REFERAT
MANAJEMEN AIRWAY PADA ANAK
DISUSUN OLEH:
Adela Ainiyyah Calista Rahmat
111 2021 2077
PEMBIMBING:
dr. Abdul Muthalib, Sp.An-KMN, M.Kes
2
KATA PENGANTAR
ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Program Studi
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
tahun terletak pada rawan krikoid. Karena itu daerah ini rawan
peningkatan resistensi.
4
paru masih terbatas, karena itu bayi rentan terhadap hipoksia dan
hiperkarbia.
5
stridor sering dijumpai pada makroglosia, laringomalasia dan
distress syndrome”.
6
tidak effektif. Pada auskultasi dapat dijumpai aliran masuk udara
napas pediatrik sulit bagi ahli anestesi dan dokter dengan sedikit
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
resusitasi bagi banyak pasien anak yang sakit kritis yang datang
dan oleh karena itu, manajemen jalan napas yang dini dan efektif
pada orang dewasa. Oleh karena itu, peluang klinis untuk penyedia
2.2 Epidemiologi
datang ke unit gawat darurat (ED) berkisar antara 0,6 hingga 3,3
8
Karakteristik anak-anak yang membutuhkan intubasi
sakit kritis, yang berarti praktisi tidak punya banyak atau cukup
napas.
Jalan napas pasien bayi dan anak berbeda dalam banyak hal
9
yang mempengaruhi pengelolaan jalan napas. Bisa ditebak,
perbedaan ini paling terasa saat lahir dan yang paling berbeda
(tidak seperti orang dewasa) ditemui pada jalan napas bayi baru
shoulder roll untuk mencapai posisi leher netral dan membuka jalan
10
Gambar 1. a. Oksiput yang besar dengan leher pendek penyulit laringoskop relatif, b.
Panambahan bantalan memperbaiki penyulit jalan napas
11
sesuai dengan struktur glotis bagian atas. Cincin krikoid terletak
dengan rata pada orang dewasa) dan ini kurang sesuai dengan
12
melengkung yang bergantung pada koneksi ligamen dari vallecula
[Gambar 3].
parsial.
13
Gambar 3. Perbedaan Anatomi Jalan Nafas Anak dan Dewasa
3. Fisiologi
14
berdampak parah pada fungsi pernafasan. Sejumlah proses
2.4 Assesment
dekompensasi.
4. Penilaian berkelanjutan
15
observasional dan keterampilan mendengarkan. PAT tidak
vasokonstriksi.
16
Penilaian Jalan Napas
tentang gejala saat ini atau yang baru-baru ini yang menunjukkan
17
Perhatian akan difokuskan pada anak pernapasan dan
terbaik adalah melihat orang sakit anak dari jauh dulu. Apakah
pasien anak.
18
Gambar 4. Faktor penyulit tatalaksana jalan nafas
Dalam satu seri besar, tingkat laringoskopi yang sulit, seperti yang
jantung, status ASA III dan IV, Mallampati III atau IV, dan indeks
19
letakkan pada posisi senyaman mungkin yg
memudahkan bernafas.
2. Mintalah bantuan
medula spinalis.
angkat dagu (Head Tilt-Chin Lift). Teknik dasar ini akan efektif bila
20
napas atas.
Cara melakukan:
• Letakkan jari (bukan ibu jari) tangan yang lain pada tulang
teknik satu dan dua tangan. Obstruksi jalan nafas bagian atas yang
tekanan udara positif yang kontinyu. (Gambar 5). Selain itu, posisi
21
hipertrofi adenotonsilen, kelompok yang lebih rentan terhadap
posterior lidah pada anak yang diberi anestesi. Ukuran jalan napas
yang sesuai dapat didekati dengan jarak dari garis gusi anterior ke
22
selama ventilasi topeng. Penggunaannya juga telah dideskripsikan
desain ini terkait dengan bentuk topeng dan jenis pelek yang
23
menerus di bawah masker dan identifikasi cepat sekresi atau
yang berbeda (Gambar 7). Seperti pada orang dewasa, flens dari
Pada bayi pre-term, neonatus, bayi, dan anak kecil, pisau lurus
24
Gambar 7. Ukuran Blade Macintosh dan Mac
1,5 yang bisa sangat berharga mengingat variasi ukuran dan bobot
pasien anak-anak.
Alat tambahan
25
selama ventilasi (misalnya saluran jalan napas melalui mulut,
neonatus atau bayi dengan lidah yang relatif besar. Relaksasi otot
26
Oropharingeal Airway (OPA)
Jika jalan nafas oral terlalu kecil, maka akan gagal menggantikan
27
Gambar 11. Teknik pemilihan ukuran OPA
Nasopharyngeal airway
yang lebih ringan. Pada pasien dengan trauma wajah atau nasal
28
Seperti jalan napas oral, ukuran jalan napas hidung yang
sesuai harus dipilih. Jarak antara ujung hidung dan cuping telinga
29
Gambar 13. Teknik pemilihan ukuran nasal airway
30
dikembangkan oleh British Anesthesiologist Dr. Archi Brain
trakea.
Tipe-tipe LMA :
4. LMA Flexible
31
Gambar 14. Ukuran Laryngeal Mask Airway
15).
32
Gambar 15. Intubasi LMA dan tampilan fibroeotik dari glotis
Teknik Intubasi
Definisi Intubasi
33
dalam oropharing sebelum laryngoscopy
Tujuan Intubasi
darah dan sekresi keluar dari trakea selama operasi saluran napas.
34
melindungi terhadap aspirasi paru kebutuhan untuk mengontrol dan
intubasi.
35
bukti pemeriksaan fisik sulit untuk dilakukan intubasi), diduga
leher yang tidak stabil), resiko tinggi kerusakan gigi (gigi goyang
Jarak Sampai
Usia Diameter (mm) Skala French
Bibir (cm)
Prematur 2,0-2,5 10 10
Neonatus 2,5-3,5 12 11
1-6 bulan 3,0-4,0 14 11
½-1 tahun 3,0-3,5 16 12
1-4 tahun 4,0-4,5 18 13
4-6 tahun 4,5-,50 20 14
6-8 tahun 5,0-5,5* 22 15-16
8-10 tahun 5,5-6,0* 24 16-17
10-12 tahun 6,0-6,5* 26 17-18
12-14 tahun 6,5-7,0 28-30 18-22
¼ umur (tahun)
½ umur (tahun)
½ umur (tahun)
36
3. Memfasilitasi pemberian ventilasi dengan volume tidal yang tepat
padat atau cairan dari mulut, kerongkongan atau jalan napas atas
kinking dipakai pada operasi kepala dan leher, atau pada pasien
dengan posisi telungkup. Jika pipa lapis baja menjadi kinking akibat
lumen pipa akan tetutup dan pipa TT harus diganti. Pipa khusus
Kesulitan Intubasi
37
ini merupakan salah satu kegawatdaruratan yang akan ditemui
L= Look externally
38
Lihat pasien keseluruhan luar untuk mengetahui penyebab
Jarak antara gigi seri pasien sekurangnya 3 jari (3), jarak antara
tulang hyoid dan dagu sekurangnya 3 jari (3), dan jarak antara
M= Mallampati
O= Obstruction
39
N= Neck mobility
Ini merupakan hal yang vital dalam keberhasilan intubasi. Hal ini
1. Analgesia/ Anestesia
napas
2. Sedasi/ Amnesia
40
hipovolemi. Contoh medikasi umum yang sering digunakan (tabel)
intubasi trakeal
3. Neuromuskular Bloker
anestesi topikal atau dengan agen sendasi sendiri. Oleh karena itu,
menguntungkan.
41
fasikulasi otot perut yang berat. Kontraindikasi jika ada cedera
pseudokolinesterase
lambat dari paralisis otot; signifikan efek durasi panjang bila dengan
succinycholine.
intubasi.
42
dilakukan ketika dicurigai adanya patologi intrakranial.
Ekstubasi perioperatif
betul atau pilihan lainnya pasien tidak sadar (tidur dalam), jangan
43
Syarat-syarat ekstubasi :
penuh.
Komplikasi
sebagainya.
Faktor Pasien
44
Pasien yang memiliki jalan napas yang sulit cenderung
mengalami trauma.
selama intubasi.
jalan napas.
tube tersebut.
terjadinya trauma.
45
Bahan tambahan berupa plastik dapat menimbulkan iritasi
jaringan.
pengeringan inadekuat.
tepat.
46
Untuk mencegah regurgitasi pasif selama intubasi berurutan
dengan cepat
Krikotiroidektomi
dekat kulit, tidak terlalu kaya darah sehingga lebih mudah dicapai.
darurat.
transversal.
Klasifikasi
47
1. Needle cricothyroidotomy
2. Surgical cricothyroidotomy
48
fasia, dam membrane krikotiroidea. Kemudian dibuat tekanan yang
Indikasi
bantu nafas.
Kontraindikasi
dilakukan krikotiroidotomi
2. Kontraindikasi relative :
49
Tumor laring
sangat lembut
Gangguan perdarahan
kimia, TB).
50
BAB III
PENUTUP
mereka pilih untuk memberikan kontrol yang aman dan efektif atas
jalan napas dalam skenario darurat apa pun. Pada akhirnya dan
ventilasi anak. Mengelola jalan napas pada anak yang sakit kritis di
51
bermanfaat. Akhirnya, adalah kewajiban penyedia darurat untuk
(untuk bayi), chest thrust (untuk bayi, anak yang gemuk, dan
wanita hamil)
tambahan), yaitu:
52
Stridor (crowing), sumbatan diplika vokalis. Cara mengatasi:
cricotirotomi, trakeostomi.
mencanangkan metode
LEMON, yaitu:
1. L= Look externally
3. M= Mallampati
4. O= Obstruction
5. N= Neck mobility
resusitasi.
intubasi dan dengan tujuan menetapkan nilai relative faktor resiko dalam
53
kesulitan intubasi.
DAFTAR PUSTAKA
65-69.
3. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Ilmu dasar Anestesi in Petunjuk
andventilation in the lung: gravity is not the only factor. British Journal
GE, Mikhail MS, Murray MJ, editors. Clinical Anesthesiology 4th ed.
54
9. Gupta AK, OmmidM, Nengroo S, Naqash I, MehtaA.Predictorsof
12. Mansjoer, Arif dkk. 2005. Intubasi Trakea, Dalam : Kapita Selekta
14. Adams L George, boies L, dkk. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi
473-491.
2019.
55
19. Michelle, Tsao. Pediatric Airway Management Devices: An Update On
Science. 2014.
56