Anda di halaman 1dari 34

PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN PEDRIATIK


Mata Kuliah : Farmasi Klinik
Dosen Pengampu : Apt.Sri Wahyuni, M.Farm

KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH

Cindy Widya Rosa br Simarmata 192114066


Miftahul Husna 202114030
Deza Annisa 202114038
Ulfa Rahmi 202114053
Fitri Yana Hasibuan 202114068
Apa itu pediatrik ?
 Pediatrik adalah cabang kedokteran yang menangani
perkembangan, penyakit, dan gangguan pada anak. Masa bayi
dan kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Berbagai organ, sistem tubuh, dan
enzim yang menangani obat berkembang dengan kecepatan
yang berbeda, oleh karena itu, dosis obat, formulasi, respons
terhadap obat, dan reaksi merugikan bervariasi selama masa
kanak-kanak. Dibandingkan dengan pengobatan orang dewasa,
penggunaan obat pada anak-anak tidak banyak diteliti, dan
kisaran obat berlisensi dalam bentuk dosis yang sesuai terbatas.

Referensi : hodsom,K.,Whittlesea,C. 2019.Clinical Pharmacy and therapeutics.


KATEGORI PEDIATRIK
 Neonatus adalah bayi sampai usia 28 hari.
 Bayi prematur adalah mereka yang lahir sebelum
usia gestasi 37 minggu
 sedangkan bayi matur atau term adalah yang
lahir antara usia gestasi 37-42 minggu.
 Post term adalah mereka yang lahir setelah 42
minggu.
 Neonatus mempunyai risiko anestesi paling tinggi
dan risiko anestesi ini akan menurun dengan
bertambahnya usia.

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
a. Respirasi

Bayi yang baru lahir akan mencapai fungsi paru yang sempurna
dalam beberapa jam setelah kelahiran. Paru bayi matur
mempunyai kira-kira 50 juta alveoli dan akan terus
berproliferasi sampai mencapai level dewasa dengan kira-kira
500 juta pada usia 4 tahun. Pematangan alveolar akan menjadi
sempurna pada usia 8 tahun.

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Perbedaan anatomi jalan napas pada bayi dan orang dewasa:
1. Ukuran kepala yang relatif besar, oksiput yang menonjol, dan
leher yang pendek.
2. Ukuran lidah yang besar dan laring yang terletak anterior dan
sefalad pada level C4, serta epiglotis yang besar dan
berbentuk huruf U, membuat laringoskop pisau yang lurus
(miller) lebih baik digunakan.
3. Bagian paling sempit terletak pada cincin krikoid, karena itu
pipa endotrakheal yang tak berbalon digunakan pada usia di
bawah 6 tahun.

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
4. Trakhea yang pendek (4-5cm) menyebabkan mudah
terjadinya dislokasi dari pipa endotrakheal.
5. Kartilago trakea lunak dan mudah kolaps dengan tekanan
negatif selama inspirasi, sehingga CPAP (continuous positive
airway pressure) menjadi sangat penting pada penanganan jalan
napas bagi pediatrik.
6. Neonatus sampai berusia sekitar 5 bulan sering disebut
sebagai “obligate nasal breathers”, dimana jika terjadi obstruksi
di nasal, mereka beralih napas melalui mulut. Hampir semua
bayi dapat dengan mudah beralih napas melalui mulut pada usia
5 bulan.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
b. Mekanisme Paru
1. Tulang iga yang hampir horizontal.
2. Pernapasan diafragma yang dominan, sehingga
peningkatan tekanan intraabdominal akan mengurangi
pergerakan dari diafragma dan tidal volume.
3. Dinding dada yang sangat lentur serta daya rekoil
elastisitas dari paru-paru mengakibatkan rendahnya
Functional Residual Capacity (FRC).

