Anda di halaman 1dari 20

RESUME KEPERAWATAN DAN PROTOKOL KEMOTERAPI

PADA TN. B DENGAN LIMFOMA NON HODGKIN


KEMOTERAPI KE-5 DI RUANG EDELWEIS
RSUD ULIN BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Ahmad Habibi, S.Kep
NIM: 11194692210130

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Resume Keperawatan Limfoma Non Hodgkin Pada Tn. B


NAMA MAHASISWA : Ahmad Habibi, S.Kep
NIM : 11194692210130

Banjarmasin, November 2022

Menyetujui,

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Indra Budi, S.Kep.,Ns.,M.Kep M. Sobirin Mochtar, Ns.,M.Kep


NIP. 19800703 199903 1 001 NIK. 1166052018124
RESUME KEPERAWATAN PROFESI NERS
RUANG KEMOTERAPI

A. Identitas Klien
1. Nama : Tn.B
2. Umur : 51 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Tukang Bangunan
5. Alamat : Padat Raya, Palangkaraya
6. Status Perkawinan : Kawin
7. Agama : Islam
8. Suku/Bangsa : Batak
9. Nomor Rekam Medik : 01-50-XX-XX
10. Tanggal Masuk RS : 24 November 2022
11. Tanggal Pengkajian : 24 November 2022
12. Dx. Medis/ Stadium : Limfoma Non Hodgkin
13. Kemoterapi Ke- : Kemoterapi ke-5

B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sulit berbicara
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit RSUD Ulin Banjarmasin,
pada saat awal-awal dirasakan gejala kelainan yaitu rasa nyeri pada
tenggorokan dan susah untuk menelan makanan, pada awalnya pasien
mengabaikan penyakitnya namun lama kelamaan gejala tidak kunjung
menghilang hingga akhirnya pasien pergi berobat di RSUD Doris Sylvanus
Palangkaraya ± 10 bulan yang lalu. Namun setelah beberapa kali berobat
pasien mengatakan tidak kunjung sembuh dan gejalanya bertambah parah
hingga terdapat beberapa benjolan di area sekitar leher sampai ke kepala.
Setelah merasa tidak ada perbaikan ± 5 bulan yang lalu pasien pergi berobat
ke rumah sakit Sari Mulia, kemudian dari rumah sakit Sari Mulia merujuk
pasien ke RSUD Ulin karena dicurigai pasien mengalami tumor ataupun
bahkan kanker. Lalu setelah itu pasien pergi kerumah sakit RSUD Ulin dan di
diagnosa medis menderita Limfoma Non Hodgik dan dianjurkan untuk
menjalani kemoterapi sebanyak 6x.
D. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi :
Keadaan umum : Pasien tampak lemas, pasien tampak berkeringat
Kepala dan Leher : tampak distribusi rambut merata, tampak mata tidak
anemis, wajah dan leher tampak normal, tampak saliva meningkat
Abdomen : abdomen kuadran kiri dan kanan tampak simetris, tampak
tidak ada jaringan parut dan lesi, tampak ada bekas luka post operasi
pada abdomen dextra
 Palpasi :
CRT < 3 detik, turgor kulit baik, teraba kulit pasien berkeringat, pada
abdomen tidak teraba pembesaran pada abdomen dextra dan sinistra,
terdapat nyeri tekan pada adomen dextra bawah
 Perkusi :
Abdomen : pada abdomen bagian dextra terdengar pekak dan pada
abdomen bagian sinistra terdengar timpani
 Auskultasi :
Dada : Vesikuler dan S1-S2 pada jantung
Abdomen : Terdengar peristaltic usus 18x/mnt
E. Keadaan Umum
1. Tingkat Kesadaran/ GCS :
Composmentis / GCS: E4 V5 M6
E : Membuka mata spontan
M : Respon bergerak spontan
V : Suara jelas
2. TTV :
Tekanan Darah = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Temp = 36,50C
3. Antropometri :
BB : 53 (sebelum sakit)
BB : 46 kg (sakit)
TB : 165 cm
IMT : BB = 46 kg = 46 kg = 16,9 (Kurus)
(TB2) (1652) (27,2)
Ket:
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17.0 – 18.4
Normal Normal 18.5 – 25.0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25.1 – 27.0
Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat >27.0

