Anda di halaman 1dari 24

THE WISCONSIN KVP TEST

CASSETE

Trisna Budiwati, S.Si


TUJUAN PENGUJIAN

Mengetahui apakah generator


menghasilkan kVp sebagaimana yang
di’set / diatur pada control panel
LATAR BELAKANG
Setting kV sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas
radiograf. Ketidaksesuaian dikarenakan → kondisi instrumen
internal pesawat sinar-X :
•Efisiensi transformer, yaitu daya output dari transformator
dibanding daya input pada transformator setiap unitnya
•Bergesernya pengatur kV secara mekanis, yaitu ada ketidaksesuaian
antara pengatur kV pada meja kontrol dengan output yang
dihasilkan karena dimungkinkan tombol pengatur kV meja kontrol
telah aus
•Kondisi tabung sinar-X yang seharusnya hampa udara, terisi udara
sehingga terjadi friksi (gesekan) yang berakibat energi foton akan
berkurang.
• Voltase tabung sinar-X mempunyai efek yang
signifikan terhadap kontras gambar, densitas
optik dan juga dosisi radiasi kepada pasien.
• Oleh karena itu pemilihan kV pada meja
kontrol seharusnya memproduksi out kVp
dengan tingkat energi radiasi sinar-X yang
proposional.
• Kejadian tidak proposionalnya energi sinar-X
yang keluar dengan setting kVp pada kontol
merupakan indikasi ketidakakuratan nilai kVp.
• Variasi perbedaan setting kVp dengan kualitas
berkas sinar-X masih diperkenankan s.d ± 4
kVp dari nilai sesungguhnya
Pengujian
terhadap akurasi
kVp dapat
dilakukan dengan
alat ” Wisconsin
test cassete ”
KARAKTERISTIK KASET WISCONSIN:
• Kaset khusus yang digunakan dalam pengujian
ini berukuran 20 x 25, 4 cm
• Berisi copper step wedges, lead mask, single
screen dengan dilapisi optical atenuator untuk
5 area kVp.
• Kaset model 105 A, lima area tersebut
mempunyai rentang 50 s/d 150 kVp.
PERSIAPAN ALAT

• Pesawat sinar-X
• Wisconsin Cassete Test
• Densitometer
• Film 18 x 24 cm
• 2 lembar lempeng Pb
PROSEDUR
• Loading film ke dalam kaset wisconsin
• Letakkan kaset wisconsin diatas meja
pemeriksaan memanjang searah dengan
anoda katoda
• Letakkan kolom yang akan diuji dipertengahan
lapangan sinar-X
• Atur SID 100 cm
• Atur jarum LV tepat pada posisinya
• Lakukan eksposi secara bertahap dari lima area,
bila eksposi untuk area pertama, maka pada area
kedua s/d kelima harus ditutup dengan lempeng
Pb (untuk mengurangi radiasi hambur) dan
seterusnya
• Atur kV (misal 60), dan mAs untuk menghasilkan
densitas mendekati 1
• Waktu ekspose harus diatur untuk masing-masing
ekspose, sedangkan mA di set sama pada masing-
masing ekspose
• Gunakan faktor eksposi ada tiap-tiap kolom sebagai
berikut :

Daerah Setting kVp mAs Pesawat mAs Pesawat


kaset 1 phase 3 phase

50 – 70 60 370 225
70 – 90 80 120 75
90 – 110 100 60 45
110 – 130 120 45 30
130 – 150 140 35 20

• Atur nilai mAs untuk dapat menghasilkan


densitas mendekati I
• Bila ekspose telah dilakukan pada kelima area,
lakukan processing film, setelah film dikeringkan

• Catat densitas, pada bagian kolom referensi


usahakan densitas berkisar 1,0
EVALUASI
a. Setelah dicuci akan terlihat gambar berupa bulatan sebanyak 5
pasang.
b. Masing-masing daerah kVp (pasangan) terdiri dari 2 kolom spots
(bulatan-bulatan), yaitu kolom reference dan kolom step.
**Kolom kanan merupakan kolom referensi yang akan
menghasilkan densitas dengan nilai yang hampir sama satu sama
lain.
**Kolom lainnya (kiri) berupa gradasi densitas
• Cari densitas yang sama (match) antara dua kolom (reference
dan step) pada masing-masing region. Hal ini harus dilakukan
pengukuran densitas dengan menggunakan densitometer
Jika kesamaan secara pasti tidak ditemukan, contoh seperti
ini:
Step No Optical Density Optical Density
of Step of Reference

5 1,40 1,15

6 1,10 1,15

maka rata-rata harus ditentukan dengan cara berikut :

Match step = A + K (A) – R (AB)


K (A) – K (B)
• dimana
R ( A)  R ( B )
R ( AB) 
2

Keterangan:
A → step 5
B → step 6
R adalah Optical Density pada kolom reference
K adalah Optical Density pada kolom step.
• Contoh perhitungan:
1,5  1,5
R ( AB)   1,15
2
1,40  1,15 0,25
• Macth step : 5
1,40  1,10
 5
0,30
 5,38
CONTOH RADIOGRAF
Contoh Hasil Densitas pada 50 -70 kV
Step Densitas Step Densitas Referensi
1 1,01 0,56
2 0,89 0,56
3 0,77 0,56
4 0,71 0,56
5 0,63 0,56
6 0,58 0,56
7 0,52 0,56
8 0,49 0,56
9 0.45 0,56
10 0,42 0,56
Pengukuran Step pada densitas step 6 dan step 7

R (AB) = R ( A)  R ( B )
2
K ( A)  R( AB)
Match step = A
K ( A)  K ( B)

= 6  0,58  0,56
0,58  0,52
= 6  0,02
0,06

= 6 + 0,33 = 6,33
• Jika densitas match telah ditentukan untuk tiap-
tiap region, cocokkan dengan lembar/chart
kalibrasi untuk menentukan keluaran kVp
• Lembar/chart kalibrasi memiliki 2 garis diagonal,
satu untuk pesawat single dan satunya untuk
three phase
• Gunakan gambar tersebut untuk menentukan
step yang cocok (match) untuk masing-masing
sumbu kVp pada sumbu vertical, kemudian baca
kVp pada sumbu horizontal, kVp harus sama
dengan yang diatur pada pesawat
• kVp hasil pengukuran harus dalam rentang ± 5
kVp atau 5%

Anda mungkin juga menyukai