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

4. Pada neonatus, ventilasi alveolar sekitar 150 ml/kg/min


dibandingkan dengan 60 ml/kg/min pada orang dewasa. Selain
itu, rasio ventilasi alveolar dengan FRC yang lebih besar pada
neonatus (5:1)

dibandingkan dengan dewasa (1.5:1) menyebabkan neonatus


memiliki penyimpanan ventilasi yang lebih sedikit, sehingga
dengan sangat cepat terjadi hipoksemia selama anestesi jika
terjadi obstruksi pernapasan.

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

5. Kerja pernapasan adalah jumlah energi yang diperlukan


untuk mengatasi resistensi jalan napas dan daya rekoil
elastik paru serta dinding dada. Frekuensi pernapasan yang
paling efisien pada neonatus kira-kira 37 kali/menit, dan ini
menggunakan 1% dari total energi.

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK

Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
C. Sistem Kardiovaskular
• Fisiologi kardiovaskuler mengalami perubahan yang dramatis
selama tahun pertama kehidupan. Setelah lahir, sirkulasi
plasenta berhenti dan tekanan portal menurun sehingga
menyebabkan duktus venosus menutup dan darah
teroksigenasi melalui paru.

• Pada saat yang sama, aliran darah pulmonal meningkat dan


resistensi vaskular paru menurun. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan pO2 alveolar, penurunan pCO2 alveolar dan
ekspansi paru yang melebarkan kaliber pembuluh darah paru
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
Perbedaan antara miokardium neonatal dan dewasa antara lain:
1. Lebih sedikitnya jaringan untuk berkontraksi.
2. Ventrikel kiri yang kurang komplian dan kurang
berkembang.
3. Stroke volume yang relatif tetap.
4. Cardiac output yang tergantung frekuensi denyut jantung.
5. Konsumsi oksigen miokard relatif tinggi.
6. Sensitif pada agen penghambat kalsium (seperti halotan dan
isofluran), disebabkan cadangan kalsium di jantung yang
rendah akibat dari retikulum sarkoplasmik yang belum
matang.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
D. Sistem Renal
• Fungsi tubular ginjal dimulai pada sekitar usia kehamilan 9
minggu dan formasi nefron pada ginjal akan lengkap pada
kehamilan 36 minggu.Pematangan yang sempurna dari filtrasi
glomerular dan fungsi tubular terjadi kirakira 20 minggu setelah
kelahiran.
• Pada bayi prematur, pematangan ini terjadi lebih lambat.
Fungsi ginjal yang sama dengan dewasa baru terjadi sekitar
usia 2 tahun. Karena itu kemampuan menangani cairan dan
solut dapat terganggu pada neonatus, dan waktu paruh dari
obat-obatan yang di ekskresi melalui filtrasi glomerular menjadi
lebih panjang.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
ANATOMI FISIOLOGI PADA
PASIEN PEDIATRIK
E. Sistem Gastrointestinal dan Hepar
• Insidens terjadinya refluks gastroesofageal cukup tinggi pada bayi
baru lahir, terutama bayi prematur. Hal ini disebabkan koordinasi
yang belum matang antara proses menelan dan pernapasan
sampai bayi berusia 4-5 bulan.
• Fungsi hati saat bayi lahir masih belum sempurna, namun dengan
adanya peningkatan aliran darah hepatik dan sistem enzim yang
berkembang, kemampuan bayi untuk melakukan metabolisme
obat semakin meningkat. kadar albumin dan beberapa protein
plasma yang diperlukan untuk mengikat obat, lebih rendah pada
bayi baru lahir terutama prematur. Hal ini akan mempengaruhi
farmakodinamik dan kadar bebas dari obat yang bersangkutan.
Referensi : Suparto, S. (2011). Konsep Dasar pada Anestesi Pediatrik. Jurnal Kedokteran Meditek.
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
• Perubahan perkembangan fungsi ekskresi hati dan ginjal
selama masa bayi dan anak-anak mungkin memerlukan
penyesuaian dosis untuk mencapai konsentrasi obat
terapeutik.
• Misalnya, rekomendasi dosis teofilin adalah spesifik usia
selama masa kanak-kanak untuk mengkompensasi perubahan
klirens obat. Klirens eliminasi keseluruhan teofilin (ekskresi
ginjal + metabolisme hati) sangat tertunda pada bayi baru
lahir 20 mL/menit/kg pada bayi baru lahir prematur), dan
dosis yang dianjurkan pada populasi ini adalah 4 mg/kg/hari.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Namun, bersihan teofilin pada anak-anak (100
mL/menit/kg) adalah 40% lebih tinggi daripada orang
dewasa (70 mL/menit/kg), dan anak-anak akan
memerlukan dosis normalisasi berat badan yang lebih
tinggi daripada orang dewasa (42-44). Efek dari tingkat
pembersihan teofilin yang bergantung pada usia pada
dosis yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat
obat terapeutik.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA
PADA PASIEN PEDIATRIK
Farmakokinetika:
Kinetika obat dalam tubuh anak-anak berbeda
dengan dewasa sesuai dengan pertambahan
usianya.
Beberapa perubahan farmakokinetika terjadi selama
periode perkembangan dari masa anak-anak sampai
masa dewasa yang menjadi pertimbangan dalam
penetapan dosis untuk pediatri :

