Anda di halaman 1dari 44

CHRONIC KIDNEY DISEASE

Disusun oleh:
Irfan Aziz Ferdian
 
 
Pembimbing:
dr. Toton Suryotono, Sp.PD
 
 
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG
CIANJUR
2
Identitas pasien
Nama : Tn. YD

Usia : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Agama : Islam

Alamat : Cianjur

Masuk RS : 12 Agustus 2021

No. RM : 00XXXXX
ANAMNESIS
Tn. YD usia 65 tahun datang ke
RSUD Sayang Cianjur dengan
keluhan sesak 1 hari SMRS. 1
minggu SMRS pasien
mengatakan kedua kakinyua
bengkak. Pasien menderita DM
sejak 1 tahun yang lalu.
3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1 TAHUN YANG LALU 1 MINGGU YANG LALU 1 HARI SMRS


• 1 minggu SMRS pasien
Pasien 1 tahun yang lalu
mengeluh kakinya • 1 hari SMRS pasien
memiliki Riwayat DM namun membengkak.
tidak berobat dengan rutin ke mengeluh sesak, merasa
dokter hingga sekarang cepat lelah dan lemas
hingga dirawat di RSUD
Sayang Cianjur.

4
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Click icon to add picture

Pasien datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur karena


mengeluh sesak, merasa cepat lelah dan lemas. 1 minggu SMRS
pasien mengatakan bahwa kakinya membengkak. Pasien
mengatakan mempunyai DM sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan mual
(-) dan muntah (-), demam (-), buang air besar dan buang air kecil
tidak ada masalah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat DM (+) tidak terkontrol,


 Keluarga tidak ada yang mengalami
DM (-), asma (-) dan penyakit lain
keluhan serupa
(-)
 Riwayat penyakit jantung, DM,
Hipertensi, Asma dan alergi pada
keluarga disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

6
Riwayat Psikososial

 Pasien merupankan seorang


pekerja
RIWAYAT PENGOBATAN &
ALERGI  Makan teratur 3x1 hari
 Riwayat berobat ke klinik
 Riwayat konsumsi minuman
beralkohol disangkal.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

7
PEMERIKSAAN FISIK
8

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : CM

Tanda vital

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Nadi : 110x/menit

Pernafasan : 32x/menit

Suhu : 36,8oC

 
PEMERIKSAAN FISIK
9

Status Generalisata

Kepala : normocephal,

Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+) sklera ikterik

(+/+), konjungtiva anemis (-/-)

Hidung : deviasi septum (-/-), sekret (-/-)

Telinga : normotia, sekret (-/-)

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-), keluar darah dan nanah

Leher : pembesaran KGB dan tiroid (-)

 
Thorax :

10Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada simetris, retraksi dinding dada (-)

- Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang tertinggal,

vokal fremitus sama simetris bilateral.


- Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru

- Auskultasi : vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung :

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi :
o Batas atas setinggi ICS II di line parasternalis dextra
o Batas jantung kanan ICS IV Linea parasternalis dextra
o Batas jantung kiri ICS V Linea midclavicula sinistra
- Auskultasi : BJ I dan II murni regular, Murmur (-), gallops (-)

 
11
Abdomen :

- Inspeksi : Distensi abdomen (-), datar, scar (-)


- Auskultasi : Bising usus (+) normal.
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
- Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-)

 Ekstremitas atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Ekstremitas bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 8. 0 13.5-17.5 g/dL
12
Hematokrit 22. 9 42-52 %
Leukosit 32. 0 4,8-10.8 10^3/L
MERIKSAAN PENUNJANG
Eritrosit 2. 60 4,7-6,1 10^6/L
Trombosit 257 150-450 10^3/L

12/ 08/ 2021 MCV 88. 0 80-94 fl


MCH 30. 6 27-31 pg
MCHC 34. 8 33-37 %
Limfosit 1.1 26-36 %
Monosit 4. 5 4-8 %
Neutrofil 92. 7 40-70 %
Eosinofil 1.6 1-3 %
Basofil 0. 1 <1 %
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid 170 <180 mg/dL
Sewaktu
FUNGSI GINJAL
Ureum 116. 4 10-50 mg
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 7. 9 13.5-17.5 g/dL
Hematokrit 22. 5 42-52 %
Leukosit 32. 9 4,8-10.8 10^3/L
MERIKSAAN PENUNJANG
Eritrosit 2. 71 4,7-6,1 10^6/L
Trombosit 307 150-450 10^3/L
16/ 08/ 2021 MCV 82. 0 80-94 fl
MCH 29. 2 27-31 pg
MCHC 35. 3 33-37 %
Limfosit 3.0 26-36 %
Monosit 3. 6 4-8 %
Neutrofil 93. 1 40-70 %
Eosinofil 0.3 1-3 %
Basofil 0. 0 <1 %
MERIKSAAN PENUNJANG

20/ 08/ 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Fungsi Hati
SGOT 23 15-37 U/L
SGPT 11 16-63 U/L
Albumin 1.52 3.4-5.4 g/dL
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Ro Thorax
Kesan :
• Kardiomegali tanpa bendungan paru DD/ posisi

Pemeriksaan CT-Scan Kepala


Kesan :
Hidrosefalus
16 Daftar mAsalah Pasien

1. Luka pada kepla (Oxypital)


2. Hidrosefalus
3. Tekanan darah Tinggi
4. Kesadaran menurun
5. Sulit untuk berkomunikasi
6. Demam
7. Tidak bisa menelan
8. Lidah tergigit
KEBUTUHAN/PROBLEM PASIEN

17
• Hidrosefalus
Konsul dokter spesialis bedah saraf, rencan AV Shunt setelah perbaikan
KU

• Hipertensi Emergency
pemberian obat anti hipertensi perdipine 12ml/jam dosis 1 hingga
tekanan darah mencapai target <150/90, pantau tensi 2 jam sekali

• Demam
Pemberian Antipiretik hingga suhu 36,6 ℃

• Lidah tergigit hingga berdarah dan mengeluarkan nanah


Konsul dokter Spesialis Bedah Mulut

• Tidak bisa menelan hingga tidak bisa masuk makanan


Pemasangan NGT
Definisi

Menurut KDIGO tahun 2012, penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai


kelainan struktur atau fungsional ginjal, yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan
diklasifikasian berdasarkan kausa, kategori LFG, dan kategori albuminuria.
Etiologi Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2007-2008

Glomerulonefritis
kerusakan pada membran basal, mesangium,Pasien
atau juga memiliki riwayat diabetes dan riwayat
endotelium kapiler hipertensi. Kedua keadaan tersebut merupakan
faktor risiko utama terjadinya penyakit ginjal
kronik pada pasien.
Diabetes melitus
gangguan metabolisme dan hemodinamik Penelitian mencatat bahwa
35% hingga 65% dari penderita hipertensi
esensial berkembang menjadi proteinuria,
permeabilitas pembuluh darah dengan satu pertiganya berkembang menjadi
tekanan darah sistemik insufisiensi ginjal dan 6 hingga 10% meninggal
mengubah pengaturan tekanan intracapillary akibat uremia.

kerusakan dari tubulointerstitial glomerular Diabetic Kidney Disease


(DKD) akan terjadi pada 30-40% penderita
diabetes, dan sepertiga dari penderita tersebut
akan berkembang menjadi gagal ginjal.
Etiologi
Hipertensi

