Anda di halaman 1dari 12

CPR :

Assalamualaikum wr. Wb.


Perkenalan nama : nama saya dokter….. Pak ini dengan bapak siapa (untuk mengecheck apakah
kesadarannya baik atau tidak)
Apabila ada tanda-tanda dimana pasien mengalami cardiac arrest (tidak terabanya nadi carotis).
1. Atur posisi pasien, dan ditelentangkan ditempat yang datar, keras, dan aman.
2. Segera minta bantuan dengan berteriak tanpa meninggalkan pasien
3. Membuka jalan nafas dengan head tilt, chin lift, atau bisa jaw thrust tapi pilihan terakhir

4. Periksa apakanh pasien bernafas atau tidak dengan look listen feel selama 5 detik
5. coba meraba nadi karotis (apabila tidak terababa, ada tanda cardiac arrest)
6. Lakukan RJP dengan 30 X kompresi dada. Minta asisten yang lain memegang ambubag
7. Tangan diletakkan di pertengahan sternum 4 jari diatas proc. Xiphoideus, tangan
dominan diatas dan menggengam tangan yang lain

8. Luruskamn tangan jangan ditekuk. Tekan kedalam 4-5 cm kedalam tiap kompresi. Yang
turun adalah bahunya
9. Gunakan hitungan (1,2,3,4,1--1,2,3,4,2--1,2,3,4,3--1,2,3,4,4, --1,2,3,4,5 –1,2,3,4,6)
disela-sela dengan 2 kali pompa ambubag.
10. Lakukan selama kurang lebih 7-8 kali siklus untuk 2 penolong/5 siklus untuk 1 penolong
11. Setelah itu evaluasi nadi karotis pasien, apabila belum lanjutkan 30x pijat jantung dan 2
kali pompa ambubag.
12. Jika nadi sudah teraba, periksa pernapasan (look, listen dan feel)
13. Monitor nadi dan tanda-tanda sirkulasi dan tunggu hingga ada pertolongan lebih lanjiut,
miringkan pasien ke kiri kalau sudah bisa bernafas
14. Kemudian bisa dimonitor pasang EKG...
AIRWAY MANAGEMENT
Assalamualaikum wr. Wb.

Perkenalan nama : nama saya dokter….. Pak ini dengan bapak siapa (untuk mengecheck apakah
kesadarannya baik atau tidak)  ditepuk2 pundaknya, rangsang nyeri menggunakan kuku 
menjawab airway breathing paten. Kalau tidak ada obstruksi.
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Pengkajian Jalan Nafas / Airway Assessment
Pengkajian airway dilakukan bersama-sama dengan breathing menggunakan teknik L
(look), L (listen) dan F (feel) yang dilakukan dalam satu gerakan dalam tempo waktu yang
singkat.
LOOK:  gerakkan dada, cuping hidung, dan sela iga
Lihat apakah pasien agitasi/gelisah, mengalami penurunan kesadaran, atau sianosis.
Lihat juga apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. Periksa adanya
deformitas maksilofasial, trauma leher trakea, dan debris jalan nafas seperti darah,
muntahan, dan gigi yang tanggal.

LISTEN:  suara nafas, suara tambahan


Dengarkan suara nafas abnormal, seperti:
 Snoring, akibat sumbatan sebagian jalan napas setinggi faring
 Gargling, (suara berkumur) menunjukkan adanya cairan/ benda asing
 Stridor, dapat terjadi akibat sumbatan sebagian jalan napas jalan napas setinggi
larings (Stridor inspirasi) atau setinggi trakea (stridor ekspirasi)
 Hoarseness, akibat sumbatan sebagian jalan napas setinggi faring
 Afoni, pada pasien sadar merupakan petanda buruk, pasien yang membutuhkan
napas pendek untuk bicara menandakan telah terjadi gagal napas
FEEL:  Udara nafas keluar hidung mulut
Gunakan sarung tangan bersih, atau steril jika terdapat luka.
 Rasakan aliran udara dari mulut/ hidung
 Palpasi posisi trakea terutama pada pasien trauma. Palpasi trakea untuk menentukan
apakah terjadi deviasi dari midline.
 Palpasi apakah ada krepitasi

Pertimbangkan kemungkinan mengalami difficult airway atau jalan nafas sulit saat intubasi,
seperti dagu yang kecil, pertumbuhan gigi yang menonjol, kegemukan, facial hair,
kehamilan.