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


TABEL PERBEDAAN FARMAKOKINETIKA PEDIATRIK
DAN DEWASA
FARMAKOKINETIK PEDIATRIC DEWASA

• Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum Waktu pengosongan lambung
sebanyak pada dewasa, sehingga pH lambung pada orang dewasa 3-4 jam
menjadi lebih alkalis
• Waktu pengosongan dan pH lambung akan
ABSORPSI
mencapai tahap normal pada usia sekitar tiga
tahun. Waktu pengosongan lambung pada bayi
baru lahir yaitu 6-8 jam

• Volume cairan ekstraselular relatif lebih tinggi sedangkan pada orang dewasa
dibandingkan orang orang dewasa, volume ini sebanyak 20-25% dari total berat
akan terus menurun seiring bertambahnya usia; badan.
pada neonatus 50%, pada bayi berusia 4-6 bulan
35%, pada usia satu tahun 25%

DISTRIBUSI • total cairan dalam tubuh akan lebih tinggi pada


bayi yang dilahirkan secara prematur (80-85%
dari total berat badan) dibandingkan pada bayi
normal (75% dari total berat badan) dan pada
bayi usia 3 bulan 60%

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


TABEL PERBEDAAN FARMAKOKINETIKA PEDIATRIK
DAN DEWASA
FARMAKOKINETIK PEDIATRIC DEWASA

METABOLISME • Penurunan kapasitas degradasi metabolik saat lahir pembersihan metabolik obat terbukti
ini diikuti oleh peningkatan dramatis laju lebih besar daripada orang dewasa,
metabolisme pada bayi yang lebih tua dan anak seperti yang ditunjukkan oleh teofilin,
kecil. Khususnya pada kelompok usia 1-9 tahun. fenitoin, dan karbamazepin

EKRESI • Fungsi ginjal terbatas saat lahir karena ginjal secara resistensi pembuluh darah ginjal dan
anatomis dan fungsional belum matang. Pada bayi peningkatan aliran darah ginjal, dan
baru lahir cukup bulan, laju filtrasi glomerulus (CFR) mencapai nilai dewasa pada usia 1
adalah 10-15 mL/menit/m2 dan pada bayi prematur tahun
CFR hanya 5-10 ml/menit/m2 GFR menjadi dua kali
lipat pada usia 1 minggu karena penurunan
pascakelahiran.

Referensi : Arthur J. Atkinson Jr., M.D. 2007.PRINCIPLES OF CLINICAL PHARMACOLOGY


Daftar obat aman untuk anak

Referensi : BPOM TAHUN 2020


Referensi : BPOM TAHUN 202
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN OBAT
RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
JURNAL YANG DIGUNAKAN

Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
 Pasien pediatri dapat menggunakan berbagai rute administrasi
obat yang bervariasi, mulai dari rute oral (pulveres, tablet,
kapsul, sirup), inhalasi, hingga parenteral. Hal ini terkait
dengan permasalahan penggunaan obat yang efektif dan
efisisen.Peracikan obat umumnya menjadi solusi terhadap
keterbatasan formula obat untuk anak. Untuk mencapai
peresepan yang optimal pada pasien pediatri, diperlukan bukti
yang cukup mengenai keamanan dan khasiat dari obat
terhadap pasien pediatri.

Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
• Peracikan obat menjadi pilihan terapi yang penting
untuk disiapkan dalam menangani pasien dengan
kebutuhan medis khusus, contohnya pasien pediatri
yang tidak mampu menelan obat dalam bentuk yang
tersedia secara komersial.Peracikan obat menjadi
perhatian karena hal tersebut banyak memunculkan
kejadian yang tidak dikehendaki seperti interaksi obat.

Referensi : Rochjana,Anna.U.H.dkk.2019.” Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien
Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
• Masalah terkait obat adalah keadaan atau kejadian yang
melibatkan terapi obat yang secara aktual atau potensial
dapat mempengaruhi hasil terapi yang diharapkan. Masalah
terkait obat meliputi ketidak tepatan rute, dosis, timbulnya
reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) termasuk interaksi
obat dan masalah kepatuhan serta pemilihan obat. Uraian
skematis tentang masalah, penyebab, intervensi dan outcome
yaitu:

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
1. Rute Pemakaian Obat
 Rute oral merupakan cara pemberian yang paling
sesuai untuk anak-anak, terutama sediaan cair
yang sangat cocok untuk balita. Cara pemberian
yang tepat tentu mengutamakan keamanan dan
efektifitas terapi obat.

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
 Rute rektal merupakan alternatif terhadap rute
oral yang berguna bagi pasien yang tidak dapat
meminum obat karena mual atau karena pingsan.
Pemberian melalui rektal juga bermanfaat untuk
pasien yang memerlukan absorpsi secara cepat,
misalnya pada penggunaan diazepam untuk
mengontrol kekejangan

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK

 Rute inhalasi dapat menimbulkan kesulitan


pada anak-anak karena penggunaan aerosol
yang memerlukan bantuan dari pihak lain.
Bayi yang berusia kurang dari 2 tahun paling
sesuai untuk menggunakan nebulizer.

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
 Rute Intravena Pada Kondisi Yang Serius.
Kecepatan Penyuntikan Obat Dan Tempat
Penyuntikan Bervariasi Luas Pada Pasien
Pediatri. Konsentrasi Serum Efektif
Diharapkan Cepat Tercapai Setelah
Pemberian Obat Infus.

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT DAN PEMILIHAN
OBAT RASIONAL PADA PASIEN PEDIATRIK
2. Permintaan Dosis
Permintaan dosis umumnya berdasarkan pada berat badan
neonatus, bayi dan anak-anak; misalnya miligram per kg berat
badan untuk diberikan pada satu atau lebih dosis pemberian
dalam sehari.Pada kasus yang lain jumlah total berat badan atau
luas permukaan tubuh setiap individu atau dosis harian pada
pasien pediatri khususnya pada pasien remaja, harus tidak
melebihi dosis yang diindikasikan untuk pasien dewasa

Referensi : Departmen Kesehatan RI.2009. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien Pediatri
KESIMPULAN

• Pediatri adalah cabang kedokteran yang menangani


perkembangan, penyakit, dan gangguan pada anak. Masa
bayi dan kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat.Kinetika obat dalam tubuh anak-
anak berbeda dengan dewasa sesuai dengan pertambahan
usianya.

• Beberapa perubahan farmakokinetika terjadi selama periode


perkembangan dari masa anak-anak sampai masa dewasa
yang menjadi pertimbangan dalam penetapan dosis.Pasien
pediatri dapat menggunakan berbagai rute administrasi obat
yang bervariasi, mulai dari rute oral (pulveres, tablet, kapsul,
sirup), inhalasi, hingga parenteral.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai