Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KEPERAWATAN RADIOLOGI
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Dosen Pengampu ;
Ns. Heny Prasetyoning Prihati, M.Kep
Disusun Oleh :
Nama : Wini Wardani
NIM : 1901103
Kelas : X-RAY

PRODI DIII TEKNIK RONTGEN


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2019/2020
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakaan medis
segera guna penyelamattan nyawa danpencegahan kecacatan lebih lanjut. Apa itu
bantuan hidup dasar ? Bantuan hidup dasar adalah serangkaian usaha awal untuk
mengembalikkan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang
mengalami henti nafas dan atau henti jantung.
Bantuan hidup dasar meliputi :
D : Danger periksa bahaya
R : Respone periksa kesadaran
A : Airways buka jalan nafas
B : Breathing periksa nafas
C : Circulation periksa siklus nafas

Kebutuhan masyarakat adalah penanganan cepat dan tepat pasien gawat darurat
membutuhkan manajemen yang tepat. Disamping lebih efisien dibutuhkan suatu
koordinasi antar unit pelayanan dimana pasien itu didiagnosa ketempat dimana pasien
tersebut akan dirujuk untuk penanganan lebih tepat dan efisien. Penggunaan
labelisasi warna pada triage pada pelayanan gawat darurat yaitu sebagai berikut :
o Merah merupakan kondisi berat
o Kuning merupakan kondisi sedang
o Hijau merupakan kondisi ringan
o Hitam merupakan kondisi meninggal

Resusitasi jantung paru atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah tindakan


pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti nafas karena sebab - sebab
tertentu . Resusitasi jantung dan paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap
beredar keseluruh tubuh. Ada 3 pemeriksaan yang disebut langkah ABC resusitasi
meliputi airways(saluran napas),breathing(bernapas), dan circulation(peredaran
darah).
a. Airway
Terganggu oksigen ade kuat dan pelepasan karbondioksida
Hipoventilasi : hilangnya penggerak usaha nafas,obstruksi aliran
udara,penurunan kemampuan paru mengembang
Hipoksia : penurunan aliran darah dalam alveoli,ketidakmampuan
udara mencapai alveolus, tingkat seluler akibat penurunan aliran darah
Pengenalan gangguan jalan nafas :
1. Tiba – tiba
2. Komplit
3. Parsial / progresif
Obstruksi jalan nafas :
1. Obstruksi total
 Hemlich manuver sampai keluar/tidak sadar
 Chest thrust obesitas dan wanita hamil
 Abdominal trust penderita dewasa atau bayi tidak sadar
 Lakukan sapuan jari
2. Obstruksi partial
 Cairan “gurling”
 Pangkal lidah :” snoring”
 Penyempitan larinx/trakea : “crowing” atau “stridor”
Teknik Menjaga Jalan Nafas adalah sebagai berikut :
1. Chin Lift
Jari diletakkan dibawah mandibula,dagu didorong kearah anterior.
Bermanfaat pada penderita trauma karena tidak mengakibatkan
kelumpuhan apabila ada fraktur servikal
2. Jaw Thrust
Dua tangan,masing – masing dibelakang angulus mandibula dan
menarik rahang bawah kedepan.
3. Oropharygeal Airways
Tidak digunakan padapenderita sadar,akan menimbulkan muntah .
4. Nasopharyngeal Airways
Digunakan pada pasien yang bernafas spontan,dan memiliki
ransangan batuk/muntah.
b. Breathing
Teknik menjaga jalan nafas adalah sebagai berikut :
1. Tanda objek meliputi look,listen dan feel.
2. Pengeloaan mendapatkan oksigenisasi sel dengan cara membrikan
oksigen dan ventilasi cukup.
c. Circulation
Meliputi jantung ,pembuluh darah, dan darah
1. Frekuensi denyut jantung
2. Tekanan darah
Sistolik turun apabila kehilangan 30% volume nadi
3. Denyut nadi
Arteri karotis medial arteri musculosternocleidomarstoideus.
Resusitasi jantung paru perlu diingat bila penderita henti nafasbelum tentu henting jantung
akan tetapi bila penderita henti jantung secara otomatis mengalami henti nafas.
Berikut adalah tata cara penolongan CPR :
1. Cek respon
Carilah tanda-tanda sirkulasi bergerak,bersuara,bernafas dengan cara menepuk
dengan cukup kuat bahu/dadakorban sambil memanggil korban
2. Cek respon
Bila tidak ada respon dari nafas (nafas tidak normal) mulai kompresi dada
3. Kompresi dada
Tekan cepat dan kuat (minimal 100x/menit) minimal dalamnya 5 cm
a. Penderita pada posisi terlentang dengan alas yang keras
b. Penolong berlutut disamping penderita sejajar dengan thoraks atau
dada penderita.
c. Penolong harus menekan pada pertengahan bagian bawah sternum (2-3
jari di atas px),diantara puting susu untuk laki-laki dan perempuan
ditengah sternum.
d. Letakkan satu tumit tangan diatas sternum dan tangan kedua diatasnya
e. Tekan sternum 4-5 cm,kompresi tidak boleh berhenti lebih 10 detik.
f. Evaluasi, nadi akan hentikan RJP
Kompresi dada akan dihentikan bila
 Petugas kelelahan
 Penderita telah diserahkaan pada yang ahli
 Nadi teraba dan nafas spontan
 Penderita telah dinyatakan meninggal oleh yang berwenang

4. Nafas bantuan
Buka jalan nafas dengan cara nenengadah kepala.
Penolong awan tidak terlatih tidak dianjurkan mengecek nadi dianjurkan kompresi
tanpa kombinasi bantuan napas karna kombinasi kompresi dan ventilasi dapat
membingungkan penolong awam . Pengecekkan nadi pada petugas non medis
sebaiknya tidak perlu dilakukan cek arteri carotis,lakukan saja kompresi tanpa tanpa
ventilasi. Sedangkan untuk petugas medis asli cek arteri carotis (max10s),lalu
langsung kompresi 30x ventilasi 2x. Dengan 2 penolong berganti tiap 5 siklus dan cek
pulsasi tiap 2 menit. Lakukan kompresi 100x/menit. Jika tidak sadar maka panggil
bantuan minta seseorang untuk mengambil AED(bila tersedia) kemudian segera
lakukan langkah langkah BHD ...CAB buka jalan nafas.
Berikut ini merupakan rantai survival restitusi jantung dan paru
 Memanggil bantuan medis
 Melakukan resusitasi jantung paru
 Defibrilasi (dengan alat kejut jantung)
 Pertolongan hidup lanjut
Daftar pustaka
https://www.slideshare.net/haleluya123/konsep-pertolongan-pasien-gawat-darurat-bhd-by-
maria-haryanti-butarbutar

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pengabdian_dir/09b5c1cf7ba2db097e75d1a8bb
79d4df.pdf

Anda mungkin juga menyukai