Kebutuhan Nutrisi :
SMRS : Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makan 3 kali
sehari/porsi dan sering minum
MRS : pasien mengatakan sering mual dan merasa ingin muntah kadang merasa
asam didalam mulut pasien, pasien juga mengatakan sering meludah, pasien
juga mengatakan tidak nafsu makan, kadang makan ½ porsi 1 kali sehari
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Laboratorium Klinik
Tanggal pemeriksaan : 06 November 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

Hemoglobin 10.6* 14.0-18.0 g/dl

Lekosit 12.7* 4.0-10.5 Ribu/ul

Eritrosit 4.19 4.10-6.00 Juta/ul

Hematocrit 33.1* 42.0-52.0 %

Trombosit 431 150-450 Ribu/ul

RDW-CV 14.8* 12.1-14.0 %

MCV 80.9 75.0-96.0 Fl

MCH 25.3* 28.0-32.0 Pg

MCHC 31.3* 33.0-37.0 %

GDS 73 <200.00 Mg/dl

Total Protein 5.4* 6.0-7.8 g/dL


Hasil Pemeriksaan 06 November 2021
PEMERIKSAAN NILAI
HASIL SATUAN METODA
RUJUKAN

HATI DAN
PANKREAS

Albumin 2.3 3.5-5.2 g/dl BCG

Globulin 1.9* 2.2-2.6 g/dL Kalkulasi

SGOT 31 5-34 U/L NADH (TANPA P-5’-P)

SGPT 11 0-55 U/L NADH (TANPA P-5’-P)

GINJAL

Ureum 24 0-50 mg/dl UREASE

Kreatinin 0.80 0.72-1.25 Meq/L Kinetik Alkanine Picrate

IMUNO-
SEROLOGI

REPRODUKSI

HCG <1.20* <2.00 mIU/ml

PETANDA
TUMOR

AFP 1.47 0.89-8.78 Ng/mL ELFA

2. Hasil Laboratorium Patologi Anatomi


Tanggal pemeriksaan: 19 Juni 2021
- Keterangan klinik : Suspek Carcinoma Testis
- Kesimpulan: Semimoma
3. Rontgen
Tanggal Pemeriksaan: 03 November 2021
Kesimpulan :
- Tak tampak metastasis Intrapulmonal
- Tak tampak cardiomegaly

4. USG
Tanggal pemeriksaan: 02 November 2021
Kesimpulan :
- Hydronefrosis ringan ginjal kanan, DJ stent terpasang baik
- Pembasaran lymphe node paraaorta
- Liver/GB/Pancreas/Splean/Ginjal kiri/Buli/Prostat saat ini tak tampak
kelainan
5. X-ray Foto Abdomen
Tanggal pemeriksaan: 09 September 2021
Kesimpulan :
- Suspek Hepatomegali
- Terpasang DJ stent dextra, in situ
G. Farmakologi
Obat Dosis Indikasi Efek samping
NaCl 0,9% 20 tpm (500 ml)  Menggantikan cairan tubuh yang  Bengkak pada kaki/tangan
hilang, menjaga tubuh agar tetap  Sakit kepala
terhidrasi  mual
Ranitidin 50 mg (1x1)  Gastritis  Sakit kepala
 Radang saluran pencernaan  Diare
 Luka lambung  Mual muntah
 Demam
 Bengkak/tidak buang air kecil
Ondancentron 4 mg/8 mg (2 x1)  Mengobati mual dan muntah akibat  Sakit kepala
efek samping pengobatan  Lelah dan lemah
kemoterapi  Meriang
 mengantuk
Dexamethasone 5mg (1x3)  mengobati gatal  sakit perut
 peradangan  sakit kepala
 nafsu makan meningkat
Bleomcyin 30 IU  menangani karsinoma sel  mual dan muntah
 menangani skuamosa, limfoma, atau  rambut rontok
efusi pleura buat kanker  hilang nafsu makan atau berat badan
turun
 sariawan
 demam
 gatal
Etoposide 140 mg  mengobati kanker testis  mual atau muntah
 mengobati kanker paru-paru jenis  hilang nafsu makan
small cell lung cancer (SCLC)  pusing atau lelah
 diare
 rambut rontok
Cisplatin 30 mg/m2  mengobati kanker ovarium  mual atau muntah
 mengobati kanker testis dan  nafsu makan menurun
kandung kemih  diare
 hilang kemampuan indra pengecap
 rambut rontok
H. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data Subjektif: Efek Agen Nausea (D.0076)
1. Pasien mengatakan merasa Farmakologis
mual (Pengobatan
2. Pasien mengatakan sering Kemoterapi)
merasa ingin muntah
3. Pasien mengatakan pada mulut
sering merasa asam
4. Pasien mengatakan nafsu
makan menurun
Data objektif:
5. tampak pasien berkeringat
(Diaforesis)
6. pasien tampak sering meludah
dan mengelap mulut pasien
(saliva meningkat)
2. Faktor Resiko Risiko Syok
 Kemoterapi pertama pasien Anafilaksis
 efek samping pemberian obat (D.0039)
kemoterapi
1. Bleomcyin
2. Etoposide
3. Cisplatin

I. Prioritas masalah
1. Nausea b.d efek agen farmakologis (kemoterapi) (D.0076)
2. Risiko Syok Anafilaksis (D.0039)
J. Intervensi Keperawatan
No SDKI SIKI SLKI

1 Nausea b.d efek agen Tingkat Nausea Manajemen Mual


Setelah dilakukan asuhan Observasi
farmakologis (kemoterapi)
keperawatan selama 1x 8 jam
(D.0076) tingkat menurun dengan kriteria 1. Identifikasi pengalaman mual
hasil: 2. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis: nafsu
1. Nafsu makan meningkat (5) makan, aktivitas, kinerja, tanggungjawab peran, dan tidur)
2. Keluhan mual menurun (5) 3. Identifikasi faktor penyebab mual
3. Perasaan ingin muntah menurun 4. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan tingkat keparahan
(5) 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori.
4. Perasaan asam dimulut
menurun (5) Terapeutik
5. Wajah pucat membaik (5)
Takikardia membaik (5) 1. Kendalikan faktor penyebab mual
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

Edukasi

1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup


2. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

2 Risiko Syok Anafilaksis Tingkat syok (L.03032) Pencegahan syok (I.02068)


(D.0039) Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 1x8 jam
diharapkan Tingkat syok Menurun 1. Monitor status oksigenasi
dengan kriteria hasil: 2. Status cairan
Terapeutik:
1. kekuatan nadi dari 3 (sedang)
menjadi 1 (menurun) 1. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
2. Akral dingin dari 3 (sedang) 2. Pasang jalur IV
menjadi 5 (menurun) Edukasi:
3. Pucat dari 3 (sedang) menjadi 5
(menurun) 1. Jelaskan penyebab/factor risiko syok
4. Tekanan darah sistolik dan 2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
diastolik dari 3 (sedang) menjadi 5 3. Anjurkan melapor jika menemukan/ merasakan tanda dan gejala
(membaik) awal syok
5. Frekuensi nadi dari 3 (sedang) Kolaborasi:
menjadi 5 (membaik)
1. Kolaborasi pemberian iv line
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi
K. Implementasi Keperawatan
No Hari / Tanggal No. Implementasi Keperawatan Paraf
Diagnosa perawat

1 Manajemen Mual
1 Jumat, 18
November 2021 Observasi

1. Mengidentifikasi pengalaman mual


(pasien mengatakan sering merasa mual dan merasa asam pada mulut pasien)
2. Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
(nafsu makan pasien menurun)
3. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
(pengobatan kemoterapi)
4. Memonitor mual
(pasien mengatakan sering merasa mual hampir kurang lebih 10x)
Terapeutik

1. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik


(pasien diberikan diet protein rendah (Diet PR))
Edukasi

1. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup


(pasien mengatakan mulai tidur pada malam hari pukul 21.00 WITA dan bangun pada pukul
06.00 WITA)
2. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
(pasien diberikan diet protein rendah (Diet PR))
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(pasien mengerti dengan teknik peralihan seperti meminum air hangat yang cukup yang
diajarkan perawat)
Kolaborasi

1. Berkolaborasi pemberian antiemetik


(pasien telah diberikan obat ondansentron 2x1 (4mg))

2 Pencegahan syok
2 Jumat, 18
November 2021
Observasi:

1. Memonitor status oksigenasi


(hasil pengkajian : Frekuensi nafas : 20x/mnt, SPO2 : 96% tanpa bantuan alat oksigen
2. Memonitor Status cairan
(pasien terpasang cairan Infus Kcl)
Terapeutik:

1. Memasang jalur IV
(pasien terpasang infus pada tangan sebelah kanan)
Edukasi:

1. Menjelaskan penyebab/faktor risiko syok


(pasien tampak paham dengan penjelasan perawat tentang penyebab risiko syok yang dapat
terjadi dikarenakan pengaruh efek samping obat yang diberikan)
2. Menjelaskan tanda dan gejala awal syok
(Pasien tampak paham dengan tanda dan gejala awal terjadinya syok )
3. Menganjurkan melapor jika menemukan/ merasakan tanda dan gejala awal syok
(pasien dan keluarga pasien tampak memahami penjelasan dari peawat untuk melapora ke
perawat apabila menemukan tanda dan gejala awal syok)
L. Evaluasi
No Hari / Tanggal Pukul Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan (SOAPIE) perawat
1 12.00
1 S:
Jumat, 18
November 2021
1. Pasien mengatakan merasa mual
2. Pasien mengatakan sering merasa ingin muntah
3. Pasien mengatakan pada mulut sering merasa asam
4. Pasien mengatakan nafsu makan menurun
O:
1. tampak pasien berkeringat (Diaforesis)
2. pasien tampak sering meludah dan mengelap mulut pasien (saliva
meningkat)
A : Nausea Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8 (Manajemen Mual)
2
2 Faktor Resiko
Jumat, 18 12.15
November 2021
1. Kemoterapi pertama pasien
2. efek samping pemberian obat kemoterapi
a. Bleomcyin
b. Etoposide
c. Cisplatin
A : Syok Anafilaksis tidak terjadi
P : Hentikan Intervensi
M. Discharge Planning

Perawat
Banjarmasin, November 2021

Merry Lidya
Nama :Merry Lidya
NIM : 1119462110107

PROTOKOL KEMOTERAPI PROFESI NERS


RUANG KEMOTERAPI

A. Identitas Klien
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 31Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Tukang Bangunan
5. Alamat : Palangkaraya
6. Status Perkawinan : Kawin
7. Agama : Islam
8. Suku/Bangsa : Banjar
9. Nomor Rekam Medik : xx.xx.xx
10. Tanggal Masuk RS : 15 November 2021
11. Tanggal Pengkajian : 18 November 2021
12. Dx. Medis/ Stadium :
13. Kemoterapi Ke- : Kemoterapi ke 1

B. Keluhan dan Keadaan Umum


Pasien mengatakan mual dan muntah
Keadaan Umum :
Tampak pasien lemas dan berkeringat
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
T : 36,5oC
SPO2 : 96% Tanpa alat bantu oksigen
C. Tahapan Kemoterapi
1. Pre Medikasi
a. Persiapkan alat:
a) APD (gaun, masker, topi, kecama google, sarung tangan
dan sepatu)
b) Spuit 5 cc
c) Spuit 10 cc
d) Infus set
e) Alcohol swab
f) Infus NaCl 0,9%
g) Infus KCL1 fls (6 jam)
h) Obat Ondansentron 8 mg, 1 amp
i) Obat Ranitidin 1 amp
j) Obat Dexametason 3 amp
k) Obat Primperan 1 amp
l) Obat Cisplatin 30 mg
m) Lasix 1 amp
b. Perawat keruangan pasien dan menanyakan Nama pasien,
TTL pasien dan no. rekam medis pasien untuk memastikan
pasien yang akan dikemo benar
c. Perawat menyampaikan tujuan dilakukan kemoterapi dan
meminta persetujuan pasien
d. Perawat memulai menyiapkan alat
a) Memasang APD lengkap
b) Menseting set infus + cairan NaCl 0,9%
c) Perawat memasukkan dexametason 1 amp dan injeksi
Primperan melalui injeksi intra vena, bertujuan untuk
mengurasi efek samping dari kemoterapi
2. Medikasi/ Intramedikasi
Tahap kerja:
a. Perawat memberikan infus NaCl 0.9% 500
b. Cisplatin 30 mg dalam Nacl 0,9 % 500 cc
c. Lakukan pembilasan infus NaCl 0.9% sebanyak 1 liter
d. Perawat memberikan injesksi Lasix 1 amp
3. Post Medikasi
a. Masukkan kembali obat ondansentron 1 amp ke intra vena
pasien untuk mengurasi efek dari kemoterapi
b. Bilas kembali infus NaCl 0.9% sebanyak 250 ml
c. Setelah selesai pemberian obat kemoterapi cek TTV pasien
(TD, Nadi, Respirasi, Suhu)
d. Cek juga respon pasien setelah tindakan kemoteapi (seperti
adanya reaksi alergi, mual muntah, pusing)
e. Bereskan semua alat dan lepas APD

Anda mungkin juga menyukai