Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : M. Ja’far Numairi, S. Kep Tanggal : Juli 2020


NPM : 1814901110121 Ruang : IGD Rumah Sakit
Islam Banjarmasin

1. Identitias klien : Tn. R 73 Tahun


2. Diagnosa medis : Anemia Grafis
3. Tindakan keperawatan : Resusitasi Jantung Paru
4. Diagnosa Keperawatan : Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
kelelahan, penurunan ekspansi paru.
5. Data : Tn. R, 73 tahun, datang ke ruang IGD dengan keluhan sesak nafas,
pusing, lemas, tidak bisa tidur dan batuk kering, TD: 90/60, N: 89x/menit, T:
36,5ºc, RR : 36x/menit.
6. Resusitasi
Aktivitas-aktivitas :
 Evaluasi ketiadaan respon untuk menentukan tindakan yang cepat
 Panggil bantuan jika tidak ada pernapasan atau tidak ada respon
 Lakukan RJP yang memfokuskan pada kompresi dada pada pasien
 Mulai 30 kompresi dada dengan laju dan kedalaman yang spesifik dan
menghindari ventilasi berlebih
 Berikan dua pernafasan buatan setelah pemberian 30 kompresi dada
komplit
 Monitor respon pasien setelah usaha resusitasi
 Sediakan obat sesuai kebutuhan
Prinsip-prinsip tindakan dan rasional

No Prinsip Tindakan Rasional


1 Periksa Kesadaran Penderita Mengetahui status
         Menepuk bahu/ menggoyangkan badan kesadaran pasien
penderita
         Jika belum merespon, panggil dengan
suara keras
         Jika tidak merespon berikan rangsangan
nyeri
2 Call For Help Meminta bantuan segera
         Berteriak minta tolong dengan orang untuk meminimalkan
sekitar angka keparahan saat kita
         Aktifkan EMS (Emergency Medical menghadapi situasi kritis
Service) dengan menelpon 911 atau
Panggilan petugas kesehatan terdekat
         Saat menghubungi petugas kesehatan,
informasikan tentang kejadian, jarak
terdekat menuju kejadian, nama tempat
kejadian, lantai, kamar, dengan lengkap
         Jelaskan nama anda yang menghubungi,
apa yang terjadi, jumlah korban, kondisi
korban, dan pertolongan yang sudah
diberikan.

3 Atur Posisi Korban Mempermudah kita dalam


         Posisi baring telentang (agar efektif melakukan pemeriksaan
dalam melakukan pemeriksaan napas dan tanda-tanda vital
nadi
         Baringkan ditempat datar dan  keras

4 Ekstensikan Kepala Korban Membuka jalan nafas


         Tehnik mengangkat dengan cara 1 korban
tangan di dahi korban dan tangan lainnya
di bawah dagu korban

5 Periksa Mulut Korban Mencega terjadinya ada


         Kaji adanya benda asing/ material sumbatan nafas yang
muntahan dimulut korban. Jika terlihat disebakan oleh benda
ambil benda asing tersebut. Pengambilan asing
material cair dengan kain, pengambilan
material padat dengan jari

6 Periksa Napas Mengetahui apakah terjadi


         Lihat dada penderita apakah  normal abnormal dinding dada &
(normalnya turun naik) suara tambahan saat
         Dengar suara napas dengan merasakan bernafas
hembusan napas di pipi

7 Beri 2x napas buatan Memaksimalkan


         Pencet hidung korban, lingkari mulut pemberian O2 saat terjadi
korban dengan mulut anda secara ketat keadaan kritis
         Hembuskan napas pelan dan dalam 
sampai melihat dada penderita naik
         Batas waktu antara napas kedua 1,5
detik

