Pembimbing :
Dr. dr. Idham Jaya Ganda, Sp. A(K)
Manajemen jalan nafas adalah landasan untuk upaya resusitasi bagi banyak
pasien anak yang sakit kritis yang datang untuk perawatan darurat. Penyebab
kegagalan pada anak umumnya lebih banyak dari pernapasan daripada proses
jantung, dan oleh karena itu, manajemen jalan napas yang dini dan efektif dapat
menyelamatkan nyawa. Namun, penyakit kritis dan cedera umumnya jauh lebih
sedikit pada pasien anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
EPIDEMIOLOGI
Dewasa Anak
Bentuk jalan napas (elips, bukan Pertimbangkan tabung endotrakeal dengan manset
disalurkan)
Volume paru-paru lebih kecil. Gunakan katup “pop-off” selama ventilasi masker untuk
oksigenasi apnea
ASSESMENT
3. Penilaian tambahan (fokus pada history dan pemeriksaan fisik; pemeriksaan fisik rinci jika trauma)
4. Penilaian berkelanjutan
Pediatric Assesment
Triangle
Pediatric Assesment
Triangle
Pendekatan “SAFE”
– Dapat dipertahankan tanpa alat atau memerlukan alat - Frekuensi jantung, denyut sentral, denyut perifer
tekanan darah.
bantu jalan nafas
- Perfusi kulit (capillary refill time, suhu, warna kulit, kulit
B. Breathing = Pernafasan berbercak (mottling)
- Frekuensi - Perfusi SSP
- Gerak nafas (retraksi, merintih, cuping hidung, otot bantu - Reaksi Kesadaran (AVPU= Alert, Respon to Verbal,
nafas) Respon to Pain, Unresponsive) (mengenal org tua,
tonus otot, ukuran pupil, postur (dekortikasi/deserebrasi)
- Aliran udara pernafasan (pengembangan dada, suara Penilaian dilakukan tidak lebih dari 30 detik
nafas, stridor, wheezing/mengi, gerakan paradoks)
1. Nilai usaha nafas dengan melihat gerak nafas, dengar desah nafas, dan rasakan
aliran udara pernafasan
2. Caranya
a. Pasang sungkup dengan ukuran sesuai umur sehingga menutup mulut dan hidung,
lalu rapatkan
b. Sambil mempertahankan posisi kepala (jalan nafas) lakukan tiupan nafas buatan
dengan mulut atau balon (bag) resusitasi.
c. Bila dgn mulut, tarik nafas dalam, tiup dan liat pengembangan dada. Bila tetap
tidak mengambang kemungkinan obstruksi jalan nafas.
3. Frekuensi nafas buatan yg dilakukan: - Bayi - < 8 thn : 20 kali permenit
Neonatus : 30 – 60 kali permenit
CIRCULATION MANAGEMENT
Penilaian sirkulasi
setelah 2-5 kali nafas buatan
Tempat penilaian
bayi baru lahir : arteri umbilikus
bayi : arteri brakhialis
anak : arteri karotis
Indikasi pijat jantung
bradikardia (< 60x/menit atau henti jantung
Lokasi pemijatan
1/2 bagian bawah tulang dada (sternum) dengan kedalaman pijatan 1/3 tebal dada.
CIRCULATION MANAGEMENT
Cara
Bayi: pijatan dilakukan dengan teknik ibu jari atau dua jari (telunjuk dan jari tengah)
Teknik ibu jari :
1.Kedua ibu jari menekan tulang dada
2.Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan menopang bagian belakang bayi
Teknik dua jari :
1.Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu tangan digunakan untuk menekan
tulang dada
2.Tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian belakang bayi.
CIRCULATION MANAGEMENT
Langkah Tindakan
1. Bersihkan mulut dan faring dari sekresi, darah, atau muntahan dengan menggunakan ujung penyedot faring
yang kaku (Yaunker), bila memungkinkan
2. Pilihlah ukuran OPA yang tepat, yaitu dengan menempatkan OPA di samping wajah, dengan ujung OPA pada
sudut mulut, ujung yang lain pada sudut rahang bawah. Bila OPA diukur dan dimasukkan dengan tepat, maka
OPA akan tepat sejajar dengan pangkal glottis
OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)
Teknik ini digunakan pada penderita sumbatan jalan napas akibat lidah yang jatuh ke
belakang. Teknik pukulan dan hentakan Bayi dan anak kecil
1. Letakkan bayi dengan posisi tertelungkup kepala lebih rendah. Diatas lengan bawah,
topang dagu dan leher dengan lengan bawah dan lutut penolong.
2. Tangan lainnya melakukan pukulan punggung diantara kedua tulang belikat secara hati-
hati dan cepat sebanyak 5 kali pukulan.
3. Balikkan dan lakukan hentakan pada dada sebagaimana melakukan pijat jantung luar
sebanyak 5 kali.
4. Pada neonatus tidak boleh melakukan cara diatas, hanya dilakukan dengan alat penghisap
(suction)
SUMBATAN JALAN NAFAS
1. Alat:
A. Laryngoscope
8. Lepaskan OPA (jika pada langkah 4 sudah terpasang).Tangan kiri memegang laringoskop. Masukkan secara gentle pada sisi
kanan mulut di atas lidah, Singkirkan lidah ke kiri cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah di valekula.
9. Dengan elevasi laringoskop, hindari mengungkit gigi bagian atas. Hal ini akan mengangkat epiglotis sehingga plica vocalis
terlihat (warna lebih pucat) Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up, Right Pressure) pada
kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis(menurut AHA 2010 sudah tidak direkomendasikan lagi)
INTUBASI ENDOTRAKEAL
Mengamankan jalan napas merupakan keterampilan yang tidak diragukan lagi dalam
menyelamatkan nyawa. Karena saluran napas pediatrik yang unik, anatomis,karakteristik
fisiologis dan emosional bayi dan anak yang sedang tumbuh, dokter harus menyadari teknik dan
alat yang mereka pilih untuk memberikan kontrol yang aman dan efektif atas jalan napas dalam
skenario darurat apa pun. Pada akhirnya dan selalu, tujuan utamanya adalah menyediakan
oksigenasi dan ventilasi anak. Mengelola jalan napas pada anak yang sakit kritis di UGD
merupakan tantangan bagi banyak pasien darurat. Kurangnya keakraban dengan perbedaan
anatomi dan fisiologis pada pasien anak, ditambah dengan jarangnya paparan klinis merupakan
faktor yang berkontribusi. Modifikasi pendekatan, seperti penggunaan personel alternatif,
termasuk peralatan videolaryngoscopes, atau rejimen farmakologis berdasarkan perbedaan yang
dapat diprediksi bermanfaat. Akhirnya, adalah kewajiban penyedia darurat untuk mengidentifikasi
peluang untuk mempertahankan keterampilan prosedural di luar UGD saat paparan klinis terbatas.
TERIMA KASIH