KETOASIDOSIS DIABETIK
Disusun oleh:
Pembimbing:
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Ilmu Penyakit Dalam. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi
kepada semua pihak, rekan sejawat, dan terutama dr. Risna Rajab,
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat membuka diri
referat ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Stambuk : 11120212077
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
2.1. Definisi...........................................................................................3
2.2. Epidemiologi..................................................................................3
2.3. Etiologi...........................................................................................4
2.4. Patofisologi....................................................................................8
2.6. Diagnosis.....................................................................................11
2.7. Tatalaksana.................................................................................13
2.8. Prognosis.....................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................24
BAB I
iii
PENDAHULUAN
masing-masing.1
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
melitus (IDDM/ DM tipe 1) dan yang tidak patuh terapi insulin (DM
2.2. Epidemiologi
v
adalah diabetes tipe 2, penyakit penyerta dan pencetus KAD sering
dari 13% menjadi 80%. Remaja dengan DMT2 juga hadir dengan
diabetes mellitus pada anak-anak <5 tahun dan pada orang yang
atau social.4
2.3. Etiologi
vi
atau perangkat injeksi yang salah. Kebanyakan kasus terjadi pada
medis]. Lebih dari 40% dari kasus dapat diterima kembali dalam
muncul pada hingga 30% kasus baru diabetes tipe 1, tetapi ini
vii
Kejadian koroner/vaskular akut.6
2.4. Patofisiologi
untuk sumber energi, sel-sel tubuh tetap masih lapar dan terus
viii
hiperketonemia. Jika lingkaran setan tersebut tidak diinterupsi
buruk.
cukup untuk
menekan lipolisis.1,4
ix
2.5. Gejala Klinis
x
ketoasidosis. Studi menunjukkan bahwa untuk pasien dengan
xi
sebagai faktor pencetus mungkin tidak mengalami demam. Ini
2.6. Diagnosis
xii
hanya sedikit meningkat (<13,9 mmol/l (250 mg/dl)) — suatu
anion gap tinggi pada 46% orang (14-55 tahun) mengaku untuk
xiii
biokimia yang diamati pada DKA. Hiperkloremik asidosis
xiv
merekomendasikan pengukuran langsung -hidroksibutirat dari
xv
kelamin, BMI, etnis dan Charlson Skor Indeks Komorbiditas
2.7. Tatalaksana
Oksigenasi/ventilasi
Terapi insulin
xvi
beragam maka tidak semua kasus KAD harus dirawat di ICU,
atau satu sampai satu setengah liter pada jam pertama. Tindak
1) Insulin
xvii
intravena yang diberikan sekitar 0,1-1,15 unit/jam, maka
2) Kalium
3) Bikarbonat
xviii
koreksi bikarbonat tidak direkomendasikan diberikan
4) Fosfat
xix
insulin intravena dosis rendah, maka Langkah
xx
intravena dilakukan 2 jam setelah suntikan subkutan
rendah.1,9,10,11
2.8. Prognosis
xxi
penyerta berat yang datang pada fase lanjut. Kematian
penyakit penyerta.1
BAB III
KESIMPULAN
xxii
terutama saat parah. Identifikasi pencetus penyebab dengan riwayat
xxiii
DAFTAR PUSTAKA
1. Tri Juli Edi Tarigan. Ketoasidosis Diabetik: Buku Ajar Ilmu Penyakit
2020;12(1):36–43.
2017;96(12):776–83.
xxiv
9. Ketan K. Dhatariya. The management of diabetic ketoacidosis in
2021;389(10075):1238–52.
Elsevier. 2021;79(4):365–79.
xxv