohol

Propelan 12/11
12/14
12
12/114/11
topikal
Zat aktif dapat melewati saringan 325 mesh

Surfaktan atau agen pendispersi isopropil miristat


minyak mineral
sorbitan ester
polisorbat
glikol eter dan derivatnya
Propelan 12/11;12/14
hidrokarbon
142a,152a, 22
dimetil eter
3. Aerosol Emulsi

• Aerosol emulsi mengandung zat aktif, pembawa yang


aqueous atau non aqueos, surfaktan, dan propelan.
• Produk dapat diemisikan dalam bentuk busa (foam) yang
stabil atau yang mudah hancur
• Propelan dapat berada dalam fase internal maupun eksternal.
• Ketika propelan berada dalam fase internal, busa yang akan
diemisikan.
• Bila propelan dalam fase eksternal, produk disebarkan
sebagai spray.
• Salah satu keuntungan dari sistem busa dibandingkan spray
adalah area yang diinginkan untuk kontak dengan produk
dapat dikontrol
• Anionik surfaktan dan nonionik surfaktan banyak digunakan
• Formulasi busa yang dapat dimakan adalah seperti pada obat
batuk, suplemen kalsium, antasida, vitamin, dan produk
sejenisnya
topikal
Zat aktif terlarut dalam asam lemak,
minyak tumbuhan, glikol
Emulgator trietanolamin stearat
polioksietilen sorbitan ester
wax
surfaktan
Modifikasi emolien
lubrikan
pengawet
pewangi
Propelan 12/14
hidrokarbon
22/152a
22/142b
152a/142b
dimetileter
Contoh Formulasi
Aerosol
Azelastine Hydrochloride Nasal
Spray
1% azelastine hydrochloride berupa larutan dalam air
1. Mengambil 90% dari akuades dalam wadah dari stainless
steel yang sesuai.
2. Melarutkan di dalam akuades dengan urutan azelastine
hydrochloride, edetic acid, NaCl, benzalkonium klorida, asam
sitrat, dan sodium monohydrogen-phosphate, kemudian
dihomogenkan.
3. Mencukupkan volume hingga yang dikehendaki dengan
akuades.
4. Menyaring larutan melalui saringan dengan diameter
porinya 0,22 mikron.
5. Memastikan pH larutan yaitu sebesar 6,8 ± 0,3
6. Memasukan dalam botol plastik yang ditutup dengan
conventional spray insert atau dalam botol plastik atau gelas
yang ditutup conventional pump sprayer.
Beclomethasone Dipropionate
Inhalation Aerosol

metered-dose aerosol manual-pump spray


• beclomethasone dipropionate  suspensi beclomethasone
kortikosteroid yang memiliki efek dipropionate, monohidratnya
anti-inflamasi  metered-dose ekivalen dengan 0,084% b/b
aerosol beclomethasone dipropionate
dalam medium air
• larutan beclomethasone
dipropionate dalam propelan yaitu
HFA-134a (1,1,1,2
tetrafluoroethane) dan etanol
1. Memasukkan beclomethasone dipropionate ke dalam wadah dan melarutkannya
dalam etanol yang terlebih dahulu dicampurkan dengan asam oleat, dibantu
dengan pengadukan.
2. Setelah itu, menambahkan HFA 227 (propelan) yang sebelumnya telah
dicampurkan dengan CO2 dan mengatur tekanan sebesar 6,5 bar pada suhu 20oC
pada wadah tekanan lainnya dengan pengadukan.
3. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam wadah aluminium yang ditutup rapat
dengan metered valves dengan teknik pengisian tekanan.
Salmeterol Xinafoate Inhalation
Aerosol
Suspensi mikrokristalin salmeterol xinafoate dalam campuran dari 2 propelan
(trichlorofluoromethane, dichlorodifluoromethane) dengan lesitin.
1. Mentransfer Miglyol 829 dengan memompanya dari wadah yang
telah ditara ke dalam wadah pencampuran.
2. Setelah itu, mengatur propeler dengan sirkulasi optimum dan
revolusi sesuai untuk memastikan tidak adanya udara yang
terjebak.
3. Menimbang salmeterol xinafoate dan memasukannya dengan
segera ke dalam wadah pencampuran sambil diaduk perlahan.
4. Pencampuran terus dilakukan tanpa mengubah rpm-nya.
5. Melarutkan mentol didalam minyak pepermin pada suhu 25oC
dengan pengadukan secara perlahan pada wadah yang lain
hingga larutannya jernih.
6. Memasukkan larutan pada langkah 5 ke dalam campuran langkah
4 dengan kecepatan yang diatur,pencampuran dilanjutkan
hingga 1 jam.
7. Menyimpan larutan dalam kaleng aluminium dengan
polyethylene stopper dan screw cap.
Pengujian Aerosol
EVALUASI
Evaluasi aerosol
 Aerosol cair dapat dievalusi dengan serangkaian pengujian fisik,
kimia dan biologi yang meliputi :

