Oleh:
Preseptor:
2018
DAFTAR ISI
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variasi Laju Nadi dan Tekanan Darah pada Pasien Anak ...................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
perhatian yang seksama baik pada anak maupun dewasa adalah sama.1
selanjutnya.1,2
diperhatikan. Salah satu perbedaan paling penting antara pasien anak dan
dewasa adalah konsumsi oksigen pada bayi dapat melebihi 6ml/kg/min, dua
A. Tujuan Umum
4
Untuk mengetahui serta menambah pengetahuan secara umum tentang
B. Tujuan Khusus
pemulihan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
resiko terjadinya obstruksi jalan napas dan kesulitan teknis lainnya pada saat
terletak lebih tinggi pada C4 bila dibandingkan dengan orang dewasa yang
berada pada C6 dan letak Glottis pada anak-anak berada pada C2 dan lebih
tinggi dibandingkan dengan orang dewasa pada C4 dan letak kartilago krikoid
yang bengkok2,4. Bentuk Epiglottis anak lebih pendek dan tebal dan terletak
lebih dekat kepada laryngeal inlet sehingga visualisasi pita suara akan lebih
lebih mahir4. Bentuk pita suara lebih bersudut sehingga pada saat
anterior pita suara4. Larynx anak kecil mengalami penyempitan pada cincin
krikoid sedangkan pada orang dewasa penempitan jalan napas berada di pita
suara sehingga penggunaan ETT tanpa cuff disarankan untuk pasien bedah
anak3,4.
6
Gambar 1. Anatomi jalan napas pada pasien anak2
Selain pada jalan napas terdapat beberapa perbedaan lain pada anak-anak
yakni bagian kepala oksiput yang lebih besar akan menyulitkan untuk
menempatkan pasien pada posisi sniffing untuk mengatasi hal tersebut dapat
adalah kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen yang lebih tinggi yaitu 6
ml/kg, 3 kali lipat lebih banyak dari orang dewasa, namun karena volume
tidal pada anak-anak relatif sama dengan orang dewasa (6-8 ml/kg)4. bila
laju ventilasi yang lebih cepat (anak <1 tahun : 30-60x per menit, 1-3 tahun:
24-40x per menit, 3-6 tahun : 22-34x per menit, 6-12 tahun : 18-30x per menit
, 12-18 tahun : 12-16x per menit)4. Perbedaan lainnya adalah closing volume
yang didefinisikan seabagi volume udara yang terdapat pada paru-paru pada
7
lebih tinggi daripada kapasitas residu fungsional sehingga rentan terjadi
penutupan jalan napas pada akhir respirasi dimana kapasitas residu fungsional
akan berkurang bila terjadi apnea dan pada anestesi , hal ini menuntut adanya
resistensi pada anak-anak cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa, hal
ini dapat diatasi dalam pemberian beberapa obat anestesi yang memiliki efek
untuk mendilatasi bronkus dan mengurangi resisten, namun bila terjadi edema
sebanyak 1 ml saja dapat mengurangi jalan napas sebanyak 60%, hal ini
Dinding dada anak kecil banyak mengandung jaringan tulang rawan sehingga
lebih elastis dan menyebabkan compliance paru lebih tinggi, hal tersebut
yang dominan adalah diafragma, dimana otot diafragma bayi pada usia di
bawah 2 tahun didominasi oleh serat otot type 2 yang memiliki ketahanan
terhadap beban berulang yang rendah dibandingkan serat otot type 1, hal ini
menyebabkan diafragma bayi lebih mudah letih bila terdapat peningkatan laju
ventilasi sedangkan laju ventilasi anak-anak sendiri sudah lebih tinggi dari
8
