No Prosedur Rasional
1 Mengkaji bahaya/lingkungan sekitar Lingkungan yang tidak aman akan
membahayakan penolong dan
korban
2 Mengkaji respon anak dengan cara Menentukan kesadaran korban
menepuk bagian pundak anak sambil apakah memang tidak sadar atau
memanggil dengan suara yang keras sadar.
"Anak apakah kamu dapat mendengar
saya?"
untuk infant dapat dilakukan dengan
menjentikkan bagian bawah kaki
2 Minta pertolongan untuk mengaktifkan Pertolongan yang diberikan akan
keadaan emergency lebih cepat.
3 Posisikan anak dengan posisi yang paling Memberikan ruang dan posisi untu
nyaman, berikan permukaan alas yang adanya udara dan jalan napas serta,
keras dan rata. Jika tidak diduga adanya menfasilitasi adanya aliran darah
cedera, bantu memposisikan kepala lebih ke otak.
rendah dari kaki
4 Periksa napas dan nadi tidak lebih dari 10 Mengetahui kondisi klien apakah
detik memerlukan resusitasi. Nadi
Pada infant dilakukan di nadi brakialis brakial pada bayi lebih mudah
Pada anak dilakukan di nadi karotis dipalpasi. Sedangkan pada anak,
Bayi biasanya bernafas secara berkala, nadi yang paling mudah dipalpasi
jadi perubahan pola pernapasan normal. yaitu nadi karotis
5 Jika nadi teraba namun napas tidak ada, Tanpa bernapas, anak tidak akan
segera buka jalan napas dan berikan napas mendapatkan oksigen yang cukup
(rescue breathing) dalam tubuh dan jantung akan
40-60x/menit untuk infant berhenti
12-20x/menit untuk anak (>1tahun)
Buka jalan napas:
a. Head tilt chin lift : dilakukan pada
pasien yang tidak mengalami
cedera servikal
b. Jaw trust : dilakukan pada pasien yang
diduga mengalami cedera servikal
Referensi
AHA. (2018). What is CPR?. Diakses dari
https://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/AboutCPRFirstAid/WhatIsCPR
/UCM_499896_What-is-CPR.jsp pada tanggal 4 April 2018.
American Heart Association. (2015). Highlight of the 2015 American Heart
Association: Guidelines update for CPR and ECC.
Bowden, V. R., & Greenberg, S. C. (2008). Pediatric Nursing Procedures.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
B. Pemberian Oksigen
1. Definisi
Tindakan keperawatan memberi oksigen ke dalam paru melalui saluran napas
dengan menggunakan alat bantu oksigen. pemberian oksigen pada pasien dapat
melalui tiga cara melalui kanal, nasal, dan masker (Hidayat, 2007)
2. Tujuan
Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadi hipoksia serta memenuhi
tujuan terapi sebagai berikut:
o Klien menunjukkan status respirasi: ventilasi
o Mencapai respiratory rate dalam batas normal (maksimal 24/min)
o Memperlihatkan perasaan bernafas yang lebih baik
o Mencegah faktor penyebab atau memanajemen masalah tersebut
o Tidak ada tarikan dinding dada
3. Indikasi (Canberra Hospital, 2015; WHO, 2016)
o Dalam situasi akut atau darurat di mana hipoksemia dicurigai atau anak
menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan
o Untuk mengobati hipoksemia sebagaimana ditentukan oleh analisis gas
darah atau oksimeter denyut
o Jika diindikasikan, selama dan setelah pembiusan anestetik / prosedural
o Perawatan paliatif
o mengalami sianosis sentral, atau
o tidak bisa minum (disebabkan oleh gangguan respiratorik).
o tarikan dinding dada bagian bawah yang dalam
o frekuensi napas 70 kali/menit atau lebih
o merintih pada setiap kali bernapas (pada bayi muda)
o anggukan kepala (head nodding).
4. Masalah Keperawatan
o Ketidakefektifan pola nafas
o Gangguan pertukaran gas
5. Alat dan bahan
- tabung oksigen - bengkong
- flow meter - Aquades
- humidifier - Gunting
- kateter nasal, kanula, atau - Jam
masker - Plester 2 buah
- vaselin - 2 kom dengan berisikan
- sarung tangan NaCl 0.9%
No Tindakan Rasional
1 Pengkajian Menjaga keamanan
1. Cek instruksi dokter dengan memastikan
2. Kaji dengan segera status respirasi pasien, status respirasi,
3. Identifikasi jenis terapi oksigen yang
dan jenis terapi dengan
diberikan (Nasal Kanul/Masker)
benar
2 Persiapan Mencegah infeksi dan
1. Cuci tangan menyiapkan alat
2. Persiapkan alat-alat yang digunakan yang dibutuhkan
3. Jelaskan prosedur
4. cek flow meter dan humidifier
3 Pemasangan Nasal - menggunakan
- Pilih ukuran nasal yang sesuai (neonatal, ukuran yang
bayi, pediatrik dan dewasa tersedia di sesuai dengan
CHHS). ukuran anak
- Sambungkan flow meter dengan oksigen. sehingga nyaman
- Bersihkan sekresi dari jika perlu. (bila
dan pas
kotor, minta pasien untuk membersihkan,
bila pasien tidak sadar, bersihkan lubang - merangkai alat
hidung dengan lidi waten yang telah - Oral hygiene dan
dilembabkan dengan cairan NaCl 0,9%) memastikan
- Sambungkan kanul dengan alat bahwa hidung
tidak ada
pelembap/humidifier sumbatan
- Aktifkan Oksigen - Melembabkan
- Masukan ujung kanul ke dalam kom yang oksigen
berisi air untuk memastikan apakah oksigen - Menghidupkan
telah mengalir dengan baik (ada gelembung oksigen
udara dalam air) - Memastikan
oksigen mengalir
- Atur posisi anak dengan cara menempatkan dengan baik dan
anak diatas pangkuan semi fowler atau pada tempat yang
setengah duduk atau tiduran.
tepat
- Menjaga
- Tempatkan cengkeraman hidung di atas
kenyamanan anak
kepala anak dan masukkan dengan perlahan
- Memasang alat
ke dalam hidung dengan arah sedikit ke arah
dengan tepat
posterior. - Memfiksasi agar
- Jika pasien tidak menoleransi keberadaan
alat tidak lepas
nasal dan membutuhkan pengamanan, - Memberikan
gunakan pembalut hidrokoloid pada bayi aliran sesuai
atau pipi anak kecil, sesuaikan ujung hidung dengan indikasi
- Hubungkan pipa hidung prong ke flow - Apresiasi anak
meter dan atur aliran seperti yang sehingga membina
diperintahkan atau diindikasikan secara hubungan dan
klinis meminimalisir
- Puji anak atas kerjasamanya
trauma
- lepaskan sarung tangan
- catat pemberian dan lakukan observasi
o periksa integritas saluran hidung
dan kulit yang berdekatan dengan
selang nasal prongs, nasal berada
pada posisi yang sesuai pada
nares, dan tubing tidak
terhalangi. dengan berbelit-belit
atau memutar.
- cuci tangan
Referensi
Hidayat, A.A.A.A. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta:EGC.
Moorhead, S., Johson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). Fifth Edition. United Kingdom: Elsevier Inc
Canberra Hospital. (2015). Canberra Hospital and Health Services Clinical
Guideline. Diakses di
http://www.health.act.gov.au/sites/default/files//new_policy_and_plan/Oxygen
%20Therapy%20and%20or%20Non-Invasive%20Ventilation
%20Paediatrics.docx pada tangga; 4 Maret 2018.
WHO. (2016). Oxygen Theraphy for Children. Diakses di
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/204584/9789241549554_eng.pdf;
jsessionid=38637015ADEFB1D29F7A9422414C1533?sequence=1 pada tanggal
4 April 2018.