A. Kemampuan terbakar dan pembakaran


1.Titik nyala
Alat : Tag open Cup Apparatus Standar
Cara: Produk didinginkan sampai -25 Fdan dipindahkan
keperalatan pengujian . cairan diuji dibiarkan naik
teremperaturnya perlahan-lahan .

2. Luas nyala api


B. Karakteristik Fisika Kimia
1.tekanan uap
2. kerapatan : alatnya hidrometer dan piknometer
3. Kandungan Lembab yaitu dengan metode Karl Fisher
4. Identitas Propelan digunakan dengan metode
kromatografi,spektrofotometri infra merah
5. Perbandingan Konsentrat Propelan
C. Penampilan

1. Laju pelepasan katup aerosol


2. pola semprotan : membandingkan pola semprotan yang diperoleh
dari bahan dengan bact yang berbeda- beda.
3. Takaran dengan katup berukuran
4. kandungan bersih( neto)
5.Kestabilan busa
6. penentuan ukuran partikel, ,metode yang digunakan : pemukul
cascade dan peluruh penghamburan cahaya
7. kebocoran
D. Karakteristik Biologis
1.Keaktifan Terapetis
2. Toksisitas

Meliputi efek inhalasi dan efek topikal. Aerosol yang


digunakan secara topikal dapat mengiritasi daerah kulit atau
tidak. Namun saat ini belum ada pengujian yang benar-benar
bagus, walaupun sudah ada alat penduga panas yang
dilekatkan untuk mencatat perubahan temperatur kulit ketika
kulit disemprotkan aerosol
Penandaan Sediaan Aerosol
Obat
• Peringatan
Hindari penghirupan. Jauhkan dari mata atau selaput
lendir lain.
• Pernyataan
“hindari penghirupan” tidak diperlukan pada sediaan inhalasi.
• Pernyataan
“atau selaput lendir lain” tidak diperlukan untuk sediaan yang digunakan
pada selaput lendir.
• Peringatan → Isi bertekanan
Wadah jangan ditusuk atau dibakar. Hindari panas atau simpan pada
suhu < 49o C. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Penandaan obat yang mengandung propelan, yang seluruhnya
atau sebagian terdiri dari halokaron atau hidrokarbon:
• Peringatan:
Tidak boleh langsung dihirup, penghirupan secara sengaja dapat
menyebabkan kematian
• Peringatan:
Gunakan hanya sesuai petunjuk ; penggunaan salah dengan sengaja
menghirup isi dapat berbahaya atau berakibat fatal
AEROSOL KOSMETIK
Pendahuluan

• aerosol adalah partikel yang sangat kecil (fines)


berbentuk koloid dari bahan padat atau cair yang
terdispersi dalam gas.
• Produk aerosol diklasifikasikan sebagai berikut berdasarkan
kandungannya saat dikeluarkan dari wadah :
• Produk berbentuk kabut : hairspray.
• Produk berbeentuk bubuk : powder spray, deodorant, bahan
warna.
• Produk berbentuk busa : busa penata rambut, cream pencukur
janggut, shampo.
• Produk berbentuk pasta : cream dan lain-lain.
• aerosol adalah istilah umum dalam koloid kimia untuk
pembagian kembali dengan sempurna partikel cair atau
padat yang terdispersi dan dikelilingi oleh gas. Ukuran
partikel sebaiknya lebih kecil dari 50µ dan biasanya
kurang dari 10µ
• Asosiasi Spesialit Pembuatan Kimia secara luas
mendefinisikan sebuah aerosol sebagai produk yang dapat
disemprot dan berdiri sendiri, yang gaya propelannya
(pembawanya) disediakan oleh gas cair. Secara ilmiah,
aerosol mengarah pada sebuah suspensi cairan atau padatan
dalam gas yang membuat sebuah produk dari wadah yang
bertekanan. Meskipun demikian, pengunaan istilah umum
mendefinisikan aerosol sebagai sistem penghantaran untuk
busa, pasta, bubuk, dan sejenisnya dari wadah yang diberi
tekanan udara.
Prinsip Teknologi Aerosol

• Konsep pembagian sebuah produk dari sebuah wadah


yang bertekana digambarkan dengan gambar dibawah
ini. Penekanan terhadap aktuator membuka katup yang
dengan sebaliknya menutup komponen dalam wadah
dari tekann dari luar wadah. Propelan (gas pembawa
cair/gas) memuai danmendorong bahan ke lubang pipa
untuk disebarkan ke lingkungan.
KOMPONEN AEROSOL

• Produk aerosol yang telah siap terdiri dari bahan,


propelan (pembawa), wadah, katup dengan lubang pipa
yang berdempet, dan juga aktuator.
Wadah

• Tiga lempeng baja berlapis timah


• Dua lempeng baja berlapis timah
• Aluminium
• Kaca
• Polyethylene terephtalate (PET)
Katup

• Katup Standar
• Katup Busa
• Katup Serbuk
• Katup Semprot
• Katup Keran Uap
• Katup yang disetel
ACTUATOR

• Merupakan peralatan mesin final yang dibutuhkan untuk


mengaktifkan produk aerosol.
• dipasang pada katup/kelp uap dan tersedia dalam
berbagai ukuran dan bentuk.
• menentukan apakah produk akan keluar sebagai busa,
spray, atau steady stream.
• Terminal yang bermuara di dalam actuator dapat berkisar
dari 0.01 sampai 0.06 inchi.
• bisa saja terdapat insert yang menentukan sifat dan
penyebaran produk yang terlepas
PROPELLANTS

• memberikan energi bagi produk untuk dapat keluar dari kontainer dan berjalan
melalui katup.
• bisa berupa gas cair, yang menguap dalam tekanan atmosfer dan temperatur
ambient, atau gas yang dipadatkan.
• dapat bertindak sebagai pengisi atau pelarut untuk komponen dari formulasi.
• Syaratnya adalah kemampuannya dalam menghantarkan produk pada tingkat
yang dapat diterima selama produk tersebut masih ada.
• Contohnya:
• Hidrokarbon
• Dimetileter
• Hidrofluorokarbon
• Compressed Gas
HIDROKARBON

• ditemukan di tambang minyak mentah dan gas alam


 bahan bakar aerosol yang dominan
• dipasarkan pada kadar 95% setelah penyaringan
dengan destilasi fraksional
• Tekanan uap pada hydrocarbons cair utama pada
temperature 70°F (21 °C) adalah sebagai berikut
propane-108 psig (7.6 bars), i-butane-31 psig (2.2
bars), n-butane-17 psig (1.2 bars).
• memiliki gaya berat tertentu yang rendah, dan cairan
biasanya mengapung di dalam produk kecuali cairan
tersebut miscible.
• dapat larut di dalam beberapa larutan organik dan sama
sekali tidak menyebabkan karat jika bersentuhan dengan
permukaan yang terbuat dari logam.
• Batas titik nyala (flashpoints) dan daya ledakannya
rendah, dan dapat dicampur untuk mendapatkan
berbagai tekanan yang diinginkan.
• Bekerja dengan hydrocarbon haruslah lebih teliti karena
hal-hal sebagai berikut:
• lebih berat dari pada udara.
• Dibutuhkan tudung kepala tahan ledakan.
• Listrik statis harus dihindari.
• Area-area pembatas harus diperiksa untuk residu/sisa
hydrocarbon dengan detektor infra merah.
DIMETILETER

• menunjukkan tekanan uap sebesar 63 psig (4.34 bar) pada


temperature 70F (2I °C) dan cukup larut di dalam air
(35%).
• mudah terbakar dan berpotensi menyebabkan
pemanasan global tetapi tidak berpotensi menipiskan
lapisan ozon
• membentuk campuran-campuran azeotropic dengan
hydrofluorocarbons
• tidak menyebabkan karat, tetapi jika dicampurkan
dengan sistem-sistem bersifat encer, memungkinkan
terjadinya perusakan terhadap permukaan-permukaan
logam yang terekspos cairan atau gas  jadi ada
kebutuhan untuk menggunakan pencegah munculnya
karat  digunakan larutan semacam ethanol
HIDROFLUOROKARBO
N

• HFC 152a
• HFC 134a
• HFC 227a
COMPRESSED GAS

• paling sering dipakai CO2, N2O, dan N2  disuntikkan dalam


bentuk gas ke dalam produk aerosol dan menghasilkan
tekanan setinggi 140 psig pada temperatur ambient.
• Masalah yang paling serius dari menggunakan gas-gas ini
adalah hilangnya gas dalam aktuasi berulang.
• menghasilkan tekanan hampir 100 psig namun hanya
mengeluarkan 45 sampai 50 psig setelah 50% dari produk
dikeluarkan.
• murah dan tidak beracun serta tidak
memiliki efek buruk terhadap tingkat
ozon.
• tidak dapat menggunakan katup sumbat
uap, dan CO2 mungkin dapat
menyebabkan karatan.
• Saat digunakan, tingkat semprotan
diharapkan akan turun.
Filling

• PENGISIAN DINGIN (COLD FILLING)


• PENGISIAN TEKANAN (PRESSURE FILLING)
• UNDER-THE-CUP PRESSURE FILLING
STABILITAS

• Uji stabilitas sediaan aerosol berbeda dengan sediaan


farmasi lainnya karena adanya kemungkinan korosi dan
kegagalan mekanik yang dapat menyebabkan
ketidakstabilan produk. Formulator harus memastikan
bahwa produk yang dibuatnya itu stabil dan tidak
terpengaruh oleh wadah penyimpanan dengan adanya
propelan. Selain itu, korosi dari wadah dan
mengembangnya komponen katup juga perlu
diperhatikan.
• Singkatnya, uji yang paling baik dilakukan pada unit-unit
terisi pada berbagai kondisi. Peralatan yang tersedia
diantaranya alat uji korosi dipercepat (akselerasi korosi)
dengan tenaga listrik. Ketepatan keterulangan dari wadah
pengisi mengungkapkan segala macam kekurangan dari
penguji, termasuk perubahan produk. Korosi kaleng dan
pembusukkan gasket dapat menyebabkan kerusakan dari
sample yang disimpan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Pemasaran dari produk aerosol formulasi baru
harus ditunda sampai seluruh persyaratan uji memberikan
hasil yang memuaskan.
PEMERIKSAAN WADAH-WADAH TERISI

• Wadah-wadah erosol yang telah terisi juga diperiksa


ketepatan fungsi katupnya. Kecepatan penglepasan katup
ditentukan dengan mengeluarkan bagian-bagian isi sebelum
aerosol ditimbang selama periode tertentu, dan dihitung
terrhadap perbedaan berat, banyaknya gram isi yang
dilepaskan per unit waktu. Bila dianggap dibutuhkan, aerosol
juga dapat diperiksa pola sseemprotannya, distribusi ukuran
partikel semprotan dan ketelitian dari dosis yang dipancarkan
kembali bila digunakaan katup pengukur.
PENGEMASAN, PEMBERIAN ETIKET DAN
PENYIMPANAN

• Sistem Kantung Dalam (Inner bag system)


• Sistem piston (Piston system)
• Sistem Kaleng Sepro
• Sistem Lechner
• Sistem EP spray
• Sistem aktivasi pompa
• Dry Spray Dispenser
• F-Z Finger Pump Foamer
• Co-dispensing System
Spray, DEODORANT,
antiperspirant
 Botol spray mulai banyak dipakai oleh perusahaan besar karena kemudahannya
ketika digunakan, banyak diminati oleh konsumen. Prinsip yang digunakan pada

botol spray tersebut memakai prinsip dasar hokum Pascal dan dalil Torricelli.

Tekanan udara di dalam botol tersebut sangat besar (vakum) bila dibandingkan

dengan tekanan di luar (ruangan). Karena perbedaan tekanan, membuat udara

(fluida) bergerak Sehingga ketika katup terbuka, udara di luar akan masuk kedalam

dengan kecepatannya sesuai dengan dalil Torricelli. Permukaan fluida yang ada di

dalam tabung tedesak oleh jumlah udara yang masuk kedalam tabung (volume

udara) dengan F<<0 dibanding dengan F yang diberikan untuk membuka katup

(perbedaan A keduanya pada hokum Pascal).


 Semprotkan aerosol adalah sistem pengeluaran, maka Aerosol
Spraymenciptakan kabut aerosol partikel cair. Sebuah cair
terdapat di bawah tekanan dalam kaleng atau botol, yang di
semprot aplikator di atas ditekan, tekanan membuka katup
kontainer, maka tekanan akan memaksa cairan keluar melalui
lubang kecil di mana kabut atau aerosol dibentuk dan
dilepaskan . Beberapa propelan menguap di dalam kaleng
sebagai gas berekspansi untuk mengusir cairan, ini terjadi
pada tekanan yang lebih dipertahankan. Yang tetesan
propelan di luar dapat menguap dengan sangat cepat, pada
gilirannya daun ini cairan yang dikeluarkan sebagai partikel
halus.
• Ada banyak substansiyang berbeda dispensasi menggunakan
metode ini, beberapa di antaranya adalah:
• Deodoran
• Cat
• Insektisida
• Cleaning Products
• Deodoran adalah bentuk paling umum Aerosol Spray dan
digunakan sehari-hari menjadi orang di seluruh dunia,
terdapat di dalam cairan biasanya fragranced dan
digunakan untuk menyemprot tubuh, Aerosol
Spray adalah cara yang sangat efektif untuk
cairanyang akan bubar.
• Contoh formulasi
• Formulasi aerosol antiperspirant
• Aluminium chlorohidrat 10%
• Cyclomethicone 12%
• Quaternium-18 bentonit 0.8%
• Propilen karbonat 0.6%
• Pewangi 0.8%
• Pembawa 75.8%
Aerosol bentuk foam
• Aerosol bentuk foam adalah emulsi yang mengandung satu
atau lebih zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau
tidak mengandung air dan propelan.
• Jika propelan berada dalam fase internal (misalnya tipe
minyak dalam air), akan menghasilkan busa stabil, dan jika
propelan berada dalam fase eksternal (misalnya air
dalamminyak), menghasilkan busa kurang stabil.
Komponen Aerosol foam
• Aerosol foam terdiri dari:
>kandungan-kandungan aktif
>pembawa yang bersifat cair atau non cair
>surfaktan
>propelant
Foam dapat diformulasikan sebagai foam cair yang stabil, foam
yang cepat hancur, foam yang dapat dimakan.
Wadah

• berdasarkan pada kemampuan penyesuaiannya terhadap


cara pembuatan, ketercampurannya dengan komponen
formula, kemampuannya untuk menahan tekanan yang
diharapkan produk, kepentingannya dalam model dan
daya tarik estetik pada bagian pembuatan pembiayaan.

• (1) gelas, dilapisi atau tidak dilapisi plastik; (2) logam,


termasuk kaleng yang disepuh dengan baja, aluminium
dan baja tidak berkarat (stainless steel); dan (3) plastik.
Propelan

• berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk


mengeluarkan bahan dari wadah dan dalam kombinasi dengan
komponen lain mengubah bahan ke bentuk fisik yang
diinginkan. Sebagai propelan digunakan gas yang dicairkan
atau gas yang dimampatkan misalnya hidrokarbon, khususnya
turunan fluoroklorometana, etana, butana dan pentana (gas
yang dicairkan), CO2, N2, dan Nitrosa (gas yang dimampatkan).
• Sistem propelan yang baik harus mempunyai tekanan uap
yang tepat sesuai dengan komponen aerosol lainnya.
Konsentrat Mengandung Zat Aktif

• Konsentrat zat aktif menggunakan pelarut pembantu


untuk memperbaiki kelarutan zat aktif/zat berkhasiat
atau formulasi dalam propelan, misalnya etanol,
propilenglikol, PEG.
Katup Terpasang

• Fungsi katup terpasang adalah untuk memungkinkan


penglepasan isi wadah dari tabung dalam bentuk yang
diinginkan dengan kecepatan yang diinginkan dan
dengan adanya katup yang berukuran, dalam
jumlah/dosis yang tepat.
• Bahan yang digunakan dalam pembuatan katup harus
disetujui oleh FDA.Di antara bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan berbagai katup ialah
plastik, karet, aluminium, dan baja tidak berkarat.
Katup aerosol terpasang biasanya
terdiri dari:

• Aktuator
• Tangkai
• Pengikat
• Pegas
• Lengkungan bantalan
• Badan
• Pipa tercelup
Formulasi Aerosol bentuk foam

Foam non cair yang stabil dapat disiapkan dari:


% w/w
• Glycol atau bersifat minyak 91,0-92,5
• Agen pengemulsi 4,0
• Hydrocarbon, fluorocarbon, dan propellant lainnya
3,5-5,0
• Foam yang cepat hancur dapat diformulasikan dengan
menggunakan:
% w/w
• Kandungan-kandungan aktif sampai 25,0
• Surfactant 0,5-5,0
• Air 28-45
• Ethyl alc 15-20
• Isobutane 3-5

Anda mungkin juga menyukai