efektif akan terbatasi2,3. Kadar volume dead space pada anak kecil dan dewasa
cenderung sama yaitu sekitar 33% bila dibandingkan dengan volume tidal
tinggi dari orang dewasa sehingga cardiac output juga harus tinggi (anak-
kadar volume kuncup dan detak jantung, karena kontraktilitas ventrikel kiri
detak jantung. Karena detak jantung yang tinggi pada anak-anak maka pada
saat induksi anestesi dapat terjadi ventrikuler ekstra systole yaitu sebuah
arritmia jantung yang dapat diatasi dengan memperdalam anestesi. Di sisi lain
secara dramatis, hal ini dapat diatasi dengan pemberian atropine, sedangkan
9
Usia Laju Nadi Tekanan Systolik Tekanan Diastolik
6 bulan 80-150 95 45
2 tahun 85-125 95 50
4 tahun 75-115 98 57
Tabel 1. Variasi Laju Nadi dan Tekanan Darah pada Pasien Anak3
protektif terhadap anemia sel sabit, selain itu HbF memiliki afinitas yang
tinggi sehingga mudah mengikat oksigen namun karena kadar 2,3 DPG
HbA, hal ini diatasi dengan kadar Hb bayi yang lebih tinggi yaitu sekitar 18-
20 g/dL dengan hematocrit 0.6 . Seiring waktu akan terdapat penurunan kadar
Hb yang tajam dan akan ditemukan anemia fisiologis pada usia 3 bulan , hal
hemoglobin Adult, setelah fase ini maka hemoglobin akan meningkat secara
perlahan3,6,7.
10
Gambar 2. Proses Transisi HbF menjadi HbA pada Anak7
1 – 7 hari 16-20
1 – 4 minggu 11-16
2 – 3 bulan 10-12
1 tahun 10-12
5 tahun 11-13
Volume darah pada bayi lebih tinggi daripada orang dewasa, hal tersebut
akan mempengaruhi jumlah cairan atau darah yang harus ditransfusikan bila
mencari jumlah cairan yang dibutuhkan dan dihitung dengan rumus ( 𝐴𝐵𝐿 ∶
𝐻𝑡1−𝐻𝑡2
𝐸𝐵𝑉 𝑋 ) dengan EBV : Estimated Blood Volume , HT1 : Hematocrit
𝐻𝑡1
11
(atau bisa hemoglobin) awal (normal pria: 42-52%, wanita : 37-47%), HT2 :
pada saat intraop sebelum dilakukan operasi, dan bila mungkin dapat
anemia kronis tidak dapat menerima transfusi darah karena alasan tertentu
(Erythropoietin)2.
Anak kecil memiliki kadar air dalam tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa, dengan kadar TBW (Total Body Water) pada bayi
prematur 90% berat badan, bayi aterm 80% dan bayi berusia 6-12 bulan 60%3.
pada anak-anak harus dengan dosis 20-30% lebih besar dibandingkan dengan
dewasa3. Dampak kedua adalah semakin banyak TBW maka akan semakin
yang lebih banyak karena kadar metabolisme tubuh yang tinggi serta
12
kemampuan laju filtrasi glomerulus (GFR) yang lebih rendah sehingga
pengeluaran urin lebih banyak dari dewasa, waktu paruh obat yang
pemberian air dan garam (GFR saat lahir : 40 ml/min , usia 1 tahun : 100
sebagian besar enzim untuk metabolisme obat sudah diproduksi namun belum
untuk metabolisme obat akan meningkat secara drastis dan menjadi siap
dalam usia beberapa bulan , hal tersebut disebabkan 2 hal, pertama adalah
peningkatan aliran darah ke hati sehingga lebih banyak obat masuk ke dalam
hati, dan sistem enzim yang diproduksi sudah dapat distimulasi oleh obat
13
beredar di sirkulasi karena tidak berikatan dengan albumin, selain itu
rentan terhadap terjadinya hypoglikemia, faktor resiko lain adalah bayi dari
ibu yang menderita diabetes, prematur, stress perinatal dan sepsis. Untuk
mengatasi hal tersebut maka bayi dengan faktor resiko dapat diberi dextrose
5-15mg/kg/menit3.
Fungsi koordinasi gerakan menelan dan bernapas pada bayi serta fungsi
LES (Lower esophageal sphincter) belum sempurna sampai berusia 4-5 bulan
namun kadar glukosa harus tetap diperhatikan ketat karena bayi rentan
dibandingkan dengan berat badan serta lemak subkutis yang sedikit. Hal
14
disarankan pada saat operasi adalah 34°C untuk bayi prematur, 32°C untuk
neonatus, dan 28°C untuk remaja dan dewasa. Hipotermia pada anak-anak
Bayi dan anak-anak memiliki tingkat ventilasi alveolar yang lebih tinggi
serta koefisien distribusi gas-darah yang lebih rendah dari orang dewasa
15
(Mean Alveolar Concentration) untuk pasien anak sedikit lebih tinggi dari
dewasa namun neonatus membutuhkan MAC yang lebih rendah dari pasien
residual dari ibu, dan kadar endorphin yang tinggi sehingga ambang nyeri
maka kadar MAC yang dibutuhkan akan berkurang karena efek second gas
pengambilan, eliminasi obat anestesi pada pasien bedah anak juga lebih cepat
dibandingkan dengan orang dewasa , hal ini disebabkan karena tingginya laju
napas dan cardiac output serta distribusi yang besar kepada organ dengan
overdosis obat anestesi pada pasien bedah anak13,14. Fungsi hati pasien bayi
di sana sehingga hepatitis yang disebabkan oleh halotan jarang pada anak
(1:200.000 anestesi).
16
2.2.2 Obat Anestesi Intravena
yang lebih besar dibandingkan pasien anak sehingga dosis untuk induksi lebih
kecil. Salah satu obat yang paling sering digunakan untuk anestesi intravena
karena fungsi ginjal dan hati belum sempurna maka interval dosis pemberian
obat perlu diperpanjang agar tidak terjadi toksisitas3. Dosis untuk anestesi
intravena pada anak-anak harus disesuaikan karena massa otot dan lemaknya
berbeda dari orang dewasa. Efek samping dari propofol yang dapat muncul
10-20% lebih tinggi daripada orang dewasa, hal ini penting dipertimbangkan
anestesi intravena7.
17
0.1-0.2 mg/kg (IV atau
IM)
diperlukan lebih tinggi untuk menimbulkan efek, namun di sisi lain karena
fungsi hati dan ginjal belum sempurna maka eliminasi dan durasi efek obat
yang diperlukan untuk balita lebih tinggi daripada anak dewasa yakni infusi
infusi 1.5 mg/kg. Efek samping suksinilkolin bila tidak diperhatikan dapat
18
digunakan pada pasien bedah anak sebagai relaxan untuk intra operasi, dan
pada beberapa kasus dipakai juga pada saat akan mengintubasi pasien namun
overdosis7.
Anamnesis3
19
9) Batuk , Episode Asma, ISPA yang sedang dialami
10) Waktu terakhir makan dan minum
Tabel 5. Pertanyaan yang diberikan pada saat anamnesis preoperatif3
Pemeriksaan Fisik3
1) Keadaan umum
2) Tanda-Tanda Vital : Tekanan darah, Laju nadi dan napas, Suhu
3) Data antropometrik : Tinggi dan berat badan
4) Adanya gigi yang lepas atau goyang
5) Sistem respirasi
6) Sistem Kardiovaskuler
7) Sistem Neurologi
Tabel 6. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien preoperatif3
Pemeriksaan Laboratorium7
diperkirakan akan ada banyak pendarahan pada saat operasi, bayi prematur,
lainnya dan pada kondisi dehidrasi. Pemeriksaan x-ray dapat dilakukan bila
20
Neonatus – 6 2 jam 4 jam 4 jam -
bulan
Glycoprotein) yang ditemukan pada plasma. Kadar AAG pada neonatus lebih
rendah sekitar 30-40% dari orang dewasa, sehingga hal ini dapat
Proses Myelinasi pada manusia akan selesai pada usia 1 tahun. Myelinasi
yang tidak sempurna akan memudahkan penetrasi pada anestesi regional dan
meningkatkan onset obat anestesi. Jaringan sekitar saraf yang masih longgar
selain itu dapat menyebabkan durasi obat lebih cepat habis karena penyebaran
yang lebih cepat ke tubuh. Selain itu jumlah volume likuor serebrospinalis
pada pasien anak lebih banyak daripada orang dewasa sehingga dosis obat
21
Gambar 8. Perbedaan anatomis tulang belakang pada pasien anak17
Anestesi epidural pada anak biasa diindikasikan pada operasi abdomen dan
ekstremitas bawah. Jarum yang digunakan adalah jarum berukuran 18G dan
untuk mengurangi tahanan pada saat injeksi. Kedalaman ruang epidural dapat
diestimasi sebagai berikut : Neonatus 1 cm. Anak dengan berat badan 10-
25kg : 1mm/kg. Dan anak dengan berat badan >25kg :[0.8 + (0.05 X BB)] .
