Presented By Kelompok 2
Our Team
Suci Alawiyah
Hasan Kamil
Topic : Aerosol
Pengertian Aerosol
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III
Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat
dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan
yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk
obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang
sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit
dan juga pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal) , mulut (aerosol
lingual) atau paru-paru (aerosol inhalasi, ukuran partikelnya harus lebih kecil
dari 10 mm , sering disebut " inhaler dosis terukur ").
Keuntungan Aerosol
Kerugian Aerosol
Keuntungan
Ø Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan.
Ø Bahaya kontaminasi (kemasukkan udara dan penguapan selama
periode tak digunakan) tidak ada, karena wadah tertutup kedap.
Ø Iritasi yang disebabkan pemakaian topikal berkurang.
Ø Takaran yang dikehendaki dapat diatur.
Ø Bentuk semprotan dapat diatur.
Kerugian
Dalam bentuk MDI
Ø MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang
sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya.
Ø Seringnya obat menjadi kurang efektif.
Ø Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan passien
menggunakan MDI yang baik dan benar.
Komposisi Aerosol
Cairan pekat produk
Pendorong (Propelan)
2. Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi
sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat produk.
Propelan adalah bagian bahan dari aerosol yang berfungsi mendorong sediaan keluar dari
wadah lewat saluran, katup sampai habis. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai solvent atau
cosolvent.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai propelan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
MDIs adalah sistem yang paling umum digunakan selama lebih dari
50 tahun. Volume produk biasanya 25-100 μm, yang dikemas dalam
wadah kaleng kecil (canister).
Sistem Aerosol
Sistem dua fase
Proses pengisian dengan tekanan : hilangkan udara dalam wadah dengan cara
penghampaan atau dengan menambah sedikit propelan, isikan konsentrat kedalam
wadah, tutup kedap wadah. Isikan propelan melalui lubang katup dengan cara penekanan,
atau propelan dibiarkan mengalir dibawah tutup katup, kemudian katup ditutup
( pengisian dibawah tutup ).
Cara Kerja Aerosol
1. Jika suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka sebagian dari
gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keadaan keseimbangan
fase uap naik, fase cair turun.
2.Komponen zat aktif dari obat dilarutkan atau didispersikan dalam fase cair dari gas
tersebut.
3.Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan permukaan fase cair
4.Jika pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup dan hanya
ujungnya yang masuk ka fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik
melalui tabung ke tabung katup
5.Jika tombol pembuka ( aktuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar
selama actuator ditekan
6.Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap
7.Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap
di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.
Contoh Obat
1. Tanda peringatan : Hindari penghirupan, Jika aerosol dikemas dalam wadah aerosol yang
jauhkan dari mata atau selaput lendir lain. mengandung propelan, yang seluruhnya atau sebagian
Pernyataan “ Hindari Penghirupan “ tidak terdiri dari halokarbon atau hidrokarbon, maka
diperlukan pada sediaan yang digunakan dicantumkan peringatan sebagai berikut :
untuk inhalasi. Pernyataan “ atau selaput 1) Tanda Peringatan : Tidak boleh langsung dihirup,
lendir lain “ tidak diperlukan untuk sediaan penghirupan secara sengaja dapatmenyebabkan
yang digunakan untuk selaput lendir. kematian atau ;
2. Tanda peringatan : iai bertekanan, wadah 2) Tanda Peringatan : Gunakan hanya sesuai petunjuk;
jangan ditusuk atau dibakar. Hindari dari penggunaan salah dengan sengaja menghirup isi dapat
panas atau simpan pada suhu dibwah 490c. berbahaya atau berakibat fatal
jauhkan dari jangkauan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. 1995
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. 1979