KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
a. Respirasi
Bayi yang baru lahir akan mencapai fungsi paru yang sempurna
dalam beberapa jam setelah kelahiran. Paru bayi matur
mempunyai kira-kira 50 juta alveoli dan akan terus
berproliferasi sampai mencapai level dewasa dengan kira-kira
500 juta pada usia 4 tahun. Pematangan alveolar akan menjadi
sempurna pada usia 8 tahun.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Perbedaan anatomi jalan napas pada bayi dan orang dewasa:
1. Ukuran kepala yang relatif besar, oksiput yang menonjol, dan
leher yang pendek.
2. Ukuran lidah yang besar dan laring yang terletak anterior dan
sefalad pada level C4, serta epiglotis yang besar dan
berbentuk huruf U, membuat laringoskop pisau yang lurus
(miller) lebih baik digunakan.
3. Bagian paling sempit terletak pada cincin krikoid, karena itu
pipa endotrakheal yang tak berbalon digunakan pada usia di
bawah 6 tahun.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
4. Trakhea yang pendek (4-5cm) menyebabkan mudah
terjadinya dislokasi dari pipa endotrakheal.
5. Kartilago trakea lunak dan mudah kolaps dengan tekanan
negatif selama inspirasi, sehingga CPAP (continuous positive
airway pressure) menjadi sangat penting pada penanganan jalan
napas bagi pediatrik.
6. Neonatus sampai berusia sekitar 5 bulan sering disebut
sebagai “obligate nasal breathers”, dimana jika terjadi obstruksi
di nasal, mereka beralih napas melalui mulut. Hampir semua
bayi dapat dengan mudah beralih napas melalui mulut pada usia
5 bulan.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
b. Mekanisme Paru
1. Tulang iga yang hampir horizontal.
2. Pernapasan diafragma yang dominan, sehingga
peningkatan tekanan intraabdominal akan mengurangi
pergerakan dari diafragma dan tidal volume.
3. Dinding dada yang sangat lentur serta daya rekoil
elastisitas dari paru-paru mengakibatkan rendahnya
Functional Residual Capacity (FRC).
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
C. Sistem Kardiovaskular
• Fisiologi kardiovaskuler mengalami perubahan yang dramatis
selama tahun pertama kehidupan. Setelah lahir, sirkulasi
plasenta berhenti dan tekanan portal menurun sehingga
menyebabkan duktus venosus menutup dan darah
teroksigenasi melalui paru.
• Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum Waktu pengosongan lambung
sebanyak pada dewasa, sehingga pH lambung pada orang dewasa 3-4 jam
menjadi lebih alkalis
• Waktu pengosongan dan pH lambung akan
ABSORPSI
mencapai tahap normal pada usia sekitar tiga
tahun. Waktu pengosongan lambung pada bayi
baru lahir yaitu 6-8 jam
• Volume cairan ekstraselular relatif lebih tinggi sedangkan pada orang dewasa
dibandingkan orang orang dewasa, volume ini sebanyak 20-25% dari total berat
akan terus menurun seiring bertambahnya usia; badan.
pada neonatus 50%, pada bayi berusia 4-6 bulan
35%, pada usia satu tahun 25%
METABOLISME • Penurunan kapasitas degradasi metabolik saat lahir pembersihan metabolik obat terbukti
ini diikuti oleh peningkatan dramatis laju lebih besar daripada orang dewasa,
metabolisme pada bayi yang lebih tua dan anak seperti yang ditunjukkan oleh teofilin,
kecil. Khususnya pada kelompok usia 1-9 tahun. fenitoin, dan karbamazepin
EKRESI • Fungsi ginjal terbatas saat lahir karena ginjal secara resistensi pembuluh darah ginjal dan
anatomis dan fungsional belum matang. Pada bayi peningkatan aliran darah ginjal, dan
baru lahir cukup bulan, laju filtrasi glomerulus (CFR) mencapai nilai dewasa pada usia 1
adalah 10-15 mL/menit/m2 dan pada bayi prematur tahun
CFR hanya 5-10 ml/menit/m2 GFR menjadi dua kali
lipat pada usia 1 minggu karena penurunan
pascakelahiran.
Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Pasien pediatri dapat menggunakan berbagai rute administrasi
obat yang bervariasi, mulai dari rute oral (pulveres, tablet,
kapsul, sirup), inhalasi, hingga parenteral. Hal ini terkait
dengan permasalahan penggunaan obat yang efektif dan
efisisen.Peracikan obat umumnya menjadi solusi terhadap
keterbatasan formula obat untuk anak. Untuk mencapai
peresepan yang optimal pada pasien pediatri, diperlukan bukti
yang cukup mengenai keamanan dan khasiat dari obat
terhadap pasien pediatri.
Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
• Peracikan obat menjadi pilihan terapi yang penting
untuk disiapkan dalam menangani pasien dengan
kebutuhan medis khusus, contohnya pasien pediatri
yang tidak mampu menelan obat dalam bentuk yang
tersedia secara komersial.Peracikan obat menjadi
perhatian karena hal tersebut banyak memunculkan
kejadian yang tidak dikehendaki seperti interaksi obat.
Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
• Masalah terkait obat adalah keadaan atau kejadian yang
melibatkan terapi obat yang secara aktual atau potensial
dapat mempengaruhi hasil terapi yang diharapkan. Masalah
terkait obat meliputi ketidak tepatan rute, dosis, timbulnya
reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) termasuk interaksi
obat dan masalah kepatuhan serta pemilihan obat. Uraian
skematis tentang masalah, penyebab, intervensi dan outcome
yaitu:
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
1. Rute Pemakaian Obat
Rute oral merupakan cara pemberian yang paling
sesuai untuk anak-anak, terutama sediaan cair
yang sangat cocok untuk balita. Cara pemberian
yang tepat tentu mengutamakan keamanan dan
efektifitas terapi obat.
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Rute rektal merupakan alternatif terhadap rute
oral yang berguna bagi pasien yang tidak dapat
meminum obat karena mual atau karena pingsan.
Pemberian melalui rektal juga bermanfaat untuk
pasien yang memerlukan absorpsi secara cepat,
misalnya pada penggunaan diazepam untuk
mengontrol kekejangan
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
Rute Intravena Pada Kondisi Yang Serius.
Kecepatan Penyuntikan Obat Dan Tempat
Penyuntikan Bervariasi Luas Pada Pasien
Pediatri. Konsentrasi Serum Efektif
Diharapkan Cepat Tercapai Setelah
Pemberian Obat Infus.
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
2. Permintaan Dosis
Permintaan dosis umumnya berdasarkan pada berat badan
neonatus, bayi dan anak-anak; misalnya miligram per kg berat
badan untuk diberikan pada satu atau lebih dosis pemberian
dalam sehari.Pada kasus yang lain jumlah total berat badan atau
luas permukaan tubuh setiap individu atau dosis harian pada
pasien pediatri khususnya pada pasien remaja, harus tidak
melebihi dosis yang diindikasikan untuk pasien dewasa
Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
KESIMPULAN