8 Periksa nadi korban Mengetahui tanda-tanda


         Pada orang dewasa terletak di arteri vital pasien, dan untuk
karotis (leher) melanjutkan tindakan
         Angkat dagu seperti tahap 4, tekan dan  selanjutnnya
rasakan nadi carotis, tahan 5-10 detik
         Jika nadi ADA dan napas TIDAK ADA,
beri napas buatan sebanyak 10-12x/menit
         Jika nadi dan napas TIDAK ADA,
mulai gunakan KOMPRESI DADA

9 Kompresi Dada Memaksimalkan kerja


         Tekan teratur pada dinding dada. pompa jantung untuk
Diharapkan darah akan mengalir ke mengaliri ke organ tubuh
organ vital dan organ vital masih tetap terutama di otak agar sel
berfungsi hingga EMS datang tidak mengalami banyak
         Lokasi penekanan pada area, dua jari di kematian.
atas proxesus xifoideus.
         Penekanan dilakukan dengan
menggunakan pangkal telapak tangan.
Dengan posisi satu tangan diatas tangan
yang lain.
         Tekanan pada tulang dada dilakukan
sedemikian rupa sehingga masuk 4-6 cm
(pada orang dewasa).
         Jaga lengan penolong agar tetap lurus,
sehingga yang menekan adalah bahu
(atau lebih tepat tubuh bagian atas) dan
bukan tangan atau siku
         Pastikan tekanan lurus ke bawah pada
tulang dada karena jika tidak, tubuh
dapat tergelincir dan tekanan untuk
mendorong akan hilang
         Gunakan berat badan saat kita berikan
tekanan
         Dorongan yang terlalu besar akan
mematahkan tulang dada
         Waktu untuk menekan dan waktu untuk
melepas harus sama waktunya
         Berikan kompresi 30x dengan kecepatan
100-120x/menit
         Setiap 30 kali kompresi harus
dikombinasikan dengan napas buatan
10 Kordinasikan Antara Kompresi dengan napas Konsentrasi udara
buatan inspirasi dari udara kamar
         Setiap akhir 30x kompresi diselingi sekitar 21%, konsumsi
dengan 1-1,5 detik napas buatan oksigen tubuh sekitar 5%,
         Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali sehingga udara ekspirasi
napas buatan diulang selama 5 kali siklus sekitar 16%, oleh karena
baru lakukan evaluasi nadi(tahap ke-8) iitu walaupun bantuan
         Lanjutkan resusitasi hingga petugas nafas menggunakan udara
kesehatan datang ekspirasi, namun masih
memberikan konsentrasi
oksigen tiga kali lipat
kebutuhan konsumsi
oksigen.

7 Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


 Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan
untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja
kembali.
 Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan
ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)

8 Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya


Bahaya : Fraktur iga dan sternum sering terjadi, fraktur mungkin terjadi bila
posisi tangan salah
Cara pencegahannya :
Lakukan RJP dengan posisi letak ujung telapak tangan di kunci dengan
telapak tangan yang lain di tulang dada (sternum) bisa sejajar/segaris antara
putting payudara atau 3 jari diatas tulang muda di bawah sternum (prosessus
xypoid),
letakkan kedua bahu anda sejajar dan lakukan kompresi jantung.
9 Analisa Sintesa

Sesak nafas

Penurunan Tingkat Kesadaran

Gangguan Ventilasi Spontan

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

10. Evaluasi
 Setelah dilakukan tindakan RJP, monitor EKG pasien masih menunjukan
keterangan Asistole, dan reaksi pupil terhadap cahaya negatif. Maknanya
:Klien dinyatakan mati biologis saat sel otak mengalami kematian, bila
terjadi henti nafas dan henti jantung tidak dapat mendistribusikan darah
yang mengandung oksigen, kemungkinan kerusakan yang irreversibel
terjadi dalam 4-6 menit dan otak memulai kematian dalam 10 menit
Banjarmasin, Juli 2020
Ners Muda,

(M. Ja’far Numairi, S.Kep)

Preseptor Klinik,

( )

Anda mungkin juga menyukai