Anda di halaman 1dari 42

• Tindakan untuk menjamin pertukaran udara

secara normal. Agar pasien tidak jatuh


kedalam kondisi hipoksia.
• Ada 2 cara yaitu dengan alat dan tanpa alat.
Diagnosis adanya gangguan jalan nafas
dilakukan dengan cara :

•L = Look : Lihat
•L = Listen : Dengar
•F = Feel : Rasa
• Look : Melihat gerakan nafas/
pengembangan dada dan adanya
retraksi sela iga
• Listen : Mendengar aliran udara
pernafasan
• Feel : Merasakan adanya aliran udara
pernafasan
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS TANPA ALAT

• Membuka jalan nafas, dilakukan dengan cara :

 Head-tilt (dorong kepala ke belakang)


 Chin-lift manouver (Mengangkat dagu)
 Jaw-thrust (Mengangkat sudut rahang
bawah)
• Pasien tidak sadar : posisi kepala Flexi
HEAD TILT
• Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh
pangkal lidah, suara nafas pasien tidak bersih,
terdengar suara nafas tambahan seperti
“Ngorok” (snoring)
• Cara : Letakkan 1 telapak tangan didahi pasien
dan tekan kebawah, sehingga kepala menjadi
tengadah dan penyanggah lidah tegang
sehingga lidah terangkat kedepan.
Head Tilt
CHIN LIFT

• Dilakukan dengan maksud mengangkat otot


pangkal lidah kedepan.
• Cara : Gunakan jari tengah dan jari telunjuk
untuk memegang tulang dagu pasien,
kemudian angkat dan dorong tulangnya
kedepan
CHIN LIFT
JAW THRUST
• Jika tindakan Head Tilt dan Chin lift tidak bisa
membuka jalan nafas dengan sempurna maka
dapat dilakuakan Jaw thrust
• Cara : Dorong sudut rahang kiri dan kanan
kearah depan sehingga barisan gigi bawah
berada didepan barisan gigi atas. Atau
gunakan ibu jari kedalam mulut dan bersama
dengan jari-jari lain tarik dagu kedepan.
JAW THRUST
Catatan :

• Pada pasien yang diduga mengalami patah


tulang leher, maka tindakan yang dilakukan
adalah modifikasi Jaw Thrust dan fiksasi leher.
• Pada pasien dengan dugaan Cidera leher dan
kepala, maka hanya dilakukan Jaw-thrust
dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.
MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS
• Finger Sweep (Sapuan Jari)
Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena
adanya benda asing dalam rongga mulut bagian
belakang (Hipofaring).
Cara : Miringkan kepala pasien, kemudain buka
mulut dengan Jaw Thrust. Gunakan 2 jari
(telunjuk dan tengah) yang bersih atau dibungkus
kassa atau gunakan sarung tangan, kemudian
membersihkan mengorek benda asing di mulut.
• Cross Finger • Finger Sweep

• Finger Sweep
MENGATASI SUMBATAN JALAN NAFAS PARSIAL
A. BACK BLOW

• Dilakukan pada pasien sadar yang mengalami


sumbatan jalan nafas parsial.
Cara :
Bantu / tahan penderita dlm keadaan berdiri
atau badan agak condong kedepan dengan
merangkulnya dari belakang.
Lakukan hentakan mendadak dan keras pada
titik silang tulang belikat & garis punggung
tulang belakang.
TERSEDAK

BACK BLOW
B. ABDOMINAL THRUST
Cara :
Rangkul korban dari belakang dengan kedua
lengan dengan mengepalkan kedua tangan,
lakukan hentakan pada uluhati.