Obat yang paling sering digunakan pada teknik anestesi ini adalah
Bupivacaine 0.25% dengan dosis injeksi tunggal 1 ml/Kg max 20ml dan dosis
pada anestesi epidural namun durasi operasi harus <90 menit.Jarum yang
digunakan pada teknik ini lebih kecil daripada anestesi epidural dengan
yang biasa digunakan sama seperti pada teknik anestesi epidural yakni
bupivacaine dengan dosis 1 mg/kg untuk anak berusia <1 tahun, 0.5 mg/kg
untuk anak berusia 2-7 tahun dan 0.3 mg/kg untuk anak berusia >7 tahun.
Perlu diketahui bahwa PPDH (Post Dural Puncture Headache jarang terjadi
22
Kontraindikasi absolut yang ada adalah keadaan hipovolemia dan syok,
tulang belakang, dan kondisi jantung yang dipengaruhi oleh preload seperti
2.2.7 Premedikasi
dewasa yakni untuk menurangi ansietas pasien, mengurangi rasa nyeri yang
dialami, menurunkan dosis obat untuk induksi, serta mengurangi sekresi jalan
bila pasien memiliki gangguan saluran napas dan pemberian harus dihindari
intrakranial serta bila ada resiko besar terjadinya aspirasi atau regurgitasi di
lambung3,7
23
Ketamine 3-8 mg/kg oral 30-60 Dapat meningkatkan
menit sebelum operasi tekanan darah
dimulai
STATIC :
Scope : Laringoskop apakah lampunya cukup terang atau tidak, serta
Stethoscope.
Tubes : ETT dipersiapkan dengan ukuran sesuai dan satu ukuran
dibawah dan diatasnya. Airway : alat untuk menahan lidah agar tidak
jatuh yakni pipa orofaringeal Guedel atau pipa nasofaringeal.
Tapes : Plester untuk fiksasi ETT
Introducer : kawat untuk dimasukan ke dalam ETT]
Connector : penghubung antara ETT dengan sirkuit nafas
Suction : mesin pengisap untk membersihkan jalan napas.