B. Pengelolaan Jalan Nafas / Airway Management


Basic airway maintenance techniques:
1. Posisikan pasien dalam posisi terlentang, berada pada permukaan yang rata/keras, datar
dan kering. Perhatikan cervical spine stabilisation (stabilisasi/proteksi servikal-spine)
dan in-line immobilisation (imobilisasi satu garis/sejajar dengan sumbu tubuh)
2. Buka jalan napas pasien dengan manuver head tilt-chin lift atau jaw thrust.
3. Obstruksi hipofaring oleh lidah dan jaringan lunak pada pasien tidak sadar dapat
ditangani dengan manuver chin lift atau jaw thrust.
Cara Membuka Jalan Nafas
Cara melakukan tehnik Head Tilt, Chin Lift
 Letakkan tangan pada dahi pasien
 Tekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan telapak tangan penolong
 Letakkan ujung jari tangan lainnya dibawah bagian ujung tulang rahang
pasien
 Tengadahkan kepala dan tahan/tekan dahi pasien secara bersamaan sampai
kepala pasien pada posisi ekstensi.
Cara melakukan tehnik Jaw Thrust Manuver
 Letakkan kedua siku penolong sejajar dengan posisi pasien
 Kedua tangan memegang sisi kepala pasien
 Penolong memegang kedua sisi rahang
 Kedua tangan penolong menggerakkan rahang ke posisi depan secara
perlahan
 Pertahankan posisi mulut pasien terbuka

Gambar 1: Teknik Head Tilt-Chin Lift Gambar 2: Teknik Jaw Thrust

4. Periksa mulut pasien untuk melihat bilamana tampak benda asing.


Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross
Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan
menekan gigi atas dan bawah.
Cara melakukan tehnik cross finger:
1) Silangkan ibu jari dan telunjuk penolong
2) Letakkan ibu jari pada gigi seri bawah pasien dan jari telunjuk pada gigi seri atas
3) Lakukan gerakan seperti menggunting untuk membuka mulut pasien.
4) Periksa mulut setelah terbuka apakah ada cairan, benda asing yang menyumbat
jalan nafas.

5. Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan
pembersihan manual dengan sapuan jari (finger sweep).
6. Lakukan suction pada jalan nafas untuk menghilangkan darah, muntahan, atau debris.
7. Ikuti teknik dasar menjaga jalan nafas di atas, kaji kembali jalan nafas.
8. Jika dalam pengkajian ulang jalan nafas, obstruksi masih ditemukan dan/atau pasien
tetap tidak sadar, gunakan oropharyngeal atau nasopharyngeal airway untuk
memperoleh dan/atau mempertahankan kepatenan jalan nafas. Insersi nasopharyngeal
airway merupakan kontraindikasi pada pasien dengan suspek fraktur basis cranii.

Lepas sarung tangan dan cuci tangan.

Breathing (DIEVALUASI)
 Ada Nafas? Normal/distress  beri nafas buatan +O2
 Ada luka dada terbuka  Luka etmbus atau luka dada yang menghisap tutup
luka tersebut, sehelai plastic tipis diplester 3 sisinya
 Ada tension pneumothoraks atau tidak  gerak thoraks sisi sakit tertinggal
(suara hipersonor)
 Ada flail chest ataau tidak
 Ada hemothoraks atau tidak
 Ada emfisema sub kutis
INTUBASI
Assalamualaikum wr.wb. perkenalakna nama saya dokter kenan, disini saya akan melakukan
tindaka ….. karena adanya indikasi airwaynya bermasalah…
Dilihat dulu apakah ada suara tambahan, snoring (lakukana head tilt, chin lift, jaw thrus
meneuver), gurgling (suction). Apabila tidak adekuat kita lakukana :
A. Nasofaring
Indikasi : Trauma mulut, trismus, pasien sadar atau tidak
Kontra indikasi : Fraktur basis kranii

 Cuci tangan terlebih dahulu dan gunakan handscoon


 Posisi kepala netral
 Pipa nasopharyngeal di berikan lubrikan terlebih dahulu
 Pasang alatnya dengan sisi yang tajam mengarah kebagian lateral tepatnya pada cuping
hidung
 Fiksasi alat nasofaringnya menggunakan peniti.

B. Oropharingeal airway
Indikasi : ventilasi sebelum ett, kegagalan intubasi ett, pasien tidak sadar, keadaan darurat
Kontraindikasi : pasien sadar atau setengah sadar (risiko muntah atau regurgitasi), tidak untuk
GCS> 8
 Cuci tangan terlebih dahulu dan handscon
 Posisiskan berbaring
 Memilih ukuran yang pas dengan pasien (jarak dari sudut mulut ke kanalis auditivus
eksterna pasien
 Buka mulut pasien dengam menggunakan Teknik chin lift
 Guedel dimasukkan ke mulut secara terbalik, bagian yang cekung mengarah ke
palatum, masukkan hingga mencapai palatum mole
 Alat diputar 180derajat
 Pastikan alat telah terpasang dengan benar dan kita evaluasi status pernapasannya

C. Bag mask ventilation


Menggunakan sungkup dan ambubag

 Dokter berdiri disuperior pasien


 Tentukan ukuran masker sesuai ukuran mulut
 Jari jempol dan jari telunjuk mengfiksasi masker, 3 jari lainnya berada dibagian bawah
dagu  posisis diekstensoikan. Tanga 1nya mempompa ambubag
 Biasanya dihubungkan dengan mayo
D. Non breathing mask

 Selang kita hubungkan ke tebaung oksigen hingga reservoirnya penuh


 Setelah itu pasang masker oksigen dengan bagian lancip mengarah keatas.
 Amati apakah oksigen sudah masuk atau tidak
E. Laryngeotracheal Mask Airway