• Ulangi hingga jalan nafas bebas. Hentikan


tindakan bila penderita tidak sadar. Segera
Panggil bantuan dan lakukan RJP.
ABDOMINAL THRUST
C. BACK BLOWS PADA BAYI
• Bayi masih sadar :
1. Bila penderita dapat batuk keras, observasi
ketat.
2. Bila nafas tidak efektif/ berhenti
Lakukan hentakan keras-mendadak pada
punggung penderita, dititik silang garis
antar belikat dengan tulang punggung.
Lakukan 5 kali hentakan pada punggung, 2 jari tangan membuka mulut bayi
D. CHEST TRUST
• Usaha untuk membebaskan jalan nafas dari
sumbatan parsial oleh karena benda padat. Untuk
bayi, anak, orang gemuk dan wanita hamil.
Cara :
1. Pada penderita sadar :
Anak > 5 thn : Lakukan chest thrust 5x
Tekan tulang dada dengan jari kedua dan ketiga
kira-kira satu jari dibawah garis imajinasi antar
puting susu.
Chest Thrust pada bayi
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
MENGGUNAKAN ALAT.
• Dilakukan bila pengelolaan tanpa alat (secara
manual) tidak berhasil.
Alat – Alat yang digunakan antara lain :

1. Pipa orofaring (Oropharingeal Tube)


Tehnik pemasangan :
a. Buka mulut pasien (chin lift atau cross
finger)
b. Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya.
- Bersihkan dan basahi agar licin
- Arahkan lengkungan menghadap langit-langit
mulut (Palatal)
- Masukkan separo, kemudian putar
lengkungan menghadap ke lidah.
- Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat
c. Yakinkan lidah sudah tertopang pipa
orofaring. Kemudian lakukan Look, Listen,
Feel
Pipa Orofaring / Oro Pharingeal Tube / Oro
Pharingeal Airway (OPA), Mayo, Guedel
Tehnik
Pemasangan
2. Pipa Nasofaring ( Nasopharygeal Tube)
Tehnik Pemasangan :
a. Nilai lubang hidung, septum nasi dan
ukuran pipa.
b. Pakai sarung tangan
c. Beri jelly pada pipa
d. Hati-hati dengan kelengkungan tube yang
menghadap arah depan, ujungnya
diarahkan kearah telinga
e. Dorong pelan2 hingga seluruhnya masuk.
Pipa Nasofaring
Tehnik
Pemasangan
3. Endotracheal Tube (ETT)

a. Peralatan yang diperlukan dalam pemasangan


Endotracheal Tube :
1. Pipa oro/nasofaring
2. Suction
3. Kanula dan masker Oksigen
4. Ambu Bag
5. Pipa endotracheal sesuai ukuran beserta stylet
6. Pelumas (Jelly)
7. Forcep Magill
8. Laringoscope
9. Obat-Obatan IV
10. Stetoskop
11. Handscoen
12. Plester dan gunting
13. Bantal kecil
Endo Tracheal Tube / ETT
Peralatan Intubasi
Intubasi Endotracheal
Tekhnik Pemasangan ETT (INTUBASI)

1. Sebelum intubasi berikan oksigen, pastikan jalan


nafas terbuka dan hati-hati pada cedera leher
2. Siapkan ETT, periksa balon (Cuff), siapkan stylet
dan beri pelumas (Jelly)
3. Siapkan Laringoskop (pasang blade pada handle)
4. Pasang laringoskop dengan tangan kiri,
masukkan ujung Blade kesisi kanan mulut
pasien, kemudian geser lidah ke arah kiri.
5. Tekan tulang rawan Krikoid (untuk mencegah
aspirasi) – Sellick Manouvre
Tekhnik Pemasangan ETT (INTUBASI)
6. Lakukan traksi sesuai sumbu pangjang
Laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir)
7. Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap lendir/
cairan terlebih dahulu.
8. Jika pita suara terlihat arahkan ETT dan
masukkan
9. Keluarkan stylet kemdian kembangkan balon
(cuff) ETT
Tekhnik Pemasangan ETT (INTUBASI)
10. Pasang pipa orofaring (Mayo. Guedel sesuai
ukuran)
11. Periksa ETT apakah masuk dengan tepat dan
benar (Auskultasi suara nafas dengan
stetoskop pada daerah dada kiri dan kanan)
12. Hubungkan dengan Ambu Bag atau sumber
Oksigen
13. Fiksasi ETT dengan plester.
Intubasi Endotracheal
PERALATAN LAIN YANG PENTING

1. SUCTION (PENGHISAP)
Untuk membersihkan jalan nafas karena
benda Cair (Lendir, darah )
2. FORCEP (PENJEPIT)
Untuk mengambil benda asing pada jalan
nafas.

Anda mungkin juga menyukai