Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

(Direct Observation Procedural Skill)

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gawat


Darurat dan Kritis Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Raihana

NIM:
11194692110117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN (DOPS)

Nama : Raihana
Tanggal : 06 Juni 2022
NIM : 11194692110117
Ruangan : Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin Banjarmasin
1. Nama pasien : Tn. R
2. Diagnosa medis : CKD + HF
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan : Resusitasi jantung paru (RJP)
4. Diagnosa keperawatan yang muncul : Penurunan Curah Jantung
5. Data :
Seorang laki-laki umur 59 tahun, diantar ke IGD karena mengalami sesak
nafas dan penurunan kesadaran post hemodialisa. Hasil pengkajian; tampak
pernafasan gasping, frekuensi napas 50 x/menit, SPO2 92%, Frekuensi nadi
38x/menit, nadi teraba lemah, akral teraba dingin, CRT >3detik dan tekanan
darah 150/90 mmhg. Beberapa menit kemudin klien mengalami henti
jantung.

6. Prinsip – prinsip tindakan dan rasional :


No Prinsip Tindakan Rasional
1 Periksa Kesadaran Penderita Mengetahui status
 Menepuk bahu/ menggoyangkan kesadaran pasien
badan penderita
 Jika belum merespon, panggil
dengan suara keras
 Jika tidak merespon berikan
rangsangan nyeri

2 Call For Help Meminta bantuan segera


 Berteriak minta tolong dengan orang untuk meminimalkan angka
sekitar keparahan saat kita
 Aktifkan EMS (Emergency Medical menghadapi situasi kritis
Service) dengan menelpon 911 atau
Panggilan petugas kesehatan
terdekat
 Saat menghubungi petugas
kesehatan, informasikan tentang
kejadian, jarak terdekat menuju
kejadian, nama tempat kejadian,
lantai, kamar, dengan lengkap
 Jelaskan nama anda yang
menghubungi, apa yang terjadi,
jumlah korban, kondisi korban, dan
pertolongan yang sudah diberikan.
3 Atur Posisi Korban Mempermudah kita dalam
 Posisi baring telentang (agar efektif melakukan pemeriksaan
dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
napas dan nadi
 Baringkan ditempat datar dan  keras
4 Ekstensikan Kepala Korban Membuka jalan nafas
 Tehnik mengangkat dengan cara 1 korban
tangan di dahi korban dan tangan
lainnya di bawah dagu korban
5 Periksa Mulut Korban Mencega terjadinya ada
 Kaji adanya benda asing/ material sumbatan nafas yang
muntahan dimulut korban. Jika disebakan oleh benda asing
terlihat ambil benda asing tersebut.
Pengambilan material cair dengan
kain, pengambilan material padat
dengan jari
6 Periksa Napas Mengetahui apakah terjadi
 Lihat dada penderita apakah  normal abnormal dinding dada &
(normalnya turun naik) suara tambahan saat
 Dengar suara napas dengan bernafas
merasakan hembusan napas di pipi
7 Beri 2x napas buatan Memaksimalkan pemberian
 Pencet hidung korban, lingkari mulut O2 saat terjadi keadaan
korban dengan mulut anda secara kritis
ketat
 Hembuskan napas pelan dan dalam 
sampai melihat dada penderita naik
 Batas waktu antara napas kedua 1,5
detik
8 Periksa nadi korban Mengetahui tanda-tanda
 Pada orang dewasa terletak di arteri vital pasien, dan untuk
karotis (leher) melanjutkan tindakan
 Angkat dagu seperti tahap 4, tekan selanjutnnya
dan  rasakan nadi carotis, tahan 5-10
detik
 Jika nadi ADA dan napas TIDAK
ADA, beri napas buatan sebanyak
10-12x/menit
 Jika nadi dan napas TIDAK ADA,
mulai gunakan KOMPRESI DADA
9 Kompresi Dada Memaksimalkan kerja
 Tekan teratur pada dinding dada. pompa jantung untuk
Diharapkan darah akan mengalir ke mengaliri ke organ tubuh
organ vital dan organ vital masih terutama di otak agar sel
tetap berfungsi hingga EMS datang tidak mengalami banyak
 Lokasi penekanan pada area, dua kematian.
jari di atas proxesus xifoideus.
 Penekanan dilakukan dengan
menggunakan pangkal telapak
tangan. Dengan posisi satu tangan
diatas tangan yang lain.
 Tekanan pada tulang dada dilakukan
sedemikian rupa sehingga masuk 4-6
cm (pada orang dewasa).
 Jaga lengan penolong agar tetap
lurus, sehingga yang menekan
adalah bahu (atau lebih tepat tubuh
bagian atas) dan bukan tangan atau
siku
 Pastikan tekanan lurus ke bawah
pada tulang dada karena jika tidak,
tubuh dapat tergelincir dan tekanan
untuk mendorong akan hilang
 Gunakan berat badan saat kita
berikan tekanan
 Dorongan yang terlalu besar akan
mematahkan tulang dada
 Waktu untuk menekan dan waktu
untuk melepas harus sama waktunya
 Berikan kompresi 30x dengan
kecepatan 100-120x/menit
 Setiap 30 kali kompresi harus
dikombinasikan dengan napas
buatan
10 Kordinasikan Antara Kompresi dengan napas Konsentrasi udara inspirasi
buatan dari udara kamar sekitar
 Setiap akhir 30x kompresi diselingi 21%, konsumsi oksigen
dengan 1-1,5 detik napas buatan tubuh sekitar 5%, sehingga
 Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 udara ekspirasi sekitar 16%,
kali napas buatan diulang selama 5 oleh karena iitu walaupun
kali siklus baru lakukan evaluasi bantuan nafas
nadi(tahap ke-8) menggunakan udara
ekspirasi, namun masih
memberikan konsentrasi
oksigen tiga kali lipat
kebutuhan konsumsi
oksigen.

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan


a. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali.
b. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
c. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan
ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)

8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara


pencegahannya:
Bahayanya : Terlalu kuat saat melakukan kompresi dada.
Pencegahan : Lebih berhati-hati dan mengatur kedalaman tekanan atau
kompresi tangan masuk 4 - 6 cm ke dada klien.
Kontra indikasi :
 Fraktur Kosta, trauma thorax
 Pneumothorax, Emphysema berat
 Cardiac tamponade
 Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit

9. Analisa DOPS
CKD + HF

Penurunan Curah Jantung

Penurunan Tingkat Kesadaran

Henti Jantung

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

10. Evaluasi (hasil didapat dan maknanya)


Hasil : Setelah dilakukan tindakan RJP, monitor EKG pasien tidak
menunjukkan tanda-tanda perbaikan, respieratory arres, cardiag arrest
Maknanya : Klien dinyatakan meninggal dunia.

Banjarmasin, Juni 2022

Ners Muda,
Raihana, S.Kep
NIM. 11194692110117

Menyetujui,

Preseptor Klinik (PK) Program Studi Profesi Ners

RSUD Ulin Banjarmasin Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia

Preseptor Akademik (PA)

H. M. Fadli, S. Kep., Ns Bagus Rahmat Santoso, Ns., M.Kep

NIP. 196706101990031022 NIK. 1166042009021

Anda mungkin juga menyukai