Ginjal polikistik
rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau
korteks maupun di medula
material yang semisolid
Kriteria Diagnosis CKD
Kriteria Kesan
Durasi > 3 bulan, berdasarkan Durasi dibutuhkan untuk membedakan CKD dengan AKI. Evaluasi
riwayat dokumentasi atau tindakan secara klinis biasanya dapat menunjukkan adanya dokumentasi dari
durasi
GFR < 60 ml/min/1.73m2 GFR merupakan indeks terbaik untuk melihat fungsi dan kelainan pada
Keluhan gangguang berkemih yang dirasa pasien sudah sejak
(GFR categories G3a-G5) ginjal
6 bulan SMRS. Keluhan kaki bengkak pada pasien dirasa
 GFR normal untuk dewasa muda sejak sekitar 125 ml/min/1.73m2, GFR <
3 bulan SMRS
15 didefinisikan sebagai gagal ginjal
 Penurunan GFR dapat dilihat dari perhitungan Serum Creatinin atau
Cystatin C, namun tidak dengan Serum Creatinin atau Cystatin C
saja
 Penurunan GFR dapat dikonfirmasi dengan mengkur GFR, jika
dibutuhkan
Kriteria Diagnosis CKD
Kriteria Kesan
Kerusakan Ginjal didefinisikan Albuminuria merupakan tanda dari kerusakan ginjal (kenaikan
sebagai abnormalitas struktural permeabilitas glomerulus) AER >30mg/24 jam kurang lebih sama dengan
atau fungsional selain kelainan pada ACR > 30mg/g (>3mg/mmol)
GFR  Normal ACR urine orang dewasa sehat adalah < 10mg/g
 
Sedimen urin dapat menandakan adanya kelainan ginjal
 Microhematuria dengan adanya kelainan morfologi sel darah merah
(anisositosis) pada kelainan GBM
 Silider sel darah merah pada glomerulonephritis poliferatif
 Silinder sel darah putih pada pyelonephritis atau interstisial
nephritis
 Oval fat bodies atau silinder lemak pada penyakit dengan
proteinuria
 Silinder granular dan sel tubulus ginjal pada banyak penyakit
parenkim ginjal
Kriteria Diagnosis CKD
Kriteria Kesan
Kerusakan Ginjal didefinisikan Kelainan Tubulus Ginjal
sebagai abnormalitas struktural  Renal tubular acidosis
atau fungsional selain kelainan pada  Nephrogenic diabetes incipidus
GFR  Fanconi syndrome
 Renal potassium wasting
 Renal sodium wasting
 Non-albumin proteinuria
 Cystinuria
Kelainan Patologis yang dideteksi dengan pemeriksaan histologi atau
pemeriksaan lainnya
 Penyakit glomerular (diabetes, autoimun disease, systemic
infections, drugs, neoplasia)
 Penyakit vaskular (atherosclerosis, hypertension, ischemia,
vasculitis, thrombotic microangiopathy)
 Penyakit tubulointerstitial (urinary tract infections, stones,
obstruction, drug toxicity)
 Cystic and congenital diseases
Kriteria Diagnosis CKD
Kriteria Kesan
Kerusakan Ginjal didefinisikan
sebagai abnormalitas struktural Kelainan structural yang menandakan kerusakan ginjal dengan
atau fungsional selain kelainan pada pencitraan
GFR  Polycystic kidney
 Dyplastic kidney
 Hydronephrosis karena obstruksi
 Kerusakan kortikal yang disebabkan oleh infarct, pyelonephritis,
atau vesicourethral reflux
 Massa ginjal atau pembesaran ginjal karena penyakit infiltrative
 Renal artery stenosis
 Ginjal kecil dan hipoechoic
Riwayat Transplantasi Ginjal
Klasifikasi Perhitungan GFR :
(140-usia) x BB / 72 x creatinine = (140 – 46) x 65 / 72 x 7.7 =
6.110 / 554,4 = 11,02 GFR
KATEGORI

Kategori GFR (ml/min/1.73 m2) Kesan


GFR

G1 ≥ 90 Normal atau tinggi

G2 60-89 Sedikit menurun*


G3a 45–59 Penurunan sedikit sampai sedang
G3b 30–44 Penurunan sedang sampai berat
G4 15–29 Penurunan berat
G5 <15 Gagal Ginjal
Klasifikasi
Kategori Albuminuria

Kategori AER ACR Kesan


(mg/mmol)
(mg/24h) (mg/g)

A1 <30 <3 <30 Normal sampai sedikit kenaikan

A2 30-300 3-30 30-300 Kenaikan sedang


A3 >300 >30 >300 Kenaikan berat
Patofisiologi
Gambaran Klinik

Kelainan saluran cerna

Kelainan kulit

Kelainan neuromuskular

Kelainan kardiovaskular
Diagnosis
1. Anamnesis,
2. Pemeriksaan Fisik,
3. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
1. Keluhan Umum : Lemah, letih, lesu, bengkak di tubuh ( terutama di ekstremitas )
2. Sistem Kulit : kering, rapuh,gatal,pucat
3. Kepala/Leher : Tampak anemis(pucat),
4. Mata : Visus menurun, mata merah
5. Kardiovaskuler : Orthopnea, DoF
6. Sist. Respirasi : Sesak nafas, nafas Kussmaul
7. Sist. GI Tract: Mual, muntah, nafsu makan menurun
8. Sist. Ginjal : Produksi urine sedikit atau bahkan tidak keluar
9. Neurologi : Delirium, melantur, gangguan ingatan dan konsentrasi, sulit tidur, nyeri
kepala, kejang, kram otot Pada pasien didapatkan keluhan lemah, edema
ekstremitas, kulit kering, anemis, mual muntah,
10.Riwayat Penyakit/ Kebiasaan produksi urine menurun.
Riwayat penyakit DM dan HT.
: DM, HT, Batu saluran kemih, Keganasan, Penyakit autoimun, minum jamu pegel linu, obat-
obat analgesik
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala/leher : Conjunctiva – Anemis
2. Thorax : gambaran Efusi pleura, edem paru (rhonki)
3. Abdomen : Bila ada batu – nyeri ketok
4. Ekstremitas : Edem
5. Tekanan Darah : Hipertensi
6. Respiratory rate : Meningkat bila pasien sesak
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• HB Laboratorium pasien :
Hb 5.5
• BUN, Serum Kreatinin Ureum 112,8
• Gula Darah Kreatinin 7,7
GDS 140
• SE : Kalium, Fosfat Kalsium
• BGA : Asidosis Metabolic
• Urine : Proteinuria
• Albumin
• Profil Lipid : hiperkolesterolemia, hiperTG. LDL
• Asam Urat
Pemeriksaan Penunjang

Foto Thorax : Efusi pleura, Edem Paru, Cardiomegaly


Foto BOF : Batu saluran kemih
USG Abdome : Batu saluran kemih, Massa, Kalsifikasi
Biopsi dan px histoPA : menentukan etiologi
Terapi Konservatif
• Peranan diet Salah satu komplikasi dari penyakit ginjal kronik yang paling
sering adalah osteodistrofi renal.
• Kebutuhan jumlah kalori atau diet ginjal
Penatalaksanaan osteodistrofi renal dilaksanakan dengan cara
mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian hormon kalsitriol.
• Kebutuhan cairan
• Periksa ureum kreatinin
Penatalaksanaan hiperfosfatemia meli-puti pembatasan asupan
• Substitusi bila ada gangguan elektrolit
fosfat, pemberian pengikat fosfat dengan tujuan
menghambat absorbsi fosfat di saluran cerna, serta dialisis.
Pemberian diet rendah fosfat sejalan dengan diet pada pasien
dengan penyakit ginjal kronik secara umum, yaitu tinggi kalori,
rendah protein dan rendah garam, karena fosfat sebagian besar
terkandung dalam daging dan produk hewan seperti susu dan
telur. Asupan fosfat dibatasi 600-800 mg/hari.
Terapi Simtomatik
• Asidosis metabolik
• Anemia
• Keluhan gastrointestinal
• Kelainan kulit
• Kelainan neuromuskular
• Hipertensi
• Kelainan sistem kardiovaskular
Terapi Pengganti Ginjal
CKD stage V
1. Hemodialisis
Indikasi elektif, yaitu Segera setelah pasien mengalami perbaikan keadaan umum,
dilakukan hemodialisis. Pengetahuan mengenai modifikasi gaya
• LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual,
hidup anoreksia,
diharapkan muntah,perburukan
dapat menekan dan astenia berat.
kondisi dan secara
tidak langsung dapat menurunkan angka mortalitas pasien dengan
• Ureum >> 200mg% CKD.
• Kalium >> 7mg%
• Kreatinin >> 8mg%
• Konservatif tidak berhasil, balance cairan, kalori cukup
• Ku jelek
• Anuri berkepanjangan
• Hipervolemi, DC, oedem paru
Terapi Pengganti Ginjal
2. Dialisis peritoneal (DP)
Indikasi medik CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)
• Orang tua (umur lebih dari 65 tahun)
• Menderita penyakit sistem kardiovaskular
• Mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis
• Kesulitan pembuatan AV shunting,
• Stroke,
• GGT (gagal ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup
• Nefropati diabetik disertai co-morbidity dan co-mortality
3. Transplantasi Ginjal
Terapi pada pasien
• Transfusi PRC 800cc Diberikan transfuse PRC untuk meningkatkan jumlah sel darah merah.
Padda pasien dengan CKD, terjadi anemia 80-90% pasien.
• Pada kasus ini pemberian Furosemide yang merupakan “Loop
Furosemide 1 x 40 mg IV atau HighCeiling Diuretic” dapat menghambat kotranspor
Na+/K+/Cl-
obat dari membrane disamping
lumen pada pars ascenden
untuk ansa
• Captopril 3x 12,5mg Pada pasien
Pemakaian
diberikan
antihipertensi,
CaCO3 yang merupakan
Henle sehingga
bermanfaat
pengikat fosfat. Pengikat
memperkecil resiko reabsorbsi Na+/K+/Cl-
kardiovaskuler, menurun.
juga sangat penting untuk
fosfat yang banyak dipakai adalah garam kalsium, aluminium hidroksida,
• CaCO₃ 3 x 1 tab Padagaram
dan
memperlambat
pasien perburukan
terdapat rasa
magnesium.
kerusakan
tidak nyaman perut,nefron
Bicnatdengan mengurangi
merupakan salah
hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.
satu antasida dimana merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam
• Bicnat 3 x 1 tab lambung untuk membentuk air dan garam, dengan demikian
menghilangkan keasaman lambung.
• Asam Folat 3 x 1 tab
Prognosis
Pencegahan
• Pengobatan hipertensi (makin rendah tekanan darah makin kecil
risiko penurunan fungsi ginjal),
• Pengendalian gula darah, lemak darah, anemia,
• Penghentian merokok,
• Peningkatan aktivitas fisik
• Pengendalian berat badan
KESIMPULAN
Chronic kidney disease (CKD) atau Gagal ginjal kronik adalah
kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan
kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika
tidak ada tanda kerusakan ginjal diagnosis penyakit ginjal kronik
ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60
ml/menit/1,73m².
Penatalaksanaan dari pasien dengan gagal ginjal meliputi terapi
konservatif , terapi simtomatik dan terdapat terapi pengganti ginjal. Pada
pasien yang menjalani dialisis kronik akan mempunyai angka kesakitan
dan kematian yang tinggi. Maka dari itu, upaya pencegahan terhadap
penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan pada stadium dini
penyakit ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA
•  Sherwood, Lauralee. Sistem Kemih. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG ; 2006. p. 463 – 503.
• Arthur C. Guyton, M.D. Textbook of Medical Physiology Eleventh edition. Elsevier publisher :
New York ; 2006. pg. 1368-1375
• Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease.
KDIGO 2012. January 2013 ; 3:1
• Sudoyo, A. W dkk. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V.
Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI ; 2009. p. 1035 – 1040
• Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation, classification and
stratification, New York National Kidney Foundation, 2002.
• Silbernagl, S dan Lang, F. Gagal Ginjal kronis. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007. p. 110 – 115.

Anda mungkin juga menyukai