Indikasi : pada pasien yang dibius atau pada pasien yang puasa
Kontraindikasi : bukan untuk pasien trauma atau pasien baru selesai makan

Alat biasanya dicoba dulu dengan dipompa kemudian dikempeskan lagi

Lipat alat tersebut dan berikan pelumas gel yang dapat larut dengan air

Masukkan secara perlahan ke dalam mulut dengan memasukkan dibelakan lidah
menggunakan jari telunjuk dan meneka ke palatum hingga terasa adanya hambatan
 Pompa alat tersebut menggunakan spuit agar mask mengembang dan udara bisa masuk,
dan diseuaikan dengan ukuran maskernya
F. Intubasi
Indikasi : pasien henti jantung, pasien sadar, ventilasi tidak adekuat, dan proteksi jalan nafas
pada pasien tidak sadar
Kontraindikasi : beberapa keadaan trauma tidak memungkinkan intubasi dan trauma servikal
dikarenakan sulit
 Periksa alat-alat yang akan digunaka : Laringoskop, ETT, Stetoskop, spuit, ambubag,
masker oksigen, plester, gunting dan stilet, alat suction, jell

 Menggunakan APD
 Informed consnta pada keluarga
 Pastikan jalan nafas terbuka, oksigenasi dan ventilasi, tersedianya jalur iv dan monitor
 Lihat apakah papasien menggunakan gigi palsu atau tidak  lepaskan
 Siapkan pipa ett (disesuaikan dgn jari kelingking, laki2 biasanya ukuran 7,5 – 8,
perempuan ukuran 7- 7,5.) . bisa juga dibuat kaku dengan menggunakan stilet yang
ujungnya melebihin Panjang ET. DIcheck juga ETTnya mengembang atau tidak dan
dikempeskan lagi
 Siapkan bantal tipis,
 Bisa diberikan sprai analgesic, preoksigenasi, sedasi, analgesia dan pelumpuh otot
 Dokter berdiri di kepala pasien, kita nyalakan lampu laringoskop, pegang laringoskop
dengan ibu jari dan ketiga jari tangan kiri mengarahkan daun laringoskop kesisi
berlawanan dengan penolong, dan pegang kepala dengan tangana kanan
 Masukkan daun laringoskop anatar palatum dan lidah, lidah disingkirkan ke kiri dan
masukkan hingga menuju pangkal lidah, angkat hingga terlihat pangkal lidah, 2 jari
tangan kanan menekan bagian tenggorokan.
 Masukkan pipa ETT dengan cara, mengoleskan jelly ke ETT masukka melewati
sebelah kanan mulut dan dimasukka pada saat pita suata terbuka dan didorng hingga
pita suara masuk ke karina.
 Angkat stylet dengan perlahan apabila menggunakan stilet dan angkat juga laringoskop
sambil tetap memegang pipa ETT
 Pompa ETT untuk memfiksasi dibagian karinanya
 Dengarkan menggunakan stetoskop pada 4 sisi kanan, kiris, atas dan bawah(sama atau
tidak dll
 Setelah itu bisa dilakukan fiksasi pipa ETT dengan menggunaka hipafic dari samping
baru muter supaya terfiksasi dengan baik
HEIMLICH MANEUVER
Assalamualaikum wr. Wb. Perkenalakan nama saya dokter kenan, apakah bapak tersedak
1. Tanyakan “Apakah Anda tersedak?
2. Penolong menawarkan bantuan: “Saya dapat membantu Anda. Ikuti instruksi saya!”
3. Berdiri dibelakang korban

4. Baca
5. Minta pasien untuk batuk secara kuat

6. Periksa benda asing, bila tidak keluar lakukan :


 heimlich maneuver (pada pasien kurus)
 chest thrust (pada pasien ibu hamil atau gemuk)
7. Minta pasien membuka kedua tungkainya selebar bahu
8. Letakkan satu tungkai diantara kedua tungkai korban
9. Pasien Kurus
Letakkan sisi ibu jari kepalan tangan ke perut dipertengahan antara processus xhypoideus
dan umbilicus (heimlich maneuver)

Pasien Ibu Hamil atau gemuk


Letakkan sisi ibu jari kepalan tangan ke perut di pertengahan sternum (chest thrust)
10. Genggam kepalan tangan dengan
tangan yang lain, minta
korban membungkuk
dan tangan di renggangkan

11. Berikan hentakan kedalam dan keatas sebanyak 5 kali. (heimlich maneuver)

Atau
Berikan hentakan kedalam sebanyak 5 kali (chest thrust)

12. Periksa bilamana ada benda asing keluar atau tidak


13. Bila benda asing BELUM keluar, lakukan lagi hentakan
14. Bila benda asing SUDAH keluar, evaluasi nadi dan tanda-tanda sirkulasi
15. Bila akhirnya pasien tidak sadar/pingsan, maka segera telentangkan pasien di tempat yang
datar, aman, keras dan segera lakukan kompresi dada 30 kali hingga benda asing keluar.
16. Segera panggil bantuan setelah pertolongan pertama dilakukan selama 1 menit

Anda mungkin juga menyukai