Peralatan Elektronik :
Lampu ruangan
Mesin anestesia
Mesin penghangat tempat tidur
Infusion pump
Syringe pump
Defibrilator
Sumber Gas : O2, N2O, Halothane, Isoflurane dan gas sejenis serta
2.2.9 Induksi
24
Induksi dapat dilakukan baik dengan metode inhalasi maupun metode
jarum, tidak kooperatif atau sulit mencari akses vena, namun metode inhalasi
mempertahankan jalan napas dan orang kedua mencari akses vena dan
Halothane memiliki bau yang manis sehingga mudah dihirup dan bila
ditambah dengan N2O dapat mempercepat induksi serta durasi obat yang
yang lebih cepat dan durasi yang lebih pendek namun dapat menyebabkan
delirium pada saat pasien sadar. Pilihan obat untuk induksi intravena adalah
2.2.10 Intubasi
menggunakan blade lurus, namun blade bengkok dapat digunakan bila pasien
memiliki berat 6-10 kg. Penggunaan ETT lebih disarankan jenis tanpa cuff
pada pasien berusia dibawah 8 tahun, serta usahakan terdapat sedikit bocoran
pada ETT. Ukuran ETT pada anak-anak dapat menggunakan rumus Modified
Cole formula dan Khine Formula: [(Usia/4) + (4, bila tanpa cuff jadinya
rumus : [(Usia/2) + (12) bila pada anak berusia >2 tahun, bila usia anak <2
25
diperhitungkan dengan rumus namun tetap harus disesuaikan secara klinis
1 <5 kg
1.5 5-10 kg
2 10-20 kg
2.5 20-30 kg
3 >30 kg
yang pasien paling nyaman, namun pada saat sudah dipasang intubasi
mandibula dapat terangkat dan membuka glotis sehingga mulut laring dan
26
Gambar 9. Penggunaan Ganjalan untuk membuka jalan napas15
Pemberian terapi cairan sangat penting mengingat tubuh pasien anak yang
lebih banyak TBW nya serta mudah terjadi dehidrasi. Terdapat tiga tahapan
pasien diperiksa apakah ada tanda dehidrasi dari 4 gejala klinis yaitu :
Pengisian kapiler >2 detik, tidak ada air mata, mukosa membran kering dan
keadaan umum sakit berat, bila 2 dari 4 gejala tersebut terpenuhi maka pasien
dehidrasi dan dapat diberikan cairan inisial sebanyak 10-20 ml/kg. Tahapan
27
BAB 3
KESIMPULAN
Anestesi pada pasien bedah anak berbeda dengan anestesi pada pasien dewasa
karena sistem anatomi dan fisiologi yang berbeda. Secara anatomis lokasi larynx,
glotis dan kartilago krikoid pada pasien anak terletak lebih tinggi sehingga akan
lebih mudah untuk melakukan intubasi dengan blade lurus, serta karena jalan napas
diutamakan. Secara fisiologis ambang batas tanda-tanda vital pasien anak berbeda
dari orang dewasa sehingga pemantauan harus dilakukan dengan ambang batas
yang sesuai. Pada Pasien anak terdapat volume distribusi obat yang besar serta
pemberian obat harus disesuaikan dengan dosis yang berbeda dari pasien dewasa.
Anak-anak memiliki proporsi TBW yang lebih tinggi serta mudah dehidrasi
metabolisme anak lebih tinggi dari orang dewasa sehingga tingkat ventilasi pun
tinggi karena itu pasien anak sangat mudah terkena hipoksia bila ada gangguan pada
jalan napas sehingga selama proses operasi maupun saat pengawasan paska operasi
harus dipantau secara ketat jalan napas dan kondisi saturasi oksigen pasien, salah
satu cara untuk memastikan jalan napas pasien tetap terbuka adalah dengan
28
DAFTAR PUSTAKA
29
13) Lerman J, Schmitt Bantel BI, Gregory GA, et al. Effect of age on the solubility
of volatile anesthetics in human tissues. Anesthesiology 1986; 65; 307-11
14) Lerman J, Gregory GA, Willis MM, et al. Age and solubility of volatile
anesthetics in blood. Anesthesiology 1984; 61: 139-43.
15) Matsumoto T, Carvalho WB. Tracheal Intubation. J Pediatr 2007 ; 83: S83-90.
16) Esther Weathers. Neonatal And Pediatric Cuffed Endotracheal Tubes: Safety
And Proper Use. KC Educational Counseling Services.
http://www.rcecs.com/MyCE/PDFDocs/course/V7099.pdf . Access : 5 June
2018
17) Chiles J, Buckenmainer A. Basic Pediatric Regional Anesthesia . Military
Advanced Regional Anesthesia And Analgesia.
http://www.dvcipm.org/files/maraa-book/chapt30.pdf . Access : 